It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
bang, kalo update aku di mention ya, soalnya aku jarang ke bf, maklum ini aja numpang .. hehe
umm..btw td ada typo sih satu, tp lupa dmana.. *bisik2 takut dimarahin om aby karna ga nunjukin yg mana
nih mumpung aku masih inget
*napas lega..fiuhhh
yg rekomendassin cerita bli bia tuh banyak banget, bhkan dr penulis senior macam Kang Ote chocolatos aka oktaviandri hendra, juga pembaca-pembaca yg lain. tp ntah karena sok sibuk (narsisnya kadang kumat) ato karena aku juga sempet jadi penulis ( rahasia umum penulis yang streaping tuh pasti agak ogah-ogahan baca cerita orang -itu ngaruh ke gaya cerita yang kita tulis kan) so aku hanya sempe baca cerpen2 punya bli bia.
semua kriti n komen kayaknya udah mewakili, n ketika aku sapai di cebung ini, shit, aku langsung jatuh cinta dengan gaya ceita, gaya bahasa dan cara bli bia membuat pembaca seolah menjadi apa ya...ya semacam itulah, susah kali aku jelasinnya. terlebi cerita ni nyangkut2 soal traveller. aku langsung masukin daftar cerita yang mesti dibaca sampai end ( aku gabisa pake bahasa inggris soalnya, heu)
udah kepanjangan ah, intinya mah,i loph this story.
Sempet ketipu jg nih sm dua chapter terakhir, ternyt beda sudut pandang,,
etapii kan uda ada calon yg baru buat Satya *lirik Luke* >,<
Lanjut yuuuh ditunggu lanjutannyaa~~~~
“Sekarang rencana lo apa?”
Satya udah cerita ke gue tentang hubungannya sama Patrick yang akhirnya finish. Fiuh! Gue lega akhirnya Satya putus dari Patrick. He’s a total dick! Pardon my English. Tiga tahun gue jadi sahabat Satya, baru kali ini ada laki-laki goblok yang cheated on him for his ex. Well, mungkin memang Patrick bukan Prince Charming yang cocok buat Satya. After all, he never looked for Prince Charming anyway.
“Maksud kamu?”
Satya banget! Sok nggak ngerti maksud pertanyaan gue.
“New boyfriend?”
Gue liat Satya cuman ngasih senyum tipis. Pertanyaan gue nggak salah kan? Setelah putus, prinsip gue ya nyari cowok lagi. Apalagi, gue tahu, putus itu kalimat yang sangat wajar dan biasa (forgive my sarcasm) di dunia gay kayak Satya, meski gue tahu juga, Satya bukan penganut paham I’m-available-now-so-you-can-fuck-me. Satya, lebih old fashioned masalah dating, apalagi pacaran. Ya, sekalipun dia gay.
“Kamu tahu aku butuh waktu buat healing dari Patrick.”
“Don’t give me that crap, Satya. Patrick nggak pantes buat lo pertahanin di pikiran dan hati lo sampai bulanant. He’s a total dick! He cheated on you! Lo itu, kadang memang terlalu oke-oke aja sama orang macam Patrick yang udah bikin lo sakit hati.”
Satya cuman ngehela napasnya. Gue tahu ini bukan sesuatu yang biasa dialami oleh Satya. Dikhianati maksud gue. I believe, this is his first. Cuma ya, kalau sampai gara-gara Patrick dia istirahat bulanan atau tahunan buat pacaran lagi, gue bakal jadi orang yang getokin kepala dia sampai otaknya bener lagi.
“Lukas keren juga ya main surfingnya?”
Kali ini, gue mau nggak mau, setuju sama ucapan Satya. Sekalipun mungkin itu cara dia buat ngalihin obrolan kami barusan. “Banget.”
Kami lagi di Balangan, nemenin Lukas yang lagi surfing. Sebenernya, rencananya cuman gue sama Lukas doang, but then, Lukas bilang, kenapa nggak ngajak Satya. I said, why not? Kebetulan pas gue tanya, Satya juga lagi bisa. So, we ended up here at Balangan.
Cuaca lagi cerah Sabtu ini dan ombak kayaknya juga lagi bagus banget buat surfing. Udah hampir sejam Lukas surfing which means, udah hampir sejam juga gue sama Satya ngobrolin tentang…Satya. Belakangan, gue agak sibuk di hotel jadi intensitas ketemuan gue sama Satya juga nggak banyak. Ngobrol di YM sama ngobrol langsung jelas beda.
“Kalian udah kemana aja?”
“Maksud lo gue sama siapa?” tanya gue bingung.
“Lukas lah. Kos kalian deket, kerja di hotel yang sama. Wajar kan pertanyaanku?”
Sejujurnya, gue dan Lukas belum kemana-mana juga selain dinner dan belanja kebutuhan sehari-hari. Itupun kalau pas kebetulan lagi nggak buru-buru sebelum dinner. Lukas orang yang nyenengin and I’m comfortable being around him, cuman, sebagai cewek, gue tetep ngerasa kalau Lukas itu misterius. Gue nggak bisa baca emosi Lukas karena dia selalu jadi this happy-go-lucky type of guy. Selalu senyum seolah semua baik-baik aja. Well, nggak ada orang yang baik-baik aja terus kan? I hate that kind of person. Gue jadi nggak bisa nebak suasana hati dia. Selama ini, I can proudly say that I’m pretty good at reading people.
“Belakangan gue sibuk di hotel dan shift Lukas juga keseringan sore, jadi ya, nggak sering-sering juga gue keluar sama Lukas.”
Sometimes, lying is better than telling the truth.
“Abis ini mau kemana?”
“Gue sih kemana aja siap, nggak tahu Lukas. Lunch kali ya? Gue laper.”
“Tempat biasa?”
Gue cuman ngangguk.
Perlahan, gue liat Lukas dengan santainya jalan ke pantai dengan menenteng surfing boardnya. Kombinasi air laut yang netes dari rambut coklat kemerahannya, tubuhnya yang basah serta senyumnya begitu liat gue sama Satya, bikin gue tiba-tiba sesak napas. Gue tahu, Lukas itu good looking. Gue bukan bandingin dia sama Robert Pattinson atau Taylor Lautner ya, tapi buat ukuran bule Eropa, Lukas bisa dibilang bikin mata jadi seger. Mungkin, bukan fisiknya aja yang bikin gue sekarang sesak napas, tapi juga personality dia. And that megawatt smile. Damn!
Ini bukan pertama kali gue liat Lukas keluar dari air dengan tubuhnya yang masih basah, tapi, gue juga nggak tahu kenapa kali ini, liat Lukas seperti itu, punya efek yang beda ke gue. Mungkin, karena sebelumnya, pikiran gue lagi mikirin hal lain. I don’t know. Tapi, kali ini, ingatan gue dengan jelas ngerekam setiap gerakan Lukas. And I can’t take my mind off of that image.
“Sorry bikin kalian nunggu,” ucap Lukas begitu sampai di tempat gue dan Satya duduk.
Lukas langsung ngerebahin tubuhnya di sebelah gue dan mejamin mata. Gue cuman bisa nelen ludah doang ngeliat dada dia naik turun, berusaha buat ngatur napasnya.
“You’re good, Lukas.”
Gue masih diem sementara Satya berusaha buat ngebales ucapan maaf Lukas barusan, yang sama sekali nggak ada hubungannya. But, he has a point and I’m agree. Gue tahu yang dimaksud Satya disini pasti tentang how good he is at surfing. Lukas ngebuka matanya sebelum mandang Satya.
“Do you think so?”
“Kalau menurut gue sih Satya ngomong apa adanya.”
Ucapan gue cukup buat bikin Lukas senyum. And I said the truth. Nggak banyak traveler yang gue temui sejago Lukas. Kebanyakan dari mereka ke Bali buat belajar atau paling nggak, belum sampai levelnya Lukas. Ini kenapa gue jadi bandingin Lukas ya? Apa efek dia keluar dari air tadi masih bikin otak gue kacau?
“So, kita kemana habis ini?”
“Mungkin makan siang?” jawab Satya sekalipun nada suaranya lebih seperti butuh persetujuan daripada nanya.
“Yuk ah, gue laper. Makan di Mak Jo aja yang deket. Abis itu kita omongin lagi mau kemana.”
“Bentar lah Ren, Lukas juga baru keluar dari air. Biarin dia ambil napas dulu.”
Gue mandang Satya, yang dibales dia dengan tatapan nggak ngerti kenapa gue natap dia kayak gitu.
“Gue beli minum bentar ya? Haus banget.”
Gue langsung berdiri dan jalan ninggalin Satya dan Lukas. Well, beli minum ini sebenernya cuman alasan gue buat ngejauh dari Lukas. Kenapa? Seeing him laying down half naked and wet, will drive my mind wild. Gue cewek normal ya, jadi wajar kalau liat Lukas dengan posisi tidurannya itu serta bayangan dia keluar dari air, bikin gue jadi nelen ludah berkali-kali dan detak jantung gue jadi nggak beraturan.
Gue langsung duduk di bangku di warung kecil sambil mesen orange juice sementara pandangan gue nggak beralih dari Lukas, yang sekarang udah duduk dan lagi ngobrol sama Satya. Gue jelas nggak tahu apa yang mereka obrolin karena gue nggak punya pendengaran super kayak kelelawar, tapi, gue liat Satya ketawa, Lukas juga ketawa. Gue? Cuman senyum.
I know I’m not a saint, bahkan, bisa dibilang gue ini bitch. Terserah definisi lo atas kata bitch itu sendiri. Tapi, saat ini, momen ini, gue bisa ngerasain sesuatu yang entah bakal jadi kenyataan atau nggak. Gue bukan cenayang yang tahu masa depan orang bakal kayak apa, let alone, my own future. Cuman, gue percaya feeling gue. And what is that? Biar gue aja yang tahu. Bakal gue kasih tahu kalau nantinya feeling gue bener. But, not now.
Tangan gue ngelambai pas Lukas ngarahin pandangannya ke gue, with his megawatt smile-nya itu sambil ngelambaiin tangannya. Dibalik sunglasses yang gue pakai, dengan jarak yang cukup jauh dari Satya dan Lukas, gue ngerasa lega. Karena kalau gue ada disana, gue pasti bakal sewot mikirin sesuatu yang gue belum tahu pasti.
Gelas orange juice gue udah tandas dan rasanya, perut gue udah nggak bisa diajak kompromi lagi. I need to eat. Soon.
Abis bayar minuman, gue langsung bangkit dari kursi dan jalan balik ke arah Satya dan Lukas, yang sepertinya, lagi asyik ngobrolin sesuatu. Sekali lagi, gue nggak punya pendengaran super kayak kelelawar, jadi, gue nggak tahu mereka ngomongin apa.
“Udah siap pergi sekarang? Gue beneran laper nih.”
“Are you hungry, Rena?” tanya Lukas
Gue ngangguk. “Banget. Udah yuk ah!”
Tanpa nunggu Satya ataupun Lukas, gue jalan duluan ke parkiran. Balangan ini memang terkenal buat surfing, terutama yang udah mahir macam Lukas. Ombak di daerah selatan ini memang tinggi dan gede tapi karang disini juga banyak. Jadi, kalau belum jago, mending jangan surfing disini. Anyway, begitu gue sampai parkiran, gue langsung naik ke motor sembari nunggu Satya dan Lukas.
“Lo mau begitu doang ke Mak Jo?”
Gue liat Lukas belum pakai baju. Masih pakai boardshortnya doang. Bisa-bisa konsentrasi gue bukan ke jalan kalau liat Lukas cuma pakai boardshort doang.
“I’ll put my t-shirt later on. Don’t worry, Rena. Aku nggak akan malu-maluin kamu atau Satya hanya dengan pakai boardshort .”
“Rena, duluan aja nggak papa. Aku sama Lukas di belakang.”
“Ok.”
Gue nggak mau ngebantah ucapan Satya karena gue juga pengennya begitu. Dengan gue di depan, paling nggak, gue bisa konsentrasi ke jalan. Gue nggak mau pikiran gue lari ke Lukas yang baru keluar dari air dengan….crap! Kayaknya mental image gue tentang Lukas nggak bakal berubah dalam waktu dekat. Gue harap, pikiran gue bisa dikontrol, terutama pas di hotel. Gue nggak nyalahin siapa-siapa sih. It’s just the woman side of me yang pasti dan dijamin bakalan susah buat konsentrasi sekalipun liat Lukas pakai seragam.
Gue nggak mau bilang kalau gue cinta sama Lukas. But, gue juga nggak mau bilang kalau gue nggak ada rasa apa-apa sama dia. Cukup adil juga kalau gue bilang, let time tell me how this is gonna be. Or where this is going to end.
Itu aja.
Selamat puasa ya buat yang puasa. Semoga bisa pol sampai akhir Ramadhan nanti. Amiiin. Jd inget juga kalau dua tahun lalu posting BEST MAN di warung sebelah juga pas puasa, hehehe. Nggak nyangka, udah dua tahun aja...
@Adra_84 : have you found the difference that you meant? Well, as a writer, I need to grow in terms of my writing, right? I need to explore new things or experiment with new approach of writing. I don't expect ppl to always like what I write
@Adam_08 : Idih, sneyum doang komennya
@kiki_h_n : Thank you!!!! Tiap orang pasti punya pendapat kan? Jadi, ya, aku berusaha menghargai pendapat semua readerku tanpa harus setuju dengan semua yang mereka bilang Ngiri sama Satya dimananya? hehehe
@arieat : Karena alasan selingkuh itu yang paling nyesek kan? hahahaha
@tyo_ary : Dibaca lebih seksama ya? Masak iya aku bikin cerita panjang cuma 3 Chapter doang
@Zhar12 : ceritaku dibaca dan dikomentari aja udah makasih banget, apalagi kalau pada suka dan merasa kalau cerita2ku menginspirasi. That's more than enough for me. Setelah BEST MAN, munafik kalau aku bilang nggak pengen cerita2ku selanjutnya disukai banyak orang kayak BEST MAN. Tapi, lama2 aku sadar, kalau nggak akan pernah ada karya yang sama. Jadi, aku berhenti buat berpikir untuk bikin cerita yang bisa menyaingi BEST MAN karena kalau aku berpikir kayak gitu, akan ada beban dan jatuhnya, cerita2ku akan terasa dipaksakan. Alasan aku nulis cerita2 itu karena aku pengen nulis tentang tema2 itu. Bukan atas permintaan siapapun. Jadi, setiap ada cerita baru, aku tahu dan sangat sadar, kalau pasti ada yang suka dan ada yang nggak. Itu wajar. Orang punya selera dan ekspektasi masing2 yang jelas nggak bisa aku penuhi satu2.
Jadi, aku selalu berusaha yang terbaik untuk setiap cerita yang aku tulis. Masalah itu bagus atau nggak, disukai atau nggak, yang terpenting buatku adalah, aku belajar hal baru dari setiap cerita yang aku tulis. Dan kayak aku bilang sebelumnya, aku nggak bisa bikin semua orang seneng sama cerita2ku. Pasti ada yg suka dan ada yang nggak. Jadi, aku fokus sama yang seneng aja baca cerita2ku daripada yg nggak. Kenapa? Karena lebih baik fokus ke hal yang positif daripada yg negatif kan? But, thanks a lot but komen kamu. Pasti aku jadikan masukan kok Dan jangan kapok buat kasih kritik ya? I'm open to critics
@chaliszz : ooooo begitu Thank you
@totalfreak : Mau tanya apa? tanya aja. Kalau aku tahu pasti aku jawab kok, hehehe. Ya, kalau menurutku sih slow, hihihihi. Ya liat aja lah ntar gimana jatuhnya
@ardi_cukup : Belum
@Emtidi : memang sengaja buat nipu sih
@DM_0607 : Ini udah dimention kan? Numpang siapa? lol
@yuzz : Sini aku getok! Lol. Lain kali distabilo ya? biar nggak lupa Untung @totalfreak nunjukkin jadi langsung dibenerin, Thank you ya?
@caetsith : Iya, masih agak jauh Sabar ya?
@alabatan : Thank you akhirnya mampir! Hahahaha, makanya aku updatenya seminggu sekali, biar pada penasaran dan biar ada jeda juga. Kalau keseringan nulis pasti nggak akan kebawa kok gaya nulisnya, karena pasti udah kebal Aku baca banyak buku juga nggak ngaruh tuh ke gaya tulisanku, hehehe. Semoga suka sampai tamat ya? Ditunggu komen2 selanjutnya
@tama_putra : Hahahaha, nyamainnya kenapa harus Nasi Padang? LOL. Thank you ya? Semoga suka sampai tamat
@jakasembung : Emang Begin Again? Lol. Ngomong2 random, ini PP ku modelnya Taylor Swift yg di Begin Again loh, pertama klai liat langsung berasa lupa sekitar #haish Cakeeepp!!!!
@Tom_Cattz : Belum
@fenan_d : ya, berharap aja ya? berdoa yang rajin biar happy ending
@WinteRose : Ini udah dilanjut kan?
Colek2 siapa ya? @masdabudd @yeltz @darkrealm @tialawliet @adzhar @venussalacca @alvian_reimond @sky_borriello @zackattack @andhi90 @rarasipau @iboobb7 @BB3117
Maybe in your others stories, the intense was so great that in times, I need full attention when i'm reading it but in this story, I found that i'm more relax or, maybe i'm too early giving you the conclusion? Hehehe...
Whatever that is, this really hooked me. Trying the new path doesn't mean everything gonna be bad, right? It's part of growing up, anyway.