BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Karena Iseng (Mini Series)

1457910

Comments

  • haduh, bang yanz bnran suka kentang ni.. Huaaaa.
  • haduh, bang yanz bnran suka kentang ni.. Huaaaa.
  • haduh, bang yanz bnran suka kentang ni.. Huaaaa.
  • haduh, bang yanz bnran suka kentang ni.. Huaaaa.

    namamya juga blum tamat jadi kentang dulu haha
  • lagi ya.... ;-) tetep semangaaaat....
  • Karena Iseng (Part 6) By: #yanz20 Tok.. Tok.. Tok.. Senyum riang Fadil langsung sirna begitu melihat yang membuka pintu apartement si Yuda, dengan cepat dia menyembunyikan bunga itu di belakang, "Mau ngapain lo pagi buta begini.. Hooaam.." Yuda menguap dan menggeliat. "Mumpung weekend gue mau ngajak Revaldy jalan-jalan aja. Boleh kan?" tanya Fadil. "Gak ada jalan-jalan. Reval musti belajar!" jawab Yuda ketus. Reval muncul dari balik ketek Yuda, "Ung.. Ada apa ini berisik-berisik?" tanya Reval polos sambil mengucek matanya. "Lo baru bangun ya bokong mungil, gue mau ngajak lo jalan.." "Benar kah? Aku mandi dulu ya.." "Gak usah, langsung aja yok.." "Tapi aku bau.." "Bagi gue, lo wangi kok. Ayo.." "Aku ganti baju dulu ya sebentar.." "Gak usah bokong mungil, nanti gue beliin baju di jalan ayo ayo cabut.." Fadil menarik Reval yang bikin Yuda makin sangar. "Oi gue belum kasih lu ijin!" teriak Yuda. Dia menendang pintu dengan kesal. Fadil ketawa-ketawa sambil berlari, "Hahaha aduh keram perut gue. Sorry ya bokong mungil, gue gak tahan aja lama-lama disana. Paman lo sangar. Ngeri gue sama matanya minta colok.." Reval memajukan sedikit bibirnya, "Iya sih dia emang galak.." "Tapi betah amat sih lo sama tuh orang.. Ngeselin tau gak.." "Habisnya dari kecil aku sayang dia.. Dia baik kok.. Cuma kalau belum kenal gak tau kebaikan dia. Dia itu kaya duren, luarnya tajam tapi dalamnya lembut." "Bisa aja lo haha.. Gak kaya lo kaya palem, luarnya bening dalamnya busuk. Dasar psiko.." "Hei menyebalkan!" Reval memukul-mukul bahu Fadil. Fadil hanya tertawa dan menarik tubuh Reval ke dekapan hangat keteknya alias ngerangkul. "Eh ini bunga lily buat lo.." ucap Fadil sambil ngasih bunga. "Hahaha.. Apaan sih, kaya pacar aja.." "Gak ada salahnya kan gue ngarep.." ucap Fadil sambil ngedipin mata. Reval gak tau harus respon gimana soalnya Fadil terlihat tak serius waktu bilang 'Ngarep' Sampai parkiran mereka melaju dengan cepat, seperti janji Fadil membelikan Reval baju yang sangat manis dengan warna biru muda. Fadil mengajak Reval yang punya jiwa masih kaya anak-anak ke tempat rekreasi, Reval pasti girang. Di depan gerbang ada banyak pedagang jajanan, "Eh bokong mungil, lo belum sarapan kan. Gue mau kenalin sama lo sama jajanan yang namanya pentol. Makanan favorit gue nih. Biasanya terbuat dari daging cincang, sama kaya bakso cuma bedanya pake saos tomat atau kacang. Ada juga pentol goreng, bentuknya kaya makanan jepang takoyaki.. Mau yang mana lo?" "Kayanya enak, mau yang goreng tapi pakai saos kacang.." "Ok, pak lek dua bungkus gede ya.." ucap Fadil. Si pak le mengacungkan jempol dan tersenyum. Fadil kembali ncrocos, "Waktu SD ya gue doyan banget makan pentolan biasanya jualan depan kelas lah SMA udah ga ada, andai ada mungkin malu kali ya makan pake tusuk or bawa kresek. Tapi buat gue sih gak ada kamus malu. Lo gak malu kan makan bawa-bawa kresek.." Reval tersenyum, "Gak kok nyantai aja..." "Gue liat lo tuh manja, paling lo gak berani kan naikin wahana-wahana disini. Ah paling jejeritan gak jelas nan alay aaaa aaaa.. Hahaha.." ejek Fadil. "Enak aja.. Aku pemberani ya, palingan kamu tuh yang nanti bakal pipis dicelana hooo..." "Siapa takut.. Gue sih ya dari kecil biasa naik wahana ginian, roller couster, kincir angin de el el lah.." Reval memukul bahu Fadil, "Itu kan waktu kamu kecil, sekarang udah kaya bagong begini.. Palingan mentalnya udah gak terbiasa." Fadil membusungkan dada, "Siapa takut! Ayo kita liat ya entar!" "Mas ini pentolnya.." kata pak le pedagang. "Ok pak lek, thanks... Makan dulu gih, entar kita beli es dawet disana ya.. Atau lu mau wedang jahe biar hangat.." "Emmm nyumm.. Aku mau yang sejuk aja.." Fadil angguk-angguk, "Es kelapa deh kalau gitu, nih diujung ada.. Pegangin kresek gue.." Ya mereka terus jajan pagi itu sampai dua jam gak juga masuk dalam gerbang, terlalu banyak jajanan yang ingin mereka cicipi, kebetulan keduanya doyan makan Fadil juga royal cukup menyenangkan buat dijadikan pacar karena tanggung jawabnya dalam jajanin sang terkasih lol. "Gila perut gue kenyang banget.." ucap Fadil ngusap-usap perut." "Naik tornado pasti greget banget nih!!" ucap Reval bersemangat dengan kepalan tangan. "Gila lo, yang ada muntah-muntah.." "Loser..." ucap Reval dingin. Fadil memeluk dan mengusap kepala Reval gemas, "Bawel, siapa takut.. Gue bisa kok.." Mereka tertawa dan berlari sambil bergandengan tangan. Reval sih enak senyum angel lah Fadil gemeteran, dalam hati mengutuk sekuat tenaga berharap wahananya rusak atau apa lah.. Ternyata doanya tak terkabul, mereka naik juga ke tornado, Reval melirik Fadil dengan senyum lima jari, Fadil cuma senyum canggung. Saat wahana itu bergerak Fadil memejamkan mata, Reval teriak-teriak girang di sebelah. Fadil menengok lesu, mukanya lemas. Reval menggenggam tangan Fadil dan tersenyum. Sampai di bawah Fadil masih tersendar di kursi, dia yang mual tak mampu bergerak. "Hei ayo bangun!" Reval menarik-narik tangan Fadil. "Aduh.. Mual gue, pusing gila.." "Payah nih baru satu wanaha..."
  • "Lo tuh ya Rev, batre lo gak ada habisnya.." "Woo payah payaah.. Gimana mau habis kan baru pemanasaan!" Reval menarik-narik kaki Fadil terpaksa dia bangkit walau sempoyongan. Fadil bener-bener KO di ronde pertama, dia cuma ngikutin Reval buat beliin tiket setelah itu menonton dari bawah. Sekitar 7 wahana ekstrim yang Reval naiki akhirnya dia KO juga, mereka muntah-muntah dengan puas di toilet, "Hahaha payah ya kamu.." ejek Reval. "Yee kaya lo gak payah aja.." ucap Fadil sambil menoyor kepala Reval. Reval tertawa sambil memeluk Fadil, "Eh lo mau jajan gak?" tanya Fadil. "Ogaah.. Sakit nih perut.." "Hahaha gue udah agak lega rasanya isinya terkuras sampai usus.. Eh kita masuk rumah hantu yok?" tawar Fadil, 'Asik kalau dia ketakutan kan gue bisa dapat pelukan erat sepanjang lorong..' ucap hati Fadil yang modus. "Asik! Mau mau! Mau aku injakin semua hantunya!" "Hahaha gaya lo.. Paling jejeritan!" "Kamu blagu ya Fadil!" Reval menjotoh perut Fadil. Fadil langsung merangkul Reval, mereka tidak canggung bermesraan karena Reval cuma menganggap persahaban sedangkan Fadil.. Halah tau sendiri urat malunya putus. Sepanjang jalan mereka saling ngebully, Reval yang menginjaki kaki Fadil sedangkan Fadil yang mencubiti pipi maupun perut Reval. Sepanjang jalan sangat heboh. Sampai di rumah hantu keduanya sok santai, saat ada hantu yang menarik kaki Reval, dia langsung menendang hantu yang merangkak itu. Ada yang menarik bahunya juga dia colok matanya, ada yang muncul mendadak langsung mendapat tendangan si madun *?* eh tendangan maut maksudnya. Alhasil para setan itu merana akan bullying yang Reval berikan, nasib kalian malang sekali wahai setan. Fadil dan Reval tertawa-tawa sepanjang jalan, "Sadis lo, bokong mungil. Bisa mati tuh para setan." "Siapa suruh sok-sokan nakutin aku. Punya berapa nyawa mereka?" Reval menepuk-tepuk dadanya. "Hahaha songong lu, eh naik kincir angin yok.. Gue mau liat pemandangan dari atas.." Seperti tadi mereka kembali berlari sambil bergenggaman tangan, membuat para pembaca iri saja. Iya kan? Apalagi yang gak pernah kencan pasti ngenes sekali ckck. Fadil mengatur nafasnya dalam-dalam dan berusaha mengingat isi text yang niatnya dia hapalkan. Dia akan menembak Reval di kincir angin! Well, kincir angin mulai naik. Tangannya dingin seakan mau ngelamar istri saja gugupnya. Dia kembali mengatur nafas, "Ehem.." Fadil berdehem. Reval tersenyum menatap Fadil. Kincir angin semakin tinggi ke angkasa, Fadil sudah siap menuangkan seluruh isi hatinya namun.. Bruukk Bruuukk! Kincir angin berhenti kemudian terguncang dengan arah miring sehingga pintu kincir angin menjadi lantai, pintunya terbuka karena tak mampu menahan bobot Reval, "Bokong mungil, raih tangan gue cepaaat!!" teriak Fadil panik, dia bertahan pada tiang di sampingnya dan kakinya menginjak tiap sudut ruangan itu. Reval menggeleng, matanya langsung berubah menjadi merah. Dengan lincah dia naik ke arah Fadil, "Peluk aku dengan erat.." ucap Reval dengan suara dingin. "Bahaya Rev.." "Percaya aku.." Reval menatap dengan mata merah itu kemudian mengecup bibir Fadil dalam-dalam. Maaf ye drama dikit kaya di filem filem barat yang lagi genting bukannya bertindak malah cipokan. Setelah itu Fadil memeluk erat tubuh Reval. Reval turun ke bawah dengan kincah, tangannya berpindah pindah dari satu tiang ke tiang lain layaknya monyet yang bergelantungan di pohon, bisa bayangin kan? Sampai ke bawah Reval gak tinggal diam, dia menangkapi anak-anak yang berjatuhan kemudian berlari ke arah mesin dengan cepat. Dia tendang mesin di bawah itu hingga kincir angin kembali lurus dan bergerak normal. Fadil langsung menerjang Reval dan mengacak-acak rambutnya dengan gemas, "Gila lo... Kece badai, udah kaya sapiderman aja tadi haha.." Reval langsung ambruk sebelum menjawab pernyataan Fadil.
    Reval langsung di bawa ke rumah sakit, detak jantungnya berangsur-angsur melemah, syukurlah dokter hanya mengatakan Reval kelelahan dan dehidrasi. Dari luar Yuda mendobrak pintu, dia tersengal-sengal kemudian menggenggam tangan Reval. Melirik kesamping ada Fadil, Yuda langsung menerjang Fadil, menggenggam kerah bajunya, "Eh brengsek lo apain ponakan gue!" Fadil menepis tangan Yuda, "Apaan sih lo, mending diluar aja lah kalau mau diskusi.." Yuda masih menyeret kerah Fadil dengan kasar, "Eh Yuda, lo itu umur doang tua pikiran lu kaya bocah. Coba tanya dulu kek ada apa, ini main kasar aja. Dokter apaan!" Yuda melepas kerah Fadil dengan kasar, "Eh lo yang bawa Reval jadi siapa lagi yang tanggung jawab kalau bukan elo!!!!" Fadil mengacak rambut geram, "Adooh.. Coba lo tenang dulu, gue jelasin. Tadi ada kecelakaan kincir angin trus ya.." "Hah? Lo bawa ponakan gue ke kincir angin? Bahaya bego! Bener-bener gak bisa dipercaya lo!" "Bisa tenang gak sih lo, lo yang bego!!!" "Heh? Awas ya kalau lu nemuin ponakan gue lagi!!!" "Kenapa berisik?" Reval keluar lemas sambil bertopang pada pintu. Yuda langsung memeluk Reval, "Mending lu istirahat..." "Lu gapapa kan Reval?" tanya Fadil. "Pergi kalian.. Kalian membuatku pusing.. Bertengkar terus.." mata Reval berkaca-kaca. Fadil dan Yuda bertatapan sinis, "Gue minta maaf.. Gue mau damai.." ucap Fadil menyodorkan tangan tapi Yuda tepis dengan arogan. "Yuda!!" teriak Reval. "Masuk! Lu gak boleh lagi ketemu dia!" perintah Yuda. "Gak mau!" teriak Reval. "Mau lu apa? Lu mau ikut sama dia atau gue sih?" tanya Yuda. "Ide bagus, gimana bokong mungil. Lu pilih gue atau Yuda?" Reval terdiam, bibirnya gemeteran dan meremas baju Yuda. TBC Entaran ya lanjut, gue sendiri masih bingung nih mau milih siapa buat Revaldy haha lol Koment koment
  • Yah romantis malah jadi dramatis....hebat Reval jd pahlawan...hehe
    siapa yg bakal dipilih ma Reval ya??? #penasaran...
  • pilhan yang sangat sulit..
  • Syeoull wrote: »
    Yah romantis malah jadi dramatis....hebat Reval jd pahlawan...hehe
    siapa yg bakal dipilih ma Reval ya??? #penasaran...

    next part reval bakal nentuin keputusan!
  • pilhan yang sangat sulit..

    haha ya org ganteng juga hdup.a ga mudah2 amat :-P
  • X_Xhadoº°˚˚˚˚°ºohhX_X berasa sinetron dong jadinye :(
  • suka ceritanya
  • lankut donk... hehehe
Sign In or Register to comment.