Sekedar share sebuah ringkasan dan kutipan buku berjudul "SELF MANAGEMENT 12 LANGKAH MANAJEMEN DIRI EDISI 2" karangan Ariwibowo Prijosaksono dan Marlan Mardianto terbitan Elex Media Komputindo. Ringkasan ini akan saya posting secara berkala (bersambung). Semoga ringkasan ini menginspirasi kita untuk menjadi lebih baik.
PROLOG
1. LAYANG-LAYANG TERBANG KARENA ANGIN !
Do not fear the winds of adversity. Remember : a kite rises against the wind rather than with it. ~HAMILTON MABIE~
“Sampai kapan krisis ini akan berakhir ?” Pertanyaan ini mewakili perasaan kita semua mengenai ketidakpastian akan masa depan, tentang fluktuasi rupiah, pengangguran, persaingan politik dan berbagai kesulitan hidup yang kita alami selama krisis multidimensi melanda Indonesia saat ini.
Meskipun kita semua yakin bahwa krisis akan berakhir, seperti seumpama cuaca yang akan berganti, namun pertanyaan yang sering muncul adalah : Apa yang harus kita lakukan selama keadaan krisis seperti ini ? Dalam buku ini, penulis mengumpamakan “Seperti sebuah layang-layang, kita harus dapat memanfaatkan tiupan angin agar kita dapat melayang tinggi betapapun kencangnya angin melanda kita.”
Krisis adalah sebuah ujian kenaikan kelas, siapa yang lulus akan menjadi seorang pribadi yang lebih baik. Sikap dan respon kita akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kita dalam menghadapinya. Dalam prolog buku ini, penulis menyarankan pada pembaca untuk melakukan investasi pada human capital, dimana improve terhadap diri kita akan membantu secara signfikan bagi diri kita dalam menghadapi tantangan jaman.
Buku ini bukan merupakan buku filsafat atau sufisme modern, bukan pula buku kiat sukses, tapi hanyalah sebuah gagasan awal (“thought provokings” atau “something to chew on”). Jadi sebenarnya menurut saya buku ini sangat cocok menjadi bahan diskusi kelompok kecil yang berkomitmen untuk berkembang bersama.
2. SEBUAH REVOLUSI PARADIGMA SOSIAL
Kaulah busur, dan anak-anakmulah anak panah yang meluncur. Sang Pemanah mahatahu sasaran bidikan keabadian, Dia merentangmu dengan kekuasaan-Nya, hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat. ~ KAHLIL GIBRAN ~
Prolog ke 2 dalam buku ini di awali dengan petikan sebuah cerita yang diambil dari sebuah buku terjemahan karya Anthony de Mello, seorang Jesuit keturunan India yang berjudul Awareness (diterjemahkan menjadi buku “Butir-butir Mutiara Pencerahan”, oleh PT Gramedia Pustaka Utama) yang isinya antara lain sebagai berikut :
Pada suatu hari, seorang pria menemukan sebuah telur burung rajawali dan dia meletakkan telur itu bersama dengan telur-telur ayam yang sedang dierami induknya. Setelah menetas, anak burung itu tumbuh bersama anak-anak ayam dan bertingkah laku sama persis seperti anak ayam lainnya, karena ia mengira bahwa dirinya memang anak ayam.
Suatu ketika, anak rajawali itu melihat seekor burung yang sangat gagah terbang mengarungi angkasa. Burung itu melayang dengan anggun dan berwibawa dalam hembusan angin yang kuat, dengan hanya membentangkan sayapnya seolah mengapung di udara.
Burung rajawali yang sedang bersama ayam-ayam tersebut sangat terpesona dan berkata : “Siapakah itu?”, katanya dengan penuh kekaguman. “Itu burung rajawali, raja dari segala burung, “ kata ayam yang ada di dekatnya. “Dia penghuni langit dan kita penghuni bumi. Kita adalah ayam.” Dan rajawali itu pun menjalani hidup terus dan mati sebagai seekor ayam tanpa pernah menyadari siapa dirinya yang sebenarnya.
Cerita di atas sangat menarik, dan intisarinya pasti langsung dapat disadari oleh pembacanya. Ya, kisah ayam dan rajawali di atas terutama membahas mengenai makna kesejatian diri dalam kehidupan manusia. Banyak orang orang yang sampai saat ini masih belum menyadari kesejatian dirinya sendiri. Just intermezo aja, penulis lagu dan penyanyi Nugie pernah merilis video klipnya yang berjudul “Lentera Jiwa”, jujur saya pribadi juga merasa tercelikkan oleh video klip ini yang langsung memunculkan pertanyaan “Sudahkah diriku menemukan kesejatian (lentera jiwa) hidupku?”.
Dewasa ini banyak orang berlomba-lomba memoles diri, mengubah citra penampilan, berpikir positif dan berorientasi untuk menjadi pemenang (dalam kisah di atas diumpamakan bahwa semua orang ingin menjadi rajawali). Dari kisah rajawali tadi muncul pertanyaan lanjutan sebagai berikut :
Apa yang harus dilakukan rajawali tersebut agar dia menyadari bahwa dirinya juga seekor rajawali?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ratusan judul buku dan berbagai macam seminar dan program people development bernilai jutaan dolar telah digelar.
Apa yang harus dilakukan seandainya dia bukan rajawali, tetapi memang seekor ayam? Haruskah dia berubah sikap dan cara berpikirnya, dan menjadi serta berperilaku seperti seekor rajawali? Dapatkah dia akhirnya menjadi seekor rajawali?
Apakah memang benar menjadi seekor rajawali adalah lebih baik daripada sekedar menjadi seekor ayam?
Pertanyaan-pertanyaan di atas hendaklah menjadi perenungan kita dalam mengaruhi hidup kita selanjutnya.
Sejak kecil anak-anak berlomba menjadi bintang kelas, juara olah raga, dan prestasi-prestasi lainnya, bahkan menjelang dewasa mereka diarahkan untuk menjadi penguasaha sukses, profesional dengan karir cemerlang, artis terkenal, dan sejuta kesuksesan lainnya yang menawarkan mimpi dan kehidupan kelas atas yang menawarkan sebuah gaya hidup.
Sebagian besar dari kita bermimpi menjadi penghuni langit seperti rajawali, tanpa pernah mensyukuri keberadaan kita meskipun hanya sebagai seekor ayam.
Sejak kecil, kebanyakan dari para orang tua dan lingkungan masyarakat kita membatasi pedoman, kriteria dan harapan tentang hidup sukses, sehingga membentuk dan membatasi pemikiran kita tentang sukses yang harus diterima menurut harapan masyarakat yang seperti kisah di atas, kita semua diharapkan untuk menjadi rajawali. Kita merasa bahwa tidak ada yang akan menghargai kita jika kita hanya menjadi seekor ayam.
Sejenak marilah kita merenungkan penggalan syair Kahlil Gibran – seorang penyair berdarah Libanon – yang menyadarkan kita bahwa bukan orang tua, masyarakat, dan juga bukan diri kita sendiri yang menentukan sasaran akhir hidup kita, melainkan Sang Pencipta.
Kaulah busur, dan anak-anakmulah anak panah yang meluncur.
Sang Pemanah mahatahu sasaran bidikan keabadian,
Dia merentangmu dengan kekuasaan-Nya, hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat.
~ KAHLIL GIBRAN ~
TBC to prolog 2,3,4,5 ...
Comments
Lanjutkan terus Big Brother!!!
Lanjutkan terus Big Brother!!!