"Bahwasanya hasil tidak selalu penting, dan proses lah yang benar-benar berarti."
Selama ini, kalimat itu yang selalu menjadi pegangan dalam setiap perjuangan hidup. Melawan keadaan yang sulit, teman yang nggak mengerti perbedaan, klien keras kepala, apapun bentuknya. Hidup selalu (terasa) berjalan lebih mudah ketika gw membangun benteng, menentukan standar buat diri sendiri, dan menjadi apa yang mereka bilang 'dingin'.
Sampai pada suatu hari muncul sosok ini.
Bocah yang pada dirinya semangat ingin tahu dan determinasi saling berpacu, kadang nggak peduli waktu kita sering sama-sama mendobrak aturan umum untuk kemudian menebak apa yang akan terjadi kemudian. Iya, bocah ini cerdas, dan ia sadar betul dengan asetnya.
Apa yang terjadi kemudian, pertahanan mulai digerogoti ekspektasi. Hal yang seharusnya menurut gw nggak logis terjadi, sesuatu yang hanya bisa muncul karena satu hal konyol dari huruf C. Lebih konyol lagi karena bocah yang dilimpahi ekspektasi sebenarnya sedang menimbang untuk menjatuhkan pilihannya pada seseorang lain. Di titik inilah perasaan dan logika turun berperang.
Sharing yuk, teman-teman. Jika kalian berada dalam kondisi hati yang terlampau lama berdebu, kira-kira sisi mana yang akan menang? Apakah hasil akhir masih menjadi tidak penting?
Comments
Haha, mana yang nggak dimengerti nanti daku jelaskan
but I think that love is different with lust
namun hati mempunyai logikanya yang susah di mengerti oleh akal... dari awal hasil akhir memang tidak penting, cuman mencari manifestasi Tuhan yang di anugrahkan kepada setiap insan yang mempunyai perasaan, logika dan pengharapan/ ekspetasi, yaitu kesabaran.
satu huruf entah itu C (indonesia), L (English), A (Prancis), bahkan H (Arab), memang satu diantara sekian banyak alfabet, namun tanpanya 3 elemen (perasaan, logika n ekspetasi) itu tak lagi bernama. apa yang diharapkan dari itu semua? aku kira hanya doa semoga kita cepat-cepat bangun dari dunia yang tak nyata...
hah...rasa itu, hanya satu tapi setiap tali zaman selalu sama. seperti tamu yang belum sempat kita menjawab salamnya, dia sudah masuk kedalam rumah (hati) kita... tak diduga masuknya, keluarnya pun susah. memang dari dulu, permainanya sma cuman pemainya yang berbeda... ya gak bro...hehehe
Gw mau highlight kalimat terakhir yang cerdas: Dari dulu permainannya selalu sama, hanya pemainnya yang berbeda.
Dari sisi ini, memiliki hati terasa seperti kutukan
Saya baca dee, juga yang lain ^^
trus bagian dari "lebih konyol lagi "sampe selesai juga aku ga ngerti
Otakku bukan lemot ya,tpi bahasanya berat buat 17 tahun kayaknya,wkwkwk
Aku jg bru 16 tahun kok
oh,aduh malunya aku,kirain junior2 juga gag ngerti,xixixi
aku perlu banyak baca deh,biar mudah ngerti sma gaya bahasa kayak gini,
tpi baru baca sebentar, aku biasanya udah bosen hehehe #curcol deh
Nah, dibantuin tuh sama @hakenun. Makasih yes
Ya kurang lebih lagi cerita kalo perasaan kadang bisa lebih kuat dari logika. Udah ditahan-tahan ujungnya rembes juga. Pernah ngalamin begitu?
oh,kalau itu sih pernah,nahan2 perasaan ke temen,eh makin hari makin ada rasa suka, mana dia straight lagi,
pdahal mnurut logika str8 gag suka gay,