It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
haha,,,, msa ngomong sma nando, dia dah kalap
ohhhh, km dah bca anakku seorang gay blom? yg part3 itu ada jwabnny, crta ini tuh lnjutan dr ank ku seorang gay
hehe tmukan d post slnjutnya
aq cm prnh punya 1 bju warna ijo, bgus sih hehe
nah klo utk perasaan nando akn ad nnti, sbnerny smua akn jlas klo pke pov dari nndo, cm tkut pmbca bgg dgn bykny point of view, jd aq brusha mnjlaskn nndo mllalui pov windra atau james
konfliiiiik......konfliiiik....next.....
wkwkwk.. just kidding willy sayang.. gw mana tega kasih elu makanan sisa..
aduhh.. selera musik elu kenapa mgedrop gini sih wil?? anak muda mah senengannya dangdut koplo bukan dangdut vintage..
iya yahh.. kita temenan dari elu belum kuliah.. semoga temenan kita langgeng yaa. #hug
wahhhh hbatttt
ya stuju ma km, yg innoncent cm windra sih dsni
haha, gw gk suka dangdut, sukany rock haha
#jokowi effect
hug? tngnku gk sampe haha
biar kesan'y misterius gtu pov nando jgn dtampilin dlu, buat tmbh penasaran gatel2 dag dig dug gimanaa gitu..
rock dangdut?? enak jg tuhh.. hahahaha.. lol
#plakssss.. pasti nyampe kok.. suerrrrr..
“Bik Isah, kenapa sih? Kayak habis di kejar setan aja” tegurku pada Bik Isah yang lari terburu-buru kedalam rumah, nafasnya tak beraturan sambil terengah-engah, wajahnya terlihat pucat dan tegang
“Ehhh anu hmm” katanya sambil terbata-bata
“Kenapa sih Bik? Kalau ngomong tuh yang jelas” jelasku, aku membiarkan dia tenang sejenak untuk menjawab pertanyaanku
“Enggak apa-apa kok den, tadi ada tukang sayur yang ngejar-ngejar Bibik, kan Bibik terlalu cantik” jawab Bik Isah, dan kali ini aku tahu kalau dia bohong, lebaynya kali ini beda, dia biasa kalau di kejar-kejar tukang sayur nggak mungkin setegang itu, paling juga malah tambah ganjen sama tuh tukang sayur, aku tahu dia menyembunyikan sesuatu, dari gerak-geriknya yang sangat mencurigakan, beberapa kali dia mengintip keluar
“Hayoooo lihat apa” tegurku mengagetkannya
“Ngg, nggak apa-apa den, bibik mau pastikan kalau tukang sayur genit itu sudah pergi” jawabnya
“Ya sudah, buatkan Windra nasi goreng Bik, laper lagi” pintaku, padahal itu hanya kedokku saja
“Hah? Laper lagi? Kan tadi sebelum tidur siang udah bibik masakin den” protes Bik Isah dan dia masih terus beberapa kali melihat ke luar
“Sudah nggak usah protes, kan Windra dalam masa pertumbuhan, jadi gampang laper” ngelesku dan Bik Isah akhirnya menurut dan masuk ke dalam, dan dasar aku yang memang suka penasaran, aku memandang keluar, melihat ada apa, sejauh mataku memandang, tak kulihat ada tukang sayur, lagi pula sekarang sore, mana ada tukang sayur sore-sore begini
“Nando?” mataku terbelalak melihat Nando keluar dari rumah James, tapi wajah apa itu? Dia terlihat menyeramkan, dan dia mengusap matanya, apa dia menangis? Rasa penasaran ini semakin menjadi, sebenarnya ada masalah apa antara Nando dan James?
“Nando” teriak ku yang dengan cepat keluar dari rumah, dia sudah berjalan menjauh, dia terdiam dan menoleh, warna wajahnya sudah berubah, tak lagi sama seperti yang kulihat barusan, sekarang dia tersenyum padaku, tapi matanya tak bisa berbohong, matanya terlihat sendu
“Windra?” dia tersenyum memandangku
“Barusan kamu dari rumah James?” tanyaku, dia terlihat salah tingkah
“Ehhh hhhh Iii Iya” jawabnya terbata-bata, makin terlihat jelas kalau ada yang nggak beres, dan kali ini aku meyakinkan diri harus terlibat dalam hal ini, mereka berdua temanku dan aku nggak ingin mereka terlibat masalah
“Ngapain kamu ke rumah James?” selidikku ingin tahu
“Cuma mau Tanya tugas aja” jawabnya asal
“Kenapa kamu nggak Tanya ke aku aja? Bukannya kamu sama James ada masalah?” selidikku sudah seperti polisi
“Hhhh karena itu aku ingin memperbaiki hubunganku dengan dia” jawab Nando, aku memicingkan mataku untuk memastikan tak adanya kebohongan di matanya, dan aku yakin kalau dia berbohong, mulut bisa bohong, tapi aku nggak yakin mata bisa bohong.
“Ohh ya sudah” jawabku dan kami berpisah
“Bye Win, sampai ketemu besok” jawab Nando dan dia berjalan berlalu meninggalkanku
“Kau tak akan bisa membohongiku Nando” kataku dalam hati melihat punggungnya yang kian menjauh
“James?” panggilku saat ingin berjalan pulang dan melihat dia berada di samping pintunya dengan posisi seperti mengintip
Dengan cepat dia menutup rapat pintunya, dan kali ini 100% aku yakin ingin melibatkan diri dalam hal ini, aku ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya, aku berjalan ke dalam rumah dengan penuh tanda Tanya
“Aduh, kemana aja sih den? Bibik cariin, tuh nasi gorengnya udah jadi” kata Bik Isah
“Ya makasih Bik” aku berjalan dengan lemas ke meja makan
“Den” panggil Bik Isah dengan nada yang cukup aneh dan aku menghentikan langkahku
“Iya, kenapa Bik?” tanyaku, Bik Isah terlihat kikuk
“Hmm anu,” kembali dia terbata-bata
“Ada apa sih Bik? Bilang aja” kataku
“Meskipun apapun yang terjadi sama den Windra, Bibik mohon agar den tetap taat sama Tuhan, tetap semangat dan Bibik percaya tuhan akan memberikan yang terbaik untuk den Win” kata Bik Isah, aku terdiam sesaat merenungi kata-katanya, tumben dia menjadi bijak dan melankolis seperti ini
“Iya Bik, makasih, Windra akan ingat itu” jawabku sambil tersenyum
“Tapi kenapa Bibik tiba-tiba ngomong gitu?” selidikku
“Ehhh nggak apa-apa, aduh aduh Bibik Lupa balas sms Surti yang bilang mau maskeran” jawabnya asal dan langsung lari kedapur, aku hanya tersenyum dan melanjutkan ke meja makan
“Doniiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii, itu kan nasi goreng abang” teriakku pada si kecoa yang lagi makan nasi gorengku
“Hiks Hiks” dia sudah mulai akan menangis dan aku yakin tak lama lagi akan badai
“Huaaa huaaaa huaaa” tuh kan bener tuh anak nangis, aduh merepotkan saja, sudah makan makanan orang, ehhh dia pula yang nangis
“Udah-udah, nggak apa-apa makan aja” aku mencoba menenangkannya
“Hah? Yang bener bang?” astaga aku di permainkan sama si kecoa, tangisnya langsung berhenti dan senyum sudah terukir di bibirnya, matanya berbinar-binar menatapku
“Iya bener” aku menghembuskan nafas kuat sama trik anak ini
“Abang sini, suapin Dony” perintahnya dengan mata penuh harap, aku duduk di sampingnya dan mengambil sendok yang masih di tangannya
“Buka mulutnya, aaaaaa” aku memperagakannya dan dia membuka mulutnya dengan lebar, ku sodorkan nasi goreng nikmat itu, mulutnya membuka tambah lebar tapi malah aku dengan cepat masukin ke mulutku
“Ahhhh abang jaat’ teriak Dony,
“Hahahhaha” tawaku yang masih penuh nasi di mulutku, Dony terlihat menggemaskan sore ini, dia makan dengan sangat lahap dengan aku yang menyuapinya
“Sini bang sendoknya” Dony mengambil sendok dan menyendok nasi goreng suap terakhir dan menyodorkan ke mulutku, meski malah jatuh sedikit tapi aku merasa nasi goreng Bik Isah sore ini menjadi nasi goreng paling nikmat di dunia
Melihat adik ku yang nakal ini tersenyum, rasanya sungguh bahagia, menjadi abang yang sekaligus harus merangkap seperti ayah memang tak mudah, aku tahu banyak hal yang harus aku lakukan, aku harus menjaga Dony