BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Antara Perasaan, Logika, dan Ekspektasi

135

Comments

  • rigil wrote: »
    hadeuh !!! Dari kelas satu sampe lima sd bahkan sampe kelas enam SD Semester pertama, guru banyak yg gak tau siapa anak ini, ya dia keponakanku. Nilai pas-pasan yg penting naek kelas. Seperti gak peduli dgn pelajaran, yg lain ikut les privat dia malah sibuk main internet via mobile, ketika org banyak yg memandamg sebelah mata,dia cuek saja.

    Kemaren kelulusan SD Dia menjadi yg terbaik. Proses menentukan hasil akhir. Dan hasil akhir begitu penting bagi keponakanku... Jadi ternyata selama ini keponakanku melewati proses itu

    Ini kalo gw ga salah tangkep mau cerita bahwa proses lebih penting dari hasil akhir kan? Setuju :)
  • mungkin jek !
  • Kalau dr w pribadi, semuanya baik perasaan ; logika ataupun ; ekspektasi kesemua itu mst berimbang.... *pernah pengalaman pada taun2 awal kuliah smst satu - tiga* ya gtu lah, klu ga blajar utk diimbangin, ga ngenakin dampaknya ke psiko sndri maupun imbasnya ke publik. Hmm...
  • blender wrote: »
    soroi wrote: »
    terkadang berpikir, kurang lebih sama....
    but I think that love is different with lust
    namun hati mempunyai logikanya yang susah di mengerti oleh akal... dari awal hasil akhir memang tidak penting, cuman mencari manifestasi Tuhan yang di anugrahkan kepada setiap insan yang mempunyai perasaan, logika dan pengharapan/ ekspetasi, yaitu kesabaran.

    satu huruf entah itu C (indonesia), L (English), A (Prancis), bahkan H (Arab), memang satu diantara sekian banyak alfabet, namun tanpanya 3 elemen (perasaan, logika n ekspetasi) itu tak lagi bernama. apa yang diharapkan dari itu semua? aku kira hanya doa semoga kita cepat-cepat bangun dari dunia yang tak nyata...

    hah...rasa itu, hanya satu tapi setiap tali zaman selalu sama. seperti tamu yang belum sempat kita menjawab salamnya, dia sudah masuk kedalam rumah (hati) kita... tak diduga masuknya, keluarnya pun susah. memang dari dulu, permainanya sma cuman pemainya yang berbeda... ya gak bro...hehehe

    Gw mau highlight kalimat terakhir yang cerdas: Dari dulu permainannya selalu sama, hanya pemainnya yang berbeda.

    Dari sisi ini, memiliki hati terasa seperti kutukan :)

    kalo kata "kutukan" secara dramasitir eh...dramatisir, sih dapet. tapi kalo buat hidup, menurutku itu hanyalah sebuah ujian. walaupun.....secara konkritnya memang terkesan seperti kutukan si... Tapi positive think with God is not a Sin, all we need is try, thats is the duty of human kind. And Pray, wonder if He give His "Ridho" to us,,,Amin

  • blender wrote: »
    Han_Gaozu wrote: »
    Pada akhirnya bebas untuk punya ekspektasi setinggi apapun, tapi silakan tanggung sendiri resikonya. Perasaan itu tanggung jawabmu sendiri kan?

    argh kenapa selalu itu yg terjadi pada akhirnya...
  • dhit91 wrote: »
    Kalau dr w pribadi, semuanya baik perasaan ; logika ataupun ; ekspektasi kesemua itu mst berimbang.... *pernah pengalaman pada taun2 awal kuliah smst satu - tiga* ya gtu lah, klu ga blajar utk diimbangin, ga ngenakin dampaknya ke psiko sndri maupun imbasnya ke publik. Hmm...

    Balik lagi, yang 'seimbang' itu seperti apa?:D
  • soroi wrote: »
    blender wrote: »
    soroi wrote: »
    terkadang berpikir, kurang lebih sama....
    but I think that love is different with lust
    namun hati mempunyai logikanya yang susah di mengerti oleh akal... dari awal hasil akhir memang tidak penting, cuman mencari manifestasi Tuhan yang di anugrahkan kepada setiap insan yang mempunyai perasaan, logika dan pengharapan/ ekspetasi, yaitu kesabaran.

    satu huruf entah itu C (indonesia), L (English), A (Prancis), bahkan H (Arab), memang satu diantara sekian banyak alfabet, namun tanpanya 3 elemen (perasaan, logika n ekspetasi) itu tak lagi bernama. apa yang diharapkan dari itu semua? aku kira hanya doa semoga kita cepat-cepat bangun dari dunia yang tak nyata...

    hah...rasa itu, hanya satu tapi setiap tali zaman selalu sama. seperti tamu yang belum sempat kita menjawab salamnya, dia sudah masuk kedalam rumah (hati) kita... tak diduga masuknya, keluarnya pun susah. memang dari dulu, permainanya sma cuman pemainya yang berbeda... ya gak bro...hehehe

    Gw mau highlight kalimat terakhir yang cerdas: Dari dulu permainannya selalu sama, hanya pemainnya yang berbeda.

    Dari sisi ini, memiliki hati terasa seperti kutukan :)

    kalo kata "kutukan" secara dramasitir eh...dramatisir, sih dapet. tapi kalo buat hidup, menurutku itu hanyalah sebuah ujian. walaupun.....secara konkritnya memang terkesan seperti kutukan si... Tapi positive think with God is not a Sin, all we need is try, thats is the duty of human kind. And Pray, wonder if He give His "Ridho" to us,,,Amin

    Bukan dramatisasi ketika gw bilang seperti itu, hanya point of view nya aja yang beda. Mirip seperti ketika Sarté bilang we are condemned to be free. Ini aemacam turunannya :)
  • Han_Gaozu wrote: »
    blender wrote: »
    Han_Gaozu wrote: »
    gw pernah dgr kisah.
    Seorang pemuda melihat bayangan bulan di dalam sungai.
    Diambilnya air yg ada bayangan itu dgn botol dan kembali k rumah.
    Lalu dia keluarkan air itu tapi tidak ada lagi bayangan bulan di dalamnya.
    Dia akhirnya sadar bahwa tidak semua yang iya ingin bisa didapat.

    Sama kaya lu bang. :)

    Pada akhirnya bebas untuk punya ekspektasi setinggi apapun, tapi silakan tanggung sendiri resikonya. Perasaan itu tanggung jawabmu sendiri kan?

    yup, lagi pula hidup gak mungkin tanpa resiko.. resiko yg bikin hidup berwarna..

    Hati-hati, jangan mengambil resiko yang nggak perlu juga sih haha...

    Kadang ketemu orang yang sombong karena berhasil melewati beberapa pencapaian besar. Ujungnya memandang rendah yang lain. Nah, orang-orang seperti ini termasuk resiko yang nggak perlu :p
  • I learned not to expect because someday my feelings would grow out of expectation.

    I learned not to always use logic all the time because were not machine. We have feelings.

    But I learned that feelings wouldnt always materialize-wouldnt always reciprocate and we would end up hurting and feeling stupid.

    So for me, at the end of the day, expect less and just seize the day-enjoy every minute of ur life. Its healthier that way.
  • And dont forget, its always easier said than done...
  • cyyabcd wrote: »
    blender wrote: »
    Han_Gaozu wrote: »
    Pada akhirnya bebas untuk punya ekspektasi setinggi apapun, tapi silakan tanggung sendiri resikonya. Perasaan itu tanggung jawabmu sendiri kan?

    argh kenapa selalu itu yg terjadi pada akhirnya...

    Nggak selalu berakhir seperti itu kok, bro. Adjust your expectation. Time will tell
  • ron89 wrote: »
    I learned not to expect because someday my feelings would grow out of expectation.

    I learned not to always use logic all the time because were not machine. We have feelings.

    But I learned that feelings wouldnt always materialize-wouldnt always reciprocate and we would end up hurting and feeling stupid.

    So for me, at the end of the day, expect less and just seize the day-enjoy every minute of ur life. Its healthier that way.

    Karena terkadang apa yang diinginkan belum tentu dibutuhkan ;)

    Sekali waktu pernah nonton Rock Star, tentang groupies yang jadi member band favoritnya. Ternyata band-nya nggak sebaik ekspektasi awalnya. Di ujung cerita dia sadar kalo keinginannya nggak selalu sejalan dengan realita.

    Ah, @ron89 pake mengutip Horatius segala. Menohok tapi setuju sih. Carpe Diem :)

  • hakenun wrote: »
    And dont forget, its always easier said than done...

    #EtaPisan :))
  • andai ya konsep dilema di hati itu kayak beli barang belanjaan di supermarket. pasti jelas n gampang bgt bwt ambil keputusan. tinggal liat barang2 d list, jgn beli d luar itu. nah ini. hha. #abaikan
  • numpang sharing ya bro @blender : Baru saja memenangkan sisi logika diatas perasaan hati saya :) bahwa in the end i realize that i have to be realistic , kalo saya gak boleh bergantung terlalu banyak kepada orang lain, dimana saya juga hrus punya self-defense terhadap hal hal yang namanya 'cinta' , eventhough it hurts , i choose to leave :-)
Sign In or Register to comment.