Hadeh... Ghimana sii Abyan ini. Cerita pertama aja belum tamat, tapi udah mau buat story baru. Ck ck ck... Maruk amat ya'?
This is my 2nd story. Cerita sebagian besarnya adalah FIKTIF belaka. Hanya sebagian kecilnya aja yang berdasarkan cerita rakyat setempat.
Udah ah, kebanyakan ngemeng, ntar malah gk jd udate cerita lagi.
DEVIL IN LOVE, hope you like it.
Happy reading...
VINO P.o.V
MALAM ini tidak sama seperti malam lainnya. Suasananya benar-benar suunyi, sepi. Bahkan tak tedengar suara gemerisik daun terkena terpaan angin. Kota ini bagaikan kota mati, pikirku. Suhunya benar-benar dingin. "Sial!? Aku lupa bawa jaket." Sekilas aku mengedarkan pandanganku kesekeliling jalan ini. Tidak ada siapa-siapa. Tumben sekali!!
Aku melihatnya. Dia sedang menghabisi nyawa seseorang dengan menghisap habis darahnya. Wajah orang itu pucat pasi. Dengan mata terbelalak ngeri , berwarna putih seputih mutia namun tiada sinar disana. Sungguh mengerikan!! Seketika bulu kuduk-ku meremang, menandakan aku sungguh ketakutan. Benar-benar takut.
Sang penghisap darah hanya memiliki kepala dengan telinga super besar berfungsi sebagai sayap agar dapat terbang dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Dan jeroan -hati, jantung, paru-paru dan usus- yang menggantung. Dengan penampilan seperti itu, dia dapat membuat orang mati hanya dengan melihatnya.
Tiba-tiba makhluk itu melihat kearahku. Matanya merah semerah saga akibat amarah yang membuncah. Namu, aku juga melihat kepedihan dan kesedihan yang teramat dalam dimatanya. Aneh, pikirku.
Lalu dia menggeram untuk menakutiku. Tapi entah mengapa aku tidak takut sama sekali. Bukannya akun lari terbirit-birit, malahan aku berjalan semakin dekat kearahnya. Dia kembali mengeraskan geramannya, namun, aku semakin mendekatkan tubuhku padanya. Semakin lama, aku semakin dekat kearahnya dan semakin dekat lagi hingga kami hanya terpisah jarak sekitar satu meter. Nafasnya harum sekali.! Bulu kudukku yang mulanya meremang, kini kembali tidur seperti sedia kala.
Melihat aku yang tidak lari terbirit-birit sambil meneriakkan kata yang paling ampuh untuk meminta bantuan -tolong, dia berucap, "Aku tidak memiliki urusan denganmu!" dengan ketus. Lalu mengepakkan telingga berkali-kali hingga ia terbang semakin tinggi, lalu berbalik kebelakangnya dan mulai menjauhiku yang masih menatapnya takjub dan tidak percaya. Mengapa aku tidak takut terhadapnya?
***
SINAR mentari pagi menerobos masuk kedalam kamarku melalui celah jendela yang terbuka sedikit. Membangunkanku dari tidur yang sagat nyenyak. Aku mengulet di kasurku lalu mengucek-ngucek mataku, untuk menghilangkan kotoran yang melekat disekitar mata.
Begitu kesadaranku pulih 100%, aku tersenyum lebar mengingat kejadian yang kualami tadi malam. Bertemu dengan Si Penghisap Darah yang tidak membuatku takut. Akankah aku bertemu kembali dengannya? Entahlah.
"Aku harap, kita akan bertemu lagi."
Lalu aku bangkit dari tempat tidur dan pergi kekamar mandi yang ada didalam kamarku, untuk menggosok gigik dan mencuci muka agar terlihat segar. Hari ini, hari Minggu. Jadi, aku bisa bersantai sedikit dari kegiatan rutin kampus yang banyak menguras pikiran dan tenaga.
Lalu aku turun kebawah. Kulihat Papa sibuk menonton televisi sambil minum kopi hitamnya. Kebiasaan yang tidak pernah berubah.
"Lagi nonton apa, Pa?" Tanyaku, berbasa basi pada Papa. Lalu aku mencomot satu kue kering dari mentega yang biasa dibuat Mama yang dibantu sama Mbok Sipah.
"Ini lagi nonton berita." Jawab Papa tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.
"Kembali, ditemukan mayat seorang pria yang terbunuh dengan menggenaskan. Luka dan keadaannya sama seperti dengan 3 mayat sebelumnya..."
Melihat berita yang ditelevisi mengingatkanku kembali pada 'Nyamuk' yang kutemui tadi malam. Ternyata dia telah melakukannya berkali-kali.
"Kira-kira siapa yang tega membunuh orang seperti itu ya, Vin?"
Pertanyaan Papa mengembalikanku kembali dari lamunan singkatku akan 'Nyamuk' itu. "Vino gak tau, Pa." Jawabku sekenanya.
Aku tidak bohong bukan? Lagipula, aku tidak mengetahui makhluk jenis apa yang membunuh pemuda itu. Kalau aku bilang makhluk yang membunuh itu hanya memiliki kepala dengan telinga super besar dan memiliki jeroan yang menggantung, mungkin Papa akan menganggapku sudah gila karena terlalu banyak menonton fil horror. Dab parahnya lagi, dia akan membawaku langsung ke Rumah Sakit Jiwa dengan perawatan super duper hiper intensif agar anak laki-laki kesayangannya ini dapat segera sembuh dan menkjalankan aktifitas seperti biasa.
Comments
"Papa jangan mulai deh." Aku mendengus sebal jika mendengar Papa sudah seperti ini.
"Apanya yang salah? Papa hanya ingin membalaskan dendam mereka yang mati dibunuh." Terangnya dengan semangat yang semakin menggelora.
"Apa Papa yakin inin menghajar pembunuh itu? Sedangkan yan menjadi korban aja memiliki tubuh yang besar dan masih muda yang pastinya memiliki stamina dan tenaga yang jauh melebihi Papa. Dia aja tetap mati terbunuh. Apa lagi Papa yang mulai beruban?" Cerca ku dengan nada semakin jengkel.
"Jadi kamu meragukan tenaga dan stamina, Papa? Kamu bisa tanyakan ke Mama-mu bagaimana kusatnya Papa diranjang!"
"Ia, Vino. Papamu memang sangat kuat diranjang. Mam saja sampai kelelahan dibuatnya. Jadi, jangan pernah kamu meragukan stamina dan tenaga Papa-mu. Okey?" Tiba-tiba Mama yang baru datang dari arah dapur membela Papa.
"Pa... Ini tidak ada hubungannya dengan kekuatan Papa diranjang. Ini tentang tenaga pertahanan membela diri!" Tukasku lagi. Aku heran dengan mereka. Kenapa larinya bisa kehubungan diranjang? Sepertinya Mama dan Papa bisa dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa sekarang.
"Tapi setidaknya, dari kekuatan Papa diranjang dapat menjadi tolak ukur bahwa Papa juga memiliki kekuatan dalam hal gebuk menggebuk. Ya gak, Ma?"
Mama mengangguk.
"Ah.. Terserah kalian sajalah. Vino bisa gila lama-lama disini. Vino mau sarapan dulu." setelah menyelesaikan kata-kataku, aku bergegas menuju ruang makan dan aku mencium aroma gosong lalu terdengar teriakan Mama.
"Aduh... Mama lupa matiin kompornya. Jadi gosong deh nasi goreng kita."
***
Penulis, cerita kamu yg satunya lagi apa ya??? Beranak dalam kompor? #becanda
.. gue rasa warga bf pasrah digigit lehernya sama dia wwkwkwkwk ) )
setau guee...
bagus nih klo ada cerita yang di angkat dari mitos2 ke daerahan ... udah agak bosen dengan tema anak sma ababil heehehe
BARUkali ini kutemui, ada yang melihat wujud lainku yang tidak takut terhadapku. Hal ini benar-benarmembuatku penasaran. Sudah 3 hari ini aku berulang kali pergi ke tempat kami bertemu dulu. Namun, tak sekalipun kutemui dia disana.
Kini aku sudah berumur 99 tahun. Namu, aku tetap terlihat muda. Tidak akan pernah terlihat tua sekalipun. Aku tetap terlihat bagai pria muda berumur 20 tahun-an. Tanpa kerut diwajah, dengan warna mata cokelat dengan sentuhan jingga kekuningan, kulit putih bersih bak pualam dan tinggi diatas rata-rata orang pribumi. Menjadikan ku bagaikan oase ditengah gurun pasir yang gersang dan tandus.
Dimanapun aku berada, aku selalu menjadi pusat perhatian. Apapun dan siapapun yang kuinginkan bisa kudapatkan dengan sangat mudah. Hanya dengan menggerlingkan mata amber-ku, semua orang baik itu perempuan maupun laki-laki akan memalingkan pandangannya padaku seraya menatapku dengan pandangan sangat memuja. Menatapku bagaikan menemukan peti harta karun yang sangat besar. Mereka layaknya ingin menerkamku. Bagai singa menerkan rusa yang sangat gemuk.
Ditambah dengan harta kekayaanku yang berlimpah ruah, yang telah kukumpulkan selama bertahun-tahun menjadikanku salah satu orang terkaya di kota bahkan negara ini.
Aku memarkirkan mobilku di parkiran mobil mall kota ini. Lalu secara perlahan dengan gerakan sangat manly aku keluar dari dalam mobil. Seperti biasanya. Setiap aku keluar dari Audi RS5 Cabrio putihku , semua orang baik tua maupun muda memandangku dengan tatapan kagum sekaligus iri. Bagaimana tidak? Seorang pria tampan keluar dari mobil berharga lebih dari 1 milyar merupakan perpaduan yang sangat memanjakan mata sekaligus penumbuh rasa dengki dan iri. Dasar manusia!!
Aku melangkahkan kakiku secara teratur menuju area dalam mall. Aku telah terbiasa mengatur setiap gerak tubuhku. Secara detail. Bahkan aku dapat mengatur kedipan mataku. Setiap 1 sampai 2 detik sekali aku mengedipkan mataku secara perlahan. Setiap orang yang melihatku pasti menganggapku orang yang sangat beruntung. Mereka tidak mengetahui keadaan ku yang sebenarnya. Betapa menderitanya kehidupanku. Namun, aku dapat menyembunyikan semua rasa sedihku. Bahkan mata -yang katanya pancaran jiwa- kupun dapat menyembunyikan kesedihanku. Terkecuali dari cinta sejatiku. Hanya dia yang mampu melihat semua sedihku.
Ketika langkah kakiku memasuki mall, banyak wanita disekelilingku menatapku sambil berbisik-bisik.
"Ganteng banget cowok itu."
"Aku rela menjadi istri keseratus sekalipun asal dia ma bersamaku."
"Dia tadi keluar dari Audi RS5 Cabrio lho. Calon suamiku itu."
dan masih banyak lagi perkataan dan bisikan mereka yang lainnya. Tapi, tak satupun ku hiraukan.
Didekat eskalator, aku hendak turun menuju lantai 3. Ada seorang wanita, cantik, putih, tinggi, lansing, dengan percaya dirinya menggandeng tanganku di depan orang ramai. Lalu mencium pipiku singkat. Dan seketika wanita disekelilingku mengeluarkan leguhan tidak percaya. Seperti:
"Beruntung banget gadis itu."
"Dasar cewek jalang."
"Perebut calon suamiku."
dan masih banyak lagi.
Lalu secara perlahan dan penuh perasaan, aku melepas tanganku dari rangkulan tangannya. Dan memamerkan senyum simpul yang dapat meluluh lantakan semua penglihatan dan kalbu orang yang melihatnya. Seraya mengusap rambutnya dan berucap pelan, "Maaf, mungkin kamu salah orang." agar tidak didengar orang lain dan membuatnya malu.
Gadis cantik itu memamerkan lesung pipinya -yang sungguh manis- seraya menganggukkan kepalanya. Lalu aku kembali mengalihkan pandanganku menuju bawah eskalator dan disanalah aku melihatnya...
Beberapa namanya:
*Palasik sebutan dari Padang
*Leak sebutan dari Bali
*Penanggal sebuatan dari Ketapang
*Tengelong sebutan dari Kedah, Malaysia
*Engkalan sebutan dari Sarawak, Malaysia
*Krasue sebutan dari Thailand
*Manananggal sebutan dari Filipina. Tapi yang dari Filipina ini dia yang lepas mulai dari pinggang.
Penaggal bukanlah hantu atau lainnya. Dia hanya orang sakti yang dapat membelah tubuhnya hingga menyerupai hantu. Tujuan utamanya untuk membunuh musuh, memperbanyak ilmu dan mempermuda usia. Ada yang bilang dia menggunakan telinga untuk terbang namun, ada juga yang blang tidak. Ada juga yang bilang cuma cewek aja, tapi, ada juga yang bilang cowok juga ada.
Didaerah sini, ada orang cerita sama aku, katanya : Penanggal disini ada yang berumur samapi 250 tahun. Tapi akhirnya mati juga. Kalau gak salah dia mati jatuh kejurang dan gak ada orang yang berani ngambil mayatnya.
N..... Kalau yang dicerita aku ini, kebanyakan hoaxnya... N, inikan cuma fiktif, jadi, sesuai sama gambaran di imajinasiku. Makanya dalam cerita ini hantunya agak kayaknya gak agak tapi lebay banget...
Hehehhe
@Beepe : Hantu apa ya?
@Gabriel_Valiant : Itulah serunya mereka. Malah aku pengen punya ortu kayak gitu.
@Henry_13 : Ada 2 versi sii tentang telinganya. Yang ada telinga super besar and yang gak pake telinga. Aku make yang ada telingganya because, aku suka banget sama sayap a.k.a alat untuk terbang. Jadi, aku pakein deh thu telinga.
Hehehe
@ularuskasurius : itulah salahnya aku. Kalau udah diketik malas baca ulang. Ya jadinya banyak typonya.
Bukan Beranak Dalam Kompor tapi Romansa Hidup Pocong Binan. #Lho?
@Rubysuryo : Kamu Kalimantan mana? Kalau di Kalbar namanya Penanggal. Menurut orang yang ku tanyain ada juga lho yang cowok.
@Monic: Siip... Thx dah comment...
@Jonaldo : Tuh, dah ketahuankan hatunya itu kayak Edwan Cullen Abqari (?) apa bukan???
@cibipmahu : Yap. Katanya orang sakti yang bisa awet muda. Hehehe