It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Terima kasih.
Persis! Jembatan. Common ground dimana pihak-pihak yang berbeda pendapat bisa saling merangkul.
Sebetulnya 'kan sederhana. Dengan kesadaran penuh bahwa kita semua manusia biasa yang biasa berbuat kesalahan karena kekurangan-kekurangan yang kita miliki, sikap saling hormat yang tulus (bukan yang normatif) seharusnya dikedepankan demi terwujudnya cinta sejati, kedamaian, dan harmoni yang seharusnya diletakkan di atas segala jenis perbedaan.
Mengakui perbedaaan-perbedaan yang ada menurut gw adalah sesuatu yang konstruktif.
Sayangnya muslim2 outspoken macam gini, termasuk yang memang berstatus imam, SANGAT JARANG. Ironisnya lagi, di negara2 teokratis Islam mereka malah dibunuh. Silakan tengok Iran, Pakistan, dan negara-negara timur tengah dan beberapa di Afrika. (Isu teokrasi ini juga berlaku untuk negara-negara mayoritas Kristen di Afrika).
Nah, kalau sudah begini, kita harus analisis agamanya itu sendiri.
Betul, teokrasi busuk itu juga berlaku untuk negara-negara mayoritas Kristen!
Itulah masalahnya. Di tangan orang yang salah, Kitab Suci apapun bisa jadi sama destruktifnya dengan nuklir.
Satu-satunya jalan memang memperbaiki otak generasi mendatang dengan pendidikan yang berkualitas. Jalan pertamanya adalah dengan mengubah habis-habisan sistem pendidikan pendidik (guru). Gw terkesan banget dengan Finlandia. Di sana, guru TK aja gelarnya Master, lho!
Gile! Di sini, mana ada orang yang gelarnya master mau ngajar anak TK. Gengsi ketinggian. Juga, di Finlandia, profesi guru itu termasuk dalam 3 profesi paling diminati kaum muda selain pengacara dan dokter.
Have you checked your inbox?
Would you mind sending me the e-book or pdf version of that book to my email : [email protected]
Many thanks.
Btw, I am still waiting your response through private message.
Bagi umat muslim, khususnya saya dan sebagian yang ada di forum ini, alquran dan sunnah adalah sumber hukum, baik itu sesuai dgn keinginan kita atau tidak. Pandangan islam tentang homoseksualitas adalah jelas, terlarang. Titik. Adapun ada sebagian yang menganggap boleh itu adalah mereka yang umumnya tergabung dalam islam liberal.
Bukan berarti saya anti gay, karena tak dapat dipungkiri saya berada di komunitas ini. Jika buku tersebut mau dijadikan pijakan utk menenteramkan diri dalam konteks pribadi, ya monggo. Tapi ingat tidak bisa digunakan sebagai landasan hukum untu membenarkan perilaku homoseksualitas secara umum.
Turut mensummon @Ambigu, @jokie, @sinjai, @Aabdu untuk turut serta menyampaikan pandangan di sini.
@requiem: lakum dinukum waliyyadiin. Untukmu agamamu dan untukku agamaku...
gw sih melihatnya secara tersirat si TS sudah sedikit pro ke pengarang buku
untuk umat Islam tidak ada buku lain yg bisa dijadikan pedoman hidup selain Quran dan Hadist. Dan INGAT, Quran tidak bisa dirubah sesuai kebutuhan. Kitab ini bukan firman manusia, tapi firman Allah. jadi tidak bisa main dirubah saja, hanya karena waktu turun firman2 tersebut bukan masa sekarang. kalau kitab lain, itu ya urusan agama dengan kitab tersebut.
kalau tidak bisa percaya dengan itu, mungkin saatnya mempertanyakan ke-Islaman kita.
bknnya mau sok atau lainnya, tp gw rasa pembahasan mengenai agama, ke-Tuhanan dan kepercayaan lainnya balik ke individual masing2. ada baiknya kita tdk menjudge atau berkomen sesuatu kl kita tidak mempunyai dasar yg kuat. jd istilahnya ky anak SMA baru belajar Biologi Anatomi tubuh manusia tp berusaha melakukan operasi Bedah ala dokter spesialis bedah.
Mohon penjelasan lebih lanjut, pak, di bagian mana tepatnya.
Lalu,
Saya menangkap kesan yang kuat bahwa Anda tidak menyukai--for lack of a better word--aliran liberal dalam Islam. Mohon koreksi apabila salah.
Lalu,
Nah. Itulah maksud saya sejak awal membuat thread ini, pak. Setuju juga, pak, bahwa perilaku homoseksualitas tidak dapat dibenarkan menggunakan aturan-aturan dari agama (khususnya agama-agama Abrahamik).
Trims!
Tersirat? Tersurat lebih tepat rasanya, pak. Kalo gw tidak suka (pendirian) si pengarang, besar kemungkinan gw tidak akan "mempromosikan" bukunya di sini.
Kalau bicara tentang teks, maka, jelas, tidak ada yang lain, pak. Gw gak akan mendebat itu.
Mengikuti alur pikir lo. Kalau menurut lo semuanya balik ke individu masing-masing, berarti dalam kasus ini, lo, si pengarang buku itu dan 3 orang pengulas lainnya (yang ulasannya gw copas di salah satu balasan thread ini), berhak memiliki sikap tersendiri mengenai masalah ini. Betul?
Setuju, pak. Bahkan, menurut gw, mengomentari sesuatu dengan nada menghakimi itu tidak pernah bijaksana bahkan ketika kita memiliki dasar yang kuat tentang hal yang kita komentari.
Trims.
Tapi sebenernya ini pembahasan yang gak akan habis juga kalo dibahas, karena setiap masing-masing kepala pastinya punya pikiran yang berbeda. Kalo membahas ini yang dijadiin tolak ukurnya kitab suci, yang gw tau juga tiap kitab suci itu melarang untuk homoseksual. Karena emang gak ada pembenaran untuk perilaku ini.
Tapi setiap orang kan juga mempunyai penilaian masing-masing untuk memberikan jawaban apa yang dia pikirkan atau yang dia baca, jadi kayanya gak bener juga kalo nyalahin penulis buku itu. Karena dia kan juga hanya menyampaikan pendapat dia setelah melakukan riset atau apapun yang membenarkan pendapatnya.
Kalo gw pribadi menyadari kalo gay itu salah, walau gw ada dalam komunitas ini. Gw juga gak mau membenarkan ataupun mencari sesuatu untuk bernafas lega tentang ini. Tapi kan gw juga berhak mencintai seseorang ya walaupun itu terlarang atau diharamkan. Apa salahnya menunjukkan cinta selama kita sendiri bisa menjaga batasan itu.
Maaf ini cuma opini saya aja. Salam kenal ya buat semua ya ada trit ini.
Btw, ada juga lho agama yang tidak melarang. Tapi, silakan lakukan telaah sendiri. Aku gak akan elaborasi di sini.
Semoga bisa cepat mengambil sikap, ya. Aku pernah tau rasanya bingung dan terombang-ambing seperti itu.
Selamat istirahat!
nyahahaha
gw tau aliran lo, gw pny temen yg pasti bakal komen seperti lo
yg gw anehkan jelas2 sudah tertulis di kitab suci agama Islam, ya udh ga bs diganggu gugat lah. kecuali lo pny kuasa utk mengedit isi Quran dan diamini sama semua penganut agama Islam seluruh dunia
ini tipikal debat kusir yg ga akan berujung kemana2, ga akan ada solusi. krn lo pny kepercayaan sendiri dan begitu juga org lain yg tdk pro pengarang buku.
kl emg merasa pny dasar yg kuat ya bagus lah, tp dasar lo jgn hny buku itu, tp hrs bawa dalil berdasar Al-Quran dan Hadist. dan hati2 saat mengutip Al-Quran dan Hadist, kl tidak paham benar bisa salah arah. ada baiknya konsultasi dulu dgn yg ahli misal ustad2 atau kyai yg TS kenal dan percayai
gw mo mengakhiri ini seperti yg tosan_kun bilang, untukmu agamamu untukku agamaku.
toh ntar mati sendiri. hahahaha
Segila-gila gw mikir, gak akan mungkin gw berani ngutip apapun dalam Kitab yang Suci, Al-Qur'an maupun teks Islam lainnya seperti hadi, maupun yurisprudensi lain seperti fiqh. Pengetahuan gw nyaris nol tentang itu semua dan gw gak mimpi bisa menguasai.
Karena itu gw bingung sama beberapa dari lo yang keliatannya bersikeras kalok gw sudah mengutip hal-hal yang gw sebut di atas.
Gw akhiri dengan ini.
Hanya karena kita merasa sesuatu itu aneh, atau lain, atau berbeda, kita tidak semerta-merta bebas memberi label 'salah'. Khususnya ketika kita menolak memeriksa lebih seksama tentang keanehan atau 'kelainan' itu. Semata-mata karena kita tidak tinggal sendirian saja di dunia ini. Tidak kita, tidak komunitas kita, tidak pula negara kita.
One more thing. I don't raise any flag in this life other than the flag of love, peace, and harmony. And of course, the red-white Indonesian flag.
Wisely worded, @requiem.
Setiap orang BERHAK mengemukakan pendapat. Setiap orang juga berhak menggunakan nalar kritisnya dalam membahas sebuah topik, apa pun itu.
But then again, gw nggak akan memulai debat agama vs moderasi agama di sini. Nggak efektif sama sekali. Yang gw lakukan selama ini juga biasanya, gw menghadiri diskusi dan debat sehat secara langsung, bukan di internet. Dan pengalaman gw adalah, dalam atmosfer saling menghargai pendapat, diskusi biasanya berjalan lebih lancar, dan selalu ada pelajaran bermanfaat yang bisa setiap orang ambil setelah diskusi.
Dalam salah satu diskusi yg gw hadiri, gw pernah juga kok berdebat dengan pencari2 suaka dari Timur Tengah di Belanda. Mereka muslim. Dan mereka gay. Mereka melarikan diri dari negara2 mereka karena pemerintah atau masyarakat di sana mau membunuh mereka karena mereka gay (termasuk partner gw sendiri, jadi gw tahu banyak tentang ini).
Tentu saja kita bisa bilang lakum dinukum waliyadin, tapi kalo orang mulai menggunakan agama sebagai justifikasi untuk membunuh, kita kan nggak boleh diam. Kaum gay lho yang dibunuh. Orang-orang kayak kita, kayak kamu juga, yang memilih untuk menjalani hidup dengan jujur, bukannya menjadi hipokrit2 yang bilang ini dosa itu salah tapi tetep aja dijalani.
I rest my case.