BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

LOVE, Who?

Berkali ku lihat jam di hape china bututku, lalu dilanjutkan dengan mengelap keringat di dahi dengan lengan jaket
"ooh jam 4, anjriitt!! macet pula!!"
dengan gelisah, aku duduk dengan tak nyaman. Selain penuh sesak oleh penumpang lain, angkot merah ini juga penuh dengan suara dangdut bising yang mengoyak kupingku. Kurang penderitaan apa lagi coba? macet sudah, telat juga sudah, di tambah harus penuh oleh hawa sumpek dan bising oleh speaker yang di putat keras keras oleh supir bodoh itu. Oh Tuhan,,,,,,,,

Berlari kecil menembus gerimis, sepatu yang sudah ku cuci bersih kini belepotan lumpur menjijikan yang mulai menodai bagian bawah tubuhku, perlahan dan bertahap selama aku berlari. akhirnya sampai juga aku disini. Sebuah rumah berpagar tinggi dan panjang, dan dari luar hanya terlihat bagian kecil dari atap orang berduit itu. Pikiran pertama adalah "korupsi", ooh ayolah rumah bak istana tanpa campur tangan dosa itu bagai hal mustahil di jaman sekarang.

Oke, saatnya berjuang. pertama tanyakan pada satpam rumah atau istana ini, dan pastikan lowongan ini masih berlaku. Kedua ikutilah satpam bila dia sudah mengisayaratkan kita masuk, Dan ketiga,, bawalah persyaratan untuk bekerja disini.
Memangnya persyaratan apa sih yang di perlukan buat pengasuh bayi atau manula? Oh dan jika bukan karena PHK dan kebutuhan akan uang yang semakin melilit ini aku juga tak mungkin mau mengemis lowongan pada temanku.

Ku buka jaket basahku setelah aku sampai di depan ruangan besar, ruangan dengan banyak jendela, meubel meubel dengan kulit bagus dan bantal wol halus. Dan karpet tebal dengan bulu super halus ini apakah beludru?? Inikah kerajaan yang sesungguhnya??
Disana sini banyak lukisan yang tak bisa kumengerti bentuknya, banyak gelas gelas dan guci yang beberapa diantaranya berisi bunga asli yang cerah dan tumbuhan palsu yang warnanya terlalu di menorkan.

Dari tangga paling atas, tangga yang tinggi menjulang dengan undak undakan keramik putih dan karpet tipis bermotif bunga, seorang wanita, dengan dandanan heboh dan warna warni diatas wajahnya. Kosmetik yang terlalu di tebalkan di beberapa sudut wajah. wanita itu diikuti oleh beberapa pemuda yang beda jauh umurnya dengan wanita itu. Pemuda yang terlalu terlihat bersolek untuk menyempurnakan penampilannya, pemuda yang bisa "menjual" dirinya pada wanita wanita kaya. Wanita itu bak koper uang yang tak boleh lepas pndangan oleh mata mereka. Setelah beberapa meter di depanku, wanita itu diam, mulai menelusuri tubuhku, menilai seakan aku ini sampah yang mungkin masih bisa dipakai untuk beberapa keperluan tak penting baginya.
"kau tau apa lowongan ini?" katanya tegas
"p,, pengasuh bu" jawabku gugup gugup karena ini baru pertama kali aku diwawancara dengan keadaan begini, dan gugup kalau aku salah info lowongan dari temanku
"yakin mau jadi pengasuh?" kali ini alis matanya bermain, melengkung indah
"ya,, tentu" jawabku yakin
"aku tak perlu tahu asalmu, atau namamu. Aku cukup panggil kamu pengasuh, dan kamu menerima semua perintahku, menjaga asuhanmu, dan jangan campuri urusan keluarga ini. Kau diwilayahmu dan aku di wilayahku. Paham!!" dan ketegasan seorang nyonya besar yang ku tunggu akhirnya muncul. Inilah yang dari tadi aku kuatirkan, nyonya sombong dengan dedikasi penuh pada harta dan kekuasaan wilayah tanpa batas dan ampun.
"baik ayo ikut aku, akan aku kenalkan dengan asuhanmu."
nyonya besar itu melenggang anggun di ikuti oleh lintah lintah yang siap jadi apapun buat sang nyonya.
"dan jangan panggil aku dengan sebutan BU, panggil aku miss Bell, PAHAM!!" ketegasan itu lagi
"paham miss bell" jawabku menunduk kaum kapitalis lain, mahluk maha penguasa dengan uang yang bisa menciptakan hampir segala hal sesampainya di depan pintu yang tergembok rapat kami berhenti
'apa apaan ini?? kunci tergembok?? orang gila, pasti didalamnya orang gila,' pikirku lalu otakku langsung berimajinasi, seorang mahluk dengan pakaian comapang camping, kuku kuku hitam tajam dengan cengiran mengerikan, memegang golok atau pisau sedang menungguku disana,,
'matii aku' harus nya aku lari, harusnya aku menolak pekerjaan ini. tapi kaki dan tubuhku tak mampu digerakkan, aku diam. Bangsat temanku!! kalau aku bisa pulang hidup hidup, atau paling tidak kepalaku masih utuh, akan ku potong lidahnya nanti.

Gembok itu dibuka, pintu perlahan dibuka
ayoo larii ayoo larii teriak otakku
seorang manusia menjerit jerit didalam sana, berteriak kesetanan seperti kesakitan aku makin merasa kaku di depan pintu mengerikan ini.
"hari ini anda di terima kerja,, silahkan bekerja" miss Bell tersenyum riang
lalu detik berikunya, terasa beberapa tangan mendorongku menabrak pintu putih itu.
«134567

Comments

  • Dengan mengerang kecil aku bangkit, Sialan sialan!!!

    Kalau bisa akan ku bunuh orang yang mendorongku menabrak pintu tadi. aku berdiri sambil mengusap tangan yang kotor dan lengket sehabis terlentang dilantai tadi, ku balikan badan dan menggedor gedong pintu yang pastinya sudah digembok lagi.
    bangsat!!!!
    lalu erangan itu terdengar lagi, kali ini terdengar lebih mengerikan, erangan yang mungkin hanya berjarak beberapa meter dariku itu. Tak mampu ku berbalik dan mencekik apa saja yang ada dibelakang sana, apapun yang membuatku diam dan merinding hebat.
    Tapi,, setelah beberapa menit ku berdiam membelakangi suara itu, kini akhirnya aku mulai menyadari arti jeritan itu,,,
    "Ayaahhhhhh!!!!h ayahhhh!!!!"
    ahh jeritan mengerikan itu makin jelas terdengar,,, dan semakin lama semakin lirih lalu serak dan menghilang.
    Langsung ku beranikan diri melihat kebelakang sana, seorang anak, berkulit putih, memakai pakaian bagus yang sedikit berantakan, terikat di sebuah ranjang yang sudah berantakan. Remaja berusia mungkin 17 tahun itu seakan berteriak tanpa suara, memegangi kepalanya, menjambak rambutnya. Tanda depresi tingkat tinggi.
    Tak terlihat air mata, hanya ada erangan kecil yang serak dan keringat yang mulai mengucur di wajahnya. Matanya mendelik merah tangannya di rantai ke kaki ranjang. Otakku berpikir, hindari gigitan, hindari air liur , darah atau apapun dari anak ini. Seakan dia rabies atau anak berpenyakit menular yang parah. tapi setelah setengah jam berdiri menghindari anak yang tak bisa lagi bersuara itu, aku mulai menyadari. Dia sepertiku, seperti ketika aku kehilangan kedua orang tuaku. depresi tingkat tinggi yang membuatku kehilangan Arah dan akal.
    'dia butuh perlindungan' pikirku dan tiba tiba saja, kupeluk anak itu, kerengkuhkan kedua tanganku. Kulindungi dia, sebagai ganti aku tak mampu melindungi diriku dari hilang arah dimasa lalu. Sebagai ganti rasa penyesalanku atas hari hari tanpa perlindungan siapapun.

    "aku juga pernah hilang" bisikku pada anak itu. lalu dia bergetar, membisikkan sesuatu berkali kali, kulihat mata anak itu menatap tajam ke suatu benda. Lalu kuikuti arah pandangan itu, sebuah kamera kecil yang muat di saku, berwarna merah lucu, dengan tali pengikat yang panjang, mungkin untuk dikalungkan dileher.
    Kuraih kamera dibawah ranjang kusut itu, lalu ku berikan padanya. Dia tersenyum, lalu memegangi kamera itu erat erat. Lalu secara tiba tiba jatuh diatas pahaku, bergelung disana, meringkuk lalu memejamkan mata. melindungi kamera berharganya.
    "nyanyi" katanya pendek suara serak itu hampir tak bisa kudengar dengan jelas. apakah dia menyuruhku bernyanyi?? atau dia cuma berkata kata di bawah lamunan orang depresi??

    "bisa nyanyi??" tanyanya lagi tetap dalam pejaman mata tanpa ekspresi. Tapi kali ini serak itu sudah berkurang aku berdehem sebentar
    " just close your eyes
    the sun is going down
    you"ll be allright,,
    no one can hurt you now
    come morning light you
    and i"ll be saaafe and souuunnd"
    bukan suara yang merdu, tapi cukup bisa didengar.
    napasnya kini teratur, bulir bulir keringat di wajahnya kini mulai menghilang, warna merah dipipinya mulai memutih. Tapi warna merah di lehernya masih ada, apa akibat berteriak tadi??

    baju putih kotak kotaknya terlihat basah oleh keringat tadi. Apakah ini yang setiap hari dijalaninya?? berteriak dan kelelahan tiap hari. begitu sengsarakah hidupnya??
  • baru pertama baca ceritanya udh nyesek...kliatannya bakalan bagus....lanjut aja dulu....
  • Apakah ini kisah nyata???
  • lanjud kawan...
  • @obay hoo makasih lagi nyari inspirasi
    @beepe bukan, tapi ada sih sebagian kecil yang ku ambil dari hidupku,,,,
    hhehee maaf bahasaku agak baku
    @ajikayadi yooo siipp
  • Woww, next
  • Lanjuut..... Jangan lupa mention aq yah lw update...
  • lanjut....musti lanjut
  • oke,,,
    buat chapter yang sekarang aku mau buat percobaan lewat bahasa gaul,,, pake LO GUE gitu,,,,
    sengaja gak aku post di facebook soalnya nama nama disini nyata semua,,,

    LOVE, who??-something at first sight

    gubrraaakkk!!!!
    aku terbangun kaget ketika melihat beberapa manusia masuk ke kamar ini, ada si Miss Bell dan lintah lintahnya, diikuti oleh beberapa wanita tua dengan pakaian waitress yang seragam. Miss Bell dengan cekatan membuka korden jendela kamar dan mematikan lampu. Dengan cepat mataku membuta menerima cahaya sinar matahari pagi, anak di pangkuanku sepertinya tak terganggu dengan semua ini.
    "sepertinya pengasuh baru kita kerjanya hebat, aku akan langsung memberimu bonus bulan ini" kata miss Bell riang
    dia berjalan centil memunguti beberapa barang lalu dengan jijik melemparkannya ke plastik hitam yang di bawa oleh lintah lintah setianya.
    "saatnya sarapan tuan, ini sarapan anda dan ini sarapan tuan Ardy" kata seorang wanita tua sambil mendorong meja berisi beberapa piring tertutup dan gelas gelas berisi jus dan minuman berwarna warni.
    "oke saatnya keluar,,, dan kau pengasuh. Ajak keponakanku sarapan, suapi kalau perlu, aku tak mau sumber uangku kelaparan lalu kurus kering!!" misS Bell mendorong para pelayan melewati dan keluar.

    kini tinggal aku dan anak yang di panggil Ardy yang ternyata keponakan miss Bell ini di kamar yang lumayan bersih.

    aku mengusap tanggannya yang kencang memegangi kamera merah itu. dia terlonjak kaget, lalu bangun dari kasur. berdiri di depanku sambil mendekap kamera berharganya.
    "sarapan?" tanyaku padanya
    dia cuma memandang sekeliling lalu melihat kearahku, mengangguk menandakan dia setuju, ooh dia pasti kelaparan setelah menggila tadi malam.
    aku bangun dan berjalan mencari kamar mandi, tapi mendapatkan kamar yang lumayan besar itu terdapat banyak pintu, aku malah ragu. Apa harus mencoba semua pintu??
    Aku memandangi Ardy, lalu dia pun memiringkan kepalanya tanda tak mengerti.
    "gue mau cuci muka, kamar mandi dimana??" tanyaku
    dia diam sebentar lalu mengangkat sudut bibirnya sedikit, menunjuk salah satu pintu di pojokan kamar.
    "ohh thanks"
    aku berjalan kesana, membuka pintu dan ketika aku mau menutupnya, Ardy ada di baliknya hendak ikut aku masuk kedalam nya.
    "ikut juga??"
    dia mengangguk sambil tersenyum riang, dan kali ini senyuman yang manis. Dari tadi malam hingga sekarang, baru kali ini kulihat dia semanis ini, kulit putihnya, rambut ikal berantakan, tulang pipi yang menonjol dan bibir tipis mempesona.
    Dia tidak setampan Lucas Till, dia tidak setegas Chris hemsworth,, tapi dia semanis, ARDY,, ya anak depresi yang manis ini,, kenapa setiap kali ini aku memandangnya rasanya berbeda dengan tadi malam,, dia terasa begitu,,,, indah.

    Ardy mendorongku masuk ke kamar mandi, menghadap wastafel lalu mencuci mukanya, mengelapnya dengan handuk yang terlipat rapi di rak disamping wastafel.
    Lalu gantian aku mencuci mukaku, dan Ardy masih menungguiku di belakang ku, masih juga memegang kamera kecilnya.
    belum juga aku melipat handuk putih lembut itu, Ardy menarik lenganku menuju meja berisi makanan tadi.
    "lu mau gue suapin??"
    dia menggeleng
    membuka salah satu piring lalu mengambil jus mangga dan berjalan menuju kursi di bawah jendela besar, jendela yang keliatannya menghadap kearah belakang rumah.
    Ardy disana, menyendiri, memakan makanannya sambil sesekali melihat keluar jendela

    dia cukup cerdas untuk seorang anak depresi.

    ahh perutku juga lapar, aku pun mengambil piring berisi nasi goreng dan duduk dilantai, menyederkan punggung ke ranjang.
    menyendok nasi yang lezat, kalau tidak salah aku belum makan apapun dari kemarin siang, cuma minum energen saat berangkat kesini, terjebak macet, kehujanan, lalu dengan sadisnya di kurung dikamar orang gila yang punya wajah manis.

    uhh, mataku menangkap cahaya asing. Apa itu tadi?? petir jam 9 pagi? bahkan awan di jendela ta menunjukan mendung. Pantulan kaca cermin atau mobil? ahh terserah juga sih

    lagi lagi baru beberapa sendok,mataku menangkap cahaya aneh lagi.
    'wahh kamar angker nih,, dari tadi malem yang ada cuman horror doang' bisikku dalam hati.

    tapi setelah ku tengok si Ardy, dia sedang sibuk dengan kamera kecilnya. sedang memencet mencet entah tombol apa
  • keren
    ayo lanjut :)
  • mmm next?
  • @adacerita gue kurang puas sama yang ini,,,,
    soalnya no edit langsung publish gitu
    hasilnya ancur ancuran
    tadi udah buat lanjutannya lngsung gue hapus,, niatnya gue mau hapus ini juga, tapi gak bisa
    @zhar12 bener bener susaah ternyata nulis itu,,,,
    udah bikin panjang lebar akhrnya harus delete,,,, kayaknya nextnya nunggu gue libur deh
  • @wiraone buat gw sih cerita lo bagus, lanjutin aja kawan, yg penting cerita lo selesai :)
Sign In or Register to comment.