It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Apapun yang terjadi, kita tetap lanjutkan p.o.v. Daya Volta ya kawan ! Aku tidak minta belas kasihan, namun aku hanya minta sedikit pengertian hingga bisa menguatkan cerita sebelumnya.
Seperti perasaan kawan yang pro Jala saat ini, aku juga lagi kangen sama Jala.
Sebuah malam yang sunyi,
Ku iringi doa untuk Jala, semoga Jala mendapati om santoso yang benar-benar tulus membantu Jala sebagai orang tua angkat di Surabaya sana.
Alangkah pilu, kalau kenyataannya om santoso hanya memanfaatkan Jala dan mamanya.
Sampai saat ini, terlihat om santoso manis senyum, semoga tidak hanya manis senyum di mulut, tetapi juga manis di hatinya.
Atas ijabah dari Tuhan Yang Maha Kuasa, sekarang biarlah Jala tenang menghadapi akhir masa SMA.
Setidaknya hingga akhir masa ini saja...., selanjutnya aku yang akan mendampingi Jala untuk membuatnya bahagia berkuliah di Jakarta.
Saat bangun dari tidur di subuh yang senyap, do'a yang serupa kembali kupanjatkan !
Lalu aku ke kamar mandi membersihkan badan dan berpakaian sekolah yang rapi
Tidak ada sarapan pagi .....
Kosong .....
Rumah sepi, seisi masih bermalas-malas di kasur, karena masih terlalu pagi
Di halaman rumah hanya ada Isal si penjaga pintu pagar. Lalu aku sapa Isal, aku mau ke sekolah tanpa antaran pak supir karena papa mungkin lebih butuh dia, aku akan pergi sendiri ke sekolah.
"sal, aku ada kegiatan yang padat hingga malam, jadi baiknya aku nyetir sediri" kataku
"iya Daya, papamu juga sudah memerintah pak supir seharian mau ke Ciledug sepertinya" kata Isal
"oh baiklah kalo gitu, tolong pintu pagarnya ya sal" kataku
"ok" katanya
Aku meluncur dengan nisan putih kesayanganku dan papaku tentunya.
Ruteku adalah menuju sekolah.
Kebetulan aku yang datang paling pagi.
Akan ada cukup waktu untuk bertemu dengan Ibu bahasa inggris berhubungan dengan sedikit strategi hari ini mencegah keributan lain yang direncanakan Natasya, paling tidak ini meringankan bebas Dika sang ketua kelas.
Jam 6.20 pagi itu aku sudah terlibat pembicaraan yang serius dengan ibu yang paling baik hati itu dan yang paling perhatian sama Jala.
Ada kerinduan yang dalam, sehingga kalau berada dekat ibu ini, aku serasa menikmati kembali masa-masa yang ku buang percuma dulu ketika Jala masih ada di sekolah ini, dengan membiarkan Jala dengan kesulitan.
Namun sekarang terasa berbeda, aku berusaha menebus masa yang hilang itu dengan hal-hal yang mungkin dianggap baik (kalau ada hasil. Kalau tidak ada hasil tentnya ga ada yang memandang usaha yang kulakukan adalah bak). Di ruang guru itu belum ada yang datang kecuali guru honor bahasa inggris kami yang sangat terkenal rajin namun entah kapan diangkat jadi guru PNS. Lalu kami terlibat pembicaraan yang lumayan serius di pagi itu.
"sebenarnya ngapain sih Natasya begitu jahat sama Jala ? pasti ada hal fundamental yang memancing Natasya" tanya bu guru itu sebenar bertanya
"ah dia sama semua orang juga jahat kok bu" kataku membelokkan masalah
"ehhhh bukan, kalo yang ibu lihat sih sama Jala dia overdosis banget jahatnya ! kok ga jahat sama anak yang tajir seperti Dinata, Dani, dkk ?" kata si ibu itu lagi
"karena Jala ada di posisi yang lemah bu ! kalau si Dinata or Dani, mantul deh kejahatan si nenek lampir itu" kataku
tiba-tiba tak disangka si ibu itu menggedor meja dan menyepak kakiku, kagetttt !!!!!
"ohhh... ada apa bu ? kok aku disepak ?" aku begitu terkejut
"ibu ga suka kalimat itu, jelas Jala miskin di posisi yang lemah ! dah tahu kan ??? masa masih harus disakiti, tidak lah lawan berimbang. Cari lawan yang seimbang dong" gerutu ibu itu
"maaf bu, itulah yang terjadi di negara kita ! tanpa harus menutup mata" realitaku untuk si ibu
"realita kok jadi hobby ! sekarang saja kamu sudah berubah ! betul ga dugaan ibu, bahwa kamulah penyebabnya ! Natasya suka kamu kan ? tetapi kamu suka Jala ?" kata bu guru dengan terputus
"ya sudah ..... kalau itu penilaian ibu aku terima saja, terus apa yang harus aku lakuin bu ? di lain sisi, masalah sudah selesai bu, aku sudah dimaafkan Jala" aku juga mulai terbata
"ga tau ah ! .... kamulah yang bisa merubah Natasya" kata bu guru itu
"loh kok gitu ?, ibu juga sayang amat sama Jala kan !" tuduhku
"semua guru yang tersentuh oleh suara Jala, juga akan sayang sama Jala !!!!" si ibu berargumen
kemudian kami terdiam
"huuufffffff" ibu itu hanya menghembuskan nafas
"itulah bu yang ada di dunia ! sekarang apa aku bisa menolak kondisi ini ga bu ?" pertanyaanku pada si ibu
"merubah itu peranan generasi muda, sebenarnya ibu juga ga rela kamu susah karena dipermainkan si berhati batu itu" kata si ibu itu seterusnya
"iya aku tahu ibu sayang juga sama aku" ucapanku
"hahahah ge er kamu ! tapi makasih ya Daya, kaset komplit berisi senandung jala" kalimat si ibu
"sama-sama bu" kataku
"sabar ya Daya. Kita pakai strategi ini, kamu kosongkan saja hati pada tingkah Natasya. Sehingga terkesan kamu dewasa dan tidak kampungan bersitegang urat leher" strategi yang ditawari si ibu
"Ok bu, dengan senang hati kulakukan" kataku
"ibu percaya kok, orang baik seperti Jala adalah pemenangnya, dan Natasya harus melihat ini di kemudian hari" harapan si ibu
"amiiinnnnn, semua akan berubah masuk pada jalan yang baik" kataku
"hahahah Daya, kamu kalau serius seperti ini cuuuuakep banget, tapi kalau lagi usil waahhh mirip bocah" kata bu guru menjewer pipiku
"auuuu sakit ah ! aku kan emank begini bu, easy come, pengasih dan penyayang" kataku
"hahaha udah ga boleh itu ! harus fokus ! karena dah mau masuk kuliah ! harus dewasa" saran bu guru......
Setelah dua, tiga orang guru masuk ruangan itu akupun bergegas menuju katin sebelum bel masuk berbunyi.
Ada beberapa siswa yang ga sempat sarapan pagi begitu hening menikmati menu yang dipilihnya.
Akupun segera mencicipi risoles dan sekotak susu coklat kemasan.
Nimat, dan emang damai setelah mimik susu coklat
Selanjutnya jam pelajaran tidak dapat dihindari.
Tiga puluh menit pelajaran biologi yang sungguh menarik itu tentang biota kehidupan di permukaan bumi, kami dikagetkan oleh gedoran pintu yang sungguh keras
dooorrrr dooooorrrr
"siapa sih orang ga tahu adat!" gerut Ibu guru biologi
ngeeeekkkkkk
pintu terbuka
"maaf ibu, saya hanya mengawas dia ! sudah saya larang dia masuk dalam sekolah tapi dia ngamuk-ngamuk bersama orang tuanya di depan ! ga enak bu dilihat orang-orang dalam mobil yang lalu lalang di depan sekolah" kata satpam
"loh gimana ini ?" si ibu berfikir keras
"suruh aja berdiri ibu, kalau ditahan dia jerit-jerit malah seluruh lokal terganggu berlajar" kata Dika
kami bengong
di tengah kebengongan itu, Natasya serta merta menarik kursi yang diduduki Erin. Erin adalah cewek yang bertubuh kurus jadi gampang ditarik gitu.
Alat tulis Erin berjatuhan dan badannya oyong ke samping kiri menghadap ke meja Meta. si Erin tercekal karena kaget, dan Meta bersuara dengan lantang
"Nat, sudah cukup rasanya ! ga usah nyakitin banyak orang ! elu bisa ngomong baik-baik bahwa elu mau rampok kursi Erin, maka dia bisa berdiri secara baik-baik, daripada begini, kalau dia cidera kami ga jamin kamu selamat !!!!" kata Meta berapi
Seperti bakat lahir Natasya, dia sekarang duduk setenangnya tanpa terasa telah berbuat pemusuhan yang lain.
Jam istirahat, anak-anak menyeret Natasya dari kelas dan Dika mengunci kelas kami. Meski digedor gedor minta dibuka kami hanya berlali menuju halaman sekolah untuk bermain atau kembali ke kantin. Anak lokal tetangga kami juga pada menggerutu karena agak terganggu oleh gedar gedor itu. Semoga Natasya bahagia jadi bahan tontonan anak-anak satu sekolah.
Maha adil sekali ! pas jam pulang sekolah, tumben siang jelang sore gini mobil jemputan Natasya belum datang. Dalam mobilku sudah ada anak geng cantik yang dipimpin oleh Rini sedangkan Fanni biasanya dijemput oleh supirnya.
"Daya, ikut dong !" sergah Natasya dengan pede membuka pintu mobil bagian depan. Ternyata ada Rini di depan dan bangku lain penuh oleh anggota lain termasuk Meta dan Nana sekedar untuk membuat kesan mobil sungguh full
"huuuuuuuu ga tahu malu" sorak anak-anak dalam mobil yang akan ku setir
Kemudian Natasya menyeret tas Rini hingga terjadi tarik-tarikan dan teriak-teriak sungguh memalukan dilihat orang, lebay. Karena jam pulang, ga bisa dicegah lah keramain dan rasa ingin tahua anak SMA. Sudah cukup rasanya Natasya mempermalukan diri, dan emosi teman-teman yang lain juga ga stabil melihat dan mendengar cerita ulah si nenek lampir ini, sungguh tidak tenang jadinya. Begitu mengusik perhatian.
Melihat ini, pak satpam berlarian mendamaikan tawuran ini.
Kasus ini kemudian ditangani oleh pak satpam, gampang bagi mereka menyeret Natasya !
Fanni berlarian turun dari mobilnya. Rini dan Nana serta Meta segera menelpon orang tuanya, inilah yang mereka tunggu-tunggu selama ini. Yang pastinya dan yang kuharapkan Fanni juga menelpon mamanya. yesss kami butuh pengacara.
Beberapa anak sibuk dengan kameranya dan mengacung-acungkan HP mereka
"beres !!!!! kita bereskan dia hari ini !!!!!" sorak mereka
aku terdiam
para cewek sudah berlarian menuju tempat dimana Natasya diamankan
Aku kembali menutup pintu mobil dan menuju kawan-kawan itu.
Ku lihat Pratiwi dan teman-teman lain juga berlarian menuju lokasi itu.
Tak lama kemudia, Dika yang sibuk dari tadi menelpon seseorang bergerak ke selatan menyongsong ke datangan ibu bahasa inggris kepala sekolah dan para guru cs an mereka.
Adik kelas yang agak merasa abu-abu dengan kasus ini begitu ketakutan dengan keramaian yang terjadi secepat kilat mereka menghambur dari halaman sekolah berlarian meninggalkal lokasi kejadian, tetapi mereka yang cukup mengerti dengan kasus ini, malah ikut-ikutan memenuhi keramainan ini.
"iniiiii air bekas cuci piring kantin, siraaaaaammmmmmmmm" teriak kesetanan dari Rini
"siraaaammmmm siraaammmmmmm" gemuruh kemarahan anak-anak cewek teman gen cantik melihat Rini yang sudah kesekian kali diajak main-main oleh Natasya
"Rasakan............" Fanni tidak mau kalah
"sudah, sudah teman-teman ! ingat ya kasus ini adalah bukti pendukung dalam persidangan ! jangan menyakiti dia ! kalau kita ga mau kasus ini dibelokkan mamanya" Hardik Dika dengan wibawanya,
semua terdiam
Dika betul sekali, kalau Natasya ada bukti disakiti, ya kurang sip rasanya menceritakan kesakitan sekolah pada pengadilan !
"setujuuuuu....." sorak para guru
"Ok.... pegang dia pak ! jangan lepas !" Perintah Dika
"Bukti kamera kalian lengkap kan dari kemaren hingga tadi ?" tanya bu bahasa indonesia kami yang tiba-tiba muncul sejak berhasil menggiring kasus kepergian Jala membuka tabir ketidak adilan di sekolah ini.
kami geram, penuh caci maki pada Natasya
"Rasain elu ! dunia ga selamanya enak untuk elu ! mulai sekarang rasakan dunia yang lain" hinaan yang pedih dari Rini
"hebat betul elu ? ga percaya gue elu bisa menghentikan semua ini" Natasya balik mencemooh tak mau kalah
"dah kurang ajar masiiiihhh juga sombong, ga tahu diri" sergah bu bahasa inggris
"Jala dah terusir, sebentar lagi ibu yang gue usir dari sekolah" kata Natasya sangat mengiris persaan
"tambah kurang ajar kamu ya ! siraaaaaaammmmmmmmmmm" perintah Nana
Tuuuiiiinngggg Tuiiiiiiinnggggggggg terdengar bunyi sirine mobil polisi
"tenang-tenang ....... polisi datang ! jangan bertindak sembrono" Dika kembali menghardik
dan para polisi juga berlarian mendekati kerumunan kami
"dua hari ini kami remsi merasa sangat terganggu, untuk kepentingan bersama, biar dia ga mati diamuk masa, tolong bapak selamatkan dia di kantor bapak ! keluarpun dia akan mati dihajar teman-teman satu sekolah" kata kepala sekolah dengan sangat smart dan diplomatis
"iyaaaaaa...................." persetujuan dari pada guru
"baiklah pak, untuk kepentingan penyidikan" kata pak polisi itu
Dengan paksa, Natasya dimasukkan dalam mobil penangkapan itu
"suruh segera pengacara orang tua mu datang menjemputmu" kata polisis itu
"kalau ada pengacara, tapi ga akan keluar lah ! ada beberapa pengacara lawan yang sudah lengkap dengan sangkalan terkini pak" protes Fanni
"horeeeeeee, rasakan tuh ditangkap polisi, enak kan ?" teriak para murid cewek dan para guru
Horeeeee....... Horeeeeee....... tuiiiiittttt tuiiiiitttt tuiiiittttttttt
bunyi2an yang riuh di sore itu, sungguh sungguh menyita emosi
Dika, Riki, wawan, Fanni, dan Rinni, asik mereka mengacak-acak rambutku sebagai ucapan terima kasih karena menyediaakan fasilitas tak disangka bisa untuk membungkus Natasya heemmmm
"sudah.... rontok nih rambutku, kita lanjut makan-makan?" saranku
"ooooooogaaaaahhhhhh kami sama bekas si Dika, weeekk" teriak Rini cs, hahahah Nana juga ikut-ikutan
"byeeeee......." mereka semua malah masuk mobil Fanni
"loh.... loh.... kok ???" aku terkesima
"tapi makasih Daya, berkat kepolosanmu kami bisa membungkus Natasya selamanya" kata Fanni
"hahaha iya Daya, naaahhh aku jadi tenang nih ga pusing lagi, biarlah polisi dan pengadilan yang mengurus mereka" hahahah Dika ketawa setan
"betul....... betullll" kata orang-rang dalam keramaian itu yang segera mencair akibat satu-satu dari mereka keluar halaman sekolah dan menuju mobil jemputan atau angkot serta taxi di depan halaman sekolah.
Aku meluncur menuju mangga dua untuk makan lahap sop betawi kesukaanku, selanjutnya aku mulai sibuk menimba ilmu di bimbel intensif yang kupilih yang tentunya ga jauh dari mangga dua.
Bersambung ..........
)>
(
ˆ .."̮ћaћaћaћa"̮..
Di ujung belokan yang mengarah ke jalan besar pusat pertokoan, aku tersentak melihat iring-iringan mobil dan sepeda motor. Salah satunya adalah mobil ibu guru bahasa indonesia yang terkenal lihai menggiring kasus. Iringan itu mengarah ke kantor polisi resor cempaka putih.
"waaah katanya dah mau bubar, katanya dah selesai ! waduuhh masih ada kejadian baru ?"
"apa Natasya melarikan diri ?"
"apa Natasya shock dan pingsan ?"
"apa dia meninggal ?"
aduuuh berkecamuk rasa dalam batin ku
Dalam batinku, ada rasa ingin tahu dan juga rasa sebel karena jam makan harus tertunda lebih jauh
adooohhhh
Namun rasa ingin tahuku lebih besar dari rasa lapar di perut berirama keroncong
halhasil aku ikut-ikutan membuntuti iringan itu
Hingga tiba di lokasi target
Terdengar pekikan suara mama Natsaya ditambah dengan hardikan dari suara segerombolan cewek, belum jelas siapa kah gerombolan cewek itu. Aduuhhhhh !
Saat aku menapaki kantor polisi itu, tiba-tiba dari arah kiri berhenti mobil mama Fanni
Dia tergopoh-gopoh membuka pintu mobilnya.
oh ya...... di parkiran bagian depan, ternyata ada mobil Fanni dan pak supirnya sedang duduk di bangku tunggu dekat pintu masuk.
"tahan dia Fanni, tahan" hardik mama nya
"mama..................................................." teriakku
"ehhh ada Daya juga" kata beliau
"mama...., lama amat seeehh. Oh kamu Daya ? ga jadi makan ? katanya kamu lapaaarrrrr" gerutu Fanni
"Maceeet nak, maceet" alasan mamanya
"iyaa iyaa macet maklum lah Fan, ibu-ibu tua renta nyetir" aku mendamaikan Fanni
"hahaha kurang ajar kamu Daya" kata mama Fanni
"ayo mama banyak bacot ! buruan ! ntar anaknya hilang dilarikan mamanya ! enak saja dia mau bawa-bawa tanpa peduli apa yang telah diperbuat anaknya !" gerutu Fanni lagi
"Haaaa ? keterlaluan sekali mau nginjak-nginjak hukum dia ya ? hukum itu yang mau diperjuangkan untuk menangkis perbuatan jahatnya" balas mama Fanni
"banya teori mama ini, kalo dia lepas sama juga bohoong, ayooo cepetan ! kita hadang langkah mereka" ajakku penyemangat
Dengan cekatan mama Fanni melihatkan surat keberatan yang sangat lengkap sesuai dengan prosedur hukum jika anaknnya dilepas.
Lagi-lagi kami tersentak, waahhh ada 3 lembar surat pernyataan resmi dari sekolah yang ditanda tangani guru saksi yang lumayan banyak, sekarang surat itu sudah di tangan kepala polisi di kantor itu.
Komplit !!!! lit lit lit
Namun ini yang lebih mengaggetkan : celetukan mama Rani entah kapan dan dari mana datangnya
"masih kurang ya pak pengaduannya dengan segala bukti ????, saya juga punya surat pengaduan atas perbuatan tidak menyenangkan dari si anak aneh ini pada anak saya hari ini" kata mama Rani
"sudah bu, cukup... cukup, lebih dari cukup malah, kami sudah biasa berurusan dengan Ibu pencara ini, kali ini kami mengerti sekali prosedur hukum sebenarnya tanpa pertimbangan apapun" kata beliau yang melangkah untuk membungkam cerotet mama Natasya menyakitkan telinga, lalu bos polisi itu berkata
"untung kami tidak lepas anak anak ini. OK, karena ibu tidak dengan pengacara, kebetulan pengacara penggugat yang datang duluan, maka kami yakin ini kasus benaran" kata beliau
"huuuuuu kok benaran ? bapak kurang percaya ? lebih percaya sama si nenek lampir dan family ini ?" gerutu Rani
"uuuuuuuuuu..... ada-ada saja !" sorak protes siswa, para dedengkot siswa sekolah kami hahaha komplit sekali
untung aku ga tancap gas tadi, jadi mayan juga bisa mastiin peristiwa bersejarah ini
"ga bisaaaa........ saya juga mau buat pengaduan langsung ke kejaksaan negeri, polisi disini bersekongkol dengan sekolah" kata mama Natasya cempreeeng banget suaranya menyakitkan syaraf telinga
"silahkan....... silahkan ! saya juga mau membuat pengaduan tindakan tidak menyenangkan atas suara ibu yang menyakitkan telinga....... dan tuduhan yang tidak benar, nih saya rekam loh suara ibu 150 decible............" kataku entah dari mana keberanian itu, mungkin agak kurang nyaman dengan pekikan mama Natasya
"hahahahah..... Daya... Daya..." ketawa teman-teman
"diam kamu ! ga sudi lagi anakku berdekatan lagi dengan kamu" sentak mama Natasya lebih cempreng
"hehhh !!!! anak Ibu yang kegatelan ! kayak ga ada cowok lain ! saya juga suka sama Daya" canda ibu honor bahasa inggris kami
"hahahaha......... hajar bu !!!!" sorak para siswa
"sudah-sudah .... ya sudah ! Prosedurnya sudah benar, dia kami tahan disini untuk keselamatan dirinya! silahkan ibu bawa pengacara, tetapi jangan marah kasus ini yang kami tangani dahulu, bukan pengaduan ibu karena pengaduan sekolah ini sudah resmi teragendakan sejak detik ini" info dari bos polisi itu
"horeeee................................." seru para siswa
"sudah-sudah brisiiiiikkkkk kalian................. pergi sana ! pergi ! " usir dari polisi penjaga sore itu hahahahahahahahahahh. Dari tadi polisi yang satu ini berkeringat dengan brisiknya ibu-ibu dan para cewek hahahaah. padahal wajahnya ganteng juga cieeeee. Tapi pemarah ! malah bos nya sangat baik pada kami. Begitulah anak buah biasanya banyak lagu, heeemmm
aduh kami diusir karena brisik wahaha ya udah, yang penting nenek lampir merasakan bermalam di kantor tahanan polisi hahahahah
"ehhhh... kalian curang, kok aku ga diajak" kataku
"bukan gitu, kami juga dah mau dan siap-siap berangkat bimbel, ini ide ibu bahasa indonesia, jadinya anak-anak naik pitam kalau ternyata Natasya dilepaskan di tegah jalan, ayo ? maka kami kawal" kata Dika
"hahahah, untung tadi lampu merah ! kalo ngga aku dah mau belok ke jalan besar" kataku
"ciiiihaaaaaa......... lengkaplah bukti ! sekarang dijamin dia merasakan risih dipenjara" kata Rani
"yoi...... ayo girls kita happy-happy sore ini" ajak Fanni
"jangan keluyuran ! besok persidangan loh ! tahan dan latih mental" ancaman mama Fanni
"hahahah.... serem amat" kataku
para cewek terdiam wahaha
"kok diam neng ? iya kan kamu Nana yang mengungkit kasus Natasya, jadi kamu yang ditanya hakim" kataku
hahahahahhaha anak-anak ketawa
"kok aku....... ga mau ah !" protes Nana
"iya harus, kalo salah-salah ngomong kamu yang dijebloskan masuk penjara" aku menakut-nakuti Nana
"hahahahah Daya gila.... ga ada itu Nana ! besok pagi kita latihan ya cara menjawab" hibur Dika berhati malaikat hahahah
"hahahah gitu dong, Daya gila, bikin ngeri aja" ketawa si Nana
"yaa kalo gitu, ajak dong Daya tuuh si Nana makan-makan" saran Fanni hahaha
"wah ga bisa dong Fan ! selama cincin emas putih masih melingkar di jariku" kata Dika sok serius
"hahah Dika ketularan gila !!!!!! pacaran tuh sama Daya ampe kakek-kake" sorak para cewek
"amiiinnnnn" kata Dika
"woy gila, kok di aminin ?" celetehku bernada protes
"come on girls.... kita jalan......." ajak Fanni
Setelah itu terlihat para orang tua juga telah menaiki mobil masing-masing, diikuti mobil Fanni, motor wawan cs termasuk Dika
Terakhir aku seorang diri kembali menyusuri jalan memutar dari pertokoaan cempaka putih itu aku segera menuju mangga dua
Ga kepikiran lagi makan soto betawi yang fast aja lah.
Ku parkirkan mobil dan menuju lantai dua mencari KFC.
Kulahap dada ayam krispy dengan nasi bio nan pulen serta saos pedes dilengkapi dengan satu cup pepsi.
Yummmy..... kalo dah lapar apapun terasa yummy, apa lagi kalo sedang berpuasa hahaha
Bersambung ..............
Bagi kawan yang berpuasa, semangat ya ! lanjutan perjalanan kita
@ReyhanZa , @dafaZartin, @tarry , @cansetya_s , @arieat , @onewinged_bird , @Gabriel_Valiant , @alvaredza , @greenbubbles , @fends , @zeva_21, @boybrownis , @kimo_chie, @bumbellbee , @haha5 , @3ll0 , @nakashima , @pradithya69 , @mumura , @astlyo , @Kiyomori, @Mr_Makasar, @d_cetya , @kuroy
eh lagi puasa Bro cetya kangen roman-romanan, lagi apa hari Minggu ini Bro ?
Iya Bro.... 6 jam lagi kita berbuka puasa ada romansa Jala dan Daya suka deh yang roman-roman
Btw sape nama polisi yg cakep ntu?