BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Baby Bella

124678

Comments

  • rasti kok tega amat sih,, ninggalin bayinya.. klo diitung2 sih,, udah 2taun angga n rasti menjauh,, rasti hamil 9 bulan,, 2taun diambil 9bulan jadi 15bulan,, bukan bayi deh kayaknya kalo 15bulan hehhehe,, udah bisa jalan,, masak si rasti gak bisa bawa tuh bayi..
  • ceritax bgus bgt... lanju n jgn lupa mention.. btw endingx kyk gmna yaaaa?? kepo
  • Sebelum aku melanjutkan ceritaku tentang betapa repot dan hebohnya namun sangat seru dan super asyik kami dalam merawat baby Bella, sebelumnya aku ingin mengenang masa lalu terlebih dahulu, kalian juga penasaran kan ingin mengetahui kronologi bagaimana aku bisa berkenalan dan berpacaran dengan si tampan Jonnaz tercinta.

    Jadi yuk kita flashback dulu sejenak.




    Saat-saat kenangan itu sudah terlewati hampir setahun lebih. Tepatnya setahun 7 bulan yang lalu.
    Aku pertama kali bertemu dengan pemuda gagah itu di area wisata Situ Panjalu, yang berada di wilayah Ciamis.
    Kala itu hidupku sedang kacau-kacaunya karena permasalahanku dengan Rasti, sudah sebulan Rasti menghilang dan aku tak kunjung menemukan dirinya, semua hal yang berhubungan dengannya total buntu. Dia bagai hilang di telan bumi, Rasti serius menghindariku.
    Semu itu membuat aku semakin merasa sangat bersalah, aku sudah benar-benar melukai hati Rasti dan membuat persahabatan kami hancur lebur menjadi abu.

    Hidupku jadi merasa di kejar dosa besar kepada sahabatku itu, membuat aku benar-benar prustasi dan stress berat.
    Aku butuh refreshing. Jadi kuputuskan aku berlibur ke rumah nenekku di Panumbangan, Ciamis. Keluarga ibuku memang asli dari sana, perbatasan Ciamis Tasikmalaya.

    Suasana kampung yang adem mungkin akan membuat aku lebih tenang dan sedikit bisa melupakan permasalahan-permasalahan hidupku.

    Suatu hari aku berjalan-jalan ke tempat wisata Situ Panjalu, aku ingin menikmati suasana alam yang masih asli nan segar.
    Aku berangkat kesana seorang diri dengan sepeda motor yang ku pinjam dari pamanku. Sudah sangat ku hapal jalur jalan kesana, jadi takan membuatku bingung.

    Tiba di Situ Panjalu aku memilih duduk nongkrong di sebuah kedai yang berada di pinggiran Situ, duduk seorang diri sambil menikmati secangkir kopi, mata tak lepas memandang air Situ (telaga) yang cukup tenang beriak-riak kecil, beberapa pengunjung tampak menyewa perahu dan berlayar ke tengah Situ.
    Tak cukup ramai di kedai, hanya aku dan beberapa orang yang sama sedang menikmati alam sambil ngopi ataupun makan-makan.

    Disaat aku sedang termenung bermain dalam lamunan tiba-tiba bahuku ditepuk seseorang hingga aku sempat terlonjak kaget, ketika aku menengok kebelakang disana sudah berdiri seorang laki-laki sedang menatapku dengan senyum yang terkembang ceria dan sangat manis sekali senyum ini.

    Kuakui dia laki-laki yang tampan, namun aku sama sekali tak mengenalnya, dia memegang sebuah camera digital di tangan kanannya. Apakah dia mengenalku, atau hanya salah orang saja.

    "Hai bro.. Sorry aku udah ngagetin kamu, boleh aku minta tolong sama kamu?" Sapanya, suaranya enak di dengar.

    "Oke, apa itu?" Jawabku mengerut alis, kupikir siapa dan mau apa, ternyata hanya seseorang yang butuh pertolongan.

    "Bisa fotoin aku gak.. Aku sudah disini satu jam tapi masih belum dapat satupun gambar diriku disini.." Katanya lagi sambil menyodorkan camera miliknya padaku.

    Aku hanya mengangguk menyetujui untuk membantunya, itu hal mudah jadi segera ku ambil camera dari tangannya.
    Laki-laki itu tampak senang dan tanpa di komando dia segera menuju pinggiran Situ dan mulai berpose dengan gentle-nya, aku segera mengambil gambarnya beberapa kali.
    Ketika dia sudah cukup puas dia lalu menghampiriku dan memeriksa hasil jepretanku, kulihat wajahnya tampak cerah dan terkagum-kagum melihat gambar dirinya sendiri di layar LCD Camera digitalnya.

    "Keren.. Fotonya bagus-bagus, kamu photografer ya?" Pujinya berkomentar, menatapaku dengan kekaguman yang kupikir berlebihan. Seakan dia sedang melihat aktor Hollywood saja.

    "Oh bukan kok, dulu aku hanya sempat belajar memotret sama seorang teman photografer, jadi sedikit mengerti tekhnik-tekhniknya.." Jawabku sejujurnya sedikit tersipu.

    "Tapi ini kayak hasil photografer profesional deh, gambarku jadi seperti fotomodel nih.. Keren deh.." Ucapnya lagi-lagi memuji, padahal sejujurnya di foto siapapun gambar dia ya pastilah keren, orang dia memang tampan kok. Bahkan dia emang cocok kok jadi fotomodel.

    "Sudahlah, itu berlebihan, itu karena dirimu juga memang keren kok.." Balasku jadi sedikit jengah

    "Ah kamu bisa saja, ohya kamu mau ku photoin?" Tawarnya padaku, aku hanya menggeleng, aku kurang suka di foto. Kata orang di foto itu bisa mengurangi umur. Walau ku tahu itu cuma mitos atau mungkin bualan namun boleh lah buat jaga-jaga, aku kan masih ingin hidup lama.

    "Kita belum kenalan, namaku Jonnaz, aku dari Jakarta kebetulan sedang berlibur disini, aku menumpang tidur di tempat kawan kantorku tapi kebetulan dia tidak ikut kesini.. Apa kamu dari luar kota juga?" Dia mengulurkan tangan kanannya, mengajakku berkenalan agak sedikit ragu aku sambut telapak tangannya yang lembut namun terasa kuat saat menggenggam tanganku.
    Namanya bagus juga, sesuai sama orangnya, dan dia juga cukup asyik.

    "Aku Angga, sebenarnya keluargaku asli dari Ciamis sini, tapi aku hidup di Jakarta, kebetulan juga aku sedang nengok nenek jadi ku sempatkan main ke sini.." Jawabku sejujurnya.

    "Wah kebetulan aku dapat teman dari Jakarta juga, senang sekali dapat teman ngobrol, itupun jika kamu gak keberatan.." Katanya lagi, aku hanya tersenyum padanya lalu kembali duduk di kursi kedai yang tadi sempat ku tinggalkan, masih ada sisa kopiku di meja.

    "Tentu saja tidak.. Kau mau kopi?" Tawarku setelah mempersilahkan dia gabung di mejaku

    "Boleh juga.." Sambutnya, aku segera memesankan secangkir kopi untuknya.
    Setelah itu kamipun terlibat obrolan yang cukup panjang, Jonnaz ternyata memang asyik orangnya, dia senang sekali bercanda dan dia pembicara yang ahli, wawasannya cukup luas.
    Aku menjadi betah ngobrol dengannya, lagipula akupun senang bisa terus mencuri-curi pandang menikmati ketampanan wajahnya yang sempurna. Setidaknya itu menurut pandangan mataku.
    Sebagai gay tentu saja aku tidak munafik aku tertarik oleh kesempurnaan fisiknya, membuat aku berkhayal yang bukan-bukan saja.



    Tak terasa waktu terus berlalu, rasanya bersama Jonnaz terasa begitu sebentar saja, sudah berjam-jam kami ngobrol dan bahkan sempat berkeliling sekitar Situ juga. Kami pun sempat menyewa perahu dan berlayar, rasanya itu sangat menyenangkan, kehadiran Jonnaz mampu membuat aku melupakan masalah-masalahku.
    Namun pertemuan selalu akan di akhiri perpisahan, tak terasa waktu sudah sangat sore, Jonnaz pamit untuk kembali pulang ke rumah kawannya, rasanya tak rela aku harus berpisah dengannya saat ini, aku masih ingin melihat senyumnya yang menawan.
    Apalagi Jonnaz juga memberitahuku jika esok dia juga sudah harus kembali ke Jakarta, jadi rasanya tidak ada kemungkinan aku bertemu kembali dengannya di Situ Panjalu, padahal sudah ku rencanakan besok aku akan kesini lagi andai Jonnaz pun datang kesini.

    Ketika pulang di tempat parkir ku beranikan diri memberikan kartu namaku, kebetulan aku membuka Distro di Jakarta jadi kuberikan kartu nama Distro itu lengkap dengan nomer ponselku tentunya, jadi aku berpura-pura mempromosikan Distro milikku kepadanya.
    Semoga saja suatu hari Jonnaz mau menelfonku, atau setidak mengirimkan satu sms saja. Ah, semoga saja dia tak melupakanku dan benar-benar bukan cuma butuh teman di Situ Panjalu saja.
    Jonnaz hanya berterimakasih tanpa dia memberikan nomer ponselnya atau kartu namanya, lalu akhirnya kami berpisah. Sedikit kecewa juga saat aku melaju pulang dengan motor Pamanku.
    Wajah Jonnaz yang ganteng itu masih menyisa di memori otakku dan terus saja membayang.



    ***
    Bersambung...
  • Őσ̲̅ő◦º°˚˚°º◦◦Őσ̲̅σ̲̅..... Romance juga perkenalannye :D
  • Selain tempat wisata situ Panjalu juga bisa jadi tempat cari jodoh.
    mmm....patut dicoba ni :)
  • kimo_chie wrote: »
    Selain tempat wisata situ Panjalu juga bisa jadi tempat cari jodoh.
    mmm....patut dicoba ni :)

    Hei.. Tapi jangan salah.. Di situ panjalu ada mitos kalo yg udah punya pacar jalan2 berdua ksna bareng pacarnya hubungan mereka bisa putus loh.. Makanya banyak org yg udah bosen sama pacarnya pasti bawa tu pacar ksana, biar putus wkwkwk.. Mitosnya sama kayak kebun raya bogor..
  • Kalo orang pacaran abis dari panjalu biasanya nih (BIASANYA) kalo orang pacaran suka putusss
  • TS orang mana???
  • @eizanki mitos jaman baheula eta mah
  • eizanki wrote: »
    TS orang mana???

    Simkuring mah ti lembur kuring... Sok tah dimana?
  • Sayang sekali aku belum pernah kebogor. :'(
  • Asyik nih, ada bacaan baru lagi... Semoga langgeng ya nulisnya...
  • @adam25 pasti atuh kang etamah hehe
Sign In or Register to comment.