It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@ReyhanZa , @dafaZartin, @tarry , @cansetya_s , @arieat , @onewinged_bird , @Gabriel_Valiant , @alvaredza , @greenbubbles , @fends , @zeva_21, @boybrownis , @kimo_chie, @bumbellbee , @haha5 , @3ll0 , @nakashima , @pradithya69 , @mumura , @astlyo , @Kiyomori, @Mr_Makasar, @d_cetya
Kawan, perahu kita masih terus melaju meski terseok dan aku akan terus mengayuh. Telah diceritakan pada bagian yang lalu bahwa bayak kejadian yang tidak terikuti selama aku menemui Jala di surabaya, terutama bahwa Natasya meresa suasana sudah terkendali dan berencana kembali pada tabiat aslinya.
Kalau mencermati komentar papa Daya dan guru bahasa inggrisku, aku simpulkan ga anak ga orang tua sama saja, sukanya cari sensasi. Ini menurut penilaian anak sekolah loh, apa lagi mamaku yang menilai yang sangat bersemangat sekali mengikuti persidangan pak kepala sekolah dan konco-conconya.
Selesai mandi jam setengah sembilan malam, aku berpakaian yang nyaman dengan maksud agar aku juga nyaman membaca buku pelajaran yang telah kutinggalkan meski hanya beberapa hari namun mampu membuat jantung bertendum dug-dug melihat tebalnya buku pelajaran itu hahah. Tak disengaja ada call masuk dari Fani, aku angkat call tersebut sambil berjalan menuju ruang makan sekedar mencari apa yang dihidangkan mama hasil mbeli di rumah makan.
Mamaku emang jarang sekali memasak. Kok jadi cerita masakan ? kita langsung saja apa yang akan disampaikan Fani, hahaha
"Dika, buka tuh FB dan Twit lagi rame tuh anak-anak sekolah kita ricuh" kata Fani
"hemmm, mereka shock kan ? bahwa Natasya besok kembali" pancingku
"kalo shock sih kesannya masih baik, tapi ini lebih dari itu ! yaitu terpancing untuk membangun dinding penghalang bagi dia, agar sekolah tetap berjalan dengan konsep baru yang telah disepakati" info dari Fani
"bentar ya, nih aku ke laptop saja lebih seru bukanya di laptop" aku minta waktu sebentar
"ok" kata Fanni
"uiihhh, banyak sekali yang ga kita tau ya ? ternyata manajeman sekolah itu dulu dikuasai oleh sedulur Natasya, jadi.... murid dan orang tua kita secara tidak langsung ikut-ikut pula mendukung koloni itu... ehh ini adik kelas kita yg anak IPS ? namanya Eni, apa kata dan sumber dari mana didapat bisa kita percaya ? " bertubi pertanyaanku pada Fani
"aku kenal dia kok tapi ga akrab, sudah kucatat ! tinggal tanya sama ibu bahasa inggris" kata Fani
"kenapa harus ibu bahasa inggris" aku heran
"dialah guru yang paling sedih karena tidak berkesempatan menolong Jala dulunya, setelah itu dia mencari segala informasi tentang keluarga Natasya dan sedulurnya, info ini diserahkan secara langsung ke mamaku yang memfasilitasi jalannya persidangan, tenang mama masih kuat" kata Fani
"hmmm Fani, setahuku sih dengar-dengar ortuku diskusi, pak kepala sekolah itukan PNS, jadi kalau ikatan korpnya melindungi, mama kamu akan berat kerjanya" saranku
"hahaha Dika..... Dika..... setelah demo besar yang kita jalani, mamaku yang dihubungi dinas pendidikan kota Jakarta untuk mengurus ini. mereka sangat menyupor !" kata Fani
"Ok Fan ! boleh ga aku minta satu harapan ?" permintaanku
"apa itu ?" kata Fani
"bukan berarti Daya pacarku ya .... hahahaha guyon, aku lihat papa Daya agak sedih secara tidak langsung disinggung-singgung oleh ortu Natasya tentang aliran dana sumbangan dengan pak kepala sekolah itu, semua uang ngalirnya ke rekening sekolah !" kataku
"astaga.......... ini yang ditunggu-tunggu mamaku ! akhirnya orang itu muncul, mereka belum tahu ya hari gini media sosial tempat curhat bisa jadi bukti sengketa hukum ! tapi apa papa Daya ada bukti ?" kata Natasya
"orang tuaku malah yang memantaunya ! tanang....... aku kumpulkan dengan rapi terus aku kirim ke kamu ya ! tolong sampaikan ke mama" pintaku
"Ok Dika, aku akan merasa telah menabung Jasa bahwa aku pernah menolong Jala. Usaha kita kali ini bisa membuat Natasya sadar bahwa hidup itu memang harus ada orang susah dan orang senang, kenapa harus menyakiti orang susah ?
tapi kalau aku pengennya sedikit saja.... agar Natasya merasakan susaaahhhh itu seperti apa, wkwkwk" ketawa gurih si Fani
"hahah Fani, kalau nolong Jala ya nolong saja jangan anggap nabung jasa, hahaha itu tidak ikhlas seperti nasehat jala" kataku
"hahaha, guyon, awas kalo kamu lapor seperti itu pada Jala" ancam Fani
"ga kok tenang saja" balasku
"ok Dika, eh ngomong-ngomong minta nomor Jala yang baru dong ?" permintaan Fani
"oh kalau yang itu sangat berharga ! aku ga akan membaginya pada orang lain, tapi untuk kamu aku bagilah hahaha kan kamu juga sering nyakiti Jala, kudu minta maaf" kataku
"eehh bukan, aku gak pernah begitu ! aku ga rela sebenarnya hari gini masih saja uang yang bicara bukan talenta" kata Fani
"nah gitu Fani, jadi geng cantik sekolah kita memiliki ketua yang tidak hanya cantik wajahnya tetapi cantik juga hatinya" saranku
"amiiiin, moga aku bisa selalu dijalan yang lurus" kata Fani
"amiiin, semangat ya Fanni, ingat pesan guru kita loh yang di surabaya" kataku
"iya dong aku ingat selalu dan bye...... Dika" kalimat terakhir dari Fani
Sejurus kemudian aku terlibat kesibukan yang luar biasa dengan mama dan papa untuk mendukomentasi statement2 yang dilontarkan ortu Natasya di media sosial apa saja kami lacak, mereka tidak tahu ya bahwa ortuku termasuk dalam list friend dari mereka dan settingnya ga diatur lagi jadi bebas untuk semua freind.
begitulah orang yang kurang perhitungan, akhirnya ketahuan juga
Kusatukan file itu, dalam bentuk print-screen lalu ku jadikan PDF san sangat layak untuk di print dengan menampilkan alamat URL nya
Semoga ini bisa valid, kalaupun ngga, mama Fanni tahu harus berbuat apa setelah ini untuk memvalidkannya, itulah fungsinya mama Fani wkwkwk yg ahli hukum bukan ahli jualan barang elektronik seperti papa Daya hahaha.
Kemudian aku lupakan sesaat hiruk pikuk kejahatan Natasya, aku teringat pesan Jala agar segera serius belajar, aku gunakan dua jam penuh hingga waktu menunjukkan hampir jam 12 malam.
Aku setelah itu makan biskuit dan minum susu, lalu gosok gigi, cuci muka, dan bersiap untuk tidur.
Terrrttttt trrtttttttt ada SMS
"Jangan mau terpedaya sama dia, Pratiwi lebih mencintaimu, dia tidak pernah mencintai orang lain" sms dari Felix. Ohhhhh Felix .... sudah lama ga berkomunikasi dengan dia
Ini pasti efek dari posting Daya, yang super konyol tentang pesta perayaan hasil tembakan
kenapa ya Felix berkata begiru ? tidak pernah mencintai orang lain ? apa ini syarat bahwa hanya Felix yang dicintai Daya, aahhhh apa iya ? kalaupun iya kan itu dulu, cerita lama ! kalaupun iya makanya Felix juga merasa menang pernah dekat dekat Jala, saat Daya dicengram Natasya ? makanya Felix begitu memarahi Daya dan murka pada Natasya ?
Duuuhh Felix, dah dikenalin dengan Pratiwi, mash saja mengingat Daya
aku pancing Felix
"Daya ternyata baik Fel, apa waktu dengan kamu Daya juga sebaik ini ?" pancingku dengan sangat halus
"yaaaa........ baik" kata dia
uhuuiiiii ketahuan sudah misteri selama ini, TEMUAN ini akan ku jadikan senjata yang ampuh
"ehhh... maksudku, ya baik seperti cara Daya lah, jangan artikan lain ya Dik" pinta Felix
uhhhhhh munafik !!!!!!! sama saja kalian ini .................... ga kamu, ga Daya, paling bisa membuat Jala berterima kasih.
Oh tuhan....., kenapa aku ini ? Daya terbukti sekali separoh mati kehilangan Jala, Felix sangat membantu mengembangkan bakat Jala, ya wajarlah mereka dekat dengan Jala !!!!!!!!
Rasa kosong hati ini kembali mendera di tengah malam.
Semoga suatu saat nanti aku juga bisa memiliki diri Jala, karena segala kebaikan akan kulakukan dan bila Jala mengetahui, semoga Jala juga akan senyum menghargai apa-apa yang kulakukan dalam hidup yang hanya sesaat ini.
Esok hari akan ku jelang cerita mengenai ritme kehidupan di sekolah dan mencoba mencarikan jalan yang terbaik bagi pemecahan masalah yang dirasakan teman kelasku.
Bersambung .....
@ReyhanZa , @dafaZartin, @tarry , @cansetya_s , @arieat , @onewinged_bird , @Gabriel_Valiant , @alvaredza , @greenbubbles , @fends , @zeva_21, @boybrownis , @kimo_chie, @bumbellbee , @haha5 , @3ll0 , @nakashima , @pradithya69 , @mumura , @astlyo , @Kiyomori, @Mr_Makasar, @d_cetya
Bertemu lagi nih ! Apa kabar kawan semua ?,
masih akan terus kulanjutkan pertemuan kita ini, hingga mendekati batas akhir cerita.
Meski aku bukan tokoh favorit, namun ku harap kawan semua tidak menskip benang merah dari cerita yang sedang mengalir.
Sebenarnya banyak perasaan yang harus kutahan untuk mewujudkan agar cerita ini terus mengalir, seandainya aku bisa mengerem, maka aku tidak akan pernah menceritakan kesakitan dari seorang yang kalah. Biarlah aku tanggung seorang diri. Karena Opini tentang Jala dan Daya harus ditengakkan, maka cerita dari sisi diriku dipandang perlu untuk dihadirkan dalam rangka mendukung opini tersebut.
Begitu ya kawan semua, alasan aku hadir meski tidak tiap hari.
Semoga kawan semua tidak pernah ,erasa ku sita waktunya, dan terima kasih untuk terus meyimak cerita ini.
Sampai hari ini nasib tidak pernah berpihak pada diriku. Hitung-hitungan orang yang akrab dengan diriku sangatlah banyak, termasuk yang super akrab seperti Pratiwi, Felix, Daya, Fanni, Rini dan Jala. Pratiwi tidak pernah sayang padaku dia lebih tertarik dengan Felix.
Felix juga tidak pernah sayang padaku, seperti kita ketahui dia lebih menghabiskan waktu dengan Pratiwi sebelumnya dengan Daya (dalam tanda petik, ga pernah Daya mengklarifikasinya mungkin Felix bertepuk sebelah tangan).
Daya juga ga pernah melihat sisi hatiku, dia sangat mencintai Jala.
Serta tentunya Jala orang yang akhirnya membuat aku terseok-seok, juga tidak pernah sayang padaku.
Semua menganggap diriku hanya orang yang disegani sebagai teman pelindung, tidak lebih.
Tetapi bagaimana dengan perasaanku ?
Persaan ? Aku tidak pernah tau ! aku didik untuk selalu disiplin dan bermanfaat untuk orang lain, aku terlupa akan hubungan yang melibatkan persaan.
Yang kutahu, Hari akan terus bergulir, masih panjang waktu untuk melatih instingku pada kebenaran kata hati.
Untuk saat ini aku belajar dari beberapa buku acuan dan artikel yang ku dapat dari browsing. Sedikit tanya-tanya pada teman FB dan twitt. Jauh dalam lubuk hatiku, pelajaran hidup yang dihadirkan untukku mengenai Jala dan Daya, aku rasa turut memperkaya wawasanku tentang kehidupan.
Selanjutnya, kita balik saja pada kisah sebelum ini yaitu tentang Natasya yang menyatakan akan hadir kembali pada aktivitas sekolah setelah menghilangkan jejak seiring bergulirnya kasus persidangan dugaan korupsi di sekolah kami. Tadi malam aku dan orang tuaku juga sibuk mengumpulkan dokumen yang bisa dijadikan bahan perkara oleh mama Fanni. Ya pada kesempatan ini akan hadir tokoh yang sudah lama dirindukan yaitu tokoh si pendiam dan pembuat onar Natasya dan tokoh yang lucu tapi matre yaitu Wandi. Si Wandi ini sebenarnya akrab dengan Daya bukan dengan diriku karena mereka satu SMP dulunya.
Aku coba untuk memejamkan mata di malam itu, karena esok pagi aku akan kembali untuk mengikuti pelajaran sekolah.
Setelah tiga puluh menit ku coba untuk merilexkan fikiran, ternyata belum bisa juga, padahal badan ini masih sangat letih karena baru tadi siang kami tiba lagi di Jakarta dan langsung dikagetkan oleh pesta Daya.
Aku bangkit dari tempat tidur, dan kubuat segelas susu hangat.
Kemudian aku coba berbaring kembali dan Alhamdulillah sesaat kemudian aku bisa masuk ke dalam alam tidur.
Meskipun mimpi terasa hambar, aku merasakan beban fikiran lumayan menguap bersama dengan fungsinya tidur.
Jam setengah lima subuh aku terbangun, segera ku cuci muka dan ku sikat gigi untuk membukakan mata karena aku ingin mengulang kembali pemahaman pelajaran yang telah kubaca tadi malam. Pelajaran itu adalah pelajaran yang aku tinggalkan dalam berlibur ke surabaya.
Dengan harapan jika guru masuk hari ini aku akan cukup tune in pada pelajarannya.
Bisa kukatakan bahwa guru-guru di kelas tiga ini adalah berparadigma baru. Artinya mereka adalah guru baru atau guru muda yang penuh dengan jiwa pembaharuan. Sementara Guru-guru PNS yang diduga bermasalah telah dipindahkan pada sekolah yang lain yang merupakan sekolah yang lebih berdisiplin, sedangkan guru-guru yang ada sekarang adalah guru-guru yang cukup baik sehingga kembali bisa menciptakan suasana pendidikan yang kondusif bagi siswa.
Dengan arti kata bahwa suasana pembelajaran sungguh sangat menarik dibandingkan dengan tiga bulan yang lalu.
Secara tidak langsung ini pernah kukatakan bahwa ini kerena Jala pernah hadir disekolah kami.
Berbekal semua ini aku semangat saja menjawab ajakan Jala untuk semangat dalam menyelesaikan masa studi ini.
Jala disana juga bersemangat dalam mewujudkan cita-cita kami bertiga.
Jam enam pagi aku segera mandi pagi seperti kedisiplinan selama ini ga ada yang berubah mentang-mentang selesai berlibur.
Mama juga sudah berbenah dengan berbagai lembar kertas yang diperlukannya untuk kerjaan kantornya hari ini.
Tiba-tiba mama memanggilku
"Dika, mama Fanni tadi sms bahwa beliau dan papa Daya berencana bertemu dengan beberapa pengurus dalam ikatan wali murid" kata mama
"dimana ?" tanyaku sekenannya
"pagi ini di rumah Fanni, jam sepuluh nanti di kantor beliau" kata mama
"ohhh" kata ku
"oh apa ? maksudnya tolong antarin mama pagi ini ke rumah Daya, sebelum papa Daya berangkat ke rumah Fanni, mengerti?" kata mama
"yaahh papa saja lah yang ngatar napa ?" balasku
"ga bisa, papamu ada uapaca hari ini" kata mama
"terus mama ke kantor masa harus aku antar lagi ?, adanya aku bertambah terlambat " protesku
"ga ! ntar supir papa Daya yang ngantar" kata mama
"eeeee terus Daya ke sekolah bareng aku ? OGAAHHHHHH" kataku
"kenapa ogah ? kan barusan saja akrab setelah liburan bersama" goda mama
"bukan gitu ma, karena terlalu intens minggu ini, pengen saja suasana lain" jawabku
"lalu apa yang kamu harapkan dengan menghindar begitu ?" kata mama lagi
"kalau sedikit menjaga jarak. maka rasa akrab itu akan terus terjaga mama" selorohku
"ga bisa ! terori apa pula itu. Kali ini mama mau nolong sekolah kamu loh, bukan kepentingan mama sebenarnya" komentar mama
"aku hanya berfikir mengapa kita tidak langsung saja ke rumah fani ? biar Fani yang saya bonceng ke sekolah, bukan Daya" umpatku
"huss jangan gitu, dia sudah ada pacar loh, jangan repotkan diri kamu" kata mama nasehat baik jelang akhir masa SMA.
"di rumah ia ada pacar ! kalo disekolah aku lah pasangan nya ma" alasanku
"hahaha, anak zaman sekarang ! ya ingat masalah sekolah kamu lebih penting kan dari pada urusan pribadi" alasan mama teori PPKN bener nih
"Ok kalau gitu aku mau menolong untuk sekali ini saja dan bukan demi Daya" kataku
"Ma, aku pulang agak malam ntar, jangan marah ! mungkin ini akan jadi kebiasaanku ke depan, untuk hal-hal yang bermanfaat" kataku
"ha..... ? emang kenapa nak ?" tanya mama
"ga terlalu perlu dijelaskan ma, yang penting ini adalah untuk masa depanku menjelang akhir masa SMA" alasanku
"ya baiklah, paling mama panggil saja ambulan jika kamu mengalami kecelakaan nantinya" kata mama
"hahaha.... semoga ga yang menyerempet-nterempet bahaya begitu, aku janji deh" kataku
"ya untuk sementara mama masih percaya pada kegiatanmu dan mama pegang janjimu ! untuk tidak mencelakkan dirimu dan orang lain" mama mengakhiri pembicaraannya
"ok ma" jawabku
"call Daya ya, biar rencana hari ini dimengertnya" saran mama
aku iyakan saja....... terlalu lama berargumen dengan mama ga baik juga pagi-pagi ini, sebelum mendengar bentakan dari papa hahahaha
namun lidahku terlalu kelu untuk mencall Daya, maka aku SMS saja menerangkan maksud mama untuk pembuktian berkas yang diperlukan oleh mama Fanni
Dua puluh menit kemudian aku memboncengi mama menuju rumah Daya. Sesampainya disana tak disangka tak dan tak dikira,
Fanni dan orang tuanya sudah berada disana, my god .........
"selamat pagi tante" sapa Fanni
"pagi Fanni" kata mama
"aku kok ga disapa ? " protes Daya
"oh iya, selamat pagi juga anakku yang bandel" kata mama
"heheh selamat pagi tante " kata Daya
"tante ????? bukannya mama ????? alay kamu" aku bersenandung dengan hinaan
"cuek saja Daya, si Dika dari tadi malam jutex aja bawaannya lagi dapet kali ya" komen mama
"oh ya siklus bulanan" Daya menimpali ejekkanku
"hahaha kok ga mesra sih, padahal barusan jadian. yang akur dong, biar jadi inspirasi" kata Fanni
"ah jangan ini pula yang kamu bahas di depan orang tua" kataku pada Fanni
Para orang tua berkerut keningnya, apa yang aku katakan dan apa yang sedang dibahas anak-anak mereka
Tapi prinsipnya mereka lagi konsentrasi pada satu urusan ya satu urusan saja, demikianlah para orang tua, begitu fokus tidak seperti anak-anak mereka yang ingin memmikirkan semuanya. Mereka tidak mau terpancing dan memilih untuk berdiskusi sebentar di dalam ruang tamu, rumah keluarga Daya.
"ke dalam saja kita bu, susah sama anak-anak terlalu brisik" kata papa Daya
"weeeeei, " kompak suara Fanni dan Daya
Aku hanya diam saja
"cieee ada yang bercincin baru" goda Daya
Fanni seketika melirik jari tanganku
"aku juga pacaran tapi ga seserius kalian berdua bercincin-cincin segala ! mengherankan" kata Fanni
"itulah bedanya kita ! ga usah dibahas kalau itu membuat rasatidak senang" kataku
"iya pagi ini aku hanya ingin berduan dengan Dika: pancing Daya
"ya udah ! aku sama supir Daya saja" kata Fanni
"silahkan sama dia, supir najis ! masih ingat aku dia berteriak-teriak INI LOH PCAR BARU DEN DAYA, cantik kan ??????" uuhhhhhh masih piilu bahasa hatiku mengingat dia dan Natasya memanas-manasi Jala dulu nya
Fanni terdiam ingat perlakuan Natasya dan ingat strategi kebodohan apa yang sedang dimainkan Daya pada waktu itu. Sekarang sudah waktunya untuk tidak main-main lagi !
"Ok lah kami berangkat sekarang ya, byeeee Fanni" kata Daya, wahahaha
"loh, aku kok ditinggal ??? ikut dong... bonceng dua" rayu Fanni
"ciaahh, katanya mau sama supir ! kami lagi pacaran sorry ya Fan" kata Daya lagi, wkwkwk Daya emang gila ketawa batinku di pagi ini.
berangkatlah kami menuju sekolah yang terbilang masih pagi
"kok ga pegangan ?" tanyaku keheranan
"hahah Dika, dah lain lah sekarang dong Dika" alasan Daya
"biasanya juga pegangan perut, awas hati-hati jatuh" protesku
"Dika, mulai besok kita jalan masing-masing ya, aku lebih ada alasan untuk nyetir jika kamu ga datang" kata Daya
"ge er kamu, tadi mama minta antar karena ada pertemuan dengan orang tua atau wali murid" kataku
"bukan maksud ku ya Dika, tapi aku ingin melakukan yang berbeda. Kalau ku lihat kamu hanya keterpaksaan ingin bicara dengan ku" ungkapan perasaan Daya entah dari mana dia melihat tanda-tanda itu
"jangan sensitif begitu, kita masih terus akan jadi sahabat, cuma caranya agak berbeda, karena kamu yang ingin aku begini, ya sudah" kataku
"ga apa kok, mungkin sudah waktunya untuk begini" saran Daya
"saling sepakat ya, tidak ada bentak-membentak dan tidak ada saling bersitegang urat leher ! waktu kita sudah pendek, mohon tunjukkan sikap yang baik" kata Daya menimpali
"OK, aku juga akan sibuk dengan urusan pribadiku yang kamu ga akan pernah tau" kataku
"iya, teruslah ! aku ga apa kok" kata Daya
Menjelang menapaki halaman sekolah, kok Fanni yang lebih duluan ke luar dari pintu sebelah kiri mobil Daya, dan dari pintu sebelah kanan keluar Wandi
wandi ?
Dia teman SMP Daya
aku yakin Daya melihat tapi Daya pura-pura tidak melihat, sepertinya dia memang ingin melakukan sesuatu yang baru
"tuh ada temanmu, kenapa ya ?" tanyaku
"tuh kan Dika, jangan sok usil urusan orang, santai saja, kapan kita bisa berbuat sesuatu yang baru >' kata Daya
"bukan begitu Daya, kalau urusan ini aku ga bisa menghindar kan ? ini urusan seklah bukan urusan pribadiku
"Dika, jika wandi muncul, yakin deh itu pasti urusan pribadi, ga ada hubungan dengan kasus yang kita hadapi sekarang" kata dan penjelasan dari Daya
"OK"jawabku
"yuk masuk kelas" ajak Daya
"yah aku juga sudah rindu kelas" kataku
agak terkaget lagi, ada seseorang yang sudah duduk manis di bangku depan
Natasya ????
Pagi-pagi sudah datang ???
"Pagi Daya" sapanya dengan mesra, aku ga disapanya
Daya diam tak bergeming, wkwkwkw emang enak ????? rasakan tuh do'a Jala yang kamu curangi Natasya mak Lampir
"kok diam saja ? kamu kangen kan aku datang lagi" katanya sambil berjalan menuju Daya
Daya menendang Meja dan jatuh pas di depan Natasya sehingga dia ga bisa lagi melangkah lebih jauh
"alu paham kan Nat, menghindari banyak meja lain yang jatuh menindih kakimu, lebih baik kamu keluar sekarang, karena kamu bukan anggota kelas ini, perasaan kamu di kelas sebelah kan ?" informasi yang tegas dari ku untuk dia
untung belum ada murid yang datang
Daya memandang sisi belakang kelas, lamunannya panjang, sepanjang kisah yang tidak bahagia ketika Jala ada bersama kami karena sifat nenek lampir Natasya entah kenapa dia dendam kesumat pada Jala, padahal Jala tak sedikitpun pernah berbuat jahat padanya.
Tiga puluh menit kemudian ketika kami kembali dari kantin sekedar sarapan pagi, aku mendapatkan kericuhan dalam kelas
Sekarang giliran Nana yang terusik, nana bukan sekelas denganku waktu masa XI IPA dulu. Anaknya cool dan tidak gampang panik
Karena merasa terusik bangku dan mejanya ditempati secara paksa oleh Natasya, ia me SMS kepala sekolah dan orang tuanya, smart cara mainnya.
Jadi sekolah tahu masalahnya dan orang tuanya juga tahu, sehingga kalau terjadi perdebatan selanjutnya, masingmasing pihak tahu masalah.
aku dan teman-teman geleng-geleng kepala
Tiba-tiba muncul saja di Wandi di tengah kericuhan kelas sebelum pelajaran dimulai
"Nat, pindah yuuk ke kelas IPS ada bangku kosong reot untuk mu wahahahaha" kata wandi
ga tahu si wandi, bahwa Pratiwi ada dalam kelasku membantuku melawan Natasya dengan mulutnya yang judes, yah sama-sama berisi lah mulut mereka ini, berisi umpatan kasar, heemm
"ga sudi gue tolol, elu masukin biang rusuh di kelas gue yang adem, ini saja baru dateng dah buat anak-anak ga nyaman, tuh elu hibur Nana harus nya, bukan si nenek lampir ini" hardik dari Pratiwi
"iyaaaa setuju" kompor dari anak-anak
"apaan elu berani sama gue ???" perlawanan dari Natasya
"berani elu sekarang, ga ada lagi kekuatan yang mendukung elu" balas Pratiwi
"sudah Tiwi, ntar selesai sendiri kok, tenang saja" hibur dari Nana
"elu yakin amat Na, ga tau elu kepala sekolah yang sekarang juga cs an si natasya ini ?" kata Wandi lidah tak bertulang, kedengaran sama yang bersangkutan ga bagus juga sih sikap wandi, karena ga ada bukti kekerabatan natasya dengan kepala sekolah yang baru ini
"ahhh asal kamu Wandi, omong kosong ! teman mamaku dong pimpinan yang sekarang" kata Fanni
"asiiikk, Fanni dong sekarang jagoan kita" suppor anak-anak yang tentunya membuat Natasya panas dalam neraka, sukuriiiiiiinnnnnn.
langsung dia menghubungi orang tuanya
ah cuekin saja, keluarga yang tidak berguna
Dua jam kemudian, entah siapa yang menghubungi guru-guru yang sedang mengajar, sehingga terhenti peljaran kami. Yang penting bukan kepala sekolah, biasanya hati kecilku berkata benar.
Anggota kelas tercengang
Tapi ibu guru baru dari sma negeri lainnya yang bagus di Jakarta ini tidak bergeming
kesempatan ini digunakannya, untuk menjelaskan status anak murid
"Natasya, kamu tidak tercatat sebagai anak murid SMA ini, karena setelah perubahan besar-besaran di sekolah kita kamu tidak pernah hadir, saat itu anak murid dan orang tua harus menandatangani surat perjanjian berkelakuakn baik dan tidak memprovokasi ketidak adilan dalam lingkungan sekolah demi azaz kebersamaan dan azaz manfaat" penjelasan dari guru
mana mungkin dia mengerti untuk tingkat otak dan IQ yang dimiliki Natasya hahaha
masuklah guru bahasa inggris kami
"bu orang tua anak ini ngamuk-ngamuk di ruang guru, pimpinan ga mau melayani mereka, ga level kata bapak, anehnya dia malah membawa brisur PERUMHAN yang dibangunnya untuk dibeli oleh para guru" kata bu guru
"hahahhh ????" serentak kami berguman
"hahahahhh bu, numpang ngetop dia itu, cari sensasi dan merasa terkenal serta hebat lalu dia manfaatin untuk promosi usaha. Ambil saja bu tumpukan brosur itu dan buang ke tong sampah" kata bu guru baru yang sedang ngajar
"hahahaha, bukan tong sampah bu baikknya ke comberan biar adil dengan apa yang telah dia lakukan" teriak kami bersama yang membuat kelas lebih dari neraka bagi Natasya
aarrgggggggg, Natasya berlarian keluar menuju orang tua nya hahahah cari pertolongan ya ???? mau ngadu ya ????
"anak-anak angkat meja dan kursi ini ke aula !!! cepat ya !!! tas dia ini terserah Daya mau diapakan" penrintah bu bahasa inggris
"karena dia cewek, jadi tasnya mau diapain kita serahin sama teman cewek setuju bu ?" permintaan Daya
"setuujuuuuuu " kata anak-anak tanpa perizinan dari bu guru hahahaha
Terjadilah apa yang akan terjadi, intinya siapa yang telah berbuat dia akan menanggung akibatnya. Ada sebab, pasti ada akibat
Bersambung ...........