It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Berhubung kmrn ada urusan mendesak banget jd cerita ini sedikit terabaikan.
Minggu Depan udah akan tayang kok update-annya..
Maaf atas keterlambatannya dan makasih untuk yang masih setia dan masih menunggu cerita saya.
Kecup saya untuk kalian semua..^^
Kita mengerti dengan kondisi TS ;;)
Kemungkinan akan tayang perdana besok atau lusa.
Cekidot nyookk..^^ (Cek di Spolier)
Kecup Rindu untuk Readers semua..
“Hanon?”
“Arpeggio. Dasar yang paling dasar untuk melatih kecepatan jari.”
“Apa waktu kita cukup untuk itu Fi? Tinggal seminggu sebelum pementasan..”
***
Setelah kejuaraan basket antar sekolah. Tidak banyak yang terjadi sesudahnya. Kecuali Alfi, dan kak Robby yang (sepertinya) sedikit lebih galak padaku. Kalau kak Robby aku tidak heran. Karena sepernya itu memang sifat alami dirinya. Tetapi Alfi? Hufth..
Ini semua karena aku tidak ingin orang-orang mengkhawatirkanku. Namun hasilnya tidak seperti yang kuharapkan. Sakit di kakiku sudah berangsur-angsur menghilang. Yang membuatku tidak enak adalah, Alfi selalu menjemputku setiap pagi dan mengantarku sepulang sekolah. Padahal dia tidak harus melakukan itu. Namun Alfi akan memberikan pandangan mematikannya jika aku berani menolak.
Aku sempat istirahat beberapa hari di rumah karena cedera kakiku. Setelah masuk aku dibebaskan dari kegiatan klub basket. Lagipula memang sudah tidak banyak yang bisa dilakukan. Berhubung sebentar lagi kami semua akan menghadapi ujian kenaikan kelas.
Beberapa hari setelah masuk sekolah, ada hal yang membuatku bertanya-tanya. Terutama ketika Alfi memainkan Moonlight Sonata di ruang musik. Wajahnya memucat. Dan ekspresinya seolah tersiksa. Ada kenangan apa yang bisa membuat seseorang sampai seperti itu tiba-tiba? Mungkinkah dia teringat masa lalunya yang membuat senyumnya menghilang? Tapi apa?
Aku penasaran. Amat sangat penasaran. Ada cerita apa dibalik ekspresi tersiksanya itu. Meski begitu, aku tidak akan bertanya padanya. Aku yakin, Alfi akan bercerita padaku suatu saat nanti ketika dia siap untuk menceritakannya.
*
Ada satu kejadian menarik sebenarnya yang terjadi tak lama setelah aku masuk sekolah kembali setelah istirahat dari cedera kaki. Kejadian itu ada hubungannya dengan Jerry.
Tiba-tiba saja dia sudah berdiri di depan gerbang sekolahku. Tepat ketika aku dan Alfi bersiap untuk pulang. Entah kebetulan atau tidak kak Robby dan kak Farel juga melihat Jerry. Suasana bisa menjadi panas andai kak Farel tidak menjaga kak Robby. Entah mengapa, tetapi setiap melihat Jerry pasti kak Robby memperlihatkan rasa tidak sukanya. Seperti dulu pada Alfi. Bedanya, pada Jerry rasa tidak suka itu lebih terasa.
Belum sempat aku menyapa Jerry, kak Robby sudah mendahuluiku. “Mau ngapain lo kesini lagi?” Lihatkan. Tidak ada basa basi. Tunggu, lagi? Berarti Jerry sudah beberapa kali kemari?
Jerry mengabaikannya. Beralih padaku lalu, “Icchi, aku sengaja kemari mau lihat kondisi kamu.” Aku tersenyum.
“Aku ga papa Jer. Udah baikan. Nih liat udah bisa jalan.”
“Syukurlah kalo udah baikan. Pulang bareng aku yuk?” Ajak Jerry langsung.
“Hell no. Apa-apaan lo tiba-tiba ngajakin Rei pulang bareng. Jangan mau dek.” Robby menatap Jerry kejam. Yang dibalas Jerry dengan geraman.
Aku melirik pada Alfi. Karena seharusnya aku pulang bersamanya. Tapi aku tidak enak hati, karena Jerry sudah jauh-jauh datang ke sekolahku. Alfi mengangguk. Seperti bisa membaca pikiranku. Walau mukanya terlihat lebih kaku dari biasa.
Dan pergilah aku dengan Jerry diiringi pandangan menyeramkan dari kak Robby. Aku hanya bisa tersenyum lalu menundukkan kepala. Kenapa kak Robby tidak menyukai Jerry? Karena dia lawan kami di final kemarin? Mungkin mereka perlu waktu mengakrabkan diri. Karena sebenarnya Jerry menyenangkan.
*
Betapa waktu cepat sekali berlalu. Rasanya baru kemarin kejuaraan basket antar sekolah digelar. Seperti mimpi semua euforia kemenangan yang telah kami raih. Ketika tersadar, Ujian kenaikan kelas pun sudah kami lewati. Sekarang waktunya School Festival.
Aku baru tahu kalau sekolahku memiliki kegiatan tahunan selepas ujian dilaksanakan. Setiap tahunnya, setiap kelas dari kelas X sampai XII wajib ikut serta membuat suatu pertunjukan. Bisa dalam bentuk apapun dan tidak harus satu kelas berpartisipasi, cukup perwakilan saja pun tidak mengapa. Dan setiap Klub yang ada pun diminta untuk melakukan hal yang sama.
Kelasku memilih Alfi untuk tampil solo dengan pertunjukan resital pianonya. Sepertinya satu kelas, mungkin juga satu sekolah tahu kalau Alfi berbakat pada seni musik klasik. Dan tentu saja Alfi menolak mentah-mentah. Aneh melihat bagaimana gelengan kepala dan sorot mata bisa mewakili hal itu. Lagipula, kenapa mengandalkan satu orang untuk membuat pertunjukan?
Ketika pilihan mereka beralih padaku, kak Robby yang menolaknya. Karena saat itu bertepatan dengan saat kak Robby dan kak Farel datang ke kelasku. Tidak ada yang berani membantahnya. Ditambah alasan yang diluncurkan oleh kak Robby saat itu.
“Ga bisa. Rei sama si Autis harus ikut pertunjukan drama klub basket.” Dengan kata-kata itu kelasku mendadak bising. Terutama para wanitanya. Drama? Aku? Ini pasti lelucon.
Jika aku pikir hanya aku yang kaget atas kata-kata kak Robby. Ternyata Alfi lebih kaget dariku atas pengumuman itu. Pandangan dingin Alfi langsung melakukan protes pada kak Farel. Langsung saja kak Farel berpura-pura melihat kearah lain. Kak Robby melanjutkan.
“Si autis_maksud gue Alfi_sama Rei bakal main Drama Cinderella dan Piano kaca.”
“...”
Hening. Tidak ada yang bersuara satu pun. Judul Dramanya membuat pikiran kosong. Apa-apaan?!!
Cinderella dan klub basket?!! Sekumpulan cowok memainkan drama?!! Cinderella pula?!! Aku tergagap dengan berita itu. Ide gila siapa itu?!!!
Ga mau ih. Ga bisa akting. Dan amat sangat menolak kalau harus memakai busana panggung. Huwaaa.. Mau berhenti ajah dari klub basket kalo kayak gini caranya..
Nah itu dia cuplikannya.
Sangat mungkin untuk direvisi.
Tapi liat nanti mood TS-nya yah..
Yang pasti update-an nanti akan terdiri dari beberapa pov yang pernah muncul sebelumnya..^^
*Mudah-mudahan masih pada sabar nunggu..>_<