It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@kimo_chie, iyah, dia itu cantik luar dalem...
@karena, boleh tuh, dia masih jomblo... Belum ketemu Vincent
Jimmy: sifatnya nakal, iseng, periang, segala di bawa enteng aja, tapi diem2 sangat melindungi yadi. Dia adalah batu karang nya yadi setiap saat.
Cindy, sifatnya periang, supel, tinggi 1.73, bener2 cantik, tapi berhati mulia, karena juga pernah menderita broken home.
Saya mungkin agak lebih mirip yadi... Secara sifat saya. Juga saya rajin diet...hihihi
@noafinn, oke...
"Di, emangnya kapan lu di clone?" tanya Jimmy sambil tersenyum menggoda.
"Gak tahu... Dulu si Vincent, sekarang Thomas... Lusa siapa lagi deh..." jawab Setiadi mengangkat kedua tangannya, tertawa kebingungan.
"Dia memang mirip Cin?" tanya Randy masih tak percaya.
"Iyah Ran, sumpeh loh... Bener- bener mirip." jawab Cindy sambil mengangkat tangan dengan telapak terbuka.
"Cin, lu naksir dia kan..." tanya Johan dengan senyum imutnya yang menggoda.
"Cin, I may expect a date..." Randy menggoda.
"....eeehhh... Tau ah..." jawab Cindy menahan malu.
"Cindy... The first time you're in love..." celetuk Jimmy.
"Kenalin ke kita yah." sambung Setiadi.
"Penasaran... kayak gimana kembaran gua..."
GRRRRR... Mereka tertawa.
Hari itu giliran Setiadi yang membawa mobil, sementara Cindy membawa mobilnya sendiri. Menembus macetnya Semanggi, sambil mengobrol riuh rendah melewati antrian panjang Slipi, tertahan lama di Tomang. Lama perjalanannya tidak terasa bagi mereka berempat.
Setelah mengantar Jimmy dan Johan, mereka memparkirkan mobilnya di depan rumah Setiadi. Kebiasan Randy yang selalu membuka bajunya. Mulai dari kemeja, kaos dalam yang menempel ketat, lalu ia membuka celananya, membawa semuanya ke keranjang baju kotor. Dulu, 8 tahun yang lalu, Setiadi harus menelan ludah melihat kesempurnaan tubuh Randy, kini dia dengan bebas menikmati, membelai, memeluk tubuh pria idamannya. Setiadi berjalan ke kamarnya, membuka bajunya, menggantung celananya, melipat baju kotornya untuk nanti malam di cuci. Mereka berpas- pasan di depan kamar mandi, hendak membasuh badan mereka yang lengket.
"HHHHHHAAAAAAHHHHH....."
Perlahan- lahan Randy memutar badannya. Mata Randy nanar dibalut rapat oleh sentuhan kasih. Mulutnya yang setengah terbuka, nafas tersengal- sengal, siap setiap saat meledak memancarkan sejuta benih kasih. Setiadi berdiri tertegun... Di hadapannya berdiri lelaki yang ia puja, lelaki yang mengisi selaksa angan melayang menembus langit mimpi, berdiri siap menyerahkan segenap dirinya untuk Setiadi seorang, hanya dia satu- satunya dari 5 juta lelaki di Jakarta. Setiadi bergidik memandang senjata Randy terhunus keras, berwarna merah padam. Dari mata Randy terpancar hasrat menggunung, siap untuk mengguncang dunia Setiadi, memuntahkan lahar panas.