BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

ITU BAGIANKU

1363739414253

Comments

  • Lama juga ga berkunjung k lapak ini, hehehe, lanjuttt...^^
  • Tsunami wrote: »
    Lama juga ga berkunjung k lapak ini, hehehe, lanjuttt...^^

    Selamat datang bro Tsunami
  • kok dikit sih kurang
  • tarry wrote: »
    kok dikit sih kurang

    Ok kak Tary :) nih lagi menulis ya hari libur hari untuk menulis hahahh
  • makasih lah klo ada fb di add dong fb gw tahrone asker
  • lanjut daya,,
    *berharap jaya bisa honeymoon,huehehehe
  • Selalu menyimak, jadi kangen romantisme mereka berdua kembali...
  • Tuhkan dikit lagi ngeremesnye :D kurraaaang....
  • [IMG]http://eemoticons.net/Upload/Yoyo and Cici Funny Monkey/119.gif[/IMG] jala knapa abis diremas daya ya...wah...parah daya nih puasa main remas aja hahaha...





  • Ketika berada di lokasi praktek dokter untuk fisioterapi kaki dek Ratna, aku melihat dengan jelas sosok dokter yang kami tuju.



    Duuuuuuhhhhh...... dokternya kok ga sekaliber yang di Pondok Indah (waktu Jala masih di sampingku hidup di Jakarta) ! Dokter yang ini terkesan banyak omong dan matanya selalu memperhatikan tubuhku dengan seksama (mungkin dari ujung rambut hingga ujung kaki). Aku ga merespon apa-apa meski kurang nyaman. Tapi, selagi dek Ratna senang-senang saja difisioterapi, ya ok lah ga masalah bagiku.
    Yang jelas, aku ga mempedulikan hal-hal yang tidak berhubungan dengan fisioterapi





    "ini siapa ? biasanya suami ibu yang ngantar !" tanya slengsengan dokter itu




    "oh itu bukhan suami saya, tapi orang tua asuh Jala !" jawab mama




    "oh om-om, benar sekali agak tua, yangini muda, masih segher sepertinya" kesimpulan si dokter




    "Saya supir baru dok, di keluarga ibu ini" kataku




    "wahahaha" ketawa mama Jala




    "wah...... digaji berapa kamu ? akhu juga mau dhong disupirin sama kamu " balas dokter itu




    "mahal dok, lebih baik uangnya dizakatkan ke fakir miskin" saran Jala



    Dokter itu terdiam, dia kemudian melihat jari manis Jala yang membantu meluruskan kaki adiknya ketika menerima sinar
    Sejurus kemudian, dokter itu melihat pula ke jari tanganku
    ohhhhh..... Dia terkesima




    "Kok tiba-tiba dokter diam ?" tanya mama





    "lebih baik begitu ma, karena proses penyinarannya sudah selesai" Jala mencoba mencermati kejadian.




    "wahaha, iya. Kalau sudah di rumah, kaki adek ini tolong di latih dengan gerakan ya ibu" perintah dokter itu sambil terus riang gembira




    "Ok dokter, akan kami laksanakan" kesanggupan mama




    "untuk lebih efisien, dokter ada waktu ga jika dokter yang datang ke rumah ibu ini ?" permintaanku




    "kalau gaji kamu cukup banyak, maka gajiku minimal 3x gajimu, ibu bersedia ?" candaan dokter itu




    "hahaha mana ada duit segitu banyak " penjelasan mama




    Jala tersenyum memikirkan kalimat yang diucapkan dokter itu




    Saat mengurus adm dan berisiap pulang, dokter itu berkata agak pelan pada ku dan Jala




    "kalian beruntung mendapat kesempatan yang banyak mengurus keluarga, tidak hanya pacaran ngalor-ngidul" kata dokter itu




    "jadi dokter pacaran selamanya ini merasa ngalor-ngidul, ga sempat ngurus adik dan orang tua ?" balasan yang kejam dariku hahahah




    "hahahahah bukan begitu, saya belum punya pacar, masih senang sendiri" kata dia




    "wadhuuh dok, kita ga mendalam di konsul curhatan, kami kesini untuk memfisioterapi adik kami. Aku do'a in lah agar dokter juga segera punya pacar" kata Jala dengan diplomatis tingkat tinggi, biar kami tidak diinterogasi lebih dalam, wahahah




    "oh ya ! pembicaraan ini di luar kontex. Maaf ya ! saya hanya terkesima dengan bagusnya cincin yang kalian pakai, masih muda sudah punya komitmen" puji dokter itu




    "do'ain aja ya dok ! Sekali lagi, kami mendo'akan hal yang serupa untuk dokter" kataku




    "amiin sajha lah ! jadi biayanya 350 ribu " jawab si dokter, wkwkwkwk




    "sudah termasuk konsul curhatan ?" candaku




    "belum, itu kuitansinya harus terpisah ! sayang kuitansi malam ini tinggal selembar, jadi bhayar yang fisioterapi saja" candaan dari dokter itu, kembali kami ketawa wahahahah




    Mama dan Ratna tampak senang, ditambah lagi dengan dokternya banyak tawa.
    Aku dan Jala hanya berusaha mengalihkan rasa ingin tahu dokter itu akan beberapa hal yang bukan ursan dia.
    Sebelum ini, biasanya yang mengantar Ratna ke dokter ini adalah om santoso. Namun seingatku, pernah sekali mengantar Ratna ditemani papa (waktu pertama kali kami mengunjungi Jala), bukan ke dokter ini deh !
    tetapi aku ga melontarkan pertanyaan tentang ini. Mama Jala punya alasan sendiri, mengapa sekarang beliau memilih dokter ini.



    Setelah itu, kami bergerak menuju rumah, terlihat Ratna sudah banyak menguap pertanda ngantuk. Artinya, kaki Ratna kembali terasa nyaman, sehingga dia bisa rilex dan tentunya bisa tertidur dengan nyenyak.
    Giliran Jala yang menggendong adiknya ke dalam rumah. Lalu di baringkannya ke tempat tidur.
    Mama bersiap-siap untuk menunaikan sholat ishya, dan kami mohon pamit untuk mengikuti sedikit rytme malam Minggu di surabaya.




    Baru saja menapaki halaman menuju mobil, HP ku bergetar terrrrrrrrrrrr terrrrrrrrrr




    "boleh aku angkat telpon Jala ?" persetujuanku untuk hal2 yang mungkin ga disuka Jala pada momen santai ini.




    "boleh lah ! siapa tahu itu papa yang ngecall" kata Jala menanggapi




    "OK" kataku sambil melirik siapa yang nge call ini





    "Om Santoso ! diangkat ga ?" tanyaku pada Jala




    "Om Santoso ? hemm angkat saja !" persetujuan Jala, maka aku tekan lous speaker agar Jala juga bisa dengar :)




    "halo om ? apa kabar ? tumben sekali" sapaku




    "aduuhhh anak zaman sekarang, saya dapat telpon dari papa kamu" kata beliau





    "hahahah papa ngadu ya, bahwa aku sedang di surabaya sekarang ?" pertanyaanku





    "iya kira-kira begitu" jawab beliau lagi




    "lagi jalan sama anak surabaya nih om, jangan kawatir akan lancar-lancar saja" jawabku




    "iya, baik-baik bawain diri ya" saran si om




    Jala senyum-senyum mendengar pembicaraan ini, weeeh sekarang giliran Jala yang kaget HP nya bergetar oleh call si om selanjutnya, cikliiikkkk loud speaker juga diaktifkannya



    "halo om, ada apa ?" kata Jala




    "Jala, kalau ga lagi sibuk, tolong temani Daya di surabaya, sekarang dia lagi kencan dengan seorang gadis" kata si om




    "hahahah.... kencan dengan seorang gadis kok aku yang nemani ? iya ntar aku telpon Daya nya" kata Jala dengan sangat smart dan terkesan logis




    "nah gitu baru anak om yang selalu mau membantu orang lain" kata si om




    "iya om, ntar aku kasih kabar ya perkembangan yang om mau" jawab Jala




    "Pak Imam terlalu baik dan perhatian pada bisnis om mu ini" kata si om





    "iya om, kita juga harus membalas dengan kebaikan juga kan om" persetujuanku




    "naah itu maksud om ! ditunggu ya kabarnya" permintaan si om.............. tuiing telpon dimatikan oleh om santoso




    Aku bukakan pintu untuk sang arjuna, selanjutnya aku juga masuk dari pintu sebelahnya untuk segera meluncurkan mobil ini




    "pengen makan goreng bakwan bertabur udang ga ?" ajak Jala




    "aiihh mau... mau.... sepertinya menarik nih" kataku




    "ga alergi dengan udang ?" tanya lanjutan dari Jala



    "agak.... aku pengen coba saja, ga terlalu banyak" kataku




    "mudah-mudahan, karena ini udangnya seger bukan udang kering" info dari Jala




    Dengan komando dari Jala, kami berhasil mencapai daerah sekitar pelabuhan.
    Dari kejauhan ku lihat kelap-kelip lampu Kapal
    Ada angin semilir nan sepoi-sepoi lagi
    Shyahdu untuk berduaan, hahahahhhhhh. Sebelum membuka pintu mobil, tampak wajah Jala yang agak ragu..... ?
    Seraya dia berkata,



    "tuh Daya tendanya si mas dan lihat orang begitu rame. Ini tenda gorengan yang paling terkenal dan paling uweenak, menurut lidahku" info dari Jala




    "ok kan ? tapi mengapa wajahmu ragu ?" tanyaku




    "Agak ragu memang ! karena ini aku yang suka ! tapi apa ga masalah bagimu ? tendanya tidak elit loh, dan aku belum pernah lihat kamu makan di tenda" kata Jala khawatir




    "iya jarang sekali ! tapi aku suka apa yang kamu suka Jala. Itulah namanya sayang" kataku membangkitkan kepercayaan Jala




    "iyah lah, saatnya kamu mengetahui hal-hal yang begitu umum yang kamu jumpai dalam kehidupan nyata, tidak hanya dunia kelas tinggi yang memerangkapmu selama ini" statement dari Jala




    "iya sayang, serius aku pilih kamu setelah mempertimbangkan konsekwensi dan resiko. Ga percaya ya ? haahahhhh dah jauh-jauh dari jakarta nih. Bukan untuk main-main dong" kataku




    "waaahhh romantisnya Dayaku ini, hingga aku dengar kamu berkata bahwa ciaaahhh bakwannya ga enak" canda Jala dengan ekspresi mantap, dia sekarang sangat yakin pada perasaannya untuk menyuport diriku



    Dayaku ? wahaha, .... Terima kasih Tuhan, dengan cara ini aku dianggap ada oleh seorang yang sangat aku sayangi.
    Dalam sebuah hubungan, inilah yang harus ada ! aku kebetulan meyakini prinsip ini, dari realita papa-mamaku yang tidak bahagia dan dari beberapa buku referensi yang pernah kubaca.




    "kok diam Daya ? ayo sini ! aku ingin memelukmu" suara Jala begitu yakin dan sangat berwibawa




    "yakin sayang ? ga usah terburu-buru kalau ga yakin" kataku




    "hahahah.... otakmu jorok ! emang kita mau ngapain ? ayo sini mau kupeluk tidak ?" jawaban yang penuh perhitungan dari Jala, tidak asal ! tidak maksa ! tidak pemerkosa ! hahahahah




    "mau dong Jala sayang.......... uuuuuuugghhhhhhsssssshhh" persetujuanku dan pelukan balasan dariku untuk Jala




    "uuuuuuuggghhhhsssshhhhh anak nakal ! lehermu selalu....... wangi Daya, hanya wangi seperti ini yang kumau. Aku tidak butuh wangi lain" kalimat yang membuat perasaanku remuk redam, kapanpun kalau kamu mau, kamu bisa menemukan wangi yang kamu ingin di leherku ..... oh Jala





    seketika pandanganku jadi hitam, kembali teringat begitu banyak kekejaman yang kuberikan pada Jala di Jakarta dulu,
    Jala hanya mencari makan untuk menyambung hidup di Jakarta, itupun aku tidak mampu menolongnya, malah aku bersama Natasya ikut menghalangi Jala mencari jalan terbaik.
    Dulu saat pertama kali aku menembak Jala, dia pernah memohon, untuk tidak menyakitinya. Meskipun demikian, Jala selalu percaya suatu hari nanti dia akan menemukan jalan untuk kembali kepadaku.
    Kenyataannya, aku memberikan rasa pilu pada hati Jala dengan sikap lemahku di ketiak Natasya.
    Lihatlah sekarang, Jala tidak pernah dendam, ia selalu menepati janjinya. Itu aku rasakan dari pelukkannya yang damai saat ini.




    "Jala, sekarang aku sadar bahwa kamu begitu berharga dalam hidupku. Cukup sekali aku menyia-nyiakan kamu. Sekarang, tak akan kubiarkan orang lain menyakiti dirimu" kalimat putus-putus oleh beban perasaan yang kurasakan.




    "Daya..... Daya...... Kalau dah waktunya dapat musibah, ya dapat musibah saja Daya, semua sudah digariskan Allah SWT ! kapan kita disakiti orang, serta kapan kita harus menghindar dari perbuatan orang tersebut. Tapi makasih selalu ya Daya, aku percaya kok kamu telah menolongku. Hingga saat inipun, tanpa pertolongan kamu dan papamu, aku tidak mungkin bisa kembali bersekolah. Kamu juga berharga untukku Daya" suara pelan dan jujur dari seorang Jala dibisikkannya di dekat telingaku.



    Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
    Aku tidak bisa berkata lagi, tubuhku terasa remuk redam



    "sudah Daya ? ayyyoo.... harus kuat dong !" hibur Jala



    "iya ! Jala. Kadang aku lupa bahwa kita sekarang bukan anak XI IPA lagi" kataku




    "hahaha.... tuh kan ! harus move on dong ! masa depan menunggu kita" saran Jala




    Hari ini aku rasakan apa itu pacaran positif, saling support dan tidak saling merasa saling hebat, serta hari ini juga, aku semakin yakin dengan perasaanku, bahwa aku butuh Jala di sampingku, apapun yang terjadi.




    Bersambung ........


  • edited July 2014


    Kami memilih bangku yang di pojok. Asiikk
    Banyak pasangan yang duduk berduaan, termasuk kategori terlalu intim malah
    Jala memesan dua bakwan, aku pertama coba dulu satu bakwan.
    Udang yang besar-besar aku kelupaskan dari permukaan bakwan, dan pertama kucicipi sedikit, ku padu dengan menggiggit bakwan yang sangat enak, ditambah cabe rawit, aduuuhaaaiiiiiii ...... huaaa





    Lalu aku berhenti, menunggu reaksi tubuh, yang pasti pedes... wahahah
    Aku melap bersih tanganku dengan tissue.
    lima menit kemudian aku mulai gelisah oleh orang-orang pacaran sekitar kami,
    aku membuka jaket,
    Jala tahu apa itu kegelisahanku, wahahaha





    Jala membentangkan jaket itu di panggal pahanya dan hingga menutupi lututnya. Tanpa dikomandoi tanganku mulai mengelus-elus lutut kaki Jala
    Yakin deh ..... Akan terasa ngilu sekali pangkal kontolnya
    hehehe





    Sekarang giliran Jala yang gelisah, pantantnya juga gelisah menahan geli pada lutut sebagai rangsangan pemula untuk bersenggama.




    halhasil, mulut daya ga beraturan bergerak mengunyah bakwan kesukaannya.
    dua menit setelah itu, dia makin ga tahan. Diangkatnya tanganku ke arah perutnya.
    Asik lah aku mengelus-elus perutnya, heemmm
    Kemudian Jala sengaja aga berdiri, maka jatuhlah tanganku di gundukan kontolnya yang masih lembek dalam celana jeans hitam tersebut.
    ushhhh hanya 7 kali elusan di arah depan resletingnya, aku rasakan ada jadi bengkak
    hahahahah
    kutekan yang bengkak itu agak nakal,
    Jala membalasnya dengan kedutan, seolah kontolnya melawan tanganku
    padat dan mantap terasa di telapak tanganku




    lalu jala bersuara, "bu teman saya ini ingin mencoba 3 buah onde-onde, 3 buah goreng pisang, dan 1 lagi bakwan. jadi totalnya 10 ya bu" meski ga jelas Jala berusaha berkata bahasa kerajaannya




    bagi si ibu penjaga tenda biasa saja mereka saling ngerti bahasa kerajaan masing-masing




    "iyha .... bayarnya di dephan sajha tuh di dekat air minum ?" informasi dari si ibu





    lalu kubayar, sedangkan Jala masih duduk sambil hati-hati membenarkan kontolnya dalam posisi biar terlihat tidak kembung
    lagian Jala berkemeja di luar aman kok, tertutupi ga malui-maluin
    Jala sangat pemalu sekali
    Ia biasa berusaha tampil sopan
    Tapi aku selalu bisa membuat kontolnya tegang kalo dielus
    Oh .... tanganku ini





    Di dalam mobil aku sengaja berhenti sesaat
    Jala bernafas berat, menahan birahi pastinya
    dia tiba-tiba berkata




    "Daya... lihat tuh bibir kamu belepotan minyak goreng bakwan" kata dia




    "ahi... aaa... bilang saja kamu mau mencium" kataku




    "jangan bicara begitu, kamu mau dicium atau tidak ?" permintaan Jala dengan suara yang sangat pelan penuh kasih




    aku diam, agak bingung





    "kamu sering meraba-raba anuku hingga bengkhak, moso aku ga boleh mencium bibirmu. Ayo sini ku hapus sisa minyak dibibirmu" pinta Jala




    "Iya, ayo kesini mendekat" suruhku




    "Ada rem tangan, dan tuas susah, kebelakang saja" ajak jala




    "ga apa, ayo lebih dekat ke sisiku dan agak merunduk" ajakku




    kulihat bibir Jala yang memerah agak panas, oleh cabe, oleh birahi juga karena elusan tangannku pada anunya




    "oh ini bibir yang belepotan, mmhhhh, boleh ku sedot Daya ?" dia minta persetujuan




    "silahkan Jala" kataku membuka bibir di mulutku




    "hhhhhmmuaaacchhssshhhhhh ssshhhh ssshhhhhh" Jala membersihkan sisa minyak dibibirku dengan telaten atas bawah, kiri kanan, hingga kinc-long. Tak ada sisa
    sudah bersih dia malah ingin membersihkan lidahku, wahahahaha ini ciuman atau benar-benar niat ikhlas jala membersihkan bibirku ? wahahaha meskipun demikian, namanya dikenyot.... nyot...
    Ada perasaan hangat di anuku, menjalar, dan menggelitik
    satu tanganku memegang tengkuk Jala biar ciumannya makin rapat dan satu tangannku masuk dalam celanaku sendiri memberi rasa nikmat pada anuku yang mulai kembang.


    Saat asik merangsang punyaku sendiri, tiba2 tanganku itu diambil Jala dan dipindahkannya di atas celananya



    Ku resapi nafas jala yang hangat masuk dalam kerongkonganku, dan ujung lidah Jala membersihkan lidahku dalam mulut
    rasa campur-baur .....
    ohhhh padahal aku butuh tanganku jala untuk mengaduk-aduk anukku sendiri hingga pecah dan menyemprotkan air kental ......
    Tapi tangan ini sekarang digesek-gesekkan Jala di atas resletingnya
    terasa ada yang kembali jadi bengkak dalam celana jeans hitam yang dipakai jala




    Keringat Jala merembes pada jaket yang ku pakai, dan keringan di bagian leher jala melengket juga di leherku
    Aku mersakan detak jantung Jala yang berdentum sangat kencang.




    Pastinya gerakan tubuh kami kiri dan kanan, membuat mobil juga ikut bergoyang kiri kanan
    heemmmmmm




    "Jala boleh aku buka resleting nya ?" aku mulai tidak tahan rasanya ingin segera meremas benda yang bengkak di dalamnya




    "tidak boleh !" kata jala yang masih setia mengenyor bibirku dengan penuh perasaan




    "buka sedikiiiiiiittt saja, ujungnya....... saja" pintaku dari hati yang dalam




    "tidak boleh Daya ........ itu belum saatnya !" nasehat Jala




    "ujungnya saja aku belai" aku sepertinya agak merengek , mendengar ini Jala jadi ketawa mungkin ini lucu menurut Jala, dan bibir dan lidahnya terlepas dari mulutku




    "hahahah , Daya..... Daya..... terpegang dikit ntar minta banyak. Berdekatan dengan melibatkan kelamin itu zina namanya" kata Jala




    "zina itu, yang ku tahu lobang cewek dengan anu cowok" jawabku




    "hahahaha.... tapi zina itu intinya yang melibatkan alat kelamin" nasehat jala



    aku senyum, dan mulai meminta lagi



    "ayolah jala, siiiiiikiiiiiiiiitttt aja" pintaku




    "hahaha, kamu sikitt sikkiitt saja, tapi ntar jadinya banyak" tanpa henti jala terus menasehati biar kami ga tersesat wahahaha




    "janji, ujungnya aja aku usap-usap hingga basah ya hanya itu, hingga basaaahhhh saja, aku ingin menciumnya yang sedikit basah" alasanku



    "benar ya ujung nya saja ? ga lebih ?" jala buat perjanjian, dia mulai sedikit agak berdiri siap-siap membukakan jeansnya dengan model masa kini, agak slim



    "benar, janji deh" kataku dengan hati riang gembira



    tapi Jala ragu dan kembali terduduk, yaahhhh urung deh membelai anu Jala yang telah membengkak di dalam celananya




    "loh kok ga jadi ? ayolah Jala dibukain untuk pacarmu ini, siiikkiiiitt aja aku suka ujung anu cowok yang menetes cairan kental di ujungnya kalau terangsang" alasanku




    Kemudian Jala yang super cakep malam ini dan setiap hari di pandaganku, kembali agak berdiri
    Tubuh Jala dah semakin berisi, terawat, tinggi kami kira-kira sama, namun Jala lebih bersi berat badannya saat ini. Aroma tubuh Jala yang syahdu walau tanpa parfum selalu membuatku betah duduk berdekatan dengannya




    "Daya, baiknya pas kita tidur saja ! jam 2 malam, biasanya mama pulas tertidur, nanti aku berikan untukmu" saran yang sangat dewasa dari Jala, yang kembali agak berdiri
    Sekarang resleting celananya sudah terbuka setengah, tapi katub celananya jeans nya siap-siap untuk dibukanya




    "Malam iya, sekarang juga iya dong ! ayolah Jala, buka ya ? buka dong , keluarin kepala nya saja" rayuan mautku



    "duuuhh bagaimana ya ? kamu sikiitt sikiiit tapi ntar banyak juga yang diminta" Jala kembali ragu untuk membukakan celananya




    "ayo lah Jala, ayo......." rayuan ku




    Bersambung ...............




  • aduuuuhhhhh puasa jala ingeeeeet itu lagi setan daya di bulan puasa malah mesuuuuuum
Sign In or Register to comment.