It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
mewek nih!!
liat dulu baru praktik, lol sampai kamu banned, intriguing hehe... gak sengaja haha... emang mereka gei? aamiin haha maaf ya agak lama bapak kost buat ibu kos lah oke makasih. berharap saja ya? tebak aja pengen cepet biar gak kecapaian lol hehe... kenapa gak penasaran sama te es nya aja? #halaaah
sori kelupaaan.
siiiip.
@babycurse @wyatb @be_double
@blackshappire @ottorisk @asz_2468
@adamy @telur_ungu
@indra_perjaka @bagoes_cahbagoes
@antis @mltgw @edwardlaura
@admmx01 @aicasukakonde @fends
@adinu @LastBreath @d_cetya @luky
@aicasukakonde @buyung-yk
@permanario @alvaredza .
@boybrownis @Ian_sunan
@Monster_Swifties @arieat @cibro
@Wooyoung @CL34R_M3NTHOL
@kiki_h_n @yuzz @elsa @iuss
@indra_hunks @adamx @arixanggara
@hendra33
@sunnyhoney @nand4s1m4
@mikaelkananta_cakep
@dan99ization @TigerGirlz
@bumbellbee @onewinged_bird
@ottoRisk @MisterF @Gaebara
@mr_makassar @zick_perzon
@Ray_Ryo @leehan_kim @2mocin
@latio @rayrio017
@congcong @ajatarman
@Ziehl_Neelsen @ipinajah @3llo @matamu @dewa_ariez17
@de_adjha87 @teru @mohsyazfarrel @dafazartin @hehe_adadeh @Soshified @kuroy @emut2x @balaka @patric
semoga udah ke mensen semua.
siang all, maaf ya. dari awalnya proyek iseng aja jadi cerbung dan lumayan banyak menerima atensi. kemarin tidak sempat update karena ada kendala teknis. baru ada laptop lagi. jadi deh ini baru bisa update. maaf ya, aku juga pernah jadi reader kalau nemu cerita yang belum selesai juga kagak seneng. tapi aku yakin tiap penulis punya alasan tersendiri.
Hehe… karena udah cukup lama gak update. Let me remind you. Aku berikan ringkasan sedikit.
Hidup satu kamar dengan Havi telah membuat satu minggu hidup salman naik turun. Mulai dari pertama salman coli di sampingnya, Havi minta mandi bareng sampai ketika Salman membuat pengakuan pada Havi bahwa dia adalah gay. Hubungan dengan Edrick juga ikut mewarnai seminggu hidup Salman. Orang yang sangat perhatian terhadap dirinya sampai membuat Salman berpikir mungkin edrick sama dengan dirinya. Kos-kos an yang sudah ramai juga membuat kejutan-kejutan tersendiri buat Salman. Salah satunya adalah Alung dan Cipto. Di cerita sebelumnya havi dan Alung berencana menonton film. Tapi sms salah kirim dari Havi membuat Salman curiga mereka akan menonton film biru. Apakah yang akan mereka tonton? Baca lanjutannya ya.
Di cerita sebelumnya juga diceritakan kehidupan masa lalu Salman dengan sahabatnya ketika SMA, Jay. Jay dan Salman merupakan sahabat yang sangat akrab, mesra dan saling membutuhkan. Pengalaman yang dialami oleh Salman ketika sedang bersama Jay merupakan pengalaman berharga yang menjadi bahan pertimbangannya di kehidupannya kelak.
“Jay ntar malem aku ke rumah mu ya?” ucap Salman kepada Jay yang sedang duduk di sampingnya. Jay hanya memandang sekilas. Memperhatikan wajah Salman, dia mengernyitkan dahi. Jay heran dengan sahabatnya, tumben meminta izin main ke rumahnya di luar malam minggu. Malam rabu, dan Salman mau main ke rumahnya. Sering kali selama ini Jay yang meminta main ke rumahnya.
“Ha… tumben? Mau main? Ntar malem bukan malem minggu lho!” ucap Jay sambil memegang dahi Salman.
“Hih, apaan sih” ucapnya sambil mengibaskan tangan Jay.
“gak boleh nih ntar malem main?” ucapnya sedikit cemberut.
“Ya boleh lah beb!” kata Jay sambil menoel dagu Salman.
“Yaaay…” ucap Salman bersorak. Dia merangkul Jay dari tempatnya duduk.
Walaupun jam masih menunjukkan pukul 11.00 Salman sudah tidak tahan untuk pulang dan nginap di rumah Jay. Pelajaran bahasa Indonesia yang sedang berlangsung dia biarkan saja dan tidak dia perhatikan. Entah kenapa dia begitu ingin sekali sekamar dan tidur dengan Jay. Sesekali dia melihat sahabatnya yang duduk di sebelahnya. Entah rasa apa itu yang timbul.
“Akhirnya selesai juga” batin Salman girang ketika mendengar bel waktu pulang berbunyi. Dengan langkah cepat ia menuju tempat parkir. Sedikit kesal karena Jay yang ditunggunya malah tidak langsung menuju tempat parkir. Sepertinya Jay masih ngobrol dengan teman-temanya. “ Ayo pulang kampret”, ucapnya setengah berteriak di telepon. Saking sebalnya, Salman harus menelepon Jay agar cepat menuju tempat parkir. Dari kejauhan terlihat Jay berjalan mendekat ke posisi motor Salman di parkiran. Dia memasang wajah cengengesan, berbanding terbalik dengan salman yang memasang wajah super cemberut.
Tak mau sahabatnya bête, Jay pun menggoda Salman. Dia towel towel pinggang salman tapi tetep saja salman memasang muka cemberut. “10 menit tauk aku menunggu mu” ucap salman.
“Cuma 10 menit doang”, balas Jay, sambil duduk di jok belakang sepeda motor. Lewat kaca spion Salman menambah tingkat kecemberutan di wajahnya. Jay langsung memasang muka senyum paling ramah agar Salman tidak jadi marah. Walaupun Salman sangat kesel tapi Salman adalah pengendara pelan. Jadi tidak akan ada istilahnya dia bakal ngebut. Malah semakin gak mood dia akan naik motor lebih pelan.
Butuh waktu 20 menit untuk sampai di rumah Salman, biasanya jika salman yang bawa motor dalam keadaan biasa saja butuh waktu 15 menit. Karena sedang bête jadi lebih lama. Karena rencana nya salman nginap di rumah Jay, maka Salman tidak mengantar Jay pulang duluan tapi mengajaknya pulang dulu baru untuk ambil baju ganti dan baru ke rumah Jay.
Karena udah sering main, Jay udah akrab dengan keluarga Salman. Tanpa sungkan sungkan Jay langsung menuju dapur untuk makan siang. Bersama-sama Salman mereka berdua makan. Sekarang malah Salman yang senyum senyum gak jelas. Sepertinya rasa jengkelnya udah hilang tertimpa makan siang.
“Napa sih senyum-senyum gitu?” Tanya Jay.
“Ah gak papa, akhirnya makan setelah kelaparan. Entah kenapa rasanya makin enak. Perlu bersyukur” ucapnya ngeles.
“Aneh, tadi muka ditekuk sekarang minta ditimpuk”
“Isssh gak merasa bersalah banget deh”
“Iya aku minta maaf,”
“Iya aku maafin kok” ucapnya sambil menggerling nakal. Jay Cuma menjulurkan lidahnya. Selesai makan mereka istirahat. Rencananya agak sorean dikit mereka akan berangkat menuju rumah Jay.
“Ini ganti baju dulu, aku pinjamin” sodor Salman pada Jay yang sedang rebahan di kamar Salman.
“Udah gak usah besok juga gak dipakai” jawab Jay.
“Baju putih kamu nanti kotor, dan jamuran.”
Jay melepas baju putihnya hanya memakai kaos daleman. Jay bersikukuh untuk menolak baju ganti yang ditawarkan Salman. Jay pun meneruskan tiduran nya sambil berbantal lengannya sendiri. Terlihat bulu ketek Jay yang terlihat rimbun.
“Itu gak pernah dicukur?” Tanya Salman sedikit keheranan karena rambut ketek Jay tumbuh dengan lebatnnya dan tidak di cukur.
“Enggak,”
“gak pernah pakai deodorant dong? Cepat bau lho”
“Kan udah pakai parfum”
“Ya tetep aja bau. Mending dicukur dikurangi biar bias pakai deodorant”
“ah males, kesulitan kalau harus cukur sendiri, toh aku juga gak memiliki kecendrungan BB.”
“Sini aku cukurin,” tawar Salman pada Jay.
“Hmm… boleh deh”
Salman mengambil gunting dan mulai mencukur rambut ketek Jay.
“Ada kutunya” teriak Salman. Jay Cuma menjitak kepala Salman.
“Eh beneran, km ngerasa gatal nggak?”
“Hmm kadang sih gatal. Ih gak percaya ah, selalu ku sabun kok”, jawab Jay dengan ragu.
“coba deh liat, kutunya sedang bermain perosotan,” ucap salman sambil tertawa ngakak. Tau kalau dikerjai Jay langsung membekap kepala salman di ketiak nya. Salman pun tersenyum kecut karena memang bau keteknya begitu menyengat di jarak yang sangat dekat. Salman berpikir mungkin mencukur rambut ketek Jay seperti menemukan bunga bangkai di dalamnya.
Akhirnya selesai juga mencukur kedua rambut ketek Jay.
“Selesai, ada yang lain yang mau dicukur gak nih?” ucap Salman
Tau kalau sahabatnya sedang menggodanya, Jay melempar bantal ke muka Salman.
“Udah bisa sendiri”
“Coba liat, kali aja belum rapi” ucap Salman sambil ngeloyor keluar kamar. Jay hanya tersenyum kecut digodain seperti itu oleh Salman. Jay pun berniat tidur sebentar sebelum pulang.
Salman dan Jay pun berangkat ke rumah Jay pukul 5 sore. Walau Salman meminta Jay untuk mandi dirumahnya, tapi Jay menolak. Akhirnya setiba dirumahnya Jay langsung mandi. Sendirian di kamar Salman hanya rebahan, menunggu sahabatnya selesai mandi.
Keluar dari kamar mandi Jay hanya mengenakan handuk terlilit di pinggang nya. Walau tubuh itu tak berotot tapi salman sesekali mencuri pandang kearah Jay yang sedang berganti baju. Tidak sampai telanjang bulat. Tapi detak jantung Salman sedikit memompa lebih cepat. Momen ketika Jay memakai celana dalam, ketika masih memakai handuk, memakai kaos sampai memakai celana. Salman merasa berubah ketika melihat sosok sahabatnya dalam keadaan telanjang tempo hari.
Tanpa berbicara apapun, Jay mulai mengeluarkan buku pelajaran dari tas nya. Sepertinya Jay mau mengerjakan PR. Dengan sedikit mendengus Salman dalam batin mengutuk guru yang memberi PR. Karena acara menginap malam ini tidak akan terlalu menyenangkan. Dengan berat hati Salman pun mengeluarkan buku yang dibawa dari rumah dan mulai ikut mengerjakan.
Ketika azan berkumandang mereka pun berhenti mengerjakan PR, mereka pun sholat dan kembali mengerjakan PR. Hampir pukul 7.00 PR yang mereka kerjakan juga belum selesai. Karena lapar Salman pun mengajak Jay untuk makan. Jay langsung bangkit dari tempat duduknya dan menuju ke dapur. Mengikuti dari belakang, Salman juga menuju ke dapur. Tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikan makan malamnya. Mereka kembali naik ke kamar dan melanjutkan PR nya.
Pukul 8.00 PR mereka akhirnya selesai dikerjakan.
“kebiasaan pak Herman ngasih PR matik banyak banget.” Ucap salman sambil memasukkan bukunya ke dalam tas. Jay sudah selesai lebih dulu dan sudah main hape sejak tadi. Guru matematika nya memberi soal yang berbeda kepada masing-masing murid. Jadi mustahil untuk mencontek, walaupun tipe soalnya sama.
“Kan biar sering berlatih, dengan banyak berlatih nanti mengerjakan soal matematika jadi mudah”, ucap Jay menimpali sahabatnya.
“Aku dan kamu beda otak”, ucap salman.
“Ya ya ya”, ucap salman untuk menghindari perdebatan dengan salman. Salman akan membanding-bandingkan kecerdasan yang dia miliki dan menjadikannya alasan untuk tidak menyukai matematika. Jay tetap menganggap Salman tidak menyukai matematika karena malas saja. Dan menganggap dirinya bisa matematika karena memang lebih sering berlatih.
“Ayo main PS sebentar “, ajak Jay.
“Males ah”
“Lha terus ngapain km nginep ke sini jika gak mau main PS”
Salman jadi kehilangan semangat setelah mengerjakan PR tadi. Tapi karena tidak mau mengecewakan sahabatnya Salman pun menurutinya. Akhirnya mereka main beberapa babak. Terlihat Salman sedikit males-malesan. Sehingga salman pun kalah terus.
Akhirnya mereka pun memutuskan untuk berhenti bermain. Pukul Sembilan kurang, mereka naik ke ranjang. Salman langsung ambil posisi tidur, sementara sempat-sempatnya Jay mengambil buku pelajaran dan membacanya sambil tiduran.
Pukul 1 dini hari Salman terbangun, di sampingnya ada Jay yang terlelap tanpa memakai selimut. Dia memperhatikan Jay yang sedang tidur tanpa kaca mata. Cakep, batinnya. Sepertinya Jay berubah menjadi sosok lain ketika melepas kaca matanya. Salman terus memperhatikan dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Pandangan Salman berhenti ke titik dimana ada gundukan kecil diantara paha Jay. Tanpa berkedip salman memikirkan beberapa hal. Salah satunya adalah merabanya atau menyentuhnya. Dengan pikiran yang berkecamuk Salman pun memutuskan untuk meletakkan tangannya diatas gundukan itu. Dengan pelan dia mendaratkan tangannya. Mendarat dan diam, Salman khawatir membangunkan Jay.
Karena tidak ada reaksi, Salman membuat gerakan halus di atas gundukan itu. Jantungnya berdegup dengan kencang. Salman pun merenggankan semua jari tangannya dan memenuhi gundukan itu. Sedikit meremas Jay bisa merasakan dengan jelas kelamin Jay ditangannya. Salman menghentikan kegiatannya itu dan membelakangi Jay. Dia khawatir Jay terbangun dan hal buruk terjadi.
Ketika membelakangi Jay itu malah muncul keinginan aneh di benak salman, menyentuhnya secara langsung. Karena celana basket yang dikenakan Jay emang longgar dia menyibak celana itu dari bawah. Sekarang telihat celana dalam Jay. Dari situ salman bingung, jika dia merogoh lewat celana dalamnya gerakan tersebut akan menimbulkan gesekan kulit yang besar dan bisa membangunkan Jay. Akhirnya Salman tidak meneruskan niatnya itu dan memutuskan tidur kembali.
Terbangun dari tidurnya Salman melihat Jay masih tidur. Jam menunjukkan pukul 5.30. dia memandang ke bagian bawah celana Jay dan dia menyaksikan sepertinya Jay sedang Morning erection. Tanpa pikir panjang Salman menggenggamnya. Sekitar dua detik dia menggenggam ‘tenda’ itu untuk merasakan ukuran kelamin salman.
Hal yang tidak diketahui Salman adalah Jay pura-pura tidak tahu apa yang diperbuat Salman pada pagi hari itu. Menganggap Salman Cuma iseng. Hal berikutnya terjadi hal yang kelewat batas sampai membuat persahabatan mereka menjadi renggang.
-oOOOo-
Aku menjadi berpikir yang macam-macam tentang apa yang akan Havi dan mas Alung lakukan. Malam minggu malam yang panjang. Bagaimana jika mereka beneran nge-bokep. Terus seperti khayalan kebanyakan binan karena sange berat mereka ‘terpaksa’ saling memuaskan. Aduh, bikin aku penasaran. Jika ada ‘pesta’ seharusnya aku ikut.
Tapi gengsi juga, tadi sudah menolak untuk gabung. Tiba-tiba minta gabung, Havi jelas jelas curiga kenapa aku akhirnya mau ikut gabung. Mempertimbangkan banyak kemungkinan aku jadi bingung sendiri. Datang ke kamar mas Alung dan ikut nonton, atau berdiam diri di kamar dan tidur dalam keadaan penasaran.
Akhirnya aku memutuskan untuk tidur sendiri. Biarkan saja jika mereka ‘berpesta’.
Hampir pukul 23.00 aku terbangun ketika mendengar derit pintu. Ku lihat Havi masuk. Masih jam segini kok udah selesai, batinku.
“Kok udah selesai?” tanyaku.
“Gak jadi tadi, aku nonton tv dibawah”
“Napa gak jadi?”
“Mas Alung dapet panggilan malem. Biasalah kalau gak ngapel ya teleponan. Ya udah akhirnya aku keluar. Aku gak enak aja nonton sendiri terus sebelahnya sedang telepon mesra.” Terang Havi.
Syukurlah tidak terjadi yang kayak aku pikirkan. Mungkin khayalan ku tadi menunjukkan aku udah possesif terhadap Havi.
Havi langsung rebahan di samping ku dan langsung memejamkan mata. Dia ambil posisi tengkurap. Tanpa pikir panjang aku merubah posisiku. Yang semula kepala kami bersebelahan aku ubah dengan bantal di samping kaki Havi. Jadi jika aku terbangun aku akan melihat kaki Havi bukan muka Havi. Ku lihat Havi kembali membuka mata dan memperhatikan apa yang aku lakukan.
“Kenapa kepala mu dibawah?”
Bingung mau jawab apa. “Udah gini aja anggap aja variasi”
“Lha nanti jika kakiku gerak gerak langsung mengenai muka mu”
“Enggak, aku mengahadap ke samping kok. Toh masih luas juga.”
Tanpa babibu Havi mengubah posisi nya dan meletakkan bantal di sampingku.
“Aku gak mau membahayakan temen tidurku ketika terlelap tidur. Kepala ya dekat kepala lah”
Bingung antara harus menjelaskan kalau aku bisa lebih macem-macem jika tidur dalam keadaan sepert itu. Selama ini aku sering mikir aneh-aneh jika melihat Havi disampingku saat membuka mata. Seperti membayangkan mengelus pipinya, mencium bibirnya, dsb. Tapi jika memberi tahu Havi alasan sebenarnya dia nanti malah bisa ambil jarak beneran.
Tiba-tiba Havi malah memeluk ku dari samping bagaikan aku gulingnya. Tangan nya tepat di dadaku kaki nya ada di atas kaki ku. Sedikit berdegup jantung ku.
“Eh berat tauk” ku kibaskan tangan dan kakinya dan memunggunginya. Posisi sekarang memang aku yang akan memunggungi Havi karena aku akan menghada ke kiri. Memposisikan jantung di dada kiri di posisi atas. Aku pun berusaha tidur kembali.
Sekitar pukul 4 pagi aku dikejutkan oleh suara suara yang keluar dari mulut Havi. Suara bergumam, melenguh sedikit mengerang dan mulutnya yang berkomat-kamit. Ku lihat mata Havi masih terpejam, aku takut jika dia mengalami sleep paralysis. Sebelum akhirnya aku tahu apa yang terjadi ketika Havi sedikit mengangkat bokongnya. Havi mimpi basah. Ku perhatikan tubuhnya sudah mulai melemas, karena dia tidur pakai celana jeans tidak ku lihat aktivitas berarti. Tapi terlihat ada warna gelap muncul di celana jeansnya. Tiba tiba havi membuat gerakan. Sektika aku membalikkan tubuhku kembali dan pura-pura tidur. Aku tidak mau membuat Havi malu karena memergokinya mimpi basah.
Dalam keadaan pura-pura tidur aku mendengar dia bangun dan keluar kamar. Aku pun berusaha tidur kembali. Mustahil untuk tidur kembali, aku pun cuma tidur ayam. Sampai hampir pukul 5 pagi akupun memutuskan untuk bangun. Aku pun duduk di ranjang. Ku lihat Havi juga duduk dipinggir ranjang sambil memegang hapenya. Dia menatapku.
Aku pun bangun dan berusaha melipat selimut yang ku pakai. Ketika menarik selimut itu aku melihat seperti tumpahan air di seprai. Cukup jelas untuk di lihat. Sadar apa yang ku perhatikan Havi tiba-tiba jadi merah padam. Benar-benar menggelikan melihat wajahnya seperti itu. Mungkin kah dia malu?
Aku pun Cuma diam dan memutuskan untuk pergi ke kamar mandi.
Dari kamar mandi ku lihat Havi sudah mencopot seprai yang telah dia ‘nodai’. Aku pun berpikir iseng untuk menggoda nya.
“Cie cie baru mandi madu”
Ku lihat havi duduk dengan wajah memerah
“Mimpi sama siapa tuh?”
“Mau dong di ceritain?” ledekku habis habisan.
Aku berniat ambil sajadah dan berniat sholat sebelum tiba-tiba Havi bangkit dari tempat duduknya dan mendesakku dengan tubuhnya ke tembok. Aku kaget, dengan apa yang dia lakukan sepertinya dia menjadi reaktif ketika merasa malu. Satu detik dua detik dia Cuma menatapku sebelum akhirnya dia mencium ku.
yang kelupaan mensen. )
well mungkin ceritanya menurun kualitasnya, karena udah lama. tapi the show must go on! enjoy aja deh.