“ju..juna?” aku tersenyum kecut.
Sementara lelaki didekat brian hanya diam terpaku.
“hahaha ! Kenapa brian sayang? Kaget? ” tawaku sambil menggebrak meja restaurant.
“ju..n..ini...”
“hahahaha. Gue sama sekali gak habis pikir! Gue kurang apa? Semua yang lo mau sudah gue penuhi,bitch! Termasuk materi yang berlimpah!”
“ini bukan soal materi juna! Dan jangan panggil aku bitch!” brian meninggikan volume suaranya. Tapi aku sama sekali tidak peduli! Disini aku yang dihianati dan tersakiti. Bukan dia!
“lalu soal apa! Kepuasan batin? HAHAHA. Lucu sekali kau brian! Berapa kali sudah kau jamah ''benda-ku'' ini?. Tidak ingat? Itu karna sudah terlalu sering, Pelacur!” ucapku yang mulai tersulut emosi.
“stop jun!”
“lalu apa kabar dengan kau yang selalu bermanja-manja di otot sixpack-ku ini?” “dan hei, bagaimana jalan-jalan ke italia nya kemarin? Senang?” ucapku tak henti-hentinya.
PLAAK!
Comments
“nggo..ayo pergi” ucap brian datar. Sedangkan lelaki bernama ringgo itu langsung berdiri dan mengekor brian dari belakang bak kerbau dicocok hidungnya!
“hahaha! Hebat sekali kau brian, bisa membuat lelaki tampan itu tunduk dihadapanmu! Dasar jalang kau!” aku berteriak sebisa yang aku bisa, sementara brian tetap berjalan lurus tanpa menoleh kearahku, seolah aku ini adalah benda usang yang tak pantas ditoleh! Aku kalap.
untuk dialog pertama itu rancu, kirain yg ngomong kata "juna" itu adalah si "aku", ternyata orang lain.
lanjut aja dulu.. jangan lupa dibaca dulu sebelum dipost, sapa tau ada yg harus diedit ulang..
Kalo hapus komen yg double yuzz tau gak caranya?
kalo emang mau minta hapus sm mamang admin.. tp mending kl dopost komenan biarin aja deh.. kasian miminnya cm suruh hapusin komen..
Iya.. semangat berkarya ya..
soalnya ane cm tau baca,hehehe
Fujoshikah?
Kuambil rokok dilaci dekat balkon, tertera merk malioboro disana. Kulihat isinya, masih ada beberapa batang rokok didalamnya yang sudah mulai berubah warna menjadi kekuningan. Ya, Rokok ini sudah berbulan-bulan tersimpan rapat dilaci ini. Aku memang berhenti menjadi perokok sejak meresmikan hubunganku dengan brian. Brian amat tidak suka degan kepulan asap rokok.
Shit! Peduli apa aku dengan dia! Dia bukanlah siapa-siapaku lagi!
Kuambil batang rokok yang masih tersisa, aku sama sekali tidak perduli jika rokok ini sudah exp. Kunyalakan ujungnya, dan mulai kuhisap, Sengaja kukepulakan asapnya disekitar balkon sambil tertawa miris. Jika brian disini, mungkin dia sudah berkacak pinggang sambil ngomel-ngomel gak jelas. Hahaha.
Arrgh! Kenapa lagi-lagi dia.
Segera saja kubuang rokok yang baru sedikit kuhisap.
Kuremas kepalaku sambil kuacak-acak rambutku.
Duduk dibalkon sama sekali tidak membantu!
''lo dimana?'' kuputuskan untuk menghubungi gio.
'' gue di cafe xxx jun, ngapa?''
''gue otw kesana!''
''eh..jun jun tunggu!'' sambar gio langsung.
''ngapa? Kga boleh gua kesana?''
''ada brian disini. Apa lo ngga kenapa-kenapa?'' ucap brian memelankan suaranya. Sepertinya gio sudah mengetahui apa yang terjadi antara aku dan brian. Ya, gio adalah temanku dan teman brian. Kami- lebih tepatnya aku dan brian sangat terbuka dengan gio. Walaupun straight, gio adalah sosok yang openmind. Dia dengan santainya menerima keadaanku selepas dia mengetahui bahwa aku gay. Tapi kenapa brian bersama gio sekarang? Bukankah beberapa jam yang lalu dia bersama bf..new bf nya?
''dia..sendirian?'' tanyaku pelan.
''um..gak jun, lo tahulah maksud gue''
''sip! Udah ya!''
tut..tut..
Kulempar hp-ku sembarang.
Sial sial sial! Kenapa brian ada dimana-mana!
Eh...
Kenapa tidak terpikir olehku! Bodohnya aku, aku masih punya rumah dan orang tua. Kenapa aku tidak pulang saja kerumah? Great idea!
Perjalanan dari apartemenku menuju rumah orang tuaku tidak terlalu jauh. 2 jam perjalanan dan kini aku sudah berada dikota berbeda! Yap,surabaya. Kini aku berada di Surabaya.
Kutapaki kakiku menuju halaman rumah yang cukup luas. Gerbang rumah orang tuaku tidak terkunci,sehingga memudahkanku untuk masuk.
Sebelum berangkat ke Surabaya, aku tidak memberi kabar kepada orang tuaku. Mungkin mereka akan 'agak' surprise melihatku kembali ke rumah ini. Terlebih sejak setahun yang lalu aku tidak pulang.
Kupencet bel rumah...
Suara khas bel mulai terdengar...
Beberapa menit kemudian...
''YA!'' ow shit! Lelaki -yang tampaknya- berperawakan kurus sedang tampak mengagetkanku. Bagaimana tidak? Dia datang-datang langsung menjerit'YA' dan memunculkan kepalanya terlebih dahulu sehingga jarak antara kepala kami tinggal beberapa centimeter! Kontan aku memundurkan kepalaku.
''eh maaf..nyari siapa ya?'' hei, ini rumahku! Batinku beteriak. Perjalanan 2jam cukup membuatku kelelahan,dan kini harus menghadapi anak seperti dia? Oh,God!
''mamah mana?'' ucapku langsung sambil menenteng koper kedekat pintu.
''eh..mamah? Jadi..kamu kak juna kan? Iyakan?'' ucapnya nampak antusias. Oh,please biarkan aku masuk!
''ya'' ucapku singkat sambil nyelonong masuk kedalam rumah.
''siapa v-...'' ''vin'' ''ya ampun juna? Astaga! Kenapa tiba-tiba jun?''
mamaku yang datang dari arah berlawanan nampak kaget dan langsung memelukku.
''ceritanya panjang ma..nanti juna ceritain'' ucapku sedikit agak malas. Mungkin karna cape'. ''oh iya papa mana?'' tanyaku yang sedari tadi tidak melihat keberadaan papa.
''papa masih kerja, kamu istirahat dulu gih. Dan oh ya kevin, bantuin kakakmu bawa koper ya sayang.''
kakak? What! Sejak kapan mama bikin anak lagi? Setauku hanya aku anak satu-satunya.
''sip tante!'' ada kelegaan setelah dia bilang 'tante'. Berarti dia bukan anak mama.
''oh iya jun.. Kenalin, ini anak baru mama. Kevin. Hahaha'' canda mamaku sambil merangkul pundak kevin. ''bercanda. Dia anaknya kerabat papa, mungkin beberapa bulan kedepan akan tinggal dan melanjutkan sekolah disini,sekarang kelas 3 SMA, berarti terpaut setahun ya jun dari kamu'' lanjut mamaku memperkenalkan kevin.
''mohon bantuannya ya kak!'' ucap kevin yang lebih terdengar seperti teriakan. Huh, kenapa suaranya begitu melengking?
''yaya whatever. Bawa saja koperku ini!'' perintahku yang langsung nyelonong naik tangga menuju kamar.
Sedangkan kevin mengekor dari belakang sambil membawa koper geret-ku.
''udah vin, gak usah masukin ke hati ya kata-kata juna..mungkin lagi frustasi kakakmu itu..''
mamaku terkikik dan langsung kurespon dengan desahan. Dasar mama!
Aku sudah ingin membuka pintu kamarku ketika tiba-tiba..
''kak ini..ini kamarku'' ucap kevin sambil garuk-garuk kepala.
''kamar gue , jadi kamar lo? Sejak kapan? Hah, yaudah, gue lagi males debat. Mana kamar gue?''
''sejak sebulan yang lalu, kamar kakak.. Kamar kakak disini juga''
ucap kevin yang lagi-lagi menggaruk kepalanya.
''kamar yang lain nggak ada?''
''a..ada kak, tapi sudah terisi. yang satu terisi barang, yang satu lagi terisi peralatan kerja tante'' jawab kevin agak gugup. Aku sedikit memicingkan mataku dan mulai berpikir. Kubuka pintu kamar, kamar yang dulu aku tempati memang cukup luas. Kalau dilihat-lihat sangat lebih dari cukup untuk ditiduri 2 orang.
''kalau kakak keberatan, aku tidur bareng peralatan kerja tante aja. Gapapa kok'' ucap kevin lugu.
aku sedikit terkikik mendengar penuturannya.
''hei! Aku tidak setega itu, lagian ini cukup buat 2 orang. Yasudah kita berdua tidur disini saja.'' ucapku sambil masuk kedalam kamar. Langsung saja kurebahkan badanku diatas tempat tidur. Sedangklan Kevin, kevin langsung menaruh koper yang dibawanya sambil senyum-senyum gak jelas. Kenapa sih anak ini?
''kakak gak mandi dulu?'' sambar kevin saat aku mulai memejamkan mataku.
''nggak, gue capek. Dan oh ya, jangan panggil gue kakak. Seolah-olah gue ini terlihat lebih tua dari lo'' aku baru saja kepikiran. Kalau dipikir-pikir kevin hampir sebaya denganku. Aneh sekali mendengarnya memanggilku kakak.
''eh..oh.. Iya..ka..jun, maaf..aku gak ber-maksud''
''dan lagi, jangan pake 'aku-kamu' ke gue. Terdengar aneh!'' umpatku lagi.
''eh..ak..gueh gak biasa ka- jun.. Ak..gueh g- g-gak bisa''
ucap kevin gelagapan! Hahaha, geli sekali mendengar dia mengucapkan kata 'gueh'. Kupunggungi kevin, dan diam-diam aku mencuri tawa.
''pffttt... yaudah, terserah lo. Gue mau tidur.''
''ohh yaudah ya jj-jun.. Ak..gueh keluar dulu.. Huffhh''
ucap kevin sambil menghela nafas panjang. Hahaha!
@ryouta : makasih udah mau mampir. Iya gue fujo ryouta fujo juga kah?
@danze : udah dilanjut
@monic : udah dilanjut
maaf yah kalo mengecwakan~ cisi hanyalah penulis abal-abal yg numpang nulis dibf
Oshit!
Kubuka mataku pelan-pelan sambil mengumpulkan nyawa yang masih bersliweran entah dimana. Samar-samar, kulihat tangan putih bersih sudah berada diatas kepalaku. Sial! Tangan siapa ini?
Damn! Aku lupa kalau kevin kini sekamar denganku. Bodoh,bodoh,bodoh! Siapa lagi pemilik tangan ini kalau bukan kevin?
Segera saja, Kuangkat tangan kevin yang tadi berada dikepalaku, dan langsung kulempar kesamping badannya, kontan kevin langsung berada dalam posisi telentang!
Glek...
Dalam keadaan minim cahaya seperti ini, aku dapat melihat kevin mengenakan boxer pendek, paha putihnya dengan suksesnya ter-expose didepan mataku. Untuk sesaat itu mampu membangunkan 'adik-ku'.
Dan....
Oh Astaga..
Kenapa aku baru sadar kalau dia tidak mengenakan baju?
God, nipel-nya begitu menggiurkan.
Dia cowok atau cewek sih? Kenapa warnanya pink sekali? Seputih-putihnya aku , kurasa nipel-ku tidak se-pink itu.
Bebas mengamati lekukakan tubuhnya, kini aku beralih ke muka. Hmm.. Kalau diamati dia tidaklah buruk. Tidak, tidak, dia sama sekali tidak buruk! Wajahnya seperti campuran. Hidung mancungnya, bibir tipis merahnya, rambut hitamnya. Dan .. Wanginya.. Wanginya.. Persis dengan wangi.. Brian..
WHATTHEHELL! Kenapa wanginya bisa sama? Kenapa wangi ini kembali hadir dipenciumanku! Tidak! Kalau aku terus mencium wangi ini, bisa-bisa aku gila! Kapan aku bisa move on kalo wewangian yang membuatku down ini terus hadir dipenciumanku! Sial,sial! Darimana kevin mendapatkan bau ini!
Segera kutarik selimut keatas kepalaku mencoba menghindari bebauan itu, lalu Kusumpal hidungku dengan bantal.
Lambat laun mataku mulai mengatup.. Hingga akhirnya aku tertidur..