It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Robi harus bisa bersikap baik,,
Buka diri aja
Eh dikit komen, cerita Jono di UGD kurang di-explore bro. Rada sedikit kontradiktif. Finishiing touch nya kurang greget. Karena klo lihat kondisi Jono yang kesannya udah mau mati, terus tiba2 sadar hanya dengan transfusi darah keknya terlalu menyederhanakan deh. Gw gak tahu apa lu coba menghindari ketragisan di cerita ini. Tapi akan lebih baik kalo Jono tetep gak sadar, terus setelah masa kritis lewat dan di bawa ke unit perawatan, baru Jono sadar. Untuk Robi akan lebih bagus dia nungguin sampe si Jono siuman.
Gimana? akan lebih romantis kan? Walaupun klise sih...tapi kemungkinan orang sadar sesaat setelah transfusi darah tuh kurang ngena kalo disinetron-sinetron hahaha. Sorry ngomong sinetron, karena gw gak tahu kondisi real.
Ditunggu lanjutannya ya..
Tidak terasa sudah dua hari jono terbaring di rumah sakit, rasa sepi dan segera ingin berkumpul dengan teman teman kantornya serasa tak tertahankan lagi,terlebih ingin rasanya jono bertemu kembali dan membuatkan secangkir kopi untuk robi.
Selama dua hari itu, robi tak pernah menjenguk jono. jono mengerti tugas sebagai manager itu berat dan tanggung jawabnya besar sehingga tidak ada waktu mengurusi hal sepele seperti menjenguk seorang OB yang sedang sakit.
Sebagai seorang bos kepada bawahannya, perhatian robi kala itu sudah lebih dari cukup.
Tapi dalam hati jono,ingin sekali bertemu dengan robi dan mengucapkan rasa terimakasihnya atas segala pertolongan robi terhadapnya.
setiap pagi tiba, jono selalu membayangkan, kira kira siapa yang membuatkan minuman kopi untuk robi, dan siapa yang membersihkan kandang ferdinand.
Tapi apakah hanya untuk sebuah kopi?
Atau hanya untuk membersihkan kandang ferdinand?
sejujurnya, hal yang membuat jono makin tersiksa saat terpasung di rumah sakit itu adalah ..
tidak adanya senyuman robi..
tidak didengarnya lagi ucapan terimakasih , setiap kali secangkir kopi diletakkan di samping meja robi..
dua hal itulah yang membuat jono ingin segera kembali bekerja di kantornya, bukan hanya sebagai OB, namun sebagai orang yang ingin membalas kebaikan dan perhatian atasannya dengan memberikan pelayanan yang terbaik.
**
Dera dan toni adalah teman yang baik untuk jono, berdua mereka selalu menyempatkan untuk menjenguk keadaan jono pada jam istirahatnya,mereka sangat perduli pada keadaaan jono terlebih sekarang , mengingat jono hidup sebatangkara di kota ini ,dan tidak ada siapa siapa lagi yang bisa dimintai pertolongan.
“kok keadaan jono belum ada perkembangan yang baik ya ton”
“aku juga heran ,padahal ini kan sudah dua hari,rasanya keadaannya sama dengan tempo hari kita kesana”
“Kasihan tuh anak,mana sebatang kara lagi disini”
dibalik ruangan dera dan toni, tampak robi sedang menguping pembicaraan mereka.
sebenarnya robi ingin menanyakan banyak hal tentang jono pada mereka namun robi takut hilang kendali dan khawatir respon yang muncul malah membuat mereka terheran heran dan memicu banyak tanya dari mereka..
Robi gelisah, rasanya ingin sekali menelepon jono dan menanyakan keadaannya.
namun urung dilakukan ,dia kawatir jono menjadi risih,mendapatkan perhatian lebih darinya, terlebih perhatian dari pria single yang mapan dan berumur.
Dimana banyak sekali orang beranggapan bahwa pria yang melajang di usianya dan mapan tapi belum menikah, besar kemungkinan pria itu tidak menyukai lawan jenis alias gay.
seperti anggapan yang pernah dilontarkan mamanya sendiri.
Tapi kekawatiran itu benar benar telah mengganggu konsentrasi robi bekerja dan robi sadar ini tidak bisa dibiarkan begitu saja mengingat belum tercapainya beberapa target perusahaannya selama robi menjabat.
“eh..dera saya keluar dulu,.kalau ada yang perlu saya tandatangani taruh saja di mejaku,.saya Cuma sebentar”
“baik pak”
Kemudian robi berlalu meninggalkan kantornya, untuk memecah rasa penasaran yang mengganggu konsentrasi kerja robi sepanjang hari itu.
...
Dari jendela kamar tempat jono terbaring, Robi melihat jono tertidur,kakinya di gift dan tergantung karena mengalami fraktur di ruas tulang kakinya.
“kenapa ga masuk saja pak”,ucap salah seorang suster.
“eh..iya sus,.disini saja.takut mengganggu”
“ga apa apa..bapak kan ga sedang membawa anak kecil to..”
“joon..ada yang menjenguk”,ucap suster itu tiba tiba dan langsung membuat muka robi memerah.
Jono lalu membuka matanya.dan mendapati wajah robi dibalik jendela kaca.
ingin sekali robi mengumpat suster yang sok akrab itu, sebenarnya robi ingin kedatangannya tidak diketahui jono. dengan malunya akhirnya robi masuk dan kemudian duduk disamping jono terbaring.
“trimakasih ya..rob..”ucap jono sambil tersenyum
“untuk apa..?”
“kalau bukan karena kamu ,mungkin aku sudah..”
“sudahlah, .ini sudah seharusnya aku lakukan, wajib hukumnya kalau atasan membantu bawahan yang kesusahan,.mungkin kalau dera atau toni yang mengalami ini,aku juga akan melakukan hal yang sama”
Ucap robi panjang lebar seakan menegaskan kalau tindakannya ini wajar,dan tidak ada maksud apapun..
“bikin kopi sendiri?”,tanya jono yang disusul tawa keduanya.
“yahh..makanya kamu harus cepat sembuh”,diluar kesadarannya,robi mengusap dahi jono.
Jono memejamkan matanya ,seakan menikmati usapan pada dahinya,. bagi jono ini adalah usapan yang paling menenangkan dari seorang yang telah menyelamatkan nyawanya.
Disamping tempat mereka berbicara,seorang suster melirik dan tersenyum melihat perhatian robi yang tidak lazim sebagai teman sesama laki laki.
Tersadar robi lepas kontrol , segera ditariknya tangannya.,mukanya memerah menahan malu,hatinya mengumpat kenapa tidak bisa mengendalikan perasaannya ketika bersama jono.
sesaat timbul kawatir dibenaknya,kalau kalau jono merasa risih karena diusap oleh laki laki..betapa robi merasa sangat konyol siang itu.
“ferdinand baik baik saja”,.
“sehat..”
“waktu di jogja aku sendiri yang mengurusnya,.”
“jangan dikasi kol ya rob..”
“kenapa?”
“dia mencret kalau makan kol”,jono terkekeh disusul tawa robi.
“kamu cepat sembuh,.dan bikin kopi lagi buatku”
Jono tersenyum,entah sadar atau tidak ,selama berbicara ,kontak mata jono dan robi seakan tidak pernah lepas.
bagi jono kedatangan robi saat itu seakan menjadi obat ampuh yang menyemangati jono untuk lekas menjemput kesembuhannya , sekaligus menjadi penawar sepi yang dirasakan jono selama menjalani perawatannya.
dan..
Entah kenapa bersama robi, jono selalu teringat sosok bapaknya dikampung, perasaan saat bersama robi saat itu seperti berada dalam dekapan bapaknya semasa jono kecil dulu.
Begitu damai..
Dan nyaman...
@erickhidayat
@nakashima
@SeveRiandRa
@rey_drew9090
@bocahnakal96
@Gabriel_Valiant
@Monic
@abang_jati
@blackorchid
@farizpratama7
@demas
@edwardlaura
@4ndh0
@Rizal_acank
@arieat
@Kim_Kei
@05nov1991
@Farnuta
@half_blood
@2000LY
@bocahnakal96
@black2_gemini
@hantuusil
@gilangrama