BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

~☂Keluarga•Kecil☂~ (update chapter 7 part 2)

edited December 2014 in BoyzStories
Ini karangan cerita ku yang pertama mungkin agak berantakan kata-katanya tolong di beri saran dan komentar kalo perlu keritik juga ya teman-teman.

temanya lebih ke romantis, aku harap kalian suka dengan karangan ceritaku yang nantinya akan banyak konflik si pemeran utama dengan masa-masa lalunya dan hubungannya dengan orang-orang di sekitarnya

silahkan di baca (aku taruh juga di gif)


Hai kenalin nama ku Fauzan umur ku baru 25, 2 tahun lalu aku baru aja lulus kuliah dan sekarang aku lagi ngewujutin mimpi-mimpi ku nih! Dan syukurnya Tuhan perlahan-lahan ngewujutin mimpi-mimpi aku itu. Aku inget kertas-kertas yang aku tulis dulu waktu masa kuliah, terus aku tempel di dinding kamar kostku penuh dengan mimpi-mimpi yang terkadang kalo orang ngebacanya bikin perut geli. Ada yang meng aamiini ada yang sekedar ketawa ada juga yang ngeledek karena mereka pikir gak logis malah ada juga temen aku yang ikut termotivasi, ya semua tergantung dari kitanya sendiri sih.

Sekarang bisa di bilang hidupku lebih dari cukup, aku udah bisa beli rumah dan mobil yang paling aku idam-idamin dari dulu yaitu Mercedes-Benz E-Class Coupe 2013 !! YEY! dengan warna biru dongker keren pastinya hehe. Kenapa coupe? Karena aku hidup sendiri jadi ya gak perlu deh mobil besar-besar. Mobil ini aku pake buat sehari-hari aja kaya ke restoran yang udah aku jalanin hampir 3 tahun ini dan kalo nggak paling buat hang out sama temen-temen lama dari jaman sd sampe kuliah hahaha.

Hari ini biasa aja gak beda jauh sama hari-hari lainnya pergi ke restoran terus kalo bosen jalan deh dan kebetulan sekarang satnight, rencananya sih mau ngumpul sama temen-temen di Senayan City tapi keadaan restoran lagi penuh banget jadi mungkin agak telat-telat sedikit.

Restoran aku ini bertempat di daerah Kemang dengan tema ala Jepang moderen yang aku kasih nama 7 asia, tapi kalo masalah menu aku nyediain makanan-makana asia terutama macem Indonesia, Jepang, Thailand, Korea, India, Arab, dan China dengan harga ya.. bersainglah.

Meskipun aku sebagai pemilik tapi aku deket banget sama semua pekerjaku malah kadang aku suka di bully sama mereka hahaha entah bos macam apa aku ini, tapi yang paling penting dengan kaya gitu mereka jadi merasa seperti memiliki jadi kerjapun nyaman.

“ ah akhirnya selesai, sekarang waktunya chaw!!” dengan girangnya aku melesat dengan si biru menuju senayan city.

Tidak lama handphone ku berbunyi, karena mobilku canggih jadi aku angkat tanpa harus menggunakan handphone ku, karena mobilku sudah terhubung dengan handphone ku jadi aku tinggal angkat lewat layar di mobil. Sebelum aku angkat aku perhatiin nomernya di layar mobilku dan ternyata aku nggak kenal sama nomer yang sekarang sedang berusaha menghubungiku itu, tapi yaudah lah aku angkat saja.

“halo selamat malam dengan siapa saya berbicara ?” tanyaku.

“kami dari kepolisian Jawa Barat, benar ini sodara Fauzan?” kata suara itu, saat itu juga aku bingung dan bertanya-tanya ada apa ini dan kenapa? Salah apa aku!!!???

“iya pak dengan saya sendiri, maaf ada apa ya pak sampai-sampai pak polisi telfon saya ?” sangking gugupnya aku, sampe-sampe pertanyaan ku terlihat begitu bodoh.

Dan akhirnya polisi itu pun menjelaskan. Dan tanpa fikir panjang aku langsung memutar arah mobilku dan membatalkan niat untuk ngumpul bareng temen.
Sekarang di fikiranku cuma ada “masa sih!? Kok bisa!? Gak mungkin! Gak mungkin ya tuhan!! Kenapa bisa!?” gak sadar aku mengendara sambil menangis sepanjang perjalanan. Sesampainya di tempat yang di alamatkan, aku langsung menuju kamar rumah sakit yang di beritahukan oleh pak polisi tadi.

Dan di sana aku lihat tubuh yang tak berdaya di penuhi luka dan selang di mana-mana, aku hanya diam tak kuasa. Aku menangis dan menangis, aku ambil handphone di saku ku, ku telfon teman terdekatku Dafi untuk nemenin aku. Tidak lama Dafi datang, dokter menghampiriku dan mencoba berbicara dengan ku, tangisanku pun pecah memenuhi lorong-lorong sepi rumah sakit setelah dokter menjelaskan kepada ku apa yang terjadi.


-Esok harinya-

Aku masih tidak percaya dengan apa yang sedang aku lihat sekarang dan tempat dimana aku berada sekarang. Begitu ramai dan sesak di penuhi sanak saudara dan teman-teman dengan berpakaian hitam di sertai keranjang berisi bunga.
Mereka semua menangis seakan hal yang di cintainya lenyap dan tidak akan pernah kembali, dari dekat aku lihat dua lubang yang di gali bersebelahan dimana akan di disemayamkannya 2 tubuh yang sangat aku kenal namun kini aku sama sekali tidak bisa mengenalinya karena di tutupi kain putih yang sama, sebagai tanda pengenal hanya akan di tancapkan batu nisan di atas rumah terakhir mereka, dan yang aku tahu aku tidak akan pernah lagi bertemu dengan mereka di dunia ini, kerna tuhan sudah memanggil mereka dan mereka adalah kakak ku Sabrina dan suaminya Hendra.

Lamunan ku terbuyarkan oleh tangisan anak laki-laki berumur 5 tahun yang merupakan anak satu-satunya kak Sabrina dan mas Hendra. Aku dengar di sela-sela tangisannya dia berusaha untuk bilang “janga tinggalin Boca,boca sendirian mah pah, boca takut, boca janji boca gak akan nakal lagi, boca mau nurut sama mama papah, boca masih pengen main sama papa mamah!!” sambil di ikuti segukan-segukan dan tangisan yang membuat hati sangat sakit.
Tak tahan mendengarnya aku bangkit dan mencari sumber suara anak laki-laki itu lalu aku peluk tubuh kecilnya sampai acara pemakaman itu pun selesai.


-Beberapa bulan kemudian-

“bibi sur... pergi anter boscha sekolah dulu ya..! Nanti gak usah masak makan siang kita makan di luar tapi masak aja buat pak joko, daya sama mas kirman!” perintahku sambil berlalu mengambil kunci mobil. Bibi surti adalah wanita pekerja rumah tangga di rumah, daya adalah asisten bi surti hahaha, pak joko adalah bapak satpam di rumah, dan mas kirman tukang kebun di rumah.

“suster udah bawa cemilannya boscha ?” tanya ku. Suster titi adalah orang yang bertugas menjaga boscha saat aku gak di rumah sekaligus mengurusi keperluan boscha dan penjaga boscha di sekolah.

“udah ko mas” jawabnya.

“Boscha, ayo. Sudah siap!?” tanyaku semangat.

“udah ko om! Boscha udah siap dari tadi kan hari ini hari pertamanya boscha masuk sekolah dasar” jawabnya mantap.


“ok!!! Lets go!” ajak ku, sambil aku gendong di punggung ku.


-Sekolah boscha-

Sesampainya di sekolah boscha sebelum dia turun dari mobil, aku peluk dan aku cium pipinya dan gak lupa aku tanya mau makan dimana nanti siang. Dan katanya dia pengen makan di sushitei hari ini jadi ya.., aku iyakan saja karena boscha memang sangat suka makanan jepang, mungkin karena kedua orang tuanya yang sama-sama maniak akan jepang dan sebenarnya nanti kalo saja mereka masih hidup, rencanya akan tinggal di Jepang tahun depan dan membawa boscha bersama mereka, namun tuhan berkata lain, tapi sebagai gantinya aku membuat janji dengan boscha kalo boscha naik kelas terus rangking 1 akan aku
ajak jalan-jalan ke Jepang dan kita berdua sepakat.


-Sekarang hak asuh boscha dipegang oleh ku, karena aku omnya dan satu-satunya, ya maklum aku hanya 2 bersaudara aku dan kaka ku sabrina. Tapi sebenernya ada omnya boscha satu lagi yang tidak lain adalah kaka dari papah boscha dan katanya sih mereka kembar namanya itu Hendri. Aku belum tahu pasti karena belum pernah ketemu sama dia sekalipun, yang aku tau sih dia seorang arsitek dan bekerja di luar negri lebih tepatnya di German. Jujur penasaran sih sama dia, masa sih kembar kalo memang iya mungkin bisa menjadi obat rindu buat boscha. Karena sebenarnya muka ku dan kakaku bisa di bilang serupa tapi beda kelamin. Makanya boscha terkadang suka memanggilku mama dan aku hanya tertawa. Dan aku juga gak masalah kalo harus tinggal serumah nantinya bersama dengan boscha dan om boscha yang namanya hendri itu hahahaha dan satu lagi aku sudah janji dalam diriku aku akan memenuhi semua keinginan boscha mulai dari sekolah, kebutuhannya, dan yang berhubungan dengan cita-citanya.-

Sehabis menjemput boscha ke sekolah, aku, boscha, dan suster pergi ke Plaza Indonesia untuk makan sushi tei sebenernya di Senayan City juga ada tapi kata boscha disana tempat gamenya kecil dan kalo di Grand Indonesia itu besar jadi yaudah nurut aja deh.

Semenjak ada boscha rumahku jadi rame, kalo bosen ada temennya, dan kalo pulang ada tujuan mau ngapain selain istirahat. Menjadi lebih tepat waktu sih pastinya, soalnya kalo nggak, bisa marah tuh bocah. Tapi yang benar-benar kerasa adalah aku menjadi seperti orangtua, dan aku sangat senang.

Sesampainya di sushi tei boscha sudah siap dengan buku pesanannya sendiri dan entah apa saja yang dia pesan yang pasti sangat banyak hahahaha namun sesibuk apapun dia, tidak lupa dia mengingatkan suster kesayangannya itu untuk segera memilih makanan apa saja yang menurut boscha paling enak . Yang pasti kalo aku baby octopus dan salmon tamago maki dan tidak lupa telur black caviar hehe.
~~
Sedang asiknya makan dan mendengar celotehan boscha pertama kali masuk sekolah tiba-tiba hand phone ku berbunyi dan tulisannya rumah.

“hum ada apa ya?” gumamku dalam hati

“Sebentar ya scha ada telfon dari rumah nih” setelah mengangkat telfon boscha langsung benrehenti bercerita seperti tidak ingin aku tertinggal semua ceritanya.

“halo mas fauzan ya!?” terdengar suara bibi surti di sebrang sana dengan nadanya terdengar tergesa-gesa.

“iya bi kenapa? santai bi” tanyaku

“sekarang mas di mana?! Itu loh mas, anu ada tamu katanya omnya boscha, kakaknya almarhum pak hendra mas, namanya pak hendri. Terus itu mas orangnya miriiiiiiiiiip miriiiiiip banget sama pak hendra!! Saya sama yang lainnya awalnya takut, kami kira hantu tapi akhirnya kami di kasih penjelasan sama bapak hendri itu, lalu setelah itu saya persilahkan masuk deh mas, terus tadi datangnya naik taxi mas dari bandara dan katanya dari negara apa tuh yang mas suka sebut lupa sebentar ya mas.” jelasnya.

“Dayaaaaaaa tadi tadi pak hendra dari mana atuh bibi teh lupa?” tanya keras bi surti kepada asistennya itu si penggemar syahrini.

“dari german atuh bi!!” jawabnya sambil balas berteriak.

“oh iya pak jerman, Jadi kira-kira mas kapan pulang ?” Tanya bi surti setelah panjang lebar menjelaskan.

Sejenak aku shock dan kaget setengah mati kenapa begitu mendadak, tapi senang juga akhirnya bisa bertemu dan setidaknya bisa membantu ku juga untuk menggantikan posisi mas hendra sebagai ayah. Jujur saja aku terlalu dekat dengan ibuku dan kakak ku jadi aku sangat lembut dan berperasaan kurang tegas jadinya. Kalo kata mereka terlalu ke ibuan tapi bukan berarti aku banci dan aku harap ini menjadi hal yang sangat baik!.

“ok bi saya langsung pulang, disuguhin yang ada aja di rumah minum ke apa ke pokonya di suruh tunggu ya bi atau kalo perlu di suruh istirahat di kamar tamu dulu!” pinta ku.

“iya mas siap!!” jawabnya lantang seperti orang di lapangan upacara.

Akhirnya aku pun harus menjelaskan kepada boscha kenapa kita harus pulang cepat

“Boscha, omnya boscha dateng loh kerumah, jadi mainnya di tunda dulu ya ? nanti main lagi tapi bareng sama om boscha juga gimana ?” tanyaku.

“sippo om, tapi om jangan lupa ya beliin bibi sama semuanya sushi juga ya? Oh iya sama buat om boscha juga ya.” Pintanya.
Bukan suatu hal yang berat jadi aku iyakan permintaannya itu, entah kenapa lama-lama sifatku menular ke boscha dari yang suka otomotif, warna kesukaan yang sama yaitu biru, mobil kesukaan yang sama yang sudah jelas Mercedes-Benz mobil asal German pabrikan Stuttgart itu, dia juga suka baca buku ensiclopedia tentang hewan, mesin, tumbuhan, bangunan-banguna arsitektur sampai-sampai pepustakaan kecilku harus di perbesar karena setiap weekend ada saja buku yang harus di beli untuk aku ataupun boscha, aku pun bingung anak bocah gini doyannya buku-buku berat dan katanya dia pengen jadi dokter, sifat ku yang sulit untuk tidak memikirkan orang lain dan mendahulukan orang lain pun menular, dan boscha anaknya nurut jadi gampang deh di ajak kompromi hahaha.

Sepanjang perjalanan boscha jadi banyak bertanya.

“omnya boscha kakanya papah ?”, “kenapa omnya boscha baru dateng sekarang om ?”, “emang omnya boscha itu gak kenal boscha ?” ya jujur saja beberapa pertanyaan boscha buat aku bingung jadi aku jawab sebatas pengetahuan ku saja.


Tidak beberapa lama akhirnya sampai juga di rumahku di daerah perumahan permata hijau. Saat pintu gerbang di buka hatiku sudah deg-degan bahkan selama perjalanan hal itu sudah terjadi. Kuparkir mobilku di garasi lalu bergegas turun dari mobil sambil menggendong boscha ke ruang tamu.

Dan di sana aku lihat sosok seseorang sambil tersenyum, belum selesainya aku menerawang boscha langsung turun dari gendongan ku dan berteriak “papah!!!” sambil tertawa senang. Aku hanya bisa diam tidak tahu harus berbuat apa.

«13456727

Comments

  • Part~2

    Aku hanya terpaku dengan apa yang sedang aku lihat saat ini, menerawang lebih jauh sosok peria yang berdiri di hadapan aku itu.

    “ya allah beneran mirip, pantesan si bibi sama yang lainnya menggila ternyata.. kok bisa ya? Cuma beda kacamata sama tahi lalat di ujung bibir.. aduh harus ngomong apa nih? Bahasa apa nih, indonesia kah? german kah? Isyarat kah? Tubuh kah? Atau malah bahasa thailand yang baru aku pelajari beberapa minggu ini? Hahaha.. ups serius zan serius..” dan tiba-tiba “halo?” sapanya.

    Lamunanku buyar sebuyar buyarnya kaya di terjang badai, rasanya kaget sekaget-kagetnya padahal dia cuma bilang halo, gak tau kaya apa nanti kalo ngobrol sama dia ? Bisa-bisa aku idiot terus mangap sambil ngeces.

    “om liat om, papah om papah!!!!” teriak girang boscha dan berusaha mengalihkan perhatianku.

    “eh? Oh.... iya..(diam)..eh.. bukan scha bukan, itu omnya boscah tau” jawab aku bingung.

    “i~ih ini tuh papah boscha om!!” jawabnya sambil berusaha meyakinkan aku dan dirinya sendiri, entah kenapa aku malah iba dan ingin menangis melihat boscha.

    “pokonya ini papah boscha om!..ini pa..papah nya bos..cha..ini..papah..om..” terdengar suara boscha merendah seperti ingin menagis, dan ternyata boscha memang menangis. Aku bingung kenapa tiba-tiba boscha menagis, aku coba untuk ngomong sama boscha.

    “boscha ? Boscha kenapa sayang ? ko tiba-tiba nangis ?” gak tau alasan pastinya apa tapi aku malah ikut nangis, rasanya sakit dadaku ngelihat boscha nangis, kaya rasanya aku ngerasain apa yang boscha rasain dan hal itu buat aku lupa kalo di situ masih ada Hendri sama suster.

    Belum sempat menjawab pertanyaanku tiba-tiba boscha lari dan mataku berusaha mengikuti kemana si bocah teropong bintang itu pergi dan ternyata dia pergi ke kamarnya, di belakang di susul suster centil yang memberi nama akun facebooknya titi ajah itu.

    -Boscha berumur 6 tahun sekarang, Boscha Rama Raja nama lengkapnya, gak ngerti sih arti makna sebenernya nama dia itu, tapi setau aku namanya itu di ambil pas ka sabrin dan mas hendra pergi ke bandung kalo nggak salah pas 7 bulannya boscha dalam perut kak sabrin,mereka jalan-jalan ke tropong bintang Boscha jadi deh namanya boscha, karena itu kadang-kadang aku suka panggil dia anak tropong bintang. Kalo boleh aku terka-terka mungkin nih ya mungkin, boscha itu = tropong bintang yang maknanya biar boscha itu jadi anak yang berpandangan luas, bercita-cita besar, di sukai banyak orang, dan menjadi anak yang tidak takut untuk bermimpi nah kalo rama raja mungkin rama itu = ramah dan raja itu = penguasa arti kata lain mungkin bos kali ya, jadi bisa di bilang bos yang baik kali ya amiin, (kalo ada yang punya pandangan lain bisa juga share di sini hehehe) tapi boscha emang tipe anak yang nurut banget kok, makanya sayang banget aku sama dia jangan kan aku semua orang di rumah bahkan di resto sayang banget sama dia apa lagi susternya biasanya sebelum pamit pulang kampung jatah bulanan pasti ada acara tangis menangis boscha dan suster titi, beda sama ibunya yang bandel gak ketolong!!! waktu kecilnya bener-bener parah sampe almarhum ayah pernah bilang “kayanya jiwa anak saya tertukar deh, masa yang cewek tiap pulang sekolah kabur main, kalo di kunci lompat pager, nah kalo yang cowok, pulang sekolah, langsung masuk kamar, keluar kamar makan, terus cuci piring, kalo pagi bangun beresihin kamar, bikin bekel baru berangkat sekolah.. kebalik sama yang cewek kamar kaya kapal pecah tapi orangnya gak di rumah, abis makan kabur tau kemana yang kena nyuci malah adeknya” ya.. kaya gitu kira-kira kata-kata almarhum ayah ku..jadi kangen sama mereka semua.. huhuhu-


    Teras Rumah

    Abis selesai nangis dan berhasil menenangkan diri akhirnya aku ajak mas hendri untuk ngobrol di teras. Bukan bermaksud nyuekin boscha tapi aku percaya kok suster titi tau cara menangani boscha.

    “maaf saya datang mendadak begini” mas hendri berusaha memulai pembicaraan.

    “oh iya gak apa-apa, saya senang ko. Malah saya yang minta maaf, dateng-dateng di tontonin adegan ala drama hahahaha” jawabku sambil mencoba mencairkan suasana.

    “hahaha bisa aja ya sesekali liat secara langsung jarang-jarang kan, tapi saya ngerti ko kenapa bisa kaya gitu, saya juga gak bisa nyalahin kamu ataupun boscha” jawabnya

    “oh iya kita belum kenalan, nama saya hendri kaka dari kaka iparmu, maaf waktu pernikahan itu saya memang tidak bisa hadir di karenakan ada pekerjaan yang harus saya urus di german. Dan sepertinya saya tidak di kasih waktu cuti banyak di sini kurang lebih ya sebulan” lanjutnya mencoba menjelaskan.

    “oh iya mas nama saya fauzan senang akhirnya bisa ketemu sama mas hendri, oh begitu ceritanya pantes aja, bukan karena takut ketuker calon pengaten cowoknya kan? Hahahaha (entah kenapa di sini aku ngerasa garing), terus kalo boleh tau mau bermalam di mana? Kalo mas gak keberatan tinggal di rumah saya aja masih ada kamar kosong, lagian bisa lebih deket sama boscha juga kan?. Dan kalo boleh jujur saya sebenarnya takut salah mendidik boscha, di karenakan kekurangan saya. Bisa di bilang saya kurang pintar berperan sebagai ayah huft.. saya malu sih untuk bilang kaya gini tapi dari pada dampaknya malah berkepanjangan dan jadi beban juga buat saya jadi lebih baik saya jujur aja, saya pikir kedatangan mas ini bisa membantu saya walaupun cuma sebulan mas di sini.” Jelas ku panjang lebar. 

    “hem..kebetulan saya baru mau pesen hotel hari ini soalnya saya ke sini gak ada persiapan sama sekali, tapi kalo di beri tawaran kaya gitu saya gak nolak ko..lumayan mengurangi budget saya hehehe, lagi pula tau darimana saya bisa memberi contoh yang baik buat boscha ? kok bisa kamu menilai orang secepat itu?”jawabnya.

    “___”aku cuma bisa diam.

    “setidaknya kamu bisa lebih berperan seperti ayah di banding aku!” grutuku dalam hati.

    “tapi ini untuk kebaikan ponakan saya juga, jadi saya pasti melakukan yang terbaik buat dia dan kita gak mau kan sampai terjadi hal-hal yang gak kita inginkan nantinya, bukan begitu princess fauzan?” jawab mas hendri sambil memegang pipiku.
    Tidak lama dari kejadian itu

    “BUAHAHAHAHAHAHAHAHAHA” dia tertawa lepas........

    “SIALAAANNNN!!!!!” umpatku dalam hati mungkin di situ muka ku udah gosong!, kalau aja aku ini gak jaim rasanya pengen nyekek lehernya kalo perlu di gantung!


    Saat situasi obrolanku dan mas hendri mulai nyaman gak lama boscha keluar dari kamar sambil bawa foto yang pasti foto orangtuanya boscha, dan boscha berjalan mendekat ke arah kami. Lalu dengan polosnya boscha menunjuk foto mamanya kemudian meng arahkan jarinya ke aku sambil bilang “mama” lalu menunjuk foto ayahnya dan melakukan hal yang sama kepada ku lalu bilang “papah” ke mas hendri.

    “...................NGGAAKKKKKKK!!!!!!!” aku berteriak, dan semua tertawa senang melihat aku di permalukan.


    Malam hari

    Akhirnya mas hendri lebih milih buat tinggal di rumah ku, dan pilih kamar di sebelah aku, katanya biar lebih deket dan peran orang tuanya bisa lebih natural nantinya. Gak ngerti apa maksud ni orang tapi di otak yang ada “APAAN SIH MAKSUD LO!”. Dan malam ini bibi surti masak banyak makanan kaya ada pesta penyambutan aku sampe bingung siapa sih sebenernya tuan rumahnya.

    “bibi banyak amat masaknya ?” tanya ku sangking pusing dan takut gak habis makanannya.

    “ya iya atuh mas, kan jarang-jarang rumah lengkap begini personilnya apa lagi sekarang orang tua nya boscha teh ada dua-duanya si ibu dan si ayah atuh kumaha” sambil senyum-senyum manja gak tau tuh orang niru siapa, tapi kayanya ke tularan daya deh.

    “Terserah! Lagipula personil? Di kira boyband?!” jawab ku kesal.

    “kok hari ini orang-orang berani banget sih sama aku ? kampret!!!” hanya bisa di ucapkan dalam hati, takut-takut nanti boscha meniru.


    Kaya biasanya jam 8 boscha sama aku ke kamar mandi buat sikat gigi sama pipis, ritual sebelum tidur tapi karena boscha ngajak mas hendri jadi kita bertigaan di kamar mandi, lucu sih dan gak tau kenapa aku ikut seneng dan menikmati saat-saat itu.

    Sebelum tidur boscha selalu minta di dongengin, kadang sama aku kadang sama suster tergantung kapan aku bisa pulang kerumah, tapi boscha ngasih ultimatum ke aku kalo aku pulang di atas jam 9, boscha katanya mau cuekin aku dan jawaban aku...GAK MAU LAH! Sedih banget di cuekin kan gak enak hiks.

    Belum selesai baca si tropong bintang udah bobok, kasian liatnya plus gemes..inocent banget sih. Kalo di pikir-pikir situasi kita sama-sama sebatangkara gak ada ayah gak ada ibu tapi cara mereka meninggalkan kita beda dan aku bener-bener gak mau liat boscha sedih dan menurut aku bener-bener gak adil anak sekecil ini dikasih cobaan kaya gini. Lagi ngelamun gitu tiba-tiba mas hendri masuk, terus ngecup pipi kiri boscha, kaget aku di buatnya, gak mau kalah aku cium kening sama pipi kanan boscha.

    Abis keluar kamar boscha aku langsung pergi kekamarku dan hal yang sama di lakuin mas hendra.

    Di depan pintu kamar

    “selamat beristirahat mas, pasti capek perjalanan panjangnya” ucapku basa-basi

    “perhatian banget sih, naluri ke ibuan kamu kuat banget ya” ucapnya seperti menggoda dan mengejek sambil senyum.

    “ok saya tidur dulu ya” lanjutnya sambil menutup pintu kamar.

    Aku terdiam sebentar, sedikit tersinggung tapi aku juga senang di puji.

    “hah melelahkannya hari ini” gumamku sambil merebahkan tubuh ke kasur.

    “buka fb ah..”aku ambil handphone ku, lalu ku sentuh icon berlambang F dengan background warna biru.

    Lagi asik-asik baca status orang dan bales-balesin comment orang-orang tiba-tiba


    Titi oh lala
    “pengen minum yang dingin apa yach?” di sambut komen-komen cowok di bawahnya yang aku gak tau itu siapa aja, tapi yang paling heran lagi ko namanya ganti dari titi aja jadi titi oh lala haduh emang hebat banget si suster.

    Gak tahan liat statusnya aku ikut koment “di kulkas ada air dingin sus, kalo kurang tambah es batu
    -_-”.

    Di atas status suster gak mau kalah daya ikut beraksi


    Daya Sesuatu
    “kemarin aku teh mimpi ketemu si teteh syahrini, pangeran atuh pertemukan deui daya sama teteh syahrini”. Karena gak ada yang koment aku iba jadi aku koment “amiin”. Yang buat aku bingung para pekerjaku ini ngerti-ngertian pake wifi rumah emang sih awalnya aku yang ngajarin tapi akhirnya kemana-mana kerjaannya nanya mas ada wipinya gak heh, emang jaman sekarang gak boleh ya menganggap remeh seseorang.

    Sudah bosan aku pun coba buat nutup mata sambil berdoa biar besok harinya jauh lebih baik lagi.
  • Part~3

    Besok paginya

    “hoam.....hum udah pagi lagi aja, udah bangun belum ya si tropong bintang ko kangen gini ya tiba-tiba, tapi bukannya emang tiap hari itu anak ngangenin ya? Hahahaha boscha boscha, ke kamarnya ngajak mandi bareng ahh. Terus nganter sekolah deh”. Langsung aku bangun dari tempat tidur lalu keluar kamar menuju kamar boscha.

    “belum bangun kah mas hendri ? ”sambil ngeliat pintu kamarnya tepat di depan kamar ku, lalu melanjut ketujuan awal ku.

    Aku lihat dari jendela mas kirman sudah sibuk dengan selang sambil nyiram semua tumbuhan yang ada di taman rumah. Mas kirman adalah pekerja di rumah yang paling sopan dan santun di banding yang lain, taman selalu keliatan rapih dan bersih bener-bener telaten banget orangnya beruntung banget rasanya punya orang terpercaya kaya mas kirman.

    -Di rumah sebenernya berkumpul orang-orang dengan background keidupan keluarga yang bisa di bilang kurang baik contohnya aku, orangtua ku sudah berpisah sejak aku 3 sd, lalu belum lama mereka meninggal kan aku dan kakak ku, sekarang giliran aku yang di tinggal kaka ku dan suaminya padahal mereka itu keluarga terdekat ku sakit rasanya tinggal sendiri seperti ini tapi aku sekarang sadar gak Cuma aku tapi ada boscha dan aku memang bukan satu-satunya yang boscha punya tapi aku harus bener-bener menjaga boscha, kalo bibi surti, suaminya main sama cewek lagi, terus belum lama ini cerai untung anaknya itu pinter jadi meringkan beban bibi kasian aku ngeliatnya pasti anak lagi yang jadi korban kalo kaya gini. Daya, ayahnya lagi sakit parah di rumahnya, jadi seminggu sekali dia harus pulang. Si suster dari umur 16 tahun udah harus jadi tulang punggung keluarga, putus sekolah cuma untuk kerja jadi suster rumah tangga karena ayahnya jauh di kalimantan kerja jadi tukang besi kalo aku gak salah. Mas sita supir pribadiku tipe-tipe suami takut istri, kalo lagi kerja ada aja masalah sama istrinya entah di telfon lah,sms lah, jadi dia kalo kerja jadi gak konsen kadang-kadang suka bengong kaya banyak pikiran, rada-rada lemot juga kalo di ajak ngomong dan belum lagi suka ngeyel kalo di kasih tau, kaya waktu itu mau pergi ke daerah gading buat dateng ke undangan pernikahan temen udah di kasih tau suruh tanya orang eh malah ngeyel akhirnya nyasar, sering banget kaya gitu kesel juga sih tapi mau gimana? Aku juga harus bisa ngerti situasi mereka.

    Mas joko, satpam aku ini umurnya masih sepantar aku tapi yah lebih tua dia beberapa bulan, dulu katanya dia mau di jual bapaknya dan sekarang bapaknya tuh stres, pas aku bilang suruh di rawat ayahnya dia gak mau katanya dia troma sering di pukul ayahnya sampe berdarah, sadis juga ya.. gila beneran ada ternyata yang kaya gitu dan ibunya meninggal karena sakit belum lama ini. Dulu waktu pertama kali dateng mas joko kucel banget, sekarang aku merasa gimana gitu, dia jadi ganteng dan badanya bagus banget sekarang!! ‘suka deh sama mas joko’ hahahaha. Nah kalo mas kirman kayanya yang bisa di bilang paling beruntung karena keluarganya harmonis-harmonis aja, udah punya anak 2 cewek sama cowok dan keliatan dari segi mental memang dia yang paling tenang dan gak neko-neko heheheh.-

    Aku liat si suster lagi sibuk buat bekel untuk boscha, sedangkan bi surti baru aja selesai nyiapin makan pagi, daya lagi bersih rumah dan dia paling rajin bangun paling awal, abis sholat subuh mandi terus langsung bersih-bersih rumah, sampe rumah bener-bener bersih dan gak lupa di temenin lagu syahrini yang di play di hpnya gak tau kenapa lagunya itu-itu terus ‘kau yang telah memilih aku’ sampe bosen -__- .

    “pagi mas...” sapa daya kepadaku.

    “pagi lay..yang bersih ya, kalo nggak gak akan aku kasih nonton konser syahrini lagi loh” hahahaha canda ku.

    “yah atuh jangan dong, udah kemimpi-mimpi itu teh” jawabnya. Aku emang ngebolehin daya untuk nonton konser artis kesukaannya itu yah kasian buat refreshing dan hal yang sama aku lakuin juga ke yang lain tapi pastinya syarat dan ketentuan berlaku loh ya.

    “sus lagi apa? boscha udah bangun ?” tanyaku sekalian nyapa.

    “biasa nyiapin bekel, belum mas belum saya bangunin, oh iya mas nanti boleh mampir ke itc permata gak mas ? soalnya udah abis cemilannya boscha” terang suster.

    “oh boleh-boleh nanti abis boscha pulang sekolah aku jeput terus kita ke sana, “bi sur tolong sekalian catet ya apa aja yang perlu di beli!” ‘seru ku’ “iya mas!!!” ‘jawabnya’ oh belum bangun sus? Yaudah biar aku aja yang bangunin sekalian mandi bareng aku, ngomong-ngomong mas hendri belum bangun?” tanya ku.

    “belum mas, belum keluar dari tadi dari kamarnya” jelas suster

    “oh yaudah sippo” jawabku

    Pelan-pelan aku buka pintu kamar boscha, kamarnya masih gelap cuma ada lampu bintang warna biru nempel di dinding pas di atas kepala kasur boscha dan juga tempelan-tempelan neon bentuknya planet-planet dan bintang-bintang di langit-langit kamar boscha. Hampir semua isi kamar boscha warna biru, semua dia yang milih dan dia yang tata dan menurut ku selera boscha top kaya aku banget hahaha.

    Pelan-pelan aku buka jendela kamar boscha yang langsung menghadap kolam ikan dan taman rumah. Sebagian lantai kamar boscha dari kaca dan di bawanya ada kolam ikan jadi ya cukup unik. Lalu aku mendekat ke tempat tidur boscha

    “boscha, cha.. bangun yu kan mau sekolah, ayo bangun”sambil aku elus-elus kepalanya.

    “ummm...iya om..umm...”jawabanya. gemes banget aku rasanya!

    “AAAAAAAAAAAAAHHHHHHH” teriak trio kwek-kwek (daya, suster, bibi sur)

    Aku kaget dan boscha langsung bangkit dari tempat tidurnya.

    “ada apaan sih? Pagi-pagi juga” gerutuku dalam hati.

    “om....gendong...” pinta boscha yang masih pake baju piyama doraemonnya.

    “ok!!!”jawab ku

    Pas keluar kamar boscha dan turun dari tangga aku di pertontonkan pemandangan yang entah harus bilang apa.

    “mas hendri? Ngapain??!!?” tanyaku bingung.

    “hah? Oh ini? Udah kebiasaan maaf ya” jawabnya singkat. Di situ aku lihat mas hendri cuma pake boxer warna hitam, gak pake baju gak pake celana pelapis, pantes aja trio kwek-kwek pagi-pagi udah konser.
    Walaupun aku bingung dan kaget tapi lihat mas hendri kaya gitu buat aku deg-degan badannya bagus banget.

    “ih, ko om gak malu sih? Kan malu om!!” koment boscha.

    “eh udah bangun boscha” jawabnya dan berjalan mendekat ke arah ku dan boscha. Rasanya salting mampus aku. Postur badan mas hendri lebih tinggi 10cm kayanya dari aku sedangkan tinggi ku 172 cm. Belum lagi badannya itu, gak tau deh harus bilang apa, otot perutnya gak terlalu menonjol tapi pas, dadanya berbidang, tangannya masculine banget dan ototnya itu bikin meleleh liatnya. Tambah lagi masih baru bangun gitu dianya, muka bantalya bener-bener bikin muntah darah ” SUKAAAA!!!” kyaa >///<.

    Abis itu mas hendri berusaha untuk nyium kening boscha dan tubuh mas hendri bener-bener hampir nyentuh muka aku. Mungkin kalo di anime udah mimisan, dan rasanya muka aku panas banget bener-bener gak tau harus gimana.

    “kenapa? Kok diem aja?” dengan mukanya di dekatkan ke muka ku.

    Aku diam aja gak bereaksi.

    “ya udah aku mandi dulu kamu juga, boscha mau ikut mandi bareng om?” tanyanya ke pada boscha.

    “nggak om, boscha sama om bango aja” jawab boscha.
    -bango panggilan ponakan-ponakan ku ke aku dan aku gak tau artinya apa-

    “bango? Siapa tuh bango? Burung?” tanya mas hendri bingung.

    “bukan mas itu teh panggilan mas fauzan atuh kumaha” jawab bi surti.

    “oh gitu, jadi nama samarannya bango hahahaha ada-ada aja masa namanya bagus-bagus jadi bangon” jawab mas hendri, aku meresa gr gitu pas mas hendri bilang gitu.

    “hahaha gak apa-apa ko aku udah biasa di panggil kaya gitu” jawabku.

    “burung bango itu kan yang di cerita anak-anak yang suka bawa anak-anak kecil ya? Hahahahha” jawab mas hendri mencoba melucu.

    “nggak! Bukan om! Burung bango itu baik dia yang nanti kasih boscha adik bayi!” jawab boscha kesal.

    “oh, jadi nanti om bango bakal kasih boscha adik ya? Bisa ya? Hahahahaha” jawabnya.

    Aku terdiam begitu juga boscha. Entah kenapa aku merasa tersinggung.

    “ayo boscha mandi, nanti kita telat terus kita sarapan ok?” ajak ku kepada boscha tanpa menghiraukan lagi mas hendri. Benar-benar beda banget sama kakanya dia tuh bener-bener produk gagal!!!.

    “ngakunya arsitek berpendidikan tapi omongan aja sama tingkah laku gak bisa di jaga malu-maluin” ucap ku dalam hati.

    “marah?” tanya mas hendri kepada ku.

    “oh nggak cuma udah siang nanti boscha bisa telat aku sama boscha mandi dulu” jawab ku lalu berlalu.

    ~~~~

    Selesai mandi aku dan boscha segera berpakaian boscha di bantu suster berpakaian di kamarnya, lalu kami menuju meja makan.

    “boscha mau nasi gorengnya ya suster” pinta boscha

    “ok bos” jawab suster.

    “makannya harus banyak ya, terus di habisin biar nanti pas boscha gak lemes pas di sekolah” jelas ku.

    “iya om siap” jawab boscha

    “wahh ponakan om makan apa tuh?” tiba-tiba mas hendri muncul dengan berpakaian santai rapih.

    “nasi goreng om!” jawab boscha semangat.

    “mau sekolah ya? Om ikut antar boleh?” tanyanya kepada boscha

    “boleh om boleh, nanti berarti boscha duduk sama om di pangku?” tanya boscha lagi.

    “emmm, boscha di pangku om bango aja gimana? Soalnya nanti om yang bawa mobilnya” terang mas hendri. Dan gak tau kenapa dia malah ikut-ikutan manggil aku dengan sebutan bango

    “boleh!” jawab boscha sambil mengunyah nasi gorengnya.

    “oh iya nanti habis boscha pulang sekolah nanti om jemput, kita ke itc dulu beli cemilannya boscha ya?” timpal ku.

    “siap!!” jawab boscha tambah semangat.

    ~~~~

    Selesai makan kamipun bergegas berangkat menuju sekolah boscha yang jaraknya gak gitu jauh kalo naik mobil dari rumah. Pas lagi di jalan tiba-tiba boscha minta untuk di ajak naik trans jakarta katanya penasaran kaya apa rasanya dan katanya bagus ada treknya jadi kaya tamia, maklum gak jauh dari tempat tinggal kami ada halte busway itc permata hijau. Emang ada-ada ajasi boscha tapi mas hendri meng iyahkan, aku juga gak keberatan sama sekali, biar di situ boscha bisa belajar naik kendaraan umum dan rencananya sabtu ini tujuannya ke senayan city mau beli buku-buku baru.

    Setelah aku dan mas hendri selesai nganter boscha dan suster suasana jadi akward karena kita tinggal berdua di mobil, aku deg-degan.

    “sekarang kita mau kemana?” tanya mas hendri memecah keheningan.

    “umm, kerestoran mas. Biar aku aja yang bawa mobilnya” jawab aku agak gugup.

    “gak apa-apa biar mas aja” jawabnya.

    “di daerah mana ?” tanya nya lagi.

    “oh daerah kemang mas, mas tau gak ?” jawabku.

    “apanya ? restorantnya? Jelas gak tau lah kan baru pertama kali hahahaha, tapi kalo daerah kemang aku sih tau, gini-gini aku masih tulen jakarta ko”
    jawabnya.

    “maksudnya tulen jakarta apa yah?” tanyaku dalam hati “oh gitu hehehe yaudah nanti aku kasih tau sekarang kita jalan aja mas” jawab ku.

    “ok, ko kamu gugup gitu kenapa ? santai aja lagi..” serunya sambil mulai menjalankan mobil.

    “nggak apa-apa ngerasa aneh aja” jawabku.

    “aneh kenapa ? apanya yang aneh? ada yang salah dengan mas?” jawabnya.

    “nggak, cuma aku ngerasa kenal sama mas tapi dengan pribadi yang berbeda aku jadi agak bingung” jawabku lagi

    “oh gitu, sudah terbiasa dengan adik mas ya ?” jawabnya.

    “....iya” lalu aku langsung menghadap jendela. Tiba-tiba aku merasakan punggung ku depegang.Aku kaget dan merinding. Tapi aku berusaha se rilex mungkin.

    “maaf buat yang tadi pagi, mungkin mas keterlaluan sama kamu” jelasnya.

    “gak apa-apa kok” lalu aku menundukan kepala ku. Tiba-tiba tangan mas hendri mengelus punggung ku lalu mengelus kepala ku.

    “mas ngerti pasti berat ngurus boscha sendirian dan kamu sendiri sebenarnya merasa masih butuh seseorang orang yang ngurus kamu” ucap mas hendri sambil
    mengarahkan tatapannya ke jalan karena berkonsentrasi membawa mobil.

    Rasanya aku mau menangis, ku tahan dan akhirnya lepas juga air hujan di mataku. Lalu tiba-tiba mas hendri merangkul ku dan menarik kepalaku ke bahunya dengan tangan kirinya. Bukan segera berhenti air mataku tapi malah semakin deras. Aku malu sperti anak kecil saja tapi aku gak bisa berbohong dengan hatiku kalo sebenarnya aku memang sangat kesepian dan sendirian diperlakukan sperti ini membuat aku ingat dengan keluarga ku.

    Aku luluh dengan sikap mas hedri dan perasaan aneh muncul di hatiku. Aku tatap wajah mas hendri yang sedang konsen melihat jalan, mungkin ngerasa di liatin dia terus balas nengok ke arahku terus senyum, aku salting dan langsung mengalihkan wajah ke jendela dan mengusap sisa-sisa air mataku.

    “udah-udah jangan nangis ya adik kecil” sambil mengacak-acak rambut ku.

    “aku sudah besar tau!” tiba-tiba saja aku merasa jadi diriku sendiri, yang selama ini harus berpura-pura tegas dan dewasa di hadapan boscha.

    “iya, iya..ngomong-ngomong kita udah sampe nih di kemang, yang mana nih?” terang mas hendri.

    “oh iya ya, yang itu mas yang tingkat banyak pohon bambunya tuh yang plangnya ada tulisan 7 asia liat kan?” jawab ku mencoba menjelaskan.

    “ok” jawabnya.

    Entah kenapa habis kejadian itu aku merasa jadi akrab dengan mas hendri. Habis memarkikan mobil kami segera turun. Aku lihat suasana sudah cukup ramai sebagian besar anak-anak muda, biasanya kalo siang orang kantor kalo sudah beranjak sore kebanyakan keluarga.

    “mas fauzan!” sapa riyan salah satu pekerjaku. Lalu mendekat.

    “itu....?” lanjut riyan dan gak tau kenapa tiba-tiba semua pekerja ku di restoran mengarahkan matanya ke arah ku dengan pandangan penuh pertanyaan.

    “kenapa sih kalian? Liatin apa?” tanyaku penasaran karena aku takut keliatan abis nangis, belum sadar sebenarnya yang di lihat mereka adalah mas hendri.

    “mas fauzan itu mas hendra?!!!!!” tanya intan salah satu pekerjaku dari tempat kasir.

    “hah??...... OH!!! Iya iya aku lupa..ini..” “yang bener mas??!! Jadi ini mas hendra?”jawabanku belum selesai langsung di potong oleh rahmat selaku manager di
    restorant ini.

    “aduh bukan! Nanti saya jelasin, itu malu di liatin sama pelanggan!” jawab ku.

    Lalu semuanya bubar, setelah beberapa menit akhirnya aku mengumpulkan semua pekerjaku dan menjelaskannya yang sebenarnya sambil meperkenalkan mas hendri ke mereka. Dan respon mereka hanya kaget dan tidak menyangka dan pasti..heboh!.

    “maaf ya mas mereka tuh emang bener-bener” jelasku sambil duduk di meja yang kosong bersama mas hendri.

    “nggak apa-apa pantes lah mereka kaya gitu hahahaha” jawabnya.

    “ternyata adik mas terkenal juga ya..” lanjutnya sambil melihat arah jalan.

    “hahaha iya soalnya hampir setiap hari kak sabrin sama mas hendra dateng ke sini jadi ya mereka udah di kenal banget sama anak-anak di sini” jawabku.

    “hum bagus deh, tambah berat deh tugas pemeran penggantinya hahaha..” jawabnya.

    “loh kenapa bilang gitu, kan biarpun kembar tapi kalian kan beda dan mas gak perlu jadi kaya adik mas cukup jadi diri sendiri” jawabku mencoba bergantian
    menyemangati.

    “kalo itu aku juga ngerti yang sulit itu membuat orang lain ngerti kalo aku hendri bukan hendra om bango hahaha” jawabnya singkat dan langsung membuat
    aku diam seribu bahasa rasanya..mak jlub jlub.

    “aku tau kamu juga merasakan hal yang sama kan? Kamu merasa kok aku beda banget sama hendra kan?” jawabnya sambil tersenyum mencoba menghilangkan raup muka kecewanya.

    “iya..emang gak segampang kalo berbicara..maaf ya mas..” jawabku.

    “iya gak apa-apa, emm udah jam berapa nih? Gak jemput boscha?” tanya mas hendri

    “oh iya lupa yaudah mas ayo kita pergi” jawab ku sambil bangkit dari tempat duduk, dan langsung berpamitan dengan semuanya dan sambil bilang Ganbatte minna! .

    ~~~~

    Setelah menjemput boscha kami bergegas menuju itc setelah itu pulang karena boscha harus tidur siang dan sorenya dia rutin main sama teman sekomplek sambil berkeliling dengan suster habis itu mandi kerjain pr sedangkan aku biasanya ke resto lagi untuk ngecek aja. Sepanjang perjalanan boscha bercerita saat di sekolah tadi. Dan kami semobil tertawa mendengarnya.

    Sungguh hari yang menyenangkan, aku harap akan terus seperti ini...

    mohon maaf jika kata-katanya kurang enak di baca atau belibet...minta kritk dan sarannya..dari para pembaca..kalo perlu kritik pedas hehe
  • q gk mw kriti ah... Hanya mw bilang udh bagus, n Lanjuutt...
  • kasih jejak, belum ada komen, ntar kalo ada lanjutan mention2 ya! ;)
  • @Monic terimakasih sudah mampir..iya nanti lanjutannya hari ini di usahakan selesai dan di posting..
  • @masdabudd iya masbud, makasih banyak udah mampir mohon kritik dan sarannya..hehehe..hari ini di usahakan lanjutannya selesai dan di posting
  • Wuih, dari segi penulisan memang berantakan banget kak :) but, trust me dari sisi ceritanya benar benar menarik! Dan itu membuatku tak peduli jika tulisanya berantakan! Well, lanjut cepat ya!

    Mention ya kak klo updet ;)
  • tandain ah, sepertinya bakalan seru
  • tinggalin jejak di sini dulu nanti kalau posting jangan lupa mensen ia bang
  • @Klanting801 jadi malu hahaha bener aja berantakan..hahaha maaf amatiran jadi masih bingung menyusun kata-kata dengan baik dan benar..bahasa indonesia ku emang jelek haha
  • @the_rainbow terima kasih banyak kaka sudah mampir dan baca tunggu lanjutannya ya..hehehehe
  • @zhedix makasih udah mampir..iya siap pasti di mention..hehehe
  • Hoho, tapi kak namanya juga pemula pastilah tulisanya tidak sempurna sama kaya ak dan aku mau ngoreksi kak!

    Contoh 1 :
    "lagi sama dia sih"
    nah itu salah!
    Contoh 2 :
    "(L)agi sama dia sih(.)"
    itu benar! Perhatikan perbedaanya, Jika memulai percakapan hendaknya harus selalu huruf besar dan jangan lupa diakhiri oleh titik atau koma kak, itu aja sih. Biar kakak makin tau jika cara tulis menulis sebuah crita begitu :D
  • @Klanting801 wah makasih banget ya hehehe..siap siap nanti di yang berikutnya bakal di perbaiki..hehehe makasih banyak buat masukannya
  • :) sama-sama kak, aku seneng bisa liat orang sukses atas saranku.
    Oh ya updet cepet, awas gak cepet tak juluki kudet loh

    kurang updet maksudnya ( " -___-)
Sign In or Register to comment.