BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

triangel..

1679111217

Comments

  • Dyllou ada hubungan dg keanu? Wow nahan rasa dari kecil? Its so amazing. Jadi tatapan ke sidarren karna dia merasa wajib melindungi dari hal2 yang akan ngebuat dareen terluka karena adik iparnya?
  • Peluk dyllo puk puk puk * dyllo sama darren aja yak :* *dilempar
  • keanu dyllou dan darren tiga saudara yg sama2 suka cowok. waw. bakal makin seru nih sepertinya.
    gw tunggu lanjutannya.
    gak nyangka aja ternyata dyllou punya hubungan sama keanu
  • Tepat dugaan q ternyata keanu yg dicintai dyllou,,,

    Aq yakin anak callista bukan anak keanu,,,keanu dijebak.

    Dyllou sering memandang darren karna darren mirip keanu.

    Udah agak banyak sih updatenya tapi tetep aja aq merasa kurang,,hahaha
    *maruk*
  • Tepat dugaan q ternyata keanu yg dicintai dyllou,,,

    Aq yakin anak callista bukan anak keanu,,,keanu dijebak.

    Dyllou sering memandang darren karna darren mirip keanu.

    Udah agak banyak sih updatenya tapi tetep aja aq merasa kurang,,hahaha
    *maruk*
  • Satu lagi,,, keanu kecil manis sekali,,, udh nunjukin kecemburuan sejak umur 5th. "Dyllou tidak boleh main selain denganku,,,dyllou milikku" hahaha
    Bukankah itu manis sekali,,,
  • sebenarnya yang hamil itu pacarnya siapa Keanu atau Dyllou ...?
  • lulu_75 wrote: »
    sebenarnya yang hamil itu pacarnya siapa Keanu atau Dyllou ...?

    yang hamil itu si callista dia bukan pacar keanu hanya teman tapi ya begitulah
  • Tambah rumit euy...
  • puk2 dyllou
  • Dyllou ternyata dirimu... Jiga urang
  • wah, twist nya mulai seru
  • Triangel 8...
    * * *

    Aku terus melajukan mobil ku tanpa arah, sejak pergi meninggalkan Keanu aku tidak berniat pulang kerumah karena perasaan yang masih kacau.
    Aku melihat sekeliling ku tempat ini sangat ku kenal bukan hanya karena searah dengan kantor tapi karena sekarang aku berada tepat di depan tempat yang sering aku dan Darren datangi bahkan kami termasuk pelanggan tetap, entah bagaimana aku yang tidak berniat pulang malah berada di sini, ku putuskan membawa mobil ku masuk kedalam parkiran lalu memilih duduk di salah satu tempat kosong yang menghadap ke laut, view caffe ini memang yang terbaik karena menampilkan laut lepas yang indah padahal letaknya di distrik tersibuk kota ditambah langit sore yang jingga ini tempat yang tepat untuk ku saat ini.

    "Permisi, apa ada yang ingin anda pesan", seorang pelayan cantik dengan rambut di ikat ekor kuda bernametag Paula menyapa ku bertanya apa aku ingin memesan.

    "Coklat hangat dan sepotong browniest", ucapku seramah mungkin padanya. Kulihat dia menunjukan ekspresi aneh dan entah apa maksudnya.

    "Baiklah tuan, wait a minute", dia tersenyum sebelum pergi.
    Pelayan itu pergi dan aku tetap menatap laut yang masih di terangi langit sore dan hanyut kedalamnya.

    "Ini pesanannya tuan", Paula kembali kemeja ku sambil membawa pesananku dan aku hanya tersenyum sebagai balasan.

    "Di mana dia?", aku menatap Paula heran.

    "Pemuda yang selalu datang kesini bersama mu?", aku tau yang dia tanyakan adalah Darren tapi entah kenapa dia menanyakan Darren dan aku terganggu dengan itu.

    "Apa maksudmu Paula?" dia terkejut mendengar aku menyubutkan namanya tapi lalu tersenyum.

    "Adik mu? bukankah kau selalu datang bersamanya?", dia tersenyum dan aku tidak tau kenapa, entah karena dia berusaha ramah atau dia memang ramah.

    "Darren, pasti Darren yang kau maksudkan?", senyum itu tidak pernah hilang dan malah membuat ku kesal tanpa alasan.

    "Jadi namanya Darren?", aku menatap wajahnya, apa gadis ini tertarik dengan Darren?.

    "Ada apa kau mencarinya", nada bicara ku dingin seperti biasa namun entah kenapa itu terdengar asing bagi ku sendiri dan Paula hanya tersenyum.

    "Tidak, aku hanya berfikir kau datang bersamanya karena ini...", dia menunjuk coklat hangat dan sepotong browniest di piring kecil cantik yang tadi ku pesan, jujur aku kesulitan menangkap maksud dari ucapannya.

    "Coklat hangat dan sepotong browniest ini adalah hal yang selalu di pesannya setiap kesini bersama mu", aku menatap wajahnya yang masih saja tersenyum, demi zeus aku bahkan tidak sadar bahwa apa yang ku pesan adalah apa yang selalu di pesan Darren jika kesini pantas saja Paula bertanya, dia memang yang selalu melayani kami bila kesini entah kebetulan atau apa.

    "Aku tidak bersamanya hari ini, aku...hanya sendiri", memalingkan wajah ku dari Paula.

    "Ku rasa ini pertama kalinya kau memesan serba manis disini, karena seingat ku hanya kopi dan teh hijau yang biasanya kau pesan mmhh atau makanan berat", jika aku membaca senyuman itu dia seperti mengejek ku.

    "Baiklah, selamat menikmati", lalu dia pun pergi meninggalkan meja yang ku tempati. Aku cukup terkejut menyadari beberapa hal ya pertama aku terus memikirkan Darren padahal yang harusnya ku fikirkan adalah Keanu di saat seperti ini di saat Keanu membuat ku kecewa dan hancur aku malah memikirkan Darren kedua tanpa sadar aku datang ke caffe favorite Darren ini padahal ada banyak caffe di distrik ini ketiga entah bagaimana bahkan tanpa sadar aku memesan menu favorite Darren.

    "Ini pasti karena wajah tampannya mirip Keanu ya hanya saja Darren lebih manis", tanpa sadar aku lagi-lagi membicarakan Darren dan rasanya aku gila bicara sendiri.
    Masih betah disini aku bahkan tidak berniat pulang kulihat ponsel ku bergetar di meja dan nama Keanu tertera disana, dia pasti tidak akan menyerah sampai aku menyetujui pernikahanya, aku diam dan hanya melihat ponsel yang terus bergetar itu tidak ku sangka dia terus menelpon bahkan meski tidak ku angkat dan ini ke 30 kalinya, lagi dia menelpon lagi dan dengan terpaksa aku menjawabnya.

    "Berhenti menelponku terus Keanu!!! kau tau jawaban ku masih sama", ucapku dingin, aku beruntung kali ini hanya bicara lewat telpon karena jika face to face bisa di pastikan aku tidak akan bisa menahan emosi.

    "Kau tidak berniat membuat ini jadi lebih mudahkan? Dyllou", aku diam sejenak, jika bukan karena topik pembicaraan ini aku pasti sudah tidak tahan mendengar suara sexy Keanu.

    "Persetan dengan pernikahanmu!!", aku mendengarnya bergumam kecil.

    "Dyllou tidak bisakah??", suaranya melembut dan terdengar dia menghembuskan nafas.

    "Orang tua kita, pasti menyetujuinya ...", dia diam cukup lama.

    "Aku mengenalmu Dyllou, jika aku tidak dapat persetujuan mu saat ini dan rasa cintamu membuatmu mem...", suara Keanu terdengar putus asa, apa dia berakting? akan ku bunuh dia jika itu benar.

    "membenciku....kau bisa saja lakukan hal mengerikan....", aku diam, apa ini hinaan dari orang yang kucintai? tapi ucapanya tidak sepenuhnya salah.

    "Aku mungkin akan datang ke pernikahan mu dan menembakmu tepat di jantung mu Keanu, katakan pada wanita jalang ah calon isteri mu untuk siapakan pemakaman suaminya", aku tidak serius dengan ucapanku tapi itu akan terjadi, ku rasa....

    "Dyllou aku mencintai mu...", aku akan senang jika tidak dalam situasi ini.

    "Keanu....tutup telponya kau membuatku muak", dan tanpa persetujuanya aku menutup telpon darinya.

    Jika akhir menunggu hanya ini, orang sepertiku tidak akan puas. Keanu, aku yakin dia tidak akan berhenti sebelum aku setuju akan pernikahanya, aku tau itu tapi biarkan aku melihat dulu apa aku harus membuat ini sad ending atau happy ending. It's not fair.
  • Triangel 8...
    * * *

    Aku terus melajukan mobil ku tanpa arah, sejak pergi meninggalkan Keanu aku tidak berniat pulang kerumah karena perasaan yang masih kacau.
    Aku melihat sekeliling ku tempat ini sangat ku kenal bukan hanya karena searah dengan kantor tapi karena sekarang aku berada tepat di depan tempat yang sering aku dan Darren datangi bahkan kami termasuk pelanggan tetap, entah bagaimana aku yang tidak berniat pulang malah berada di sini, ku putuskan membawa mobil ku masuk kedalam parkiran lalu memilih duduk di salah satu tempat kosong yang menghadap ke laut, view caffe ini memang yang terbaik karena menampilkan laut lepas yang indah padahal letaknya di distrik tersibuk kota ditambah langit sore yang jingga ini tempat yang tepat untuk ku saat ini.

    "Permisi, apa ada yang ingin anda pesan", seorang pelayan cantik dengan rambut di ikat ekor kuda bernametag Paula menyapa ku bertanya apa aku ingin memesan.

    "Coklat hangat dan sepotong browniest", ucapku seramah mungkin padanya. Kulihat dia menunjukan ekspresi aneh dan entah apa maksudnya.

    "Baiklah tuan, wait a minute", dia tersenyum sebelum pergi.
    Pelayan itu pergi dan aku tetap menatap laut yang masih di terangi langit sore dan hanyut kedalamnya.

    "Ini pesanannya tuan", Paula kembali kemeja ku sambil membawa pesananku dan aku hanya tersenyum sebagai balasan.

    "Di mana dia?", aku menatap Paula heran.

    "Pemuda yang selalu datang kesini bersama mu?", aku tau yang dia tanyakan adalah Darren tapi entah kenapa dia menanyakan Darren dan aku terganggu dengan itu.

    "Apa maksudmu Paula?" dia terkejut mendengar aku menyubutkan namanya tapi lalu tersenyum.

    "Adik mu? bukankah kau selalu datang bersamanya?", dia tersenyum dan aku tidak tau kenapa, entah karena dia berusaha ramah atau dia memang ramah.

    "Darren, pasti Darren yang kau maksudkan?", senyum itu tidak pernah hilang dan malah membuat ku kesal tanpa alasan.

    "Jadi namanya Darren?", aku menatap wajahnya, apa gadis ini tertarik dengan Darren?.

    "Ada apa kau mencarinya", nada bicara ku dingin seperti biasa namun entah kenapa itu terdengar asing bagi ku sendiri dan Paula hanya tersenyum.

    "Tidak, aku hanya berfikir kau datang bersamanya karena ini...", dia menunjuk coklat hangat dan sepotong browniest di piring kecil cantik yang tadi ku pesan, jujur aku kesulitan menangkap maksud dari ucapannya.

    "Coklat hangat dan sepotong browniest ini adalah hal yang selalu di pesannya setiap kesini bersama mu", aku menatap wajahnya yang masih saja tersenyum, demi zeus aku bahkan tidak sadar bahwa apa yang ku pesan adalah apa yang selalu di pesan Darren jika kesini pantas saja Paula bertanya, dia memang yang selalu melayani kami bila kesini entah kebetulan atau apa.

    "Aku tidak bersamanya hari ini, aku...hanya sendiri", memalingkan wajah ku dari Paula.

    "Ku rasa ini pertama kalinya kau memesan serba manis disini, karena seingat ku hanya kopi dan teh hijau yang biasanya kau pesan mmhh atau makanan berat", jika aku membaca senyuman itu dia seperti mengejek ku.

    "Baiklah, selamat menikmati", lalu dia pun pergi meninggalkan meja yang ku tempati. Aku cukup terkejut menyadari beberapa hal ya pertama aku terus memikirkan Darren padahal yang harusnya ku fikirkan adalah Keanu di saat seperti ini di saat Keanu membuat ku kecewa dan hancur aku malah memikirkan Darren kedua tanpa sadar aku datang ke caffe favorite Darren ini padahal ada banyak caffe di distrik ini ketiga entah bagaimana bahkan tanpa sadar aku memesan menu favorite Darren.

    "Ini pasti karena wajah tampannya mirip Keanu ya hanya saja Darren lebih manis", tanpa sadar aku lagi-lagi membicarakan Darren dan rasanya aku gila bicara sendiri.
    Masih betah disini aku bahkan tidak berniat pulang kulihat ponsel ku bergetar di meja dan nama Keanu tertera disana, dia pasti tidak akan menyerah sampai aku menyetujui pernikahanya, aku diam dan hanya melihat ponsel yang terus bergetar itu tidak ku sangka dia terus menelpon bahkan meski tidak ku angkat dan ini ke 30 kalinya, lagi dia menelpon lagi dan dengan terpaksa aku menjawabnya.

    "Berhenti menelponku terus Keanu!!! kau tau jawaban ku masih sama", ucapku dingin, aku beruntung kali ini hanya bicara lewat telpon karena jika face to face bisa di pastikan aku tidak akan bisa menahan emosi.

    "Kau tidak berniat membuat ini jadi lebih mudahkan? Dyllou", aku diam sejenak, jika bukan karena topik pembicaraan ini aku pasti sudah tidak tahan mendengar suara sexy Keanu.

    "Persetan dengan pernikahanmu!!", aku mendengarnya bergumam kecil.

    "Dyllou tidak bisakah??", suaranya melembut dan terdengar dia menghembuskan nafas.

    "Orang tua kita, pasti menyetujuinya ...", dia diam cukup lama.

    "Aku mengenalmu Dyllou, jika aku tidak dapat persetujuan mu saat ini dan rasa cintamu membuatmu mem...", suara Keanu terdengar putus asa, apa dia berakting? akan ku bunuh dia jika itu benar.

    "membenciku....kau bisa saja lakukan hal mengerikan....", aku diam, apa ini hinaan dari orang yang kucintai? tapi ucapanya tidak sepenuhnya salah.

    "Aku mungkin akan datang ke pernikahan mu dan menembakmu tepat di jantung mu Keanu, katakan pada wanita jalang ah calon isteri mu untuk siapakan pemakaman suaminya", aku tidak serius dengan ucapanku tapi itu akan terjadi, ku rasa....

    "Dyllou aku mencintai mu...", aku akan senang jika tidak dalam situasi ini.

    "Keanu....tutup telponya kau membuatku muak", dan tanpa persetujuanya aku menutup telpon darinya.

    Jika akhir menunggu hanya ini, orang sepertiku tidak akan puas. Keanu, aku yakin dia tidak akan berhenti sebelum aku setuju akan pernikahanya, aku tau itu tapi biarkan aku melihat dulu apa aku harus membuat ini sad ending atau happy ending. It's not fair.
Sign In or Register to comment.