There is never a time or place for true love. It happen accidentally, in a heartbeat, in a single flashing, throbbing moment”
Memulai cerita baru di lapak yang baru, berharap juga ada reader baru
Ternyata menulis hal yang menyenangkan, walaupun lebih mudah membuat laporan keuangan ^^
Happy read, I hope
______________________________
HE STOLE MY FIRST KISS
Part 1
______________________________
"Cuuuup"
"Anjing, ngapain lu cium gue"
Ciuman berharga ku, ciuman pertama ku di rebut seorang laki-laki, sial, sial, aku membersihkan bibir ku dari bekas ciumanya. Aku sama sekali tidak mengenal laki-laki ini sebelumnya, menghabiskan jumat malam di salah satu klub malam setelah di campakan sebelumnya, bukanya senang yang aku dapat, malah ciuman dari seorang laki-laki mabuk. Aku mendorong laki-laki itu hingga terjatuh, aku sudah cukup kesal hari ini, dan kekesalan ku bertambah karenanya.
Dia sudah cukup mabuk, saat aku mendorongnya hingga jatuh, laki-laki itu hanya bergumam tidak jelas dan berusaha berdiri.
"Hey, kenapa ini" dua orang laki-laki betubuh besar sepertinya petugas keamanan klub itu, menarik ku keluar dari pintu belakang dengan pria mabuk yang baru saja menciumku.
"HEY" bentak ku
"Maaf anda dan teman anda membuat keributan, lebih baik anda pergi dari sini" kata salah satu petugas itu
"Gue gak kenal dengan dia"
Ya, aku fikir aku tidak mengenalnya, tidak mengenalnya, bahkan tidak pernah bertemu sekalipun denganya.
"Braaak" pintu belakang di tutup
"Huuuuuuh" aku menarik nafas panjang, putus, pengen have fun, ciuman pertama ku di rebut, di keluarkan dari klub ini.
"Dia" aku memandang kesal ke laki-laki mabuk itu. Aku tidak cukup kejam untuk melihatnya terbaring di tempat ini.
Aku memeriksa dompet yang terselip di kantong belakang jeans nya, membuka setiap celah isi dompet yang berwarna coklat tua itu, hanya berisi uang, tidak ada identitas, hanya kartu nama sebuah rumah sakit dan struck belanja, dari beberapa supermarket dan restoran cepat saji.
"Huuuuhf" sekali lagi aku memandangnya yang hampir tidak sadarkan diri, terbaring dan sesekali cegukan karena masih di bawah pengaruh alkohol.
Pada akhirnya aku membopohnya keluar dari kawasan klub malam itu, wajahnya dan matanya memerah, tubuhnya juga di penuhi aroma alkohol.
"Taksi"
Sebuah taksi berwarna kuning menghampiri kami, aku mendudukanya di belakang, sedangkan aku duduk di sampingnya, aroma alkohol semakin terasa saat tanpa sadar dia menyandarkan kepalanya di pundaku.
"Arrrkk" aku tidak tahan dengan aroma alkohol ini, ya, aku cukup kolot untuk tinggal di kawasan perkotaan, kebiasaan sehat ku, membawaku jauh dari kehidupan malam, ini juga pertama kali aku menginjakan kaki di klub malam tadi, hingar bingar musik dan lampu yang redup sedikit membuatku gelisah, tapi kata orang-orang datang ketempat itu akan membuat perasaan nyaman. Yah, walaupun pada akhirnya aku merasa nyaman di 10 menit awal berada disana.
"Kenapa temanya mas?" Tanya supir taksi itu.
"Mabuk" jawabku singkat.
01.15 am. Saat aku tiba di kostan ku, aku membopohnya sampai ke kamar, sesekali aku mendengarnya bergumam tidak jelas.
Kamar kost ku memang sedikit lebih besar di banding kamar lainya, ukuran kamar untuk 2 sampai 3 orang aku tempati sendiri. Ini adalah salah satu kawasan kost yang cukup nyaman hanya ada 2 kamar di setiap lantai, dan hanya di isi 2 orang tiap kamarnya.
Biarlah, malam ini aku mengalah, laki-laki itu tidur di atas kasur ku dan aku lebih memilih tidur di atas sofa, menutup mata dan berharap besok jauh lebih baik dari hari ini, semoga.
8.30 am
"Woi bangun" suara laki-laki membangunkan ku dari tidur singkat.
"Gue dimana?" Aku masih mengucek mata, dan memfokuskan pandanganku,
"Lu siapa? Gue dimana?" Dia kembali bertanya.
"Lu bisa diem dulu gak" aku meninggalkanya untuk sedikit saja menyegarkan tubuhku mencuci muka di kamar mandi.
saat aku kembali, aku melihatnya tersandar di sofa yang sebelumnya aku tempati untuk tidur.
"Lu siapa sih? Kok gue bisa disini?"
Aku menghela nafas panjang, apa dia tidak sadar, aku sudah menolongnya semalam, membopohnya sampai ke lantai dua ini, membiarkanya untuk tidur di atas kasurku, sedangkan aku harus tidur di atas sofa, dan jika aku tidak menolongnya mungkin dia sudah tidur di jalan.
"Lu mabok, bikin rusuh, gara-gara lu, gue juga di usir dari klub tadi malam, bagus udah gue tolongin lu" kataku jengah
"Terus baju gue lu kemanain, lu gak apa-apain gue kan?"
Tuhan, jika saja aku bukan tipe penyabar, mungkin sudah aku usir laki-laki ini. Aku hanya memandangnya kesal dan jengah, aku hanya tersenyum paksa melihat tingkahnya yang menyebalkan.
"Okey, lu udah sadar kan dari mabok lu, nah silahkan keluar, siapapun elu"
Aku menyilahkannya keluar, tapi malah dia bangkit dan mendekatiku, dan menjulurkan tanganya mengajak salaman.
"Aku Chris, kamu?"
Apa-apaan dengan dia, tadi dia menunjukan sikap kesal saat berbicara dengan ku, sekarang malah mengajaku berkenalan, dan memasang senyum.
"Gue Andrew, dan silahkan keluar dari kamar gue" aku masih memasang senyum paksa, tapi dia malah memaksaku bersalaman,
"Semalem kita ngapain aja?"
Aku tidak perlu menjawabnya, aku tidak akan mengatakan kalau dia mencium ku. Walaupun begitu aku merasa wajahku memerah saat mengingat kejadian semalam, sial, aku menyimpan ciuman pertamaku untuk perempuan yang benar-benar ku cintai, dan sekarang malah di rebut laki-laki mabuk yang sama sekali tidak kukenal.
"Nothing happen Chris, now, I think you have to go, right now"
"Galak amat kamu Drew, aku pinjam kamar mandinya yah, ah ia ada tooth brush baru gak, aku gak mungkin pake punya kamu, itu sama saja kita berciuman secara tidak langsung"
Sial, dia menyebutkan kata ciuman lagi. Aku hanya mengikuti kemauanya, setelah ini dia akan pergi dari sini. Aku menyiapkan pakaian ganti untuk nya, dan menunggunya keluar dari kamar mandi.
"Drew" teriaknya dari kamar mandi "Abis ini kamu kemana?"
Aku tidak menjawab pertanyaanya, ini sudah lebih dari cukup aku membantunya, aku sedikit tidak yakin jika namanya Chris, tapi tidak ada satupun kartu identitas di dalam dompetnya. Sedikit curiga memang, tapai dari penampilan dia terlihat seperti orang yg berkecukupan, kulitnya cukup putih dan bersih sangat terjaga.
Aku lebih memilih membaca koran kemarin di banding melihatnya mondar-mandir di kosan ini, atau sesekali mengarahkan pandangan ke sekeliling kost ku.
"Seharusnya kamar ini bisa untuk dua orang kan?"
Ya, aku tidak perlu menjawabnya, cukup basa-basi seperti ini, straight to the point.
"Gak langsung pulang lu Chris?"
"Gak nyaman ya kamu ada aku?"
"Bahasa lu Chris kayak udah lama kenal aja kita"
Chris hanya tertawa, dan bejalan kearah pintu, aku mengrinya dan membukakan pintu untuknya,
"Baju kamu ntar aku antar"
"Up to you" kataku jengah
"Tunggu" Chris menahan pintu saat aku akan menutup nya.
"Cuuup"
Satu ciuman aku dapatkan lagi
"Sial lu ya, maksud lu apaan sih" aku menggesek bibir dengan kedua tanganku bergantian.
"HOMO" aku menguatkan nada bicaraku. Dan dia hanya tersenyum lebar.
"Aku gak homo, tapi aku menikmati saat aku mencium mu"
"Braaaaak" aku menutup pintu.
"Arrrgah, dua kali berciuman denganya"
Sial, sial, sial, ciuman kedua ku juga di rebut oleh orang yang sama. Aku hanya bisa menghela nafas panjang, dipikirkan malah akan membuatku stres.
Ini pertama dan terakhir aku bertemu dengan laki-laki aneh itu.
Comments
Jangan lupa mention ya @Ricky89
Lanjut
aku!!
ntar mention yak
nih! tak kasih ciuman ke 3, 4, dan 5.
#kaboorrr
Ah ada mesummate gw @caetsith panggil @greenbubles ah,
@masdabudd kebanyakan ciumanya, gak skalian ninggalin jejak #cupang hahahaha, makasi udah mampir
Eh ia panggil om bro @erickhidayat ah, sama bro @karena
nice story, it will by my favorite ヽ(^。^)ノ
@karena ho oh. psikopat tuh
@alexislexis yay. makasi makasiiii
@erickhidayat teman yg sama om bro. ending uda kebaca hahaha gak ada yg mencurigakan