BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Persimpangan (TAMAT), book 2 di halaman 19

1616264666783

Comments

  • Keesokan harinya, Setiadi tambah penasaran dengan kedatangan Randy malamnya. Maka dari itu, paginya ia menumpang mobil Jimmy karena sorenya akan pulang bersama Randy. Randy pun tidak berbeda, rasa gugupnya sudah meradang sedari pagi ia menaruh koper ukuran besar ke dalam mobil Audi nya.


    "Eh udah nunggu gua nih..." Setiadi menyapa Randy yang telah menunggunya
    "Iyah nih, makan dulu yuk, ke Sabang yuk, inget masa lalu waktu gua masih perjaka."


    Setiadi pun tertawa kecil, namun dalam hatinya dia merasa heran mengapa Randy membawanya ke jalan Sabang dimasa semua mulai 7 tahun silam. Ia masih tak bisa menebak apa maksud Randy dengan semua ini.
  • "Di, di tenda ini yang waktu itu kita pertama kali makan. Kan tendanya depan Hokben itu kan." Randy sambil mengingat- ingat warung sate yang ia cari.
    "Bukannya yang ujung jalan tadi itu? Gua inget hujannya itu kan yang baju gua basah"
    "Bukan, kagak ada tendanya yang itu. Kan ada tendanya yang dulu. Iyah bener. Yang ini. Yuk turun."


    Mereka turun dari mobil. Mereka duduk dan memesan masing- masing 1 porsi sate, hanya Setiadi tidak memakai nasi, hanya 1 porsi sate.


    Menunggu 10 menit, hidangan pun siap disajikan.


    "Di, itu gak salah lu makan gak pake nasi... Kenyang tuh?" Randy melihat ke arah Setiadi tidak percaya.
    "Biasanya kalo gua minta setengah porsi, nasinya pasti kebanyakan melulu, jadi gua sekarang gak pesen nasi lagi."
    "Nih... Gua kasih dikit aja." Randy sambil memberikan sedikit nasi ke piring Setiadi.
  • Mereka pun sudah dalam perjalanan ke rumah, melewati padat merayap di sekitar Harmonie, melewati Grogol yang masih padat dengan Kopaja yang jalan mirip seperti orang yang terlalu banyak minum bir. Mereka harus benar- benar bersabar di daerah sekitar proyek jembatan layang yang sedang dibangun, namun tak terlihat tanda- tanda akan selesai.


    Badan mereka berdua sudah cukup lelah, agak lengket karena panas yang mereka nikmati di warung sate jalan Sabang. Randy membuka bagasi mengangkat 1 koper besar. Di jok belakang Setiadi pun masih melihat beberapa barang bertumpuk. Mereka silih berganti membawakan barang- barang Randy ke dalam rumah.
  • Setiadi tertegun menatap rumahnya. Ada perasaan sesuatu yang hilang ketika ia berdiri di dalam rumahnya. Ia masih membayangkan Hendra yang sering memeluknya ketika ia telah mengunci pintu depan, menarik tangannya duduk di sofa sambil membuka sepatu, paling menatap, di kamar saling membuka pakaian kerja masing- masing, berdua menyiapkan malam malam yang mereka beli sebelumnya, duduk berdua sambil makan di tenang suara tv. Semua itu seolah terbayang jelas sekali di depan mata Setiadi. Setiadi tak merasa matanya sudah berembun.


    "Di, jangan nangis dong, ada gua sekarang." Sahut Randy lembut sekali sambil memegang pundak kiri Setiadi.
  • "Sori, gua masih keinget Ndra. Dia sering nginep di sini. Gua seperti masih liat dia lagi duduk di sofa." Setiadi saat itu sudah tak mampu mengendalikan air matanya.


    Randy menarik tangan Setiadi, mengajaknya duduk di sofa, lalu Randy menatap ke arah Setiadi.
  • "Yadi, gua ama Cindy udah buat kesepakatan, gua akan stay di rumah lu. Gua akan menghibur lu, melewati masa kelam lu."
    "Cindy gak protes?"
    "Awalnya gua pikir begitu, cuma Cindy gak keliatan marah ato apapun. Dia bener- bener dukung semua ini."
    "Ran, gua takut kalo gua bisa jatoh cinta lagi ama lu... Apa lu masih musti balik lagi ke Cindy kan udahnya?"
    "Yadi, Cindy waktu itu bilang ke gua, dia bener- bener serius ingin buat lu bahagia. Gua tahu apa artinya buat gua ama buat lu. Cindy akan merestui apapun itu yang akan terjadi diantara kita. Lu tahu kan apa itu artinya..."


    Setiadi menatap Randy dalam- dalam, seolah ia mencari sesuatu yang hilang, dan sesuatu di hatinya mengatakan bahwa ia akan menemukannya.
  • "Randy... Apa lu masih..."Setiadi sambil berlinan air mata masih menatap Randy.


    Randy membuka 3 kancing kemejanya, menggenggam tangan Setiadi, menempelkannya pada dadanya. Tangis Setiadi pun semakin tumpah ruah.


    "Remember this?" tanya Randy sambil menatap ke arah Setiadi.


    "Gua akan selalu cinta lu, ampe kapanpun gua tetep cinta lu"
  • shuda2001 wrote: »
    Membaca cerita di rumah sakit

    @shuda, kenapa dirimu? Cepat sembuh yah untuk siapa saja yg di rawat
  • baru cek notif. save dulu d bc ntr om bro. hr ini flight ke ... ada kerjaan senin disana.
  • so sweeett <3 :x
  • kimo_chie wrote: »
    so sweeett <3 :x

    @kimo_chie, udah ketahuan kan arah ceritanya...
  • safe udah nyampe dan selese baca nya.. kok gw jd kepikiran cindy om bro...
  • Suka ƍäª suka, ♏ªªªáàÛú ƍäª ♏ªªªáàÛú harus ngerelain yadi ke randy ƪäƍϊ :(


Sign In or Register to comment.