It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@adilope hahaha gw gak ngerti top bot itu, have no experience broh
@greenbubles ini cerita cipok cipok inspired by you guys @caetsith di banyak lapak omongan kita orang cipok mulu
@yans filan @farizpratama7 sabar broh di lanjut pasti
Let's To Next-Don't Slow# And Don`t Make Me To Wait,Phu'Lease Fast To Next Chapter.
And always I said it, berikan apresiasi yang luar biasa ke semua penulis yang ada di boystory dengan karyanya yang ruar biasa. Salut.
@severiandra @YANS FILAN @farizpratama7 @angelofgay @jokerz @caetsith @masdabudd @karena @obay @alexislexis @erickhidayat @arifinselalusial @adilope @greenbubles @yongjin1106 @trace_tri @irfandi_rahman @kimo_chie @boyzfath @taylorheaven
____________________________________________________________________
Part 2
________
"Nih, mexico bun lu Drew"
"Yummy, makasi Di" aroma kopi dari roti yang baru saja di panggang, benar-benar membangkitkan semangat.
10.15 am, aku menikmati traktiran Diandra di salah satu backery shop, salah satu spot favorit aku dan beberapa teman lainya hanya untuk menikmati branch time atau sore sewaktu tidak ada jam kuliah, ini tahun ketiga kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di kota ini. Dan aku harus menetapka perusahaan yang tepat mahasiswa untuk program magang ini, sebelum batas waktu yang di berikan pihak kampus habis, berbeda dengan ku Diandra sudah menemukan perusahaan yang mau menerima progam internship ini.
"Udah tau mau pilih yang mana?" Diandra menikmati expresso panasnya.
"Belum nih"
"Lusa kan udah harus ngasih ke kampus laporanya, sini in daftar perusahaanya"
Diandra dengan seksama memeriksa daftar yang ku berikan kepadanya, dan aku menikmati tiap gigitan roti kopi dan secangkir greentea latte pesananku.
Mungkin karena aku terlalu banyak pertimbangan memikirkan perusahaan yang tepat untuk program internship ini, jadinya yah seperti ini, aku terlalu menikmati waktu santai dan terlalu santai.
"Drew, cek profil perusahaan ini, pas buat elu"
"Mana?"
"Oh, Oke"
"Gitu aja?"
Aku tersenyum lebar, yah, apapun pilihan Diandra, aku yakin itu yang terbaik, dari pada aku harus membaca profil itu lagi, kemungkinan besar aku akan mempertimbangkan perusahaan lainya, dan itu terlalu merepotkan untukku.
"Andreeew" suara yang pernah kudengar menyapa ku dari belakang, dan benar saja itu Chris, sial kenapa harus bertemu dengannya disini,
"Dreew" Chris mendatangi meja kami.
Okey, nunduk, tutup muka, pura-pura amnesia, atau aku harus membuat expresi aneh saat dia melihatku.
"Drew" sebuah tepukan di pundak ku.
"Eeeeeem" aku membalikan wajah ke arah Chris, mencoba tersenyum garing.
Tanpa basa-basi Chris duduk di sebelah ku, membawa plate yang berisi roti coklat dan hot mocca, tercium dari aroma minuman yang di bawanya. Ini pertama kali aku melihatnya di tempat ini.
"Gue Chris" Chris menjulurkan tanganya ke Diandra
"Diandra" membalas jabat tangan Chris.
"Gw baru liat lu Chris, kenal di mana sama Andrew?" Diandra memandang Chris, dan tidak menghentikan tarikan senyuman di wajahnya.
"Diskotik" jawabnya santai
Yah, mata Diandra menatap tajam ke arahku, sedikit gelisah jadinya, selama ini aku mengatakan bahwa aku tidak akan masuk ketempat itu, yang Diandra tau aku lebih memilih masuk rumah ibadah di banding night club dan sekarang Diandra tahu, aku belum siap dengan omelanya.
"Ouh" kata Diandra dengan mata masih sinis ke arahku
"Aku gak sengaja kesana Di" aku merasa canggung dan sedikit tergagap gara-gara tatapan mata Diandra.
Situasinya jadi tidak nyaman, sampai akhirnya aku memutuskan mengajak Diandra untuk keluar dari sini dan menuju kampus untuk menyerahkan form internship meninggalkan Chris menikmati branch-nya, walaupun pada akhirnya sepanjang jalan nantinya ada pertanyaan-pertanyaan, ocehan atau bahkan amarah Diandra.
"Mau kemana? Kok buru-buru?" tanya Chris
"Kampus" jawabku singkat dan menarik tangan Diandra.
"Baju kamu drew"
"Nanti aja"
"Aku minta nomer kamu drew"
"Nanti aja Chris"
Chris tersenyum dan melambaikan tanganya ke arah kami, saat aku menarik Diandra keluar dari backery shop ini.
***
11.43 am. Setelah. Mendengar apa yang di katakan Chris tentang aku masuk ke night club, Diandra terus memandangku tajam selama perjalanan di mobilnya menuju kampus.
"Apa Di?"
"Lu masuk diskotik?"
"Cafe Di"
"Cafe?"
Yah, aku tidak bisa berbohong dari Diandra, aku mengakui aku masuk ke salah satu night club untuk bersenang-senang setelah di putuskan, dan aku meyakinkan Diandra, aku tidak mententuh apapun kecuali cola saat itu, dan masalah Chris, aku hanya mengatakan aku menolongnya saja saat mabuk, done, gak lebih.
"Kali ini gue percaya drew, tapi --" Diandra menyandarkan tubuhnya.
"Cowok tadi cakep drew, cowok tadi, ahhh"
"No komen gue Di"
"Kok lu gitu sama dia, coba deh lu perhatiin, dia tipe gw banget drew, anaknya ramah , tinggi, putih, murah senyum kayaknya dan bibir nya drew -- seksi"
"Eeemmp" perutku berasa mual saat Diandra mengatakan bibir, aku kembali terbanyang peristiwa malam itu dan paginya di kostan ku.
Bibir - ciuman - aku - Chris... Arrrghh.
***
First day, internship program, yah, akhirnya aku memutuskan untuk memilih perusahaan yang sudah diputuskan oleh Diandra.
Aku melihat bayanganku di cermin, sudah cukup lama aku tidak menggunakan kemeja panjang, dan celana dasar berwarna gelap. Aku rasa penampilanku cukup terlihat cocok untuk menjadi karyawan di perusahaan. Keluar dari kamar kost ini dengan perasaan sedikit gugup dan bersemangat menjadi karyawan internship.
"Udara pagi memang menyenangkan" aku menghirup dalam udara yang masih belum tercemar polusi kendaraan
"Rapi sekali nak Andrew" sapa seorang wanita.
"Iya bun, magang hari pertama"
Yah, penghuni kost disini memanggil mami kepada ibu kost, wanita paruh baya, yang menggantikan posisi ibu kami disini.
"Yang semangat yah" "Siap mi"
Udara pagi memang paling menyegarkan, mengendarai motor melewati jalan utama yang masih lenggang dan tidak terjebak macet, dan lebih menyenangkan lagi, memasuki dunia kerja dan selamat datang aku yang dewasa.
"Di lantai 4 mas, kantornya" jawab ramah seorang resepsionist, saat aku bertanya di mana bagian HRD,
Rasa gugup dan tangan berkeringat dingin saat memasuki lift dengan kerumunan karyawan atau tamu yang datang ke gedung ini.
Jujur saja aku sedikit kagok, bingung atau apapun istilahnya saat masuk ke dalam kawasanan kantor untuk intership program ini, meja-meja yang di skat, karyawan-karyawati yang sepertinya sibuk dengan aktifitasnya sendiri, ada yang hanya duduk di depan pc nya, ada yang lalu-lalang di antara meja-meja kerja, "wah ini dunia kantor" pikirku dalam hati.
"Ikuti saya mas" seorang laki-laki yang sepertinya tidak lebih tua di bandingkanku mengawal ku menuju kepala bagian kantor ini.
"Kak, jam segini emang udah pada sibuk ya?" Tanyaku saat mengikuti langkahnya.
"Panggi Rifki aja, kamu Andrew kan?"
"Iya Kak, euum, Ki? Jawabku canggung.
Ternyata kepala bagian disini sangat ramah dan bersahabat, di hari pertama juga aku sudah mendapatkan teman, Rifki, ramah, baik dan tidak segan mengajari ku banyak hal, karena ternyata aku di tempatkan di divisi yang sama denganya sebagai mahasiswa magang. Meja kami pun bersebelahan, pak Rudi kepala bagian disini sengaja menempatkan ku dekat dengan Rifki dengan alasan Rifki akan mengajariku hal-hal penting yang menjadi tugas dan tanggung jawabku agar terbiasa bekerja disini.
"Ikut lunch di bawah Drew?"
"Lanjut deh Ki, aku masih ada sedikit kerjaan"
"Udah ikut aja, aku maksa nih"
Pantas saja perutku sudah seperti tentara yang bergreliya, 12.15 pm, waktunya makan siang, hari pertama sudah di hadapkan dengan laporan-laporan yang harus di rapihkan, berat memang, tapi ini menyenangkan.
Kantor ini memeiliki cafetaria di lantai satu, sebagian sepertinya lebih memilih untuk makan siang diluar, atau mungkin masih sibuk dengan kerjaanya. Jam makan siang hanta ada beberapa orang yang mengisi cafetaria ini. Berbagai menu di hidangkan disni, fastfood, healtyfood, junkfood dan ini lebih seperi all you can eat restaurant. Apa yang kupilih? Aku memilih makanan yang membuatku kenyang.
Rifki hanya memandangiku saat aku makan, apa yang salah denganku, apa aku makan belepotan, aku rasa tidak.
"Ada yang salah denganku Ki?"
"Kau makan sangat lahap" katanya tersenyum
"Aku butuh banyak energi ki"
Ya, aku makan dengan lahap, atau mungkin aku makan dengan rakus? Entahlah.
Aku berdiri mengambil tambahan minuman, sosok yang tidak kuduga berada di depan pintu cafetaria menatapku.
"Chris"
"Andrew" panggilnya semangat sambil melambaikan tangan.