BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Karena Iseng (Mini Series)

145679

Comments

  • @yanz_BCG kn cuma tebak-tebak buah manggis...hehehehehe
  • Karena Iseng (Part 8 ) By: #yanz20 Begitu keluar dari kamar mandi dengan wajah girang, mereka harus dikejutkan oleh kehadiran Yuda yang duduk cool di kasur Reval, "Lama sekali di kamar mandi?" tanya Yuda dengan ketus. Mereka gelagapan. "Tadi gue nemenin Reval pipis.." kata Fadil kaku. "Pipis?" ulang Yuda. "I-iya.." "Keluar Fadil.." perintah Yuda dingin. "Kenapa? Gue masih kangen Reval!" "Fadil, ke-lu-ar.." Yuda sengaja mendiktekannya untuk penekanan. Fadil hanya menggeleng lemah dan menatap khawatir, "Gue bilang keluar!!! Lu gak punya kuping hah?!!!" BRUUKK Yuda melempar tubuh Fadil ke arah pintu saking kesalnya. Yuda menghajar Fadil habis-habisan, "Lu apain ponakan gue haaah? Lu sentuh dia kan! Brengsek lu!!!" Reval berusaha menarik Yuda namun cuma ditepis,"Yuda sudah! Cukuuup!!!!" Yuda menjedotkan kepala Fadil ke pintu, Fadil menggerang berusaha melepaskan dirinya. Dia balas tonjokan Yuda. Fadil menendang Yuda namun Yuda menarik kaki Fadil hingga terjatuh, giliran Yuda yang menduduki perut Fadil dan meninju wajahnya kuat-kuat. Reval memeluk pinggang Yuda erat dan menarik Yuda menjauh, Yuda tepis sebentar, Yuda menarik Tubuh Fadil. Kemudian Yuda menendang Fadil keluar, "Awas lu kalau balik lagi!!" "Yudaaa!!!!" teriak Reval sambil menangis. "Lu gak bisa jaga diri! Bego lu!!" Yuda menunjuk wajah Reval dengan mata kesal. "Jangan sok tau!!" teriak Reval. "Lo pikir gue bodoh hah?!" "Nyebelin! Kamu gak pernah ngertiin aku Da! Kamu bisanya merintah aku sesuai mau kamu! Aku selalu salah! Kamu egois!!!" "Lu gak usah bela diri! Ngebantah lagi, lu mau penyakitan hah? Gue jijik banget, gue kecewa sama lu.." "Aaaaargghh...." Reval mengacak rambutnya, mengamuk hingga matanya berubah jadi merah. BRUUUK!!! Reval mendorong tubuh Yuda ke dinding hingga dinding retak, Yuda memegang bahunya dan memuntahkan darah setelah itu kehilangan kesadaran. Reval berteriak-teriak seperti kerasukan kemudian memuntahkan darah karena memaksa kesadarannya pulih, "Uhuuk... Uhukk.." Fadil yang berada di luar kembali masuk, "Lu apain Yuda?" Reval mengangkat wajahnya dan menangis histeris saat melihat Yuda yang dia lukai tanpa sengaja, "Yuda!! Yuda banguun!!! Maafin aku, aku diluar kendali tadi.. Hikh.." Dengan cepat pihak medis datang memberikan pertolongan, Reval masih bergetar dan menangis histeris, Fadil memeluk dari belakang dan mengusap kepala Reval, "Hikhh.. Aaargh... Aku jahat, aku iblis.. Aku bahkan nyakitin orang yang aku cinta! Aku gak layak hidup!!!" Fadil cuma bisa menangis terdiam mendengar kalimat itu, dia dan beberapa suster berusaha menangkap Reval yang mengamuk, Suster Mely datang dengan cepat dan menyuntikkan cairan penenang hingga akhirnya Reval roboh. "Thanks sus.." ucap Fadil lesu. "Iya bisa jaga sebentar ya, saya mau melihat keadaan dokter Yuda.." suster Mely yang menangis segera meninggalkan tempat. Fadil duduk lesu di samping Reval, "Ternyata sulit buat dapatin hati lu." Fadil membungkuk, kepalanya bertumpu pada tangan yang di ranjang Reval. Dia menangis sekencang mungkin, dadanya sangat sakit, tertusuk mengetahui kenyataan yang sangat pahit dihari yang harusnya membahagiakan. Dia mengusap dadanya, berusaha tenang. "Gue kuat. Gue pasti kuat, semua belum berakhir hanya karena dia belum cinta gue. Dia cuma belum cinta gue, iya belum.. Gue yakin itu. Suatu saat nanti hatinya bakal gue milikin." Fadil tersenyum setelah menghibur dirinya sendiri. Dia mengusap kepala Reval dan mengecup kening malaikat manisnya itu.
    Seminggu lamanya Reval koma, kondisinya sangat down karena memaksakan diri untuk sadar disaat puncak kekuatannya, muntahan darah itu bukti dari organ dalamnya yang rusak. Fadil selalu setia disamping Reval meskipun hatinya terluka. Yuda sendiri dikabarkan mengalami keretakan tulang punggung walau sudah dioperasi dan sudah mulai sadar. "Engh.. Yuda.. Yudaa..." rengek Reval dalam mimpinya, Fadil terbangun karena suara Reval. Fadil menggenggam tangan Reval, "Bahkan di alam bawah sadar lu, cuma ada dia.." ucap Fadil lesu. "Aaakhh aaaaa! Hikh.. Yuda!! Yudaaa!!" teriak Reval, dia mengigau. Dengan cepat Fadil memangku dan mengusap kepala Reval. "Tenang, Bokong mungil jangan kaya gini." Reval berkeringat, akhirnya dia terbangun, "Hikh.. Fadil, mana Yuda? Dia gapapa kan? Fadil jawab aku!!" Reval mengguncang-guncang bahu Fadil. "Iya iya Yuda gapapa kok..." "Kamu gak bohong kan? Sekarang bawa aku ke Yuda.." Fadil mengusap kepala Reval, "Sabar ya sayang, sekarang Yuda harus istirahat. Kamu juga harus istirahat ya?" "Tapi aku kangen dia.. Aku takut dia kenapa-kenapa..." Fadil mengusap dan mengecup kepala Reval lembut, "Lo tenang dulu ya, kalau lo udah baikan nanti gue temuin ke Yuda ok? Yuda juga perlu tidur, sayang." Reval hanya terdiam dan manunduk lesu. "Lama-lama kekuatan aku makin kuat dan diluar kendali.. Aku takut Fadil, aku takut ngelukain kalian atau bahkan kamu.." Reval menangis tersedu dengan tubuh bergetar. Fadil mengusap kepala Reval, "Kalau boleh gue tau gimana sih kronologis kekuatan lo itu?" "Aku gak tau.. Aku menyadari kekuatan itu baru tahun-tahun ini.. Setelah aku... Eng.." "Setelah apa bokong mungil?" "Oh ya aku ingat, sebelum aku membunuh selingkuhan pacarku itu aku berkemah bersama teman-teman di sekolah. Waktu aku mencari kayu kering aku memakan sebuah apel hitam yang sangat manis tapi pak guru langsung meneriakiku katanya beracun. Karena tak terjadi apa-apa pada tubuhku jadinya aku cuek saja. Aku yakin apel itu pasti penyebab keanehan itu.." "Apa ada penawarnya bokong mungil?" Fadil mengecup lembut pipi Reval. "Aku gak tau.. Aku bingung.. Lepasin aku dari kekuatan hitam ini Fadil. Sakit, dia menggerogoti tubuhku dari dalam." "Sabar sayang.. Semuanya bakal baik-baik saja.." Fadil memeluk gemas tubuh kekasihnya itu dan menciumi kepala Reval penuh kasih sayang. "Keadaan Yuda.. Aku mau tau keadaanya.." "Nanti ya? Kamu harus isirahat dulu.." "Aku udah lama tidur Fadil, aku cuma butuh Yuda!" "Tapi... Kamu harus nunggu Yuda istirahat" "Gaak, aku mau ketemu Yuda! Fadil ngertiin aku!" Fadil terpaksa berlapang dada. Dia mengambil kursi roda dan menggendong Reval ke kursi roda. Reval terus menangis sepanjang jalan, itu membuat Fadil pilu. Rasanya air mata Fadil ingin menetes detik itu juga tapi dia tahan. Begitu sampai depan pintu Reval langsung memaksakan berlari hingga terjatuh karena sarafnya kaku seminggu tak digerakkan. Yuda hanya menatap dingin, Reval kembali berdiri atas bantuan Fadil, "Yuda.. Maafin aku! Aku gak maksud!" Reval menggenggam lengan Yuda. Yuda menatap ketus ke arah Fadil, "Saya permisi dulu.." ucap Suster Mely yang tadinya merawat Yuda. Fadil berat meninggalkan mereka berdua tapi itu yang harus dia lakukan. Fadil pun keluar perlahan dan menutup pintu. Dia bersendar di pintu sambil menghela nafas. "Yuda jawab!" Yuda menarik dagu Reval dan mengecup pelan bibirnya, "Gue cemburu.." akhirnya Yuda mengakui perasaannya. Reval memerah dan mengusap air matanya, "Yuda gak marah lagi kan? Maaf aku ngelukain kamu.." "Lupain itu semua... Gue gak mau ngingat moment itu." Reval menangis dan menggesekkan tangan Yuda di pipinya. Fadil mengintip sedikit, dia mendongak berusaha untuk tak menangis walau matanya sangat berair. "Ngapain lu nangis? Udah ah..." Yuda menarik Reval ke pelukannya. "Gue sayang lu.." bisik Yuda. "Thanks Yuda aku juga sayang banget sama Yuda.." "Cuma itu? Would you be mine?" Yuda menggenggam tangan Reval. Reval menoleh ke arah lain, "Yuda aku mau keluar sebentar.. Kasih aku waktu buat mikir." Yuda mengangguk sambil tersenyum lembut. Reval melangkah pincang keluar, dia menoleh ke arah Fadil yang duduk di kursi tunggu. Fadil mengusap air matanya dengan cepat, tersenyum lebar ke arah Reval, "Gimana keadaan Yuda?" "Baik aja kok.. Fadil, temani aku ke taman ya?" "Apa sih yang enggak buat my sweet heart.." Fadil mengarahkan kursi roda ke Reval kemudian mendorong kursi roda perlahan. "Kenapa gak lama-lama sama Yuda? Katanya kangen.." tanya Fadil. Reval menyentuh tangan Fadil yang mendorong kursinya. Mereka saling tatap. "Ada yang mau aku bicarakan sama kamu.." Fadil gelisah, dadanya terus bergemuruh. Akankah Reval mengatakan sesuatu yang buruk? Fadil mengusap lembut kepala kekasihnya itu, mereka sampai di taman. Duduk di depan bunga-bunga indah. "Ada kupu-kupu.. Warnanya putih, sangat jarang terlihat.." Reval mengayuh-kayuh tangannya di udara berusaha menangkap kupu-kupu. Fadil tertawa melihatnya, dia memeluk leher kekasihnya itu dari belakang. "Indah seperti lo bokong mungil.." Fadil mengecup pipi Reval secara lembut. Bibir Reval bergetar, sangat berat dia mengungkapkan isi hatinya. "Tiba-tiba aku jadi mau berlibur ke pantai bersamamu.." desis Reval. Fadil semringah. "Benarkah? Gue janji begitu lo pulih total gue bakal ngajak lo ke pantai.. Kita berlibur cuma berdua, menghirup udara pagi di pantai, bermain pasir, berenang, berfoto maupun bercinta.." wajah Fadil memerah. "Fadil.." Reval berbalik. "Aku gak bisa basa-basi lagi.." Fadil menghentikan kata-kata Reval dengan jarinya, "I love you so much.. Lo itu segalanya buat gue.. Jangan kecewain gue." Reval menggeleng lesu, "Aku gak bisa.. Di hati aku ada orang lain.." "Gue gak peduli, bokong mungil. Gue berusaha gak perduli, gue selalu sabar dan percaya kalau lu pasti bakal berubah pikiran. Gue tulus dan sungguh-sungguh sama lu.. Gue sayang lo.." "Jangan memberatkan aku Fadil.. Aku gak bisa sama kamu, aku cinta Yuda. Fadil kamu pemuda baik pasti bisa dapatkan yang lebih baik dari pada aku. Aku suka kamu, sangat suka tapi aku lebih cinta Yuda.." Fadil berlutut, dia menunduk dengan tangan yang terus menggenggam tangan Reval, dia hanya terdiam dan terdengar suara isakan. "Fadil, jangan buat hati aku makin sakit.. Bangun! Jangan kaya gini.." Reval menggoyang-goyang bahu Fadil. "Paling gak, izinin gue selalu ada di sisi lo. Gue gak sanggup hidup tanpa lo Bokong mungil. Gue udah terlanjur cinta sama lo... Lo itu special, bahkan cewek lain pun gak pernah bikin gue segila ini. Lo cowok pertama dan satu-satunya yang gue cinta." Reval menangis iba melihat kesungguhan Fadil, dia bingung. Reval memeluk Fadil dengan erat. 'Tuhan, apakah dia malaikat yang kau kirimkan untukku? Haruskah aku melepaskannya? Aku tidak tega..' lirih Reval dalam hati. TBC
  • gak ada kata lain.
    KEREN
  • danar23 wrote: »
    gak ada kata lain.
    KEREN

    thanks
  • Hwaaa, poor Fadil. Fadil yg lebih banyak membahagiakan Reval, di saat Yuda selalu bikin Reval sakit dgn egonya. Fadil lebih dewasa drpd Yuda yg jauh lebih tua. Tapi... Tapi... #Lebay
  • Ternyata tebakan ane salah....kasihan fadil hik hik hik * ikut sedih dh heee'eee'ee
  • Hwaaa, poor Fadil. Fadil yg lebih banyak membahagiakan Reval, di saat Yuda selalu bikin Reval sakit dgn egonya. Fadil lebih dewasa drpd Yuda yg jauh lebih tua. Tapi... Tapi... #Lebay

    iya sih tapi yg namanya cinta itu tak harus memilih yg terbaik
  • Syeoull wrote: »
    Ternyata tebakan ane salah....kasihan fadil hik hik hik * ikut sedih dh heee'eee'ee

    jan sedih.. nih gue kasih kolor buat lap aer mata
  • Karena Iseng (Part 9) By : #Yanz20 Beberapa Bulan Kemudian Yuda berjinjit supaya langkahnya tak terdengar sambil membawa sebuah kue tart mangga kesukaan Reval, terompet siap di mulut Yuda and then, "Priiiiiiittt!!!! Happy birthday Reval.. Happy birthday Reval.. Happy birthday.. Happy birthday.. Happy birthday Reval!" teriak Yuda yang bikin Reval terbangun dan mengucek mata dengan innocent. Reval yang melihat itu langsung terharu dan minta peluk. Yuda meletakkan kue ke ranjang dan memeluk Reval dengan erat, "Yuda ingat ulang tahun aku.. Hikh.." "Ya dong masa gue lupa ultah my lovely.. Tiup lilin dulu gih.." Yuda melepaskan pelukan kemudian menyerahkan kuenya. "Semoga orang-orang yang aku cintai bisa damai dan bahagia fuuuf!" Semuanya tersenyum setelah meniup lilin. Yuda mencolek pipi Reval dengan kue tadi, Reval pun gak mau kalah. Mereka jadi perang kue dan tindih-tindihan. "Hei... Yuda nyebelin!" protes Reval. "Lu lebih nyebelin tau.." Yuda menggigit hidung Reval. Mereka masih bergulat di kasur. How about Fadil? Reval sudah memantapkan hatinya beberapa saat lalu untuk melepaskan Fadil dan menjalani hubungan baru dengan Yuda. Suck as a bitch emang, dengan mudahnya berganti-ganti pasangan. Tapi hidup itu juga kadang perlu enaknya doang. Tapi mereka tetap bersahabat dan selalu bersama di sekolah, walau di depan Yuda mereka harus jaga jarak. "Lo boleh minta apa aja di hari special lo ini.. Gimana?" tanya Yuda. "Mau itu.." Reval memainkan jarinya di dada Yuda. Yuda mengerutkan kening, "Hah? Itu apaan?" "Yuda gak peka.. Aku belum pernah dikasih jatah tau.." Reval menggigit leher Yuda. Yang digigit hanya tertawa. "Lu itu ya.. Mesum banget sih pikirannya? Gak ah.. Satu itu pengecualian. Lu masih kecil, gak bakal gue ijinin begituan.." Reval memukul-mukul dada Yuda kesal, bibirnya jadi manyun sangat panjang haha.. "Aku kan sudah 17 tahun Yudaa!" Mereka saling diam sebentar, Yuda yang berada di atas tubuh Reval mengecup kening kekasihnya itu, kemudian pipinya. Yuda yang biasanya dingin kali ini lebih memberikan kehangatan kepada Reval orang yang dia cintai. "Maaf jika gue bukan orang yang pandai merangkai kata-kata manis.." desis Yuda. "Gak kok.. Buatku semua yang dari bibir kamu terdengar manis." Reval mengecup lembut bibir Yuda. Reval meremas rambut Yuda gemas, memberikan ciuman terdahsyatnya yang membuat Yuda kelabakan karena nyaris jebol pertahanannya. Yuda melepaskan ciumannya. Dia memperbaiki posisi tidur Reval dan tidur di samping Reval, "You make me crazy.." "Gak baik ngomong gitu.. Entar gila beneran tau.." kata Reval, Yuda tertawa dan menggesekkan hidung mereka. Gak lama kemudian HP Reval berbunyi, Reval lihat layar ada Fadil yang menelepon, "Yuda aku ke belakang bentar ya.." "Ngapain ke belakang? Sini aja.." ucapnya ketus. Saat Reval mau mengangkat HPnya Yuda rampas, dia lihat layar kemudian dia banting HP Reval, "Yuda!!" teriak Reval. "Lo masih berhubungan sama tuh maniak?" tanya Yuda dingin. "Kami cuma temenan!" "Gak.. Lu gak boleh ada hubungan apa-apa sama tuh orang. Besok gue pindahin sekolah lu.." "Yuda!!!" "Apa?" Reval menangis saking kesalnya, dimana lagi kesempatannya bermanja dengan Fadil kalau bukan di sekolah, dia tidak mau. "Kau jahat!!" Reval keluar kamar denga kesal dan tidur di sofa depan. Yuda menghintip dari balik pintu kamar, dia sedikit tersenyum akan tingkah Reval yang kekanakan. Atau malah dirinya yang kekanakan? Yang pasti membiarkan Reval terus bersama Fadil bukan hal yang baik bagi Yuda. Yuda duduk di samping Reval. Reval membalikkan tubuh membelakangi Yuda, Yuda menunduk untuk mengecup leher Reval. "Maaf sayang.." Yuda mengusap kepala Reval lembut. "Jangan buat hari ini jadi buruk hanya karena sifatmu yang posesif Yuda.." "Maaf maaf.. Ya gue usahain tahan diri.. Lo tetep boleh sekolah disitu tapi jangan terlalu dekat sama Fadil." Yuda mencolek hidung Reval. "Yuda aku boleh minta pesta gak buat nanti malam? Aku mau undang teman-teman aku.. Kan ini sweet 17-ku.." Rengek Reval. "Haha iya.. Entar gue siapin gedungnya, lu bikin aja undangannya yang banyak." "Asik!! Makasih Yuda.. I love you.." Reval memeluk leher Yuda. "Ok ayo tidur lagi, masih jam dua belas." Yuda menggendong Reval yang menempel di tubuh bagian depannya itu. Haha seperti kukang saja. -At the Party- Semua orang yang masuk ke dalam pesta Revaldy langsung cengok akan kemewahan ruangan itu, ada ratusan tamu yang datang karena Fadil yang membuat Reval ceria di sekolah bisa bikin Reval bersosialisaai dengan baik. Reval di depan pintu menyambut tiap tamunya dan mempersilahkan masuk. Acara sudah mau dimulai tapi yang ditunggu tak juga datang, berkali-kali Reval melihat jam tangannya, "Fadil mana sih?" Reval sempat menemui Fadil tadi di sekolah untuk menyerahkan undangan walau Fadil hanya diam tanpa suara, mungkin dia kesal teleponnya tidak diangkat. Reval pun tak memberikan penjelasan kenapa dia merijek HPnnya. "Gimana? Puas dengan dekorasinya?" tanya Yuda. "Iya.. Suka kok.." "Kenapa lesu sih?" "Gapapa kok.." "Lu nungguin Fadil?" tanya Yuda ketus. "Udah ah jangan bikin mood aku jelek.. Aku mau masuk memulai acaranya." Reval mulai berdiri di depan kue ulang tahunnya yang sangat besar. Mereka menyanyikan tiup lilin dan potong kue dimana potongan pertama untuk Yuda. Fadil yang baru masuk melihat dari kejauhan, dia hanya tersenyum. Tapi setelah melihat mike dan gitar di panggung dia jadi punya inisiatif, dengan cepat dia berlari. "Ehem.. Tess satu dua.. Buat pembukaan, izinkan gue menyumbangkan sebuah lagu.. Maaf ya melow dikit, pemanasan coy," Fadil berkedip nakal dengan senyuman lebar. Ku akui ku sangat sangat menginginkanmu Tapi kini ku sadar ku di antara kalian Aku tak mengerti ini semua harus terjadi Ku akui ku sangat sangat mengharapkanmu Tapi kini ku sadar ku tak akan bisa Aku tak mengerti ini semua harus terjadi Lupakan aku kembali padanya Aku bukan siapa siapa untukmu Ku cintaimu tak berarti bahwa Ku harus memilikimu slamanya (D'masiv: di antara kalian) Penonton bergemuruh memberikan tepuk tangan, Fadil yang matanya berkaca-kaca mendongak sejenak agar tidak menangis kemudian dia tertawa ciri khasnya yaitu tengil dan berteriak di mike, "DJ, let's play the music!!!" Ya DJ pun memainkan lagu like a g6 dan para tamu langsung berjingkrak-jingkak. Lampu dimatikan dan dinyalakan lampu disko sehingga Yuda tanpa sadar kehilangan Reval yang tadinya di samping. Saat turun dari panggung ada yang menarik tangan Fadil, "Ikut aku.." kata suara khas itu. "Reval, mau kemana?" "Ikut aja.." Mereka melangkah cepat menerobos para tamu yang berdesakan, mereka masuk dalam lift. Hening Mereka berdiri bersebelahan, Fadil tertawa untuk mencairkan suasana yang dingin, "Hei bokong mungil, gak nyangka lo makin gede ya sekarang.." "Apanya yang gede?" tanya Reval polos. "Umur lo lah, bokong lu sih gue liat gak ada perkembangan ahahaha.." "Hmm.." "Kenapa pestanya ditinggalin? Kasian para tamu tuh. Lagian Yuda pasti nyariin lu." Pintu lift terbuka saat sampai di lantai paling atas, mereka menuju balkon. Saat memijakkan kaki di atas, angin bertiup kencang mengembuskan rambut mereka sehingga suasana semakin dramatis. "Ada yang mau lu omongin ya?" "Fadil, aku gak yakin Yuda pilihan yang tepat buat aku. Dia posesif, dia..." Fadil menghentikan ucapan Reval dengan jari telunjuknya, "Setiap pilihan itu pasti ada konsekuensinya.. Mau dia posesif atau apa, toh kalian saling mencintai, gak ada halangan. Gak kaya gue, cuma bertepuk sebelah tangan. Lagi pula gue lihat Yuda menata pesta ini dengan bagus, dia berjuang keras ya.." Reval menunduk sebentar kemudian dia berjinjit ingin mencium Fadil, Fadil langsung mengalihkan wajahnya, "Kenapa Fadil? Bukannya kamu masih cinta aku.." "Jangan kaya gini bokong mungil, andai gue Yuda pasti gue sedih kalau lu begini sama cowok lain.." Reval melengkungkan bibirnya kesal, "Mungkin aku orang paling bodoh ngelepasin cowok sebaik kamu.. Aku harap kamu bisa dapetin yang jauh lebih baik dari aku.." Fadil menatap langit, sikutnya bertumpu pada pembatas tembok, "Gue berharap di hari special lu ini, gak ada lagi air mata lu yang tumpah. Kalian saling mencintai, kekurangan dalam hubungan semoga bisa kalian atasi dengan adanya saling pengertian. I love you bokong mungil.." Fadil mengusap kepala Reval kemudian dia pergi.
    Beberapa hari kemudian. Yuda sibuk membaca buku di ruangannya, akhir-akhir ini pikirannya cukup kusut akan tingkah Reval yang mudah badmood, mungkin karena bawaan hormon, pikirnya. Maklum lah remaja, kadang memang merepotkan. Tapi Yuda tetap berusaha menjaga Reval dengan baik, yaa walau Reval cukup menggoda karena terus mengajak ML, Yuda mau tapi dia menjaga Reval saja karena yaa dia pikir itu bisa merusak Reval. Bagaimana pun dia dokter. Dia berniat membelikan Reval coklat nanti setelah jam istirahat, lumayan lah buat memperbaiki mood dia. Kurang romantis apa lagi Yuda? Tiba-tiba suster Mely datang mengetuk pintu, "Masuk Mel.." teriak Yuda. "Maaf Dok, dipanggil Pak Jonathan.." "Thanks Mel.. Hmm ada apa yang papa manggil segala." dengan cepat Yuda melangkahkan kaki ke ruangan papanya. Yuda mengetuk pintu dulu sebelum akhirnya dipersilakan masuk, Yuda duduk dan tersenyum hangat, "Ada apa ya pa?" "Ehem.. Gak usah basa-basi mungkin, papa cuma mau bilang, umurmu sudah matang nak. Kamu sudah mapan dan berpendidikan tinggi, kapan kamu menikah?" Yuda tertohok akan pertanyaan papanya itu, matanya membulat dan sangat kebingungan. "Pah, Yuda belum siap.." "Nunggu apa lagi? Papa sudah tua, sudah penyakitan.. Papa juga mau menggendong cucu dari kamu." "Tapi kan sudah ada Reval pa, dia kan juga cucu papa.." "Ya itu kan anak dari kakakmu, kamu itu pewaris rumah sakit ini loh.. Papa sangat berharap besar sama kamu, kamu anak laki-laki papa satu-satunya. Papa cuma mau lihat kamu berkeluarga sebelum waktu papa tiba.." "Pa, jangan bilang kaya gitu. Papa sehat kan?" Yuda menangis dan menggenggam tangan papanya. "Ya papa memang sehat, tapi umur orang gak ada yang tau nak.. Papa lihat kamu dan suster Mely punya tatapan yang special. Kalian ada hubungan? Dia anak baik-baik dan sopan, andai kamu sama dia nak.." "Hmm.. Aku memang suka dia pa, tapi belum terungkap." "Kenapa gak diungkapkan saja nak? Apa perlu papa yang ngelamar dia buat kamu..." "Gak usah pa, biar aku yang pikirkan dulu.. Yuda permisi dulu pa, banyak kerjaan.." Yuda berdiri lemas, dia terus menunduk kemudian menutup pintu. 'Gue harus gimana? Shit... Reval...' desis Yuda dalam hati. TBC Maaf sinet abis XP Koment yo.
  • Waduh... Konflik baru lg nih.gmna ni perasaan reval k'lo tau yuda disuruh cepet2 nikah....oh no g bsa ngebayangin dh we
  • Syeoull wrote: »
    Waduh... Konflik baru lg nih.gmna ni perasaan reval k'lo tau yuda disuruh cepet2 nikah....oh no g bsa ngebayangin dh we

    ancur lebur tuh reval hehe.. satu part lagi tamat
  • Yah cepet amat @yanz_BCG....K'LO bsa agak di panjangin dikit,tmbh 3-5 part lgi lah......hehe *bnya maunya
  • Syeoull wrote: »
    Yah cepet amat @yanz_BCG....K'LO bsa agak di panjangin dikit,tmbh 3-5 part lgi lah......hehe *bnya maunya

    ga bkat nulis cerita panjang2 u.u ntar deh next projek!
  • iya makin panas iii
Sign In or Register to comment.