It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
agak lumayan nge-rush sih,apa cuma perasaan gua aja?
Di tengah kegalauan yang tengah aku hadapi, mulai dari masalah dengan Putra, dan si Adam yang menghilang tanpa kabar yang ternyata dia sedang sakit, sosok Haryo selalu menemaniku. Suddenly teringat kembali moment ketika di taxi ke arah pulang.
“Terima kasih ya Haryo, sudah mau temani aku”
Dia hanya tersenyum, dan aku pun tidak berkata kata lagi, hanya bisa memandang ke luar jendela selama perjalanan, menatap ke luar jendela dengan tatapan kosong, yang terlihat hanya air hujan yang mengalir di kaca taxi. Tak jelas pemandangan di luar, yang aku tahu hanya Haryo menyadarkanku dari lamunanku, ternyata kami sudah sampai kost, aku pun langsung masuk ke kamar, mandi, dan beranjak ke tempat tidur ku..
Akhirnya hari senin pun datang, ketika akan berangkat ke kantor aku pun teringat HP ku yang sudah aku matikan sejak sabtu lalu. Kuhidupkan HP itu namun ternyata baterai nya habis, kumasukan kembali HP itu ke dalam tas ku dan aku pun berangkat ke kantor bersama dengan Haryo.
“Yuk berangkat Gil, taxi nya sudah nunggu”
“Ya ampun, kantor deket aja naik taxi, naik ojek atau naik bus aja”
“Ah ribet tau, muter-muter, lagian taxi juga gak mahal-mahal banget sih, ga sampai 20ribu, kan bisa patungan”
“yaudah yuk, nanti keburu telat”
Sampai di kantor, aku pun disambut pekerjaan yang seabreg! Bener-bener hectic Monday deh! Mulai dari laporan, siapin bahan meeting, sampai meeting dengan Pak Boss. Aku teringat HP ku yang belum aku charge, aku pasang charger, menyalakannya dan kembali kepada kesibukanku. Huruf demi huruf ku susun menjadi kalimat di dalam laporanku, tak terasa sudah hampir jam 1 siang dan aku belum makan siang, aduh kalau turun gak sempat, kerjaan masih banyak, ah yasudah lah aku lanjutkan saja kerjaan ku. Tak berapa lama ada yang menepuk pundakku.
“Kamu gak makan siang?”
“Enggak nih, belum sempat, kerjaan lagi banyak banget!”
“Ini aku belikan kamu makan siang”
Kulihat kotak bertuliskan label toko roti langgananku, ketika ku buka kotak tersebut terdapat sebuah roti abon dan roti meat and cheese, kedua roti tersebut adalah roti kesukaanku, roti yang biasa aku beli ketika aku malas makan nasi saat waktu makan siang.
“Aduh jadi ngerepotin, makasih banget ya”
“Iya, sama-sama”
“BTW, kamu tahu dari mana aku suka roti ini?”
“Ya kamu kan selalu beli itu kalau istirahat makan siang”
Hemmm kok dia bisa tahu detil-detil kecil kayak gini ya? Putra aja yang pacar ku gak tahu sampai sedetil ini tentang hal hal yang aku suka.
Tiba-tiba aku teringat kejadian semalam di mie aceh setiabudi, karena dia kalah waktu lari di GBK jadi dia harus traktir aku makan mie aceh setiabudi. Dengan pakaian yang santai dia masuk ke kamar ku ketika aku tidur-tiduran sambil main ipad di kamar.
“Agil, udah siap?” seraya duduk di kasur dan mengambil posisi di samping ku
Ah Haryo, tampil simple gini aja cakep nya udah gak nyantai. Wangi nya yang aku suka, bukan wangi eksmud yang agak lebay gitu, tapi gimana ya ngejelasinnya, kayak white musk gitu, aku pernah nyium wangi ini di toko parfum, wangi nya relaxing.
“mau ke mana?”
“loh lupa ya? Yaudah gak jadi ya?”
“eh inget kok, traktiran mie aceh kan? Hahaha”
“yaudah yuk berangkat, nanti keburu hujan”
Kami pun berangkat, sampai ke setiabudi sekitar jam 8an, gak begitu ramai suasana di sana. Aku pesan mie aceh tumis seafood, dia pesan nasi goreng aceh. Sambil menunggu pesanan kami pun ngobrol hal hal yang gak penting, aku tahu dia sangat menghindari pertanyaan mengenai pagi tadi, pesanan pun datang, yumm yumm.. Aku makan kurang begitu semangat, sebenarnya menu ini adalah menu favorit ku di sini, aku lihat Haryo yang lahap menyantap nasi goreng nya, melihat dia yang makan seperti itu akhirnya aku pun jadi ikut semangat makan, disela-sela makan aku pesan roti canai keju susu untuk dessert. Kemudia aku melanjutkan makan dengan lahap. Ketika sudah selesai makan, roti canai pun datang.
“Wih roti canai, aku mau pesan juga ah”
“eh jangan, ini aja berdua, aku gak banyak kok”
“ah udah kamu makan aja gpp, aku pesen lagi aja”
“ish dibilangin, ini tuh banyaak, udah gak usah pesen lagi, ini aja berdua”
“oh yaudah”
Ketika tengah menikmati roti cane, tiba-tiba mati lampu! Astagaaaa gelap-gelapan deh ini di sini. Gak lama si Mbak pelayan menghampiri, membawakan lilin, daaaan tau gak yang dibawa lilin apa? Lilin kayak aroma therapy gitu, yang ditaruh di gelas gitu, aduuuuuh kayak apaan aja ini makan malam pakai lilin segala.
“Kayak pengungsi ya, makan gelap-gelapan pakai lilin segala, hahaha”
“iya nih, eh aku mau roti canai nya ya Gil”
“iya ini ambil aja”
Kami pun menikmati roti canai sebagai makanan pencuci mulut. Ketika aku hendak memasukkan cuilan roti ke mulutku eeehh keju nya berantakan! Dengan sigap Haryo langsung menyeka mulut ku yang belepotan keju dan susu.
“hahaha kamu makan kayak anak kecil ya Gil, belepotan gini”
Aku hanya bisa memberikan respon senyum kecil, aduuuh untung lagi mati lampu, kalo enggak pasti udah keliatan muka ku pasti merah banget!
Aku pun tersadar, kembali ke dunia ku siang itu, setelah mengantarkan roti untuk makan siangku, diapun kembali ke meja nya.
Kerjaan demi kerjaan akhirnya selesai juga, ketika kulihat jam sudah menunjukkan pukul 6 sore, aduh badan pegel semua, tapi tak apa lah yang penting gak ada kerjaan yang dipending. Tak lama berselang Haryo menghampiriku dan memasang senyum manis nya.
“udah kerja nya pak? Sibuk banget kayaknya, pulang yuk!”
“Iya nih, kerjaan super duper banyak!! Yuk ah pulang, aku udah selesai kok”
Aku pun siap-siap, karena gak enak sudah ditunggu Haryo aku pun langsung memasukkan barang-barang ku ke dalam tas, begitupun HP tanpa melihatnya terlebih dahulu. Setelah turun lift, kami pun menuju lobby, aku pun shock melihat sesosok pria yang aku kenal, putih, tinggi, berkacamata, Putra yang sedang menunggu ku di lobby. Aku berusaha menghindar namun dia sudah terlanjur melihat ku dan menghampiriku.
Putra: “Kamu kenapa sih Gil? Aku telfon ga diangkat?”
Agil: “Aku sibuk!”
Putra: “At least bisa lah balas SMS atau line ku”
Agil: “Yaudah nanti aku balas, aku mau pulang dulu, capek!”
Putra: “Yaudah ayo pulang, aku antar”
Agil: “Gak usah! Aku bareng sama teman”
Haryo: “Gak apa kok Gil, aku pulang sendiri aja”
Agil: “Apa sih? Kita pulang bareng aja, tuh taxi juga udah nungguin”
Padahal aku gak pesan taxi, tapi pas banget di depan lobby ada taxi yang habis antar orang, aku pun menarik tangan Haryo untuk segera masuk ke dalam taxi
Putra: “Agil, dengar dulu..”
Belum selesai Putra bicara aku sudah menutup pintu taxi dan menyuruh supir untuk segera berangkat.
Haryo: “Kamu gak apa gil?”
Agil: “Gak apa kok” sambil melemparkan senyum kecut yang berarti ‘sudah gak usah dibahas lebih lanjut’
Sepanjang perjalanan yang lumayan macet dari kantor ke kosan aku hanya terdiam di taxi sementara Haryo hanya bermain dengan hp nya, aku tahu dia ingin menanyakan kondisi ku, namun dia telah menangkap isyarat ku yang tadi sehingga dia mengurungkan niat nya.
Sesampainya di kosan, kulihat motor Putra sudah terparkir di halaman kos, aduh mau apa lagi orang ini? Kulihat parkiran kos masih kosong, berarti anak kos yang lain belum pulang, hanya aku dan Haryo. Ketika kami masuk kos, benar saja Putra sudah ada di ruang tamu.
Agil: “Kamu ngapain ke sini?”
Haryo: “Gil, aku masuk kamar dulu ya”
Putra: “Kamu dengar dulu penjelasan aku”
Agil: “Gak ada lagi yang perlu kamu jelasin! Kamu keluar sekarang atau aku panggil satpam?!”
Putra: “Gil please, denger dulu penjelasan Aku”
Agil: “Cepat keluar gak?!”
Melihat reaksiku yang marah akhirnya Putra pun memutuskan untuk pulang.
Tak banyak kata, aku pun beranjak ke kamar, membersihkan diri, kemudian menangis di kamar, ya menangis, hanya bisa menangis, aku belum bisa menghadapi kenyataan kalau kekasihku yang sangat aku cintai telah selingkuh, namun aku belum mau kehilangan dia.
Tok tok tok..
Kudengar suara ketuka pintu, sepertinya Haryo.
“Masuk aja, gak dikunci”
Agak ragu Haryo membuka pintu, perlahan melangkah menuju tempat tidurku, aku yang habis menangis sedang tiduran di Kasur ku.
“Kamu sudah makan Gil?”
“Belum, lagi gak pengen makan juga”
“Jangan gitu lah, nanti sakit, aku belikan makanan di luar ya? Kamu mau apa?”
“Gak usah lah Yo, Aku gak apa kok”
“Gil, janganlah kamu menyiksa badanmu, tadi siang kan kamu Cuma makan roti dua, kalau kamu gak makan malam nanti bisa maag loh”
Kupikir pikir memang benar juga sih, pagi aku gak sarapan, siang Cuma makan roti, kalo malem di skip juga nih makan bisa maag beneran ini, lagipula aku memang lapar.
“Yaudah yuk, cari makan bareng”
“Kamu nggak apa Gil? Biar aku aja yang beli, kamu tunggu di sini aja”
“Aku sekalian mau cari angin, sumpek di kamar terus”
“Okay kalo gitu, mau cari makan di mana kita?”
“Sekitaran kuningan aja yuk”
“Boleh, yuk berangkat”
Naik taxi muter muter kuningan, gak ada makanan yang di pengen. Tiba-tiba muncul ide aneh dalam pikiranku.
“Well, you know what, gimana kalau kita dugem aja Yo?”
Untung sih kita kalo kemana mana dengan pakaian yang pantas, jadi ya kalo masuk club juga gak masalah, pakaian masih terhitung sopan.
“Hah? Dugem?”
“Iya, kamu sering dugem kan?”
“Iya sih, tapi yakin ini kamu mau dugem?”
“Beneran Haryooo, Aku belum pernah dugem, ajarin aku yaaaaaa”
Dengan mata memelas akhirnya Haryo luluh, dia membawa ku ke Apollo, salah satu klub malam di daerah kuningan, sepanjang jalan dia memperingatkan ku apa yang bisa terjadi di dalam klub malam, dia memintaku agar tidak mabuk
“Iya pak boss, tenang aja, aku gak akan sampai mabuk kok”
“Awas ya kalau sampai mabok, aku tinggal di sini”
“Ih jahat banget, yaudah yuk ah masuk”
Kami pun masuk ke klub malam tersebut, dentuman music keras dari speaker, music up beat hasil olahan DJ ternama, Aku dan Haryo pun menuju ke bar untuk memesan minum.
“Kamu mau minum apa Gil?”
“hah? Apaaa? Gak kedengeran!”
Karena dentuman music sangat kencang Haryo pun butuh usaha lebih untuk berkomunikasi dengan ku, dia sedikit berteriak di dekat kuping ku.
“KAMU MAU MINUM APAA?”
“APA AJA DEH, AKU GAK NGERTI KAN BELUM PERNAH GINI GINIAN”
Akhirnya haryo memesankan Margarita untukku, sedangkan dia minum Jack Daniel. Satu gelas Margarita langsung ku tenggak habis, aku pun agak terkejut dengan rasa alcohol, sedangkan Haryo hanya tertawa sambil berucap
“MINUMNYA PELAN PELAN”
“IYA, MAAF, AKU NGGAK NGERTI, PESENIN LAGI DONG YANG KAYAK TADI”
Setelah dipesankan lagi satu gelas Margarita, kali ini aku pun meminumnya perlahan lahan. Habis gelas kedua, aku pun sepertinya mulai mabuk, aku ingin dance.
“Haryo, turun yuk”
Isitilah turun atau melantai yang baru aku dengan di malam itu langsung aku praktikan ke Haryo, turun atau melantai artinya turun ke lantai dansa dan mulai bergoyang mengikuti irama music yang dimainkan oleh DJ.
“Turun? Yakin mau turun?”
“Iyaaaa, kalo kamu gak mau yaudah aku turun sendiri”
“Haissshhh, iya iya yaudah yuk kita turun”
Melantai sambil menyeruput gelas ketiga minuman ku, karena efek mabuk aku merasa diriku sangat liar, sangat berbeda dengan AGil yang sehari hari nya Cuma kenal kantor dan kosan. Beberapa pria pun menghampiriku, ikut berdansa denganku, dan aku pun enjoy sekali saat itu, berdempet dempetan dengan orang lain, berdansa.
Samapi akhirnya salah seorang dari gerombolan lelaki yang menghampiriku berusaha untuk menciumku, kulihat Haryo langsung menariku dari kerumunan lelaki tadi sambil berteriak teriak, kurang jelas apa yang terjadi selanjutnya, yang jelas Haryo membawaku pulang naik taxi.
Sesampainya di kosan, dia memapahku masuk ke kamarku, menggantikan baju ku, antara setengah sadar ketika dia sedang menggantikan baju ku aku pun mencium bibirnya, aku tak tahu setan mana yang merasuki ku, atau efek dari minuman keras tadi, aku pun terus mencumbu nya, dia hanya diam tak merespon, namun lama kelamaan dia pun membalas ciumanku, bibir kami pun berpagut, aku bisa merasakan bibirnya yang basah, mulutnya yang bau alcohol, serta hangat ketika lidahnya memasuki mulutku, kami bercumbu layaknya bintang porno yang sering kulihat, make out dengan masih berpakaian lengkap, semakin ku cumbu Haryo semakin bernafsu, ciumannya semakin ganas, aku pun semakin terangsang dibuatnya.
Sampai puncaknya terlontarlah kata yang akan aku sesali di hari esok,
“I wanna have sex with you”
“Are you sure?”
“Absolutely!”
Sambil berciuman, kami pun saling melucuti pakaian kami satu per satu, mulai dari jacket, kaus, celana, sampai underwear.
And here we are, completely naked, while kissing in my room.
Galau dan mabuk bukanlah kombinasi yang baik, nafsu menguasai diriku malam itu, liar sekali bibir ku melumat bibirnya, badan indahnya, tak ada logika sama sekali, yang ku pikir hanya sex sex dan sex! Disela sela percumbuan kami Haryo kembali bertanya kepadaku
“Are you sure? Is this what you really want?”
“iyaaaa”
Sambil melepas ciumanku, kemudian mulai mencumbunya lagi..
“I want your body! I Want you!”
“Kamu sudah pernah sebelumnya Gil? First Time is sex is painful Gil”
“I DON’T CARE”
Kecupan kami semakin liar, aku benar-benar tidak punya control atas badanku sendiri, badanku bergetar, menggelinjang, aku baru pernah merasakan perasaan ini, perasaan yang luar biasa, kontak langsung dengan tubuh orang lain tanpa sehelai benang pun yang menutupi, tubuh indah nya Haryo membuatku semakin bernafsu, lekuk otot yang terukir di badannya hasil tempaan gym yang rutin ia lakukan setiap pulang kantor, badan indah itu berkeringat, semakin panas suasana di kamar ku saat itu padahal AC sudah aku nyalakan namun tidak berpengaruh banyak.
“Okay, if you really wanna do this”
Haryo melepas ciumannya, kemudia dia beranjak dari Kasur menuju pintu kamar ku, mengunci nya serta menyalakan music agar suara kami tersamarkan oleh suara music, dia pun kembali ke Kasur dan kami mulai bercumbu kembali, semakin panas, lebih liar dari sebelumnya. Kemudian aku sudah tak tahan lagi.. dari bibirnya aku pun turun, mulai kucumbu lehernya, tak ada sedikitpun bagian yang terlewat, turun ke dada nya yang bidang, keras! Kucumbu terus, kumainkan putingnya, kemudian turun ke guratan otot pada perutnya, kucumbu seolah dia hanya milikku, kemudian aku pun terpaku pada kejantanannya yang telah tegak berdiri, kemudian Haryo pun mengambil dompet yang ada di celananya, sempat ku pikir mau apa dia ngeluarin dompet di saat seperti ini, ternyata dia mengeluarkan kondom! Astaga ternyata dia selalu standby kondom di dalam dompetnya! Bermodal pengalaman yang ku dapat dari film film porno yang pernah ku tonton di saat aku horny, aku pun mulai beraksi, melakukan hal yang tak pernah aku lakukan sebelumnya, yang mungkin akan aku sesali seumur hidup ku..
*dear readers, due to this writing project is not an esek-esek story, so I will cut some details*
*hahaha padahal ngeles, penulisnya belum pernah mesra mesra-an.. wakakak*
Pagi harinya,
Kepalaku pusing, mungkin karena terlalu banyak minum semalam, dan aku pun tersadar ternyata aku masih dalam keadaan telanjang bulat! Aku tidak mendapat gambaran jelas apa yang terjadi semalam, yang jelas aku have sex with Haryo! Dia masih tertidur lelap di samping ku.. Entah kenapa ada perasaan menyesal atas apa yang telah aku lakukan semalam, aku merasa kotor karena telah melakukan sex dengan orang yang bukan pacar ku! Aku membenci Putra karena dia selingkuh, sekarang apa bedanya aku dengan dia? Ah sudah lah, kepalaku masih pusing untuk memikirkan hal yang berat..
Kulihat jam menunjukkan jam 5.30, aku pun beranjak dari Kasur menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Aku pun menyalakan shower, sambil membersihkan diri akupun mencoba mengingat apa yang terjadi semalam, betapa liar nya aku, betapa buasnya kami berdua.. Aku pun berjanji kepada dirku sendiri untuk tidak akan minum minuman keras lagi, karena efek nya sangat luar biasa.. Selesai mandi, aku keluar kamar hanya mengenakan handuk, kulihat Haryo masih tertidur, sekarang sudah jam 6 pagi, langit sudah mulai terang, aku pun membangunkan Haryo dengan menggoyang tubuhnya namun dia masih belum mau bangun juga! Ku goyang badannya lebih keras lagi namun masih juga tidak mau bangun anak ini. Kupanggil namanya di dekat telinganya sambil kugoyangkan badannya, kemudian aku kaget karena dia memelukku, menjatuhkan ku ke Kasur, dan mencium bibir ku sambil mengucapkan,
“Selamat Pagi sayang”
@just_pj @faisalits_ @dhika_smg @dollysipelly @adinu @jockoni @mllowboy @advantage @dheeotherside @shouga
@kevin_aure @sky_borriello @yuzz @nabhan @boy_filippo @bayumukti @tio_juztalone @NielSantoso maap update, baru sempet, Niatnya liburan Mau nulis eh Malah jalan jalan melulu, hihihi