It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
eh udh ganti deng y jd fours, kok ganti bang?
oh akhir'y willy sm erik balikan lg toh.. dan willy msh aja kecentilan, hiiiihh. erik udh kadung cinta mati ya sm willy, awas ja deh kalo si willy nyakitin erik lagi.. gue sihir jadi kecebong! *sisa rasa sesal
ditunggu next update nya bang
@fours
@alvin_021
@amira_fujoshi
@tarry
@Adityaa_okk
@half_blood
@nakashima
@FransLeonardy_FL
@mbush
@ryan_Y_B_P
@ramadhani_rizky
@Grem
@jokerz
@nand4s1m4
@indrawan506
@alfa_centaury
@keanu_
@agungrahmat
@YhaniJung
@dafaZartin
@DItyadrew2
@caetsith
@mbush
@Adityaa_okk
"Kita duduk di mana Beb?" Tanya gua ke Erik setelah masuk ke dalam cafe, gua lihat sekeliling ruangan. Semua meja udah penuh, gua hanya berpikir buat apa Erik bawa gua ke sini.
"Tunggu dulu, jangan banyak bacot." Ujarnya.
Tak berseling berapa menit, seorang pelayan datang dengan pakaian rapi, berwajah oriental, sekilas terlihat seperti chand kelvin. Berbaju warna putih hitam, layaknya pelayan luar negeri pada umumnya. Gua mikir dia mau ngusir, wong tampangnya ala sangar gitu ngeliat kami berdua.
"Ada yang bisa saya bantu mas," tanyanya kepada Erik.
"Meja atas nama Gilbert William sudah siap?" Tanya Erik pada Pelayan itu.
"Tunggu dulu mas," Pelayan itu lantas memeriksa buku yang dia pegang."Gilbert William," lanjutnya membaca.
"Ada?"
"Iya mas, biar saya tunjukan." Lantas kami berjalan mengikuti kemana pelayan itu berjalan, berseling beberapa detik kemudian kami sampai di sebuah meja, yang dapat di bilang 'perfect'.
Sebuah meja berukuran pas untuk dua orang terpajang sempurna, lengkap dengan puluhan lilin romantis, serta bunga mawar putih dan merah yang terpampang di vas. Gua mikir apakah seromantis inikah Erik, sejak kapan dia belajar romantis sehebat ini. Dia berguru dengan siapa selama setahun ini?
"Permisi mas," ujar pelayan itu sebelum akhirnya menjauh pergi. Gua dan Erik mengangguk memberi senyum.
"Duduk beb," ujar Erik mengacungkan senyum, gua rindu itu sayang.
"Yea, tentu!" Gua duduk di kursi yang sudah di siapkan, tepat berhadapan dengan Erik. Lilin yang masih menyala, dan lampu yang di matikan menambah romantis suasana cafe.
"So, gimana kuliahnya di Autralie?" Tanya Erik.
"Enak, dan sangat lambat,"
"Ayolahh beb, berikan kesan agar gua tertarik!" Erik tersenyum lagi, namun kini tangannya mulai di putar-putarkan di meja. Kebiasaan lama...
"maybe when I ran away from a lecture, to see you back from germany!' Jelas gua seraya membalas senyumnya.
"Lo masih mengungkit itu?" Erik terkekeh kecil.
"Maybe yes? Maybe no?" Gua berambigu."Or definitely," lanjut gua.
"You're so stupid, if given the bad memories," Ujar Erik beranggapan, hal buruk? Menurut gua kejadian 1 tahun yang lalu merupakan pelajaran berharga tentang cinta. Apa itu arti memaafkan, merelakan, mengorbankan dan mencintai dengan hati. I just think it does not need to be forgotten memories, because that's what makes me be with him now .... with Erik
"Come on!! Itu kenangan yang indah. Gua rasa jika menjadi film akan menjadi hal paling Dramatic dan membosankan, but...I love it." Balas gua dengan anggapan yang positife.
"Yea..itu lo, sebenarnya masa lalu akan membangun pikiran, bukan diri sendiri. Sedangkan hati, ingin masa sekarang dan akan membangun jati diri kita yang sebenarnya" Erik berambigu, lalu menghelan nafas."Maybe people think the problem is a wise teacher, but the teacher could be wise to change our way of thinking today," lanjutnya lagi.
"Gua rasa kita akan bertengkar kalau terus berdebat tentang ini,"
"Okey," Erik natap gua penuh cinta, atau gua yang ke GRanbya?."Lo mau dengar sesuatu?"
"What? Listen me?"
"No no, bukan itu maksud gua beb," Jelas Erik. So?."Lihat dan dengar," lanjutnya lagi.
Lantas Erik berdiri memberikan gua senyuman, mata yang indah. Lalu dia berjalan menuju panggung di cafe, tak lama Erik sudah berada di atas panggung. What? Jangan bilang dia mau nyanyi.
Gua lihat Erik kembali mengacungkan senyumnya ke gua, gua bales senyum. Lalu Erik mendekat ke salah seorang pemain biola, dia berbisik. Entahlah apa, yang jelas setelah berbisik sesuatu pemain biola itu mengangguk, lalu memberikan Erik gitar. Dia bisa bermain gitar? Sejak kapan?
"Listen me!" Seru Erik ke semua pengunjung, bibirnya tak henti-hentinya mengukir senyum. Lantas seluruh mata langsung tertuju kepada Erik. Erik? Kapan lo berevolusi menjadi sekeren ini?
"Excuse me, I'm going to sing a song for the person I love," lanjutnya lagi. Seketika saja beberapa orang bertepuk tangan, bersiul, walau gak semuanya.
Berselang detik, lantunan musik biola mulai terdengar. Suara biola yang sangat anggun dan halus, serasa membuat siapa saja pasanga telinga yang mendengarnya akan ikut terbawa. Selanjutnya petikan gitarpun ikut berpadu, menciptakan lantunan perpaduan yang sangat-sangat clasical music, namun seperti bernuansa jazz. I like it. Tak lama musik berjalan, Erikpun memulai nyanyiannya...,
L is for the way you look at me...
O is for the only one I see...
V is very, very extraordinary....
E is even more than anyone that you adore,
And love is all that I can give to you...
Love is more than just a game for two..
Two in love can make it...
Take my heart but please don't break it..
Love was made for me and you..
Erik bernyanyi sambil terus memandang gua, pandangan yang sangat lembut dan penuh cinta. Thanks god, thanks for all.
L is for the way you look at me..
O is for the only one I see...
V is very, very extraordinary...
E is even more than anyone that you adore..
And love is all that I can give to you....youu..uu
"Thanksyou!" Tak berapa lama Erik selesai menyanyi, dan musik berhanti. Diapun mengucapkan terima kasih, seraya tersenyum lebar. Langsung saja tepuk tangan dan siulan langsung memenuhi se isi cafe. Semua orang ricuh, membicarakannya. Bahkan hampir semuanya berteriak meminta Erik buat bernyanyi lagi.
"More!! More!!" Seluruh pengunjung berteriak heboh.
Ohh god!! Sejak kapan Erik punya suara sebagus itu? Suaranya rada mirip sama boyce avenue, sumpah deh.
"Okey...Listen me!" Ujar Erik yang membuat semua pengunjung diam, termasuk gua. "Just one song. anyone want to suggest?" Lanjut Erik lagi.
"A thousend years!!" Gua lantas mengangkat tangan, semua mata langsung tersorot ke arah gua, termasuk Erik.
"O..keyy," balas Erik bertahap, lalu Erik berbalik mengangguk ke pemain biola dibelakangnya. Musik pun di mulai dengan merdu dan halus seperti tadi, namun kini lebih dominan biola. Lantunan yang sangat merdu terus berbunyi lembut. Beberapa saat kemudian, Erikpun tersenyum lalu bernyanyi...,
Heart beats fast....
Colors and promises...
How to be brave...
How can I love when I'm afraid to fall...
But watching you stand alone..
All of my doubt suddenly goes away somehow...
One step closer...
I have died everyday waiting for you....
Darling don't be afraid I have loved you
For a thousand years..
I'll love you for a thousand more...moreee...
"Wouhuuu!!!" Teriakan pengunjung langsung memenuhi seisi cafe, sangat-sangat banyak tepukan tangan yang berbunyi. Sangat-sangat banyak, seperti seluruh pengunjung terhipnotis dan tercandu dengan suara Erik. Gua gak nyangka...
"Thanksyou!! Thanksyou!" Erik tersenyum memberi sedikit bungkukan ke seluruh pengunjung, lalu berjalan pergi menuju gua. Beberapa saat Erik manatap gua, lalu Erik duduk di kursinya.
"Amazingg!! Beb!!" Gua langsung memberikan tepuk tangan dengan senyum lebar, hahaha Erik hanya tersimpul malu. Wajahnya udah kaya kepiting rebus.
"Ahh..gugup tau," ujarnya mengusap dada." Tapikan ini untuk lo, apasih yang enggak." Sambungnya lagi, yang membuat senyum gua makin mengambang. Betulkah itu?
"Are you sure?"
"Yess honeyy!!" Tegas Erik mantap.
"I love you!" Ucap gua penuh cinta.
"I love you to..," Balasnya dengan senyum yang manis, gua tau itu.
Gua memandangi wajah Erik, wajah yang selama ini gua gak akan menyangka akan memilikinya. Wajah ganteng dan keren, gua gak yakin ini kenyataan, serasa sebuah mimpi.
Gua masih ingat, saat 5 tahun yang lalu. Gua di pergoki Melda berbuat sesuatu hal yang bejat dengan Aghi, gua kaget super binasa. Tapi mau gimana lagi? Gua bahkan di perlakukan seperti binatang hina saat ingin meminta maaf, itu memang pantas sih.
Gua gak putus asa waktu itu, gua langsung menuju rumah sakit. Namun hasilnya sama, gua di usir dan di permalukan, dan itu juga pantas. Ke esokan harinya, esok lagi...setiap hari, everyday...gua selalu datang duduk di depan pagar rumah sakit, berharap ada kabar tentang Erik. Setiap hari mimpi gua tak pernah nyaman, semua tentang rasa sesal-sesal dan sesal. Gua memang bejat, seharusnya gua bisa mengendalikan Emosi...Emosi yang sangat bangsat ini.
Namun tiba saat gua manunggu di rumah sakit, Erma datang. Dia mengatakan Erik sudah pulang, dia sudah sadar. Begitu bahagianya gua saat itu, setelah dua bulan menunggu akhirnya gua dapat kabar tentang keadaan Erik.
Lantas gua langsung pergi menuju rumah Erik, setelah sampai. kak putri dan Yoga bilang Erik di bawa Omahnya ke bogor. Gua gak akan menyerah, gua lanjut menuju Bogor untuk menemuin Erik. Dan hasilnya? Erik sudah pergi ke Jerman. Gua merasa seluruh hidup gua gak berguna, akhirnya gua kembali ke kosan yang pernah kami tinggali. Hanya tangis dan tangis yang gua lakukan di kamar kos itu, berharap Erik pulang...menunggu Erik akan kembali ke kosan ini, berharap kami bisa seperti dulu lagi.
Empat tahun berlalu, ada kabar yang menyatakan Erik sudah selesai dengan kuliahnya. Gua lantas bergegas menuju rumah Erik yang ada di bogor, ternyata Erik tidak ada. Katanya Erik bekerja dan menetap di Jerman, sunggu hancur hati gua waktu itu. Gua ngeluntang lantung gak jelas...namun pikiran jernih terbesit waktu itu, Erik pasti berharap gua akan menjadi sukses, sama halnya dengan dia. Akhirnya gua memutuskan untuk melanjutkan kuliah ke Australie...
Dua tahun berlalu, Gua gak tahan harus kuliah-kuliah dan kuliah, sementara hati gua sedang sakit dan cemas, penuh akan penyesalan. Gua mengambil libur di kampus, 1 bulan untuk pulang ke indonesia.
Setiap hari gua mengirim bunga dan surat, berharap suatu saat nanti Erik membaca surat itu. 1 harii...2 hari...3 hari...1 minggu...2 minggu berlalu. Dan nasib baikpun menimpa gua, gua melihat Erik membuka pintu saat gua hendak meletakan sepucuk bunga dan surat. Gua sangat-sangat-sangat-sangat senang!! Gua bahkan sampai meneteskan air mata, namun sikap Erik berubah, gua paham dan akan menerima waktu itu. Hari terus berjalan, gua gak boleh menyerah....gua datang ke rumah Erik yang di bogor dengan hati riang, gua pikir cukup melihat Erik bahagia, itu juga akan membuat gua bahagia.
Namun setelah gua datang ke sana, Erik sudah ada janji untuk kencan. Sesuai prinsip gua, melihat Erik bahagia itu sudah cukup. Gua ikut denganya kencan, dengan seorang duda beranak, Leo. Gua di tinggal di dalam mobil, air mata gua terus keluar merasakan sakit ini, perih...mungkin ini yang di rasakan Erik, mungkin juga lebih. Namun di balik itu gua bahagia, melihat senyum Erik...walau di lain sisi gua sakit.
Gua lemas dari pagi gak makan sampai sore, Erik sangat panik waktu itu. Langsung saja dia pulang, gua pingsan. Saat bangun, gua sudah mendapati tubuh gua di peluk Erik...rasanya sungguh hangat dan nyaman. Dan saat itulah ciuman terjadi, ciuman cinta.
Gua tersadar sudah berada di rumah Erik, Melda memaki-maki gua waktu itu. Itu sangat pantas gua terima, tatapan semua sahabat gua sangat jijik saat menatap gua. Namun sesuatu hal yang sangat mengejutkan dan membuat gua sadar terjadi, Erik membela gua. Waktu itu dia berkata ; "Jika memang memaafkan dendam, dapat membuat gua kembali lagi merasakan cinta. Gua akan lakukan itu,"
Saat itu gua sadar, cinta kadang perlu pengorbanan, cintu juga perlu kesetiaan, kasih sayang...tapi cinta sejati, tak luput dari unsur memaafkan.
Lalu gua dan Erik mulai membaik, dan masa liburan guapun berkahir. Erik bilang gua harus melanjutkan kuliah gua, jadi gua kembali ke australia. Pacaran LDR!! Erik bilang saat inilah membuktikan ini betul-betul cinta...atau hanya cinta..dan gua akan buktiin itu.
"Woyy bengong lo!!"
"Eehh..emm iya apa?" Gua bertanya gugup, gua di kagetkan dengan teguran Erik.
"Lamunin apa beb," kata Erik menyeka pipi gua, apa? Gua nangis?. "Kenapa nangis sih beb!!" Lanjut Erik lagi.
"Nothing..!! Just i love you veryy veryy very very so so mach!!"
"Lebaykan!!"
"Ihh masa gak boleh lebay sama pacar sendiri!!" Gua lantas tersenyum, haha bukanya dia yang lebay? Nyanyi-nyanyi segala, narsis iya.
"Oya?? Dasar kecoa!!"
"Heh kucing kurap ngomong apa lo!!" Balas gua.
"Dasar babi ngepet."
"Kecoa buntingg!!"
"Monyet!!"
"Kadal bintit!!"
"Kecoa kadasan!!" Erik makin bernafsu membalas gua.
"Kadal Bintit!!"
"Muka gepeng lo!!"
"Semut hamill!!
"Kutu panuan!!
"Dino sauruss!!" Balas gua gak kalah.
"Lo tuhh Brotosaurus!!"
Kami tiba-tiba diam kehabisan kata-kata, kami saling bertemu pandang. Sebelum akhirnya kami ngakak gak jelas!! Hahahahaha Gua Rindu ini.
Bersambungg...
Berikan dong LIKE nya jika memang suka^^
OL di hp ni bang, sorry gak bisa ngelike.. tp gue suka kok. penasaran sama konflik di bromance 2 ini apa yaaa.... hmmm.