sinopsis.
Darren mahasiswa tampan yang di percaya papa angkatnya yang masih kakak kandung ayahnya unutuk mengelola salah satu cabang perusahaan di usia 20 tahun dia cukup sukses.
namun dia seorang yang hampa hidup hanya berdasarkan perintah dan kewajiban sampai dia bertemu xavier seorang dosen tampan dan berkarisma di perpustakaan kota mereka menjalani hubungan gelap karena xavier punya istri dan anak.
dyllou anak papanya mengetahui hubungan mereka dan tidak marah,dyllou kakak angkat yang baik bagu darren namun perhatian dan kasih sayangnya melebihi keanu kakak kandung darren sendiri.
apakah perhatian dyllou adalah rasa tertariknya?
Comments
"darren.."
suara yang merdu rasanya aku ingat suara ini suara yang beberapa hari ini ku rindukan
"darren..wake up baby"
"auuggh" aku melenguh dan membuka mata perlahan dan sosok tampan terlihat disampingku, sedang membelaiku dengan lembut tampan ya rambut coklat pekat seperti ku hidung mancung yang indah kulit putih alami ohh matanya selalu menatap dengan tatapan kasih sayang dan berwibawa dan bibir yang melengkungkan senyum yang mendamaikan ku,
"uughh xavier" aku bangkit perlahan merubah posisi jadi duduk di sampingnya
"ugh kenapa xavier ada disini?"
"apa maksudmu darren?bukankah kita serumah mmhh?"
apa?aku dan xavier serumah?sejak kapan lalu bagaimana dengan viona dan rui? itulah yang ku fikirkan namun urung untuk ku katakan karena tiba-tiba aku merasa bibir lembut xavier telah menyentuh bibirku cukup lama sampai akhirnya xavier mulai menghisap bibir atas dan bawah ku bergantian.
"darren...darren.."
aku terkejut mendengar seseorang memanggilku uh ternyata bercumbu dengan xavier hanya mimpi bicara tentang xavier aku jadi meridukannya dia belum menelpon hari ini
"darren apa kau tertidur?" aku baru sadar ternyata sejak tadi aku sedang duduk di sofa bersama dyllou
"darren,kau melamun?"
sekali lagi dyllou mengajak ku bicara namun sekarang dia menarik tanganku sampai membuat tatapan kami bertemu jika dilihat dyllou sebenarnya juga tampan dia memiliki rambut hitam pekat yang senada dengan matanya yang juga berwarna hitam tubuhnya tinggi dan bibir sedikit tebal yang merona,
cepat cepat aku memalingkan wajahku dari wajah dyllou
"apa mama dan kak winona belum pulang?"
"belum,ku rasa kita makan diluar saja?"
"aku bisa masak"
"tidak..aku tidak ingin makan masakanmu" dia menolak mentah-mentah tanpa berfikir lagi jadi mau tak mau kami makan diluar karena mama dan winona belum pulang.
disinilah sekarang kami berada di sebuah cafe yang berada satu area dengan hotel yang letahnya tepat di tepi laut. Hembusan angin laut terasa cukup kencang
"pesan sesuatu darren jangan hanya melihat laut kekeke...kau tidak akan kenyang meski menatapnya lama"
dyllou tertawa kecil setelah meminntaku memesan sesuatu,
"aku ingin coklat hangat dan roti coklat dan brownies"
"kau akan diabet darren"
"uhhh kau bukan winona kak sudah cukup hanya winona yang terus melarang aku makan makanan manis kau jangan ikut juga"
"ck dasar kau derren...pelayan tolong kesini!",
setelah memanggil pelayan dan memesan suasan jadi hening aku hanya menatap laut dan terkadang menatap ponsel ku berharap xavier menghubungiku namun nihil dosen beristri sekaligus kekasihku itu mungkin sangat sibuk dengan keluarganya saat ini ya xavier memang sudah punya isteri dan anak perempuan,meski begitu aku tetap kekasihnya kekasih gelap xavier.
. . .
suasana hening perpustakaan memang menenangkan sesaat aku lupa bahwa aku masih harus meeting setelah ini bahkan sekarang aku sibuk dengan tugas kuliah beruntung tugas tidak sulit sehingga bisa cepat selesai,
aku memilih berkeliling perpustakaan sementara menunggu waktu meeting aku mencari buku yang menarik, saat sedang asik membaca tiba-tiba seorang laki-laki menyapa
"hai.." dia tersenyum hangat padaku
"hai...emhh maaf ada apa"
tanya ku padanya
"mhh kau menjatuhkan ini"
dia menyerahkan ponselku pada ku
"ahh ponselku,bagaimana bisa aku menjatuhkannya hihihi"
dia mengulurkan tangannya masih dengan senyuman hangatnya dan aku menyadari satu hal ada sesuatu yang menggelitik hatiku
"kenalkan aku xavier"
aku menyambut uluran tangannya untuk berkenalan
"a-aku darren"
dan ini lebih mengerikan seperti ada lokomotif kereta api di dada ku jantung ku berdetak sangat cepat nyaris menyamai saat aku sedang berlari maraton.
sesaat aku hanyut dan tenggelam dalam tatapan matanya demi tuhan xavier sangat indah bagai pahatan patung dewa yang menghiasi bangunan yunani,segala yang ada padanya
"apa kau sakit darren?" tangannya menyentuh kening ku memastikan apa aku sakit namun wajahku malah memerah
"darren kau tidak panas tapi kau memerah"
"a-aku baik-baik saja emmh xavier"
dia tersenyum lagi dan rasanya aku akan meleleh
"darren mari mengobrol sambil duduk"
"bagaimana jika di tempat ku duduk mengerjakan tugas tadi?"
"mmh baiklah" .
kami berbincang-bincang ringan tentang perkerjaan dan lainnya dari situ aku tau bahwa dia setahun lebih tua dari dyllou dan 10 tahun lebih tua dari ku dia berusia 30 tahun dia tidak ingin ku panggil kakak dengan alasan agar tidak ada jarak sebagai teman,
xavier selama aku berbincang-beincang denganmu jantungku seperti akan meledak aku belum pernah begini apa yang terjadi padaku.
derrt
derrt
ponsel ku bergetar dan ternyata alarm dari agendaku aku bahkan lupa bahwa aku harus meeting
"mhh xavier a-aku harus pergi aku akan segera meeting mmh p-permisi"
aku bergegas pergi sebelum dia mendengar suara jantungku yang semakin keras
"darren,aku seorang dosen jika kau kesulitan kau bisa bertanya pada ku tentang beberapa pelajaran" dia tersenyum lagi sangat menawan setelahnya aku langsung pergi.
. . .
Sejak saat itu hubungan kami semakin dekat sifatnya yang baik berwibawa keayahan cerdas dan easy going membuatku ku semakin jatuh hati di tambah dia bersikap seperti seorang ayah dan kakak untuk ku dua orang yang selama ini ku rindukan meski aku punya dua orang ayah mereka tidak bersikap seperti selayaknya ayah
"darren"
aku merasa tangan dingin seseorang menyentuh tangan ku menyadarkan ku dari lamunan tentang xavier
"makanan kita sudah tiba"
aku bahkan tidak sadar saat pelayan datang mengantar pesanan kami beruntung ada dyllou
"kau sangat suka laut?"
aku menatap dyllou dengan heran namun aku tetap menjawab
"aku suka alam kak menatapnya membuatku sangat tenang"
aku malah mendengar dyllou tetawa kecil dan aku tersinggung atas apa yang dilakukannya
"what's wrong?"
aku memalingkan wajahku karena kesal
"tidak ada yang salah darren,mungkin kapan-kapan kita harus ke villa bersama"
aku menatap dyllou dia sudah berhenti tertawa
"jika yang kau maksud villa adalah rumah nenek di pinggir kota aku tidak mau, disana berisik" dyllou menggeleng lemah
"bukan disana,ada villa lain di daerah bukit teletak di pinggir danau darren dan dikelilingi pohon tinggi yang indah"
"sungguh?? kau punya villa seperti itu kak"
aku menatapnya antusias berharap dia tidak berbohong
"itu milik papa" dia memalingkan wajahnya dan ekspresinya berubah nada bicaranya dingin saat mengucap kata "papa"
"dia memberikannya pada mu?" sebenarnua aku enggan bertanya tapi aku ingin tau karena mereka tidak akur dan hanya pekerjaan yang membuat mereka bisa berkerja sama
"itu bagian dari saham yang dia berikan, aset pribadi..."
aku mengangguk paham tidak berniat bertanya lagi dan suasana kembali hening tidak ada yang berbicara karena kami menikmati makanan.
setibanya kembali dirumah ternyata winona dan mama sudah pulang aku langsung masuk kamar karena kelelahan
"kau akan langsung tidur?" dyllou bertanya saat aku akan masuk ke kamar
"ia kak aku lelah,dimana mama dan winona?apa mereka tidur?"
"ia,ku rasa hari ini hari yang melelahkan untuk kedua doter itu"
"aku akan tidur,selamat malam" setelah mengucapkan selamat malam aku segera masuk.
-bersambung.
maaf kalau jelek *bow
Kalau update lagi titip mention ya.
. . .
derrt
derrt
derrt
ponselku terus bergetar di meja samping tempat tidur
"hallo"
"apa kau baru membuka matamu?"
aku membuka mata ku lebar saat mendengar suara orang yang menelpon ku pagi ini
"xavier it's you?" aku meyakinkan apa benar dia xavier
"ia ini aku,apa kau merindukanku?" aku melompat dari posisi berbaringku
"xavier miss you" ucapku dengan nada manja ini jauh dari kesan ku biasanya hanya di depan xavier aku jadi manja dan bersikap manis
"kau free hari ini darren?"
ku rasa xavier akan bersama dengan ku hari ini,aku sudah merindukannya
"ia aku free,apa kau akan bersamaku hari ini" tanyaku dengan hati-hati tidak ingin banyak berharap
"yes dear,kita akan habiskan waktu bersama" aku tersenyum mendengarnya walau xavier tidak akan melihatnya
"bagaimana dengan viona..." aku ragu dan khawatir apa setelah bersamaku seharian xavier akan pergi
"jangan khawatir darren,mandilah aku akan menjemputmu"
setelah mamatikan panggilan aku bergegas mandi untuk bersiap-siap.
"apa kau akan pergi bukankah kau hari ini libur ?" aku terkejut saat mendengar suara dyllou yang tiba-tiba muncul saat aku akan mengunci kamarku
"kau mengagetkan ku kak,jangan muncul tiba-tiba" tidak mendengar ucapan ku dyllou malah bertanya lagi
"apa kau akan pergi bersama xavier?" aku membulatkan mataku,bagaimana bisa dia tau aku akan pergi bersama xavier apa dia juga tau hubungan kami ?
"ia aku akan pergi dengannya,apa salahnya pergi bersama teman" baik tidak mungkin aku bilang aku pacar xavier jelas karena ini gay dan xavier punya anak dan isteri
"baiklah,ini kunci villa kau bisa kesana bersama xavier"
"ku fikir kakak akan pergi bersama ku ke villa" aku sedikit kecewa karena ku fikir dyllou akan mengajak mama dan winona akan ikut ke villa tapi ternyata bahkan dyllou tidak pergi ke villa
"papa memintaku datang meeting hari ini" hubungan ayah anak antara papa anderson dan dyllou sangat buruk jadi jika mendengar mereka akur ya meski hanya karena perusahaan dan bisnis aku senang
"kak aku harus pergi xavier ternyata sudah menunggu diluar"
saat aku akan segara pergi tiba-tiba tangan kokoh dyllou memcengkram pergelanganku dan memgecup keningku lembut untuk sekian detik aku belum bisa mencerna apa yang terjadi lalu perlahan dia melepas kecupannya
"aku akan kirim alamat villanya nanti" dan dyllou pergi ke kamarnya membiarkan ku yang masih mencerna apa yang dilakukannya dan aku tersadar saat ingat xavier menunggu ku.
setelah mendapat alamat villa dari dyllou yang ternyata berada sangat jauh dari kota sekitar 2 jam perjalanan aku dan xavier tiba di villa tempatnya di kelilingi pepohonan tinggi yang menjulang membuat kami terlindung dari sinar mata hari tepat di samping villa ada danau yang cukup besar di tumbuhi teratai putih dan merah muda yang indah villanya sendiri bergaya minimalis dengan warna putih dimana-mana dari luar.
aku dan xavier masuk ke dalam villa di lantai satu ada perapian sofa berwarna cream dan aquarium tidak banyak isi di lantai satu di lantai dua ada kamar dan balkon yang menghadap ke hutan tidak beda jauh dengan lantai satu disini juga tidak banyak perabotan ku rasa dyllou sangat jarang datang kesini
asik memandangi alam sekitar aku sampai lupa disini aku bersama xavier
"sejak sampai disini kau terus mengangumi tempat ini" lengan kokohnya memeluk perut rataku dari belakang
"kau bahkan melupakan kalau aku disini" dia mengecup pundak ku lembut
"xavier..." aku berbalik dan menatapnya dia hanya bergumam dan kembali menatap ku
"papa aku merindukanmu" aku memeluka erat badan kokoh xavier,dia sudah ku anggap papa ku sendiri sedikit menggeser posisi ayah dan papa anderson
"aku juga darren,maaf kemarin aku sangat sibuk" dia mengecup keningku dengan mudah karena dia lebih tinggi dari ku
"kau papa dan kakak ku kau kekasih ku ia kan xavier" aku menatap mata indahnya
"ia darren aku kekasihmu sekarang"
aku ingin melupakan status xavier jika kami bersama meski aku khwatir.
. . .
aku tidak bisa tenang sejak darren pergi bersama xavier ke villa mungkin karena dia adik ku tapi aku tidak sekhawatir ini jika winona pergi bersama pacarnya.
aku memang menyadari hubungan xavier dan darren tapi aku tidak bisa melarangnya di matanya xavier adalah kekasih sekaligus ayah dan kakaknya terlihat dari cara dia menhormati dan mengagumi xaviee,darren tidak tau aku menyadari hubungan mereka.
aku mengerti mengapa darren begitu,ayahnya adalah orang yang keras dan hanya mementingkan uang darren tidak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya dia hanya mendapatkannya dari ibu dan kakaknya keanu tapi lalu keanu jadi orang yang dingin dan pendiam sejak ayahnya ikut menerjunkan keanu dalam dunia bisnis itulah kenapa darren menjadi begitu.
sekarang dia punya dua ayah dan 3 ibu sebenarnya papa ku mengangkat darren dan keanu karena aku dan winona diangkat orang tuanya anak kami pun masih bersepupu.
papa ku menikah lagi dan cerai dari mama ku hal ini membuat ku dan papa tidak akur satu-satunya yang membuat kami akur hanyalah pekerjaan papa sangat menyukai darren karena saat magang di perusahaan kinerjanya bagus papa membujuknya untuk memimpin salah satu cabang.
"dimana darren?" aku dikagetkan dengan suara papa saat sedang melamun
"ini hari libur untuknya,biarkan dia"
papa tidak menjawab dia hanya bergumam dan berlalu
aku melirik jam sudah jam 2 dan akan ada meeting lagi, aku ingin tau apa yang dilakukan darren dan xavier, entah kenapa mebayangkan kebersamaan mereka cukup mengganggu fikiran ku
aku ingin menelponnya tapi tidak lucu jika ternyata aku menggangu.
tidak ingin di bebani fikiran tentang darren aku memilih menghubungi si pangeran es keanu
tuut
tuut
"halo" suara berat dan terdengar tenang menjawab panggilanku bisa di pastikan dia pasti keanu
"apa kabar mu? kau tidak pulang ke rumah mama beberapa bulan ini"
"aku sibuk belum sempat ke tempat mama hanya sempat mengunjungi ibu saja"
"ahh kau selalu sibuk,mmh tentang darren..."
"ada apa dengan darren? aku akan membunuhmu jika kau tidak bisa menjaga adikku dengan baik" keanu terdengar sangat tidak santai meski nada bicaranya masih datar
"dia...." aku memilih menggantung ucapanku berfikir apa keanu harus tau atau tidak aku menatanap jauh keluar jendela ruangan kerja ku
"dyllou lanjutkan perkataanmu" terdengar tidak suka di buat menunggu keanu mengintrupsi ku
" dia membangun sebuah hubungan...mmh ku rasa ini adalah akibat dia kehilangan figur dirimu dan ayah....." aku memilih menggantung kalimatku,keanu cukup cerdas untuk meneruskannya sendiri
"aku sudah menduga darren akan mencari sosok yang bisa mengganti peranku dan ayah" terdengar nada kecewa keanu dari seberang sana
"kau ternyata sangat peka dan cepat mahami maksud perkataanku keanu,tapi menurutku ini tidak sepenuhnya salahmu dan ayah, darren terlihat tulus mencintai pria itu kurasa adik kita sepenuhnya jatuh cinta,lalu apa yang harus kulakukan pada darren?"
"kau benar,adik ku bukan laki-laki belasan tahun lagi dia pasti tersiksa jika kita memaksanya mengakhiri,karena itu jadilah kakak yang baik untuknya....."
dia terdengar menghembuskan nafasnya berat
"lagi pula meski aku tidak setuju aku tidak mungkin datang kesana dan tiba-tiba memintanya mengakhiri hubungannya bagaimana pun juga dia berhak memilih jadi ku harap kau bisa menjaga darren karena jika tidak aku akan turun tangan untuk mengahajar mu"
aku memijit pelipisku dia masih kejam seperti dulu
"pria itu dosen..."
"lanjutkan dyllou"
bagus keanu tau aku menggantung kalimatku lagi
"dia punya isteri dan anak"
aku mendengarnya berdehem
"apa aku harus ikut campur kali ini? ini beresiko untuk darren jika dia ketahuan oleh isteri pria itu"
"cukup aku saja keanu, sudah dulu aku harus meeting lagi akan ku kabari lagi nanti"
aku mengakhiri panggilan menatap keluar jendela mengamati gedung-gedung megah yang beradu ketinggian
"akan tiba saatnya nanti darren..."
aku tersenyum tipis dan beranjak untuk meeting berikutnya.
nice TS..^^