SAYA baru saja menerima sebuah surat dari seorang sahabat baik saya dari pulau di seberang sana. Ia membawa kabar bahwa dirinya kini telah sedikit banyak menjadi seorang lelaki yang mencintai lelaki. Secara persentase 70% ia mencintai lelaki dan persentase sisanya adalah untuk perempuan. Balasan saya, yang sekaligus adalah beberapa tips untuk sembuh dari gay, semoga bisa membantu siapa saja yang membaca artikel ini. Dan inilah artikel yang saya tulis berdasarkan pengalaman saya, bukan contekan. Apabila ada kesamaan, apalah artinya jika tulisan ini saya niatkan untuk kemaslahatan umat?
A. Gay di Mata Masyarakat Indonesia
Gay, mungkin mungkin bukan lagi menjadi sebuah fenomena baru di masyarakat modern dan metropolis. Bisa jadi bahwa gay sudah menjadi pilihan hidup. Masyarakat pun mengakui adanya eksistensi diri mereka. Walaupun sebagian juga menolaknya baik secara eksplisit maupun implisit. Sedang, di dalam masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai paguyuban akan sangat sulit mengakui bahwa gay adalah sebagian dari masyarakat. Lebih parah lagi, masyarakat menganggap bahwa kaum gay adalah kaum yang terkutuk.
Dari segi kaum gay sendiri, ada yang berani memunculkan diri ke permukaan masyarakat dan ada pula yang memilih untuk menyimpannya. Tetapi kebanyakan gay di masyarakat metropolis mereka lebih sering memunculkan diri. Hal ini didukung dengan adanya ikatan gay atau semacam organisasi yang mewadahi. Sebagian dari mereka yang memunculkan diri akan menjadikan alasan bahwa “saya sudah jujur, karena saya mengakui diri saya sebagai gay” untuk mengekspresikan diri mereka.
Alasan yang menurut saya adalah hal yang tidak benar, tetapi saya tidak menyalahkan mereka. Toh, jauh di dalam sana di dasar relung palung hati ada norma-norma yang memberikan kebijakan sebagai pertimbangan. Pun, kepada masyarakat saya juga tidak dapat membenarkan sikap mereka yang memberi “label” bahwa gay adalah manusia-manusia terkutuk. Ini adalah pengoreksi yang tak memberi solusi. Siapapun bisa melakukan koreksi tanpa solusi ini!
B. Awal Keputusan Menjadi gay
Secara teori saya tidak begitu tahu, bagaimana orang-orang psikologi mengelompokkan sebab-musabab terjadinya gay. Terlepas dari teori, saya menyimpulkan dari beberapa orang gay yang pernah bercerita kepada saya, saya dapat menarik semacam benang merah yang menjadi simpulan alasan mereka menjadi seorang gay.
Ada dua alasan kenapa seorang lelaki memutuskan diri mereka menjadi seorang gay. Pertama karena masa lalu. Kedua, karena keputusasaan atau keterpaksaan termasuk di dalamnya adalah peran lingkungan.
Golongan pertama. Contohnya adalah trauma masa kecil. Seseorang yang pada masa kecilnya pernah mendapatkan perilaku kekerasaan atau pelecehan seksual sejenis akan membawa kesan ini hingga seseorang itu mati. Lama kelamaan masa lalu yang terpendam itu akan mencuat ke atas dan mempengaruhi masa depannya, serta pola pikirnya. Ia akan berharap kejadian itu terulang lagi, hingga dirinya akan lebih tertarik kepada sejenis dari pada lawan jenis.
Golongan kedua adalah seseorang yang sama sekali tidak memiliki dasar untuk menjadi seorang gay. Mereka melakukannya dengan kesadaran karena pelarian dari sesuatu yang tidak memberi kesan baik dalam hidupnya. Beberapa dari saya mengaku bahwa seorang laki-laki pernah ditolak 5 kali oleh seorang gadis, hingga dirinya memutuskan untuk menjadi gay. Ada juga yang karena merasa terkucilkan di dalam pergaulan, lalu lama kelamaan dia memutuskan diri untuk menjadi gay, bahkan ada yang mengaku karena factor ekonomi juga. Dari proses tersebut akan menimbulkan keterbiasaan, sehingga seseorang itu bisa menikmati kehidupan gay dan akan sulit untuk melepaskan diri dari dunia tersebut.
C. Terapi Penyembuhan
Saya tetap tidak mengakui bahwa gay itu adalah bagian dari kehidupan. Kenyataannya gay tetap ada. Saya juga tidak menyalahkan gay. Tetapi apa salahnya kita orientasikan kebutuhan biologis tersebut ke hal yang fitrah?
Namun sebelum melakukan ini semua, mari kita niatkan terlebih dahulu bahwa kita tidak lagi mau kembali ke dalam jurang tersebut. Ucapkan kalimat berikut ini tidak hanya di bibir, melainkan di hati kita:
1. Cara pengenalan diri dan tindak otoriter diri
Kita tahu bahwa aktivitas yang sering kita lakukan sehari-hari seperti memutuskan untuk menyapa orang, memutuskan untuk makan atau tidak, memutuskan menjawab atau tidak, keputusan tersenyum atau tidak adalah sebentuk aktivitas yang diatur oleh kerja otak kita. Di dalam otak, kita bisa membayangkan di dalamnya ada sebentuk susunan sel-sel yang terkoordinasi dengan sempurna sehingga bisa menghasilkan proses berfikir. Selanjutnya, proses berfikir ini kita sebut sebagai pikiran.
Pikiran kita inilah yang memutuskan segala sesuatunya. Lalu, di sisi lain, di dalam jiwa kita terdapat yang namanya nurani, norma-norma, aturan hakiki, keyakinan, naluri, suara hati atau bisikan hati adalah merupakan sebentuk pemberi pertimbangan kepada proses berfikir yang dilakukan oleh otak. Hasilnya, suatu keputusan bisa diputuskan atau tidak. Pun gerak dan aktivitas kita, seorang gay, bahwa yang bertindak adalah pikiran liar mereka. Terlepas dari teori, saya yakin akan hal itu. Berarti, pikiran liar itulah yang harus diperangi.
Caranya, adalah coba dengan membuang jauh pikiran-pikiran yang berhubungan dengan gay. Cobalah berpikir bahwa kita harus mencintai lawan jenis, bukan sesamanya. Jika pikiran itu kembali, paksakan (secara otoriter) untuk berpikir kita harus mencintai perempuan. Jika masih terlalu sulit dan merasa tidak mampu, cobalah untuk memikirkan hal lain selain kedua hal itu. Atau lakukan istigfar (astagfirullah) atau dengan mengucap Allahuakbar berkali-kali. Lakukan hal tersebut ketika sedang melamun atau sebelum tidur.
2. Terapi sugesti
Cobalah membatin atau mengucapkan dengan lirih (sugesti) kalimat-kalimat berikut ini (atau kita bisa menciptakan kalimat yang lain) seperti
GAY MENJIJIKKAN
Atau
GAY SESAT
Atau
AKU BUKAN GAY, BUKAN GAY.
Atau
AKU BUKAN GAY, AKU MENCINTAI PEREMPUAN
Ucapkan salah satu kalimat di atas berkali-kali sambil membayangkan apa yang sedang kamu ucapkan. Terjanglah pikiran liar yang melawan atau sebentuk kebosanan. Terus bunyikan seperti seorang sedang wiridan dengan khusuk. Ucapkanlah minimal 2.000 kalimat dalam sehari. Kalau perlu tulislah sehari lima puluh kertas HVS bolak-balik. Lakukan hal tersebut saat melamun, sendirian, bingung, hingga bangun atau saat sebelum tidur.
3. Kepasrahan dalam doa
Dan, itulah yang dapat kita lakukan. Kita ada, Ada Yang Menciptakan. Kita hidup, Ada Yang Menghidupkan. Pun mematikan. Lantas, kenapa tidak berpasrah diri dan memohon bahwa kita adalah hamba yang tidak memiliki apa-apa selain harapan. Mari satukan jemari, tekuk lutut kita. Tundukkan kepala kita. Ungkapkan apa yang menjadi kendala dalam hati kita. Kepada Allah saja kita bisa kembali. Cucurkan air mata jika menurut hati itu dapat mencairkan kebekuan jiwa. Lantas, sentuhkan kening pada sajadah. Mohonlah ampun.
D. Masihkah, Gay menjadi sebuah keputusan?
Dan, ingatkah kita tentang kaum Sodom yang telah binasa karena tidak mendapat petunjuk Allah. Dan, masihkah kaum gay masih menjadi sebuah keputusan? Percayalah, hal ini bukan karena kutukan. Sebuah “penyakit” tentu akan ada obatnya. Pun, saya tidak menyetujui jika ada masyarakat yang menganggap dirinya suci dengan mengucilkan mereka-mereka yang menjadikan diri gay. Mari, kita berjabat tangan, lantas saling merangkulkan lengan pada bahu. Bersama kita bisa. Bukankah begitu?
Lubis Grafura
Comments
on Agustus 12, 2007 at 5:51 am
Assalamu’alaikum
Nama saya Syaeful, usia saya baru 15 tahun dan saya sadar bahwa saya sakit saat saya duduk di bangku smp.Pada awalnya saya hanya sekedar menyukai pria saja.Tetapi setelah saya mengetahui internet,saya mulai mengetahui situs-situs gay dan room chat khusus gay.
Pada awalnya saya hanya ingin coba-coba.Hingga akhirnya saya chatting di sebuah room kemudian kami janjian untuk ketemuan.Saat itu saya merasa takut untuk ketemuan,saya merasa akan ada sesuatu yang buruk yang akan menimpa saya.Ternyata hal itu benar-benar terjadi saya disetubuhi olaeh pria itu.
Setelah kejadian itu saya semakin suka pada pria dan saya sering sekali berbuat maksiat dengan pria yang berbeda-beda.Tapi beberapa bulan kemudian, aku mulai dihantui rasa bersalah.Aku merasa sedih,bingung,dan takut bila orang tua saya sampai tahu.Bahkan saya pernah berniat untuk menghabisi hidup saya sendiri.
Karena saya tidak ingin mengalami konflik batin berkepanjangan,akhirnya saya menceritakan dan mencurahkan semua hal yang saya rasakan.Saat mendengar semuanya,ibu saya langsung menangis dan saya langsung berfikir betapa teganya saya,saya telah membuat hati ibu saya terluka.Oleh karena itu saya berjanji kepada ibu saya untuk dapat berubah.Saya mencoba berpacaran dengan perempuan dan banyak melakukan aktifitas-aktifitas keagamaan.Hubungan saya dan ibu saya pun berjalan semakin baik.
Tapi semua hal itu tidak saya lakukan atas dasar kesadaran diri sendiri.Tak lain untuk membuat ibu saya bahagia dan bangga.Sebenarnya hati saya sangat menderita,saya tertekan.Saya merasa hidup saya hanyalah untuk berpura-pura.
Sudah banyak cara yang saya upayakan.Semua artikel telah saya baca dan saya amalkan,segala do’a telah saya panjatkan pada-NYa.
Walaupun belum ada titik cerah dalam hidup saya atau pun saya tak akan pernah sembuh saya rela.Mungkin ini cobaan dari Nya.Saya akan membaktikan segala hidup dan kebahagian saya untuk ibu saya,sebagai rasa pembuktian rasa iman dan takwa saya pada-Nya.
Balas
on Desember 13, 2007 at 1:51 pm
sangat menarik artikel anda dan kelihatannya berhasil menggugah banyak respon dari pembaca mulai dari anak 15 tahun sampe yg sudah cukup umur. Saya coba ikut beropini disini berdasarkan pengalaman hidup yg selama ini saya jalani.
Saya tidak tahu apakah pendapat anda mengenai alasan seseorang memutuskan menjadi gay itu berdasarkan study yg mendalam atau hanya opini yg tdk terlalu dalam. Juga tip untuk berhenti jadi gay juga sudah diuji kehandalannya ato hanya sekedar sumbang saran seperti banyak artikel lainnya.
Pertama saya mau nanya kenapa anda memakai instilah memutuskan? apakah anda yakin gay itu sebagai keputusan? Saya (gay) tidak pernah merasa memutuskan menjadi gay dan saya tidak termasuk dalam 2 alasan yg anda sebutkan. Saya gay karena sejak kecil saya merasa jiwa saya merasa sbg perempuan meski gak 100%.
Perilaku saya sejak kecil cenderung agak kewanitaan sehingga banyak yg menjuluki bencong. Menginjak remaja saya juga sulit sekali tertarik sama wanita tapi saya deket sekali dengan mereka. Saya frustasi dan cape sekali menjalani hidup saya ini. namun saya mencoba sabar dan terus mendekatkan diri sama Alloh sang pencipta.
Saya aktif di agama/pesantren sejak SD sampe kuliah. Saya aktif sekali di kegiatan mesjid dan dakwah. Saya juga berhasil menghafal banyak surah dari Alquran dan rutinitas ibadah seperti Tahajjud, baca quran 1 juz/hari, puasa sunnah, solat berjamaah 5 wkt. Tapi ada satu hal yg selalu menyiksa saya, kenapa saya selalu tertarik sama cowok terutama yg remaja usia 14-17 tahun? saya merasa jijik dengan diri saya, saya merasa orang paling munafik, disatu sisi saya banyak ngomong agama dan mengajak orang ke mesjid tapi hati saya deg2an kalo ktemu anak smp/sma.
saya banyak enghabiskan air mata untuk berdoa ditengah malam untuk masalah ini.
Akhirnya saya gak kuat dan saya pelan2 meninggalkan rutinitas ibadah saya. Sangat berat sekali meskipun akhirnya saya berhasil meniggalkan solat wajib. Hati kecil saya seolah2 saya ingin protes sama Tuhan knapa saya tercipta sbg gay padahal saya ingin menjadi orang baik.
Gay itu cacat rohani yg kalo gak kontrol bisa menyebabkan perbuatan terkutuk. Sedangkan orang yg cacat jasmani tidak akan menghalangi dia masuk surga.
Saya pun banyak konsultasi dengan ulama tapi belum berhasil menemukan jalan keluar untuk menghapus rasa suka sama cowok remaja.
Akhirnya ditengah keputus asaan saya pun meninggalkan semua kegiatan keagamaan saya setelah bertahun2 menghabiskan waktu di masjid dan pesantren. Sangat tragis memang dan saya pun tidak pernah kebayang bakal hidup jauh dari Agama. Saya juga dah mencoba untuk menjalin hubungan dengan perempuan tapi sangat sulit sekali.
Anyway ini hanya sekedar curhat saja, semoga menjadi bahan pemikiran anda semua yg mempunyai kemampuan lebih dalam agama dan semoga dapat membuka wawasan lebih mengenai dunia gay.
on Desember 20, 2007 at 2:07 pm
Yth. Mas Husein Wiratmoko dan semua rekan-rekan yang sudah posting di blog ini.
Terima kasih sudah posting di http://www.lubisgrafura.wordpress.com sebuah kehormatan bagi saya pribadi Anda mau memberi balikan kepada saya. Sebelumnya, saya hendak menyatakan bahwa dengan adanya blog ini saya hendak memberikan salah satu terobosan atau solusi dari semua permasalahan yang kita hadapi. Dari kecil saya memiliki cita-cita ingin membuat orang satu dengan lainnya saling menghargai. Walau memang sulit, bahkan mustahil. Visi misi saya tidak akan bisa tersampaikan dengan baik, kalau saya mengandalkan karya saya dimuat di koran. Lantas terciptalah blog ini.
Baiklah, saya akan menanggapi uraian Anda (bagaimana kalau saya ganti kata Anda menjadi sampeyan saja biar tidak terkesan formal dan biar terasa lebih akrab?). Pertama mengenai kata keputusan dan memutuskan. Memang, seharusnya saya memberikan tanda kutip pada kedua kata tersebut yang menindikasikan bahwa kata tersebut bukanlah makna sebenar-benarnya “memutuskan”. Barangkali saya akan membuat edisi revisinya.
Kedua, artikel ini bukan berdasarkan penelitian formal dan prosedural, melainkan saya melakukan observasi di antara teman-teman dekat dan mengajukan asumsi untuk diaplikasikan ke mereka. Memang, perubahan yang terjadi tidaklah sangat signifikan. Beberapa di antara mereka merasa cukup membantu. Beberapa yang lain tidak memperlihatkan indikasi berhasil atau tikdanya selain hanya mengucapkan terima kasih. Namun, jumlah yang merasa “berhasil” dengan yang tidak, jumlahnya masih lebih banyak dari yang “tidak berhasil” Perlu diketahui juga bahwa rsponden atau sampel yang saya gunakan tidaklah banyak, hanya teman dekat sekaligus beberapa orang yang dulu pernah meng-email ke saya.
Hal lain yang mungkin perlu saya sampaikan adalah saya tidak menyalahkan gay atau waria mnjadi seperti yang sekarang mereka rasakan. Mereka yang sekarang telah “menjadi” gay atau waria setidaknya mereka punya usaha dan harapan untuk menjadi “normal” kembali. Betapa menurut sejarah kaum Sodom pernah dihancurkan bukan? Namun, saya yakin hal itu tidak mudah. Bahkan bisa dikatakan mustahil, atau entahlah kata apa yang tepat untuk menggambarkan kerumitan klaur dari belenggu tersebut. Terlepas dari itu, Allah adalah Maha Mngetahui, Saya yakin bahwa perjuangan sampeyan dan juga teman-teman kita yang sekarang juga tengah berjuang untuk melawan “musuh” terbesar dalam dirinya (gay) akan dicatat oleh Allah. Saya akan terus mncoba dan berusaha mencarikan solusi dan tentu saja untuk sekarang hal kecil yang bisa saya lakukan adalah membantu berdoa.
Terima kasih atas perhatian semua teman-teman yang sudah meluangkan untuk mengunjungi http://www.lubisgrafura.wordpress.com. Dalam hal ini saya hanya bisa membantu teman-teman di sini, sudaraku di sini dengan doa dan harapan yang terbaik buat diri kalian. Semoga Allah segera memberi jawaban dengan bahasa yang mudah kita pahami. Amin
Lubis Grafura
Redaktur http://www.lubisgrafura,wordpress.com
on Agustus 15, 2011 at 1:58 am
sama kasusnya dgn saya, tp sy 5 thn perkawinan, Tuhan mmg Maha Adil yang membuka segalanya. Saran saya mba, coba bicara pelan2 dgn suami mmg kita mrsa tertipu olehnya tp usia prkwinan 17 thn itu bknlah wktu yg sbntr utk scra mdh merusaknya, krn ia sdh menjadi teman hidup kita.
Matangkan semua rencana yg akan mba bicarakan dgn suami nanti, tp ingat mba jgn emosi (kita hrs lbh wise utk mendengar semua alasan nya). Hidup di dunia mmg bnyk sekali cobaan, dan yg menjadikan saya kuat adalah biarlah ini menjadi kisah hidup saya tetapi jgn ke anak saya krn saya yakin Tuhan punya rencana dibalik ini semua. dan saya yakin semua akan ada balasannya suatu saat nanti.
Balas
on Juni 6, 2008 at 3:53 pm
gue gak tau kapan gue mulai suka sama sejenis? mungkin SMP kali ya??
karena waktu kecil, kira-kira waktu TK n masih SD gue masih suka sama cew. yah pas parah-parahnya waktu SMA..
terus terang waktu pertama kali gue kuliah, gue kan kost, terus teman sekamar kostku itu cuakep banget.. tapi gue reksinya fine-fine aja.. yang gak ngliatin ke dy kalo gue interest sama dy. sampai-sampai wktu kuliahpun gue gak konsen sama plajaran, teringat dy terus. tapi lama-lama gue kan akrab banget sama dy, ya bisa dibilang sobat lah.. perasaan gue sama dy jadi berubah.. gue jadi biasa aja, gak ada “fell” ke dy,
walaupun dy ganti baju didepan gue,padahal dy juga punya postur tubuh yang perfect,tapi gue gak ngefek apa-apa ke dy.. ya itu lah gue.. kalo liat cow cakep, pertama pasti pengen liatin dy aja.. tapi kalo dy da kenalan sama gue, n gue dah jadi temannya, gue da gak ada “FELL” sama dy..
tapi gue sekarng gak gay-gay amat kok..
mungkin gue gak pernah pacaran kali, sebenernya banyak cewek yang nembak aku sih, tapi aku masih kayak gimana ya, ehm masih takut gitu,
gue juga terangsang kok kalo liat cewek yang berbaju minim,, tapi cm sayangnya dominan kecowok gt aja.
dan gue mulai sekarang akan berjuang untuk memerangi perasaan ini…
ya benar ini adalah pikiran-pikiran kotor kita.
semua adalah otak yang mengatur sistem kerja syaraf dan pikiran kita.. jadi kalo udah mau mikirin yang kearah negatif (seperti ONANI, upayakan kita ngebanyangin kita sedang berhubungan sama cewek, n buang semua pikiran tentang tubuh cowok.. bayangin keindahan tubuh cewek, bayangin indah lekuk tubuhnya, memeknya, begitu empuknya… ingin untuk ngremesnya…) dan hal itu ternyata obat mujarab untuk menghilangkan sifat gay..
n sumpah gue dulu gay yang parah tapi sekarang gue dah mulai suka sama cewek, ada rasa ingin untuk melindungi, bila deket sama cewek yang gue sukai gue jadi deg-degkan..
so GAY is not the way..
terimakasih TUHAN….
on Juli 30, 2008 at 12:16 am
Aku jadi gay pada saat kelas 3 sma. Dulunya aku msh cinta pd wanita sepenuhnya bahkn aku sempat berpacaran dgn seorang wanita hingga aku diputusnya karna menjadi cuek padanya.
Pd saat kls 2 smster 2 sma aku jadi biseksual, aku mencintai wanita ttp juga mencintai pria. Aku ga ngerti knp ku bisa seperti ini???
3 bulan kumenjadi biseks, lalu ku menjadi gay yg lebih mencintai cowok drpd cwk. Hingga kls 3 aku msh menjadi gay pasif yg tak pnah diketahui siapapun kecuali ALLAH SWT.
Aku tak pnah ingn mnjadi gay, karna bukn keinginanku. Aku slalu tdk pnah mau mnjadi spt ini hingga ku merasakn siksaan batin. Aku tau ini cobaan dr ALLAH SWT hingga ku mencoba menerimanya dgn ikhlas. Karna ku tahu bila ku dpt lulus dr cobaan ini ALLAH akan memberikn aku tmpt di surga-NYA.
Aku trus mlawan pikiran yg menyiksaku ini dan pada akhirny aku berDO’A pd ALLAH SWT agar aku dpt berubah karna ku sangat benci menjadi spt ini. Lalu aku berNIAT sungguh2 tuk berubah. Kemudian, ku melakukan TAUBATAN NASUHA yg disaksikan oleh ALLAH SWT,walaupun ku tak pnah ml dgn pria.
Aku mencoba melihat gambar2 porno gadis dgn harapan ku dpt suka pd mereka.
Aku tau perasaan ini sangat menyakitkan karna ku merasakannya. Tapi karna niatku tuk berubah ku pun trus berusaha.
Aku mencoba MENGENDALIKAN PIKIRANKU, bukn pikiran yg mengendalikanku. Ku mulai menginstal dan memaksa otak(pikiranku) untuk fokus dan suka pd gadis. Ku menjadi lebih sering melihat gadis2 cantik di sekolah dan sebisa mngkn tdk melirik pria. Ku coba mengagumi kecantikan para wanita.
Setiap ada pikiran untuk suka pada pria, ku slalu BERISTIGHFAR dan berkata AKU BUKAN GAY, AKU BUKAN GAY . . . . Hal ini trus kupaksakan pada diriku dan sudah menjadi kebiasaanku untuk mencintai wanita dan pada suatu malam ku mengalami mimpi yg aneh. Dan keesokan harinya aku mrasa lebih baik.
Seiring dgn waktu, jika ku melihat pria yg telanjang dada atau pria tampan getar aneh dan menjijikan yg biasa kurasakan tak lg kurasakan. Kesempatan ni ku ambil untuk slalu mlihat wanita lg, dan pada akhirnya ku dapat jatuh hati lg pada wanita. Kucoba mlupakan pikiran ttg pria, dan mencoba slalu memikirkan gadis pujaanku.
Ternyata pemaksaan demi kebaikan itu sangat membantuku.
Dan pastinya Karna Do’a,niat, taubat,mengendalikan pikiran,beristighfar dan usahaku lainnya yg telah membuatku berubah menjadi pria normal.
Alhamdulillah.
on Agustus 9, 2008 at 2:41 pm
huumh..pengen share niih..gw ga tau mesti ngomong sama siapa…
gw punya pacar yg memiliki kecenderungan ‘guy’ walopun gw blm 100% yakin dia itu ‘begitu’ tapi untuk mengarah kesitu udah ada….dia doyan bgt fitness ngebentuk bodynya biar keren..dia selalu punya temen deket co..gw pacaran udah 3 taun lebih..gw tau dia kaya gt waktu beberapa bulan qt jadian..coz dia pernah di gosipin kaya gt jg di lingkungan kampusnya..n gw baru tau itu…jadi selama qt jadian ini gw selalu cari tau sendiri tentang co gw..
gw selalu pancing2 dya untuk cerita masa lalunya..n akhirnya dia cerita…tapi dia bilangnya pernah deket sama co yg ternyata guy akhirnya dia jauhin…dari situ gw udah ada pencerahan..tapi makin lama kelamaan gw makin perhatiin sikap n tingkah dia..
kadang ngerasa yakin kalo dia itu normal tapi kadang juga ragu coz ada beberapa hal yg ga masuk akal..dia suka liat co2 yg berbadan atletis,,pernah buka2 situs tentang ‘guypornopic’…dia ga tau kalo gw dah tau kalo dia dulu di gosipin yg diatas tadi…
on Agustus 9, 2008 at 3:06 pm
tapi dari sikapnya dia itu keliatan bgt sayang sama gw…nyaman sama gw..huumh..dah 3 taun gw mendem ini sendiri…n gw dah sayang bgt sama dia..kalo pun dia bener kaya ‘gitu’ gw bersedia bantu dia ke jalan yg lurus….
gw pengen bgt nanya sama dia tentang hal ini..sebenernya dia gmana..tapi gw takut dia jadi berubah sikap…padahal gw ga akan ngejauhin dia….gw ikhlas..ridho..nerima dia apa adanya…
gw butuh bantuan niih teman2….!! thanx
NdiEy Berkata:
on Agustus 31, 2008 at 7:27 am
please aQ btuh bgt saran dari tmen2 tentang “BAGAIMANA CARANYA MENYEMBUHKAN SIFAT GAY”..
AQ berpacaran sebut saja inisialnya “A”, awalnya ia pria yg sangat perhatian & lembut…setelah berselangnya waktu, aQ mrasakan perubahan atas sifat & sikapnya yg Qrasakan berbeda dgn pria pda umumnya…bsa dikatan dia sgt sensitif, jiwanya teramat sngt lembut, kurang bsa romantis, dan emosional…dan yg sring Qdengar dia sering skali memuji gaya & pnampilan pria lain di dpanQ..aQ bertanya2 pd driQ sndiri ad ap dgn drinya..kelQ bnyak yg memperingatkan ada yg tidak bres dgn pcarQ..tpi aQ brusaha tdk mengubris smw perkataan kelQ sndiri,,aQ mnyakinkan htiQ bahwa dia adl pria yg normal…
hub kami berjalan selama 2 tahun..disaat aQ meminta kjelasan darinya, harus dibwa kmana hubQ ini…dia mengakui smwnya kpdQ bahwa DIRINYA ADL SEORANG GAY…betapa hncurnya hatiQ..
knp bnyak sekali ujianQ…mulai dari kedua kel yg tidak merestui skg harus ditambah HANYA AQ YG MENGETAHUI BAHWA DRINYA GAY…dia BERUSAHA MENUTUPI KNYATAAN DARI KEL SENDIRI..
dia meminta maaf kpadaQ.slama ini dia brusaha u/ mncintaiQ tetapi tidak mampu…tpi dia sndiri jg brusaha INGIN SEMBUH…dri pengakuannya dia hnya menyukai & merasa tertarik saja, alhamdulillah dia tidak samapi melakukan hal yg dilaknat oleh ALLAH SWT…
jujur setelah aQ mndengar kjujurannya, aQ masih tetap syang, aQ tidak mungkin mnghilang bgitu saja dari khidupannya.
aQ mhon bantuan dari tman2 tlong BAGAIMANA CRANYA MENHILANGKAN SIFAT GAY…
thanx sdh mw mndengarkan critaQ & aQ mhon bntuannya..krn smp saat ini hnya dialah satu2nya pria yg pling aQ cintai…
tlong e-mail ke aQ yah…[email protected]
kupii Berkata:
on Oktober 11, 2008 at 5:45 am
makasih bgd atas postingan artikelnya. guw adalah seorang gay. umur guw 15 tahun. guw dari kecil memang menyukai laki2. guw gak suka perempuan. tapi skrg ini guw baru sadar, guw gak boleh jadi gay. guw sayang banged ama nyokap guw. guw gak mau buat nyokap guw sedih karena punya anak kayak guw. guw pengen nanti kalo dah besar kawin sama perempuan trus punya anak. guw pengen buat org tua guw seneng. setelah liat artikel ini dan comment2 dari teman2 guw merasa semangat guw timbul kembali. guw mau lepas dari gay. guw tau guw telah salah. guw harus kembali ke jalan yang benar!! beberapa hari ini guw memang agak pusing mikirin nasib guw.
dan yg paling gwu takut itu begini.
mungkin memang aku bisa menyukai perempuan. tapi guw takut apakah nanti pada saat malam pertama guw bisa menempatkan diriku sebagai lelaki sejati? kalau tidak, sama saja guw membohongi diri guw. jadi guw akan berusaha terus! berusaha menyukai perempuan. berusaha untuk tidak menyukai laki2 (dalam artian tidak CINTA laki2).
sebenernya guw ini anak yg berprestasi di sklh. guw selalu juara 1 di sklh. guw bisa bahasa inggris dan mandarin. di tempat les inggris guw, guw juga selalu dapet juara 1 dan selalu dapet piala. di tempat les mandarin guw, guw adalah murid yang paling pinter.
selain itu, guw ini tipe org yang mudah bergaul. guw bergaul dengan laki2 dan prempuan. bahkan waktu di angket SMP guw menjadi anak yang terlucu, tersupel, dan juga terpinter. guw seneng bgd mendapat 3 gelar yang cukup baik ini. temen2 guw juga gak pernah mengejek guw sebagai bencong atau sebagainya karena guw gak pernah menceritakannya pada mereka.
tapi karena satu masalah ini, yaitu GAY, guw jadi merasa terbebani.
tapi guw pikir, skrg belum terlambat buat guw dan KITA SEMUA untuk berubah. guw mau jadi laki2 TULEN! guw suka perempuan!!!
TEMAN2 SENASIB, KITA BISA LEPAS DARI INI SEMUA! KITA HARUS YAKIN. BERJUAN YO! ^^
kalo mo sharing email aja ke [email protected].
Balas
but anyway gw jg pengin sembuh.. >:D<
lols
kalaulah ini penyakit atau larangan, saya telah menerimanya sebagai mana saya dan partner menerima semua dunia dan karma yang saya alami.
silahkan diskriminasikan kami dengan apapun yang yang kalian anggap itu benar. Fikiran seperti itu akan selalu ada selama kalian tidak pernah menerima perbedaan, selama kalian tidak mau mengerti.
Buat saya dan partner, yang kami rasakan itu nyata, itu baik dan membuat kami lebih baik senyata kalian meyakini apapun yang kalian percayai..
pahamilah perbedaan itu yang membuat kita menjadi manusia..
semoga kita dan semua makhluk berbahagia.
#i'm kidding guys
Kalau boleh berpendapat nih....
1. Gay bukan pilihan... Yg pilihan itu menjalanin hidupnya... Mau menjalanin hidup sebagai gay? Monggo.... Mau menjalanin hidup sebagai str8... Nikah... Punya anak..Monggo...
2. Gay itu nature... Lalu kenapa ada yg tiba2 menyadari dirinya gay? Pada dasarnya tiap diri individu manusia itu menyimpan potensi secara, dalam hal ini secara umum... Yg berbakat biola... Kalo gak pernah latian... Liat... Dengar... Pegang... Terlebih tidak pernah tau apa yg dinamakan biola... Gak akan pernah seseorang itu menjadi violist. Lalu apa orang disekitarnya mengatakan dia violist? Tentu tidak... Karena yg bersangkutan tidak pernah terbukti seorang 'violist' sampai orang tersebut pernah memainkannya.
3. Ada yg mengaku... Setelah menyukai pria... Dia bertaubat... Kemudian menjadi str8 atau mencintai wanita... Well dasarnya emang orang tersebut bisexual... Dan terpapar kejadian yg mentriger orang tersebut menyadari kesukaannya akan sesama jenis. Makanya ada istilah bisexual.... Karena memang ada yg seperti itu. Lalu bagaimana dengan yg Gay murni...? Atau at least 80% gay... Tentu tidak bisa disebut seorang bisexual bukan? Dan kasusnya menjadi berbeda.
4. Kalau berbicara secara agama... Apakah ini diijinkan? Tentu tidak... We all know that. Lalu apa ini ujian? Ya... Untuk menguji manusia... Apakah dengan ujian ini manusia semakin jauh dari Tuhan? Ataukah semakin dekat dengan Tuhan? Ada manusia yg diuji dengan kemiskinan... Ada yg diuji dengan cacat fisik... Ada yg diuji dengan cacat mental... Dan kita.... Ya... Dengan orientasi sexual, yg tentunya terlarang seperti yg dituliskan di kitab2 suci.
So kembali ke pribadi masing2... Mau dekat Tuhan... Silakan hindari zina... Dengan pria ataupun wanita.
Kalo gw ditanya... Apakah bisa menghindari gay life? I cant... Even if i would... Gw selalu jatuh cinta dengan pria... Wanita? Yeah we love them... Sebagai kawan yg baik tentunya...
So guys... Bagi kalian yg sudah dapat hidayah... Silakan ikuti Aturan Tuhanmu....
Gw... Nyusul... Kalo udah sanggup... I'm gay...I love God... But i'm still can't help it... I'm purely gay...
Udah coba pacaran dan ML ama cewek tapi tetep gak berhasil membuatku mencintai mereka.
I.... temporary... Still chose to live my life as gay...
nOphi_91July 23, 2013 at 3:06 PM
saya seorang wanita dan pacar saya seorang gay.. tidak masalah buat saya..
saya sudah mengetahui dia gay sejak kami sahabatan dulu 2tahun..
awalnya saya tidak tahu, tapi dia gay karena dia capek jadi tulang punggung keluarganya dan satu-satunya teman yang dekat dengan dia waktu itu ternyata seorang gay dan akhirnya dia masuk ke dunia gay sejak umur 20-28tahun..
saya percaya kekuatan doa itu ajaib..
karena saya dulu sebagai sahabatnya tidak menyangka bakal jadian sama dia..
awalnya dia pernah berharap saya menjadi pria karena karakter pangeran yang dia ingin ada di dalam saya dan akhirnya dia menerima kenyataan bahwa dia mencintai seorang wanita yaitu saya..
meskipun sedikit sekali yang mendukung hubungan kami, saya tidak malu kok punya pacar seorang gay..
saya justru bangga karena dia mau jujur..
dan saya sangat mencintainya dengan tulus..
apapun masa lalunya, saya percaya bisa menciptakan masa depan yang indah dengannya..
meskipun tidak mudah.. karena saya sadar gay tidak bisa sembuh..
namun saya akan memberikan yang terbaik untuknya, setidaknya bisa membuat dia menahan hasrat gay'nya demi saya.. bahkan sahabatnya dan sahabatku pun mengatakan saya bodoh, saya tidak peduli.. karena saya percaya manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan .. bahkan cowok normal'pun tidak menjamin kebahagiaan seseorang..
semoga pengalaman saya ini membantu lainnya^^ terima kasih
dan saya ingin minta beberapa tips agar saya bisa menyakinkan pacar saya bahwa saya sangat mencintainya.. send ke email [email protected] terima kasih..
Reply