It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
sori kalo ane cerewet..hehe
@yuzz: iya sih gak rapih, hm gpp ko itukan kritikan membangun juga supaya menulisnya lebih baik lagi.. Arigatou sarannya
Benih" cinta mw tumbuh..
#sotoydehgue
Iya updatenya jangan lama"
banyak2 baca aja dari master2 story disini buat belajar..
iya besok up deh ..
@yuzz: huum pasti harus bnyk2 belajar, gw ini jarang pke pc males ke warnetnya jadi pke hp lebih praktis hehe
Evan House, 19.00 pm.
Evan POV.
Gue menghela nafas dan mencoba merebahkan seluruh badan ini ke kasur empuk gue, hari ini gue
bahagia banget bisa ngeliat
senyumannya kelvin seharian
ini entah kenapa tiap kali
kebersamaan kita itu seperti
momen indah yang gak akan
pernah terlupakan.
Gue berdiri dan merenggangkan
badan gue yang lelah akan
aktivitas hari ini, gue pun
berjalan dan menghampiri
laptop kesayangan gue si cupit ya itu nama laptop tercinta gue.
Gue mencoba membuka akun facebook gue yang bernama
mak comblang hehe gue
sengaja pake nama ini biar
orang orang yang mau cerita
soal urusan cinta mereka ke gue
lebih gampang komunikasinya.
Tapi gue akhir akhir ini
sedikit merasa jenuh dengan
job rahasia ini, ya gue mulai
berpikir buat apa gue sibuk
mengurusi percintaan orang
lain sedangkan gue belum
mendapatkan cinta buat gue
sendiri, gue pun keluar dari
akun fb gue dan mulai kembali
merebahkan tubuh dan jiwa
ini menutup kedua mata gue
dan mulai menyusul ke dalam
mimpi.
Kelvin house, 19.00 pm.
Kelvin POV.
Gue mulai berpikir tentang pertanyaan yang tadi siang
keluar dari bibir gue, kenapa
bisa gue ngomong sayang ke
evan jelas kan dia sama kaya
gue sama sama laki, gue
cuma takut evan salah paham
dalam menafsirkan omongan
gue tadi, ahh bego kenapa ni
mulut gak bisa apa diam
sebentar, gue merebahkan
kepala gue di ata meja belajar
dan mulai memikirkan apa
yang sedang lakukan sekarang,
gue mencoba menutup kedua
mata gue dan merasakan
getar apa yang ada di hati
gue ini, gue ga mau ikatan
persahabatan gue dengan
evan hancur cuma karna
perasaan konyol gue ini.
Gue akan berusaha melupakan
rasa ini dan membuang getar
getar aneh itu di saat bersama
evan nanti. Gue menghela nafas
dan berbisik lirih pada diri sendiri.
"Good Night Evan, have a nice dream baby boy" gue tersenyum dan mulai tertidur.
Tok tok tok, sayup sayup
gue mendengar suara ketukan
pintu dari arah kamar gue. Gue
yang masih ngantuk pun
menutup kedua mata dan
mencoba untuk tidur lagi.
"Evan, bangun van" ucap mama.
"Evan hey bangun ini sudah
pagi nak" suara mama makin lama makin membesar.
Tok tok tok, akhirnya pintu kamar
gue buka dan terlihatlah mimik
muka wajah mama yang seram
(hehe becanda mah).
"Evan kamu ini susah sekali di banguninnya" sembur mama
kepada gue yang masih
berpenampilan kusut dan awut
awutan. Gue cuma kucek kucek
mata sambil nguap di depan
mama.
"Kamu ini ga sopan ya, nguap di depan muka mama"
"Maaf mah, oya sekarang jam
berapa?" gue lirik jam.
"Jam setengah tujuh" mata gue
melotot.
"yang bener mah?! Aduh kenapa
gak bangunin evan dari tadi
sih"
"Salah sendiri tidur kaya kebo
begitu" sesal mama.
"Oya ada kelvin tuh udah nunggu
kamu dari tadi di meja makan"
"HUAHHH" gue buru buru ngibrit
ke kamar mandi, mandi seadanya
dan ganti baju dengan cepat.
Gue ambil tas dan melangkah dengan cepat menuruni anak tangga. Kelvin yang mendengar
suara gaduh dari dalam pun
menoleh ke belakang dan
menemukan gue dengan
tampang yang kaya abis lari
marathon tampang kusut terus
nafas juga pendek pendek keringet merembes dari cela baju
seragam gue. Kelvin ketawa puas
liat gue menderita begini sial tu
bocah huh. Gue pun duduk di
samping kursi yang kevin
duduki.
"Dari tadi ya?" tanya gue.
"Ya lumayanlah dari 15 menit
yang lalu gue udah ada disini"
gue pasang muka menyesal liat
kevin yang serius dengan ucapannya kemarin mau jemput
gue itu ternyata bukan
bohong semata.
"Udah makan dulu ya Van, oya Vin kamu juga harus makan" mama
buatin kita nasi goreng.
"Makasih ya tanteh" ucap kelvin.
"Iya" mama senyum.
Setelah acara makan pagi bersama, kami langsung bergegas pergi ke sekolah kevin naik dan
menghidupkan motor ninjanya
dan mengeluarkan motornya yang terpakir di halaman depan.
Kelvin memasang helmnya dan
menyerahkan helm satunya
kepada gue.
"Peluk pinggang gue ya"
"Mau ngebut lagi ya dasar
kebiasaan banget sih" gue cuma
manyun.
"Hahaha, udahlah toh cuaca pagi
begini dingin jadi enak lah
kalau di peluk sama lo" kelvin
tertawa renyah, sedangkan muka
gue merah gara gara denger
ucapan dia. Gue naik ke atas
motornya kelvin dan dengan
perasaan malu dan ragu gue pun
memeluk pinggangnya erat, dan
motor ninja kelvin pun melaju
membelah sunyinya jalan
pagi ini.
Aku dan kelvin sampai di sekolah, kami pun bergegas menuju area parkir sekolah dan kelvin pun memarkirkan motornya di baris kedua. Ketika aku dan kelvin
sedang asiknya bercengkrama
indra tiba tiba datang
menghampiri kami.
"Hai Vin, hai Van" sapa indra.
"Hai Ndra" ucap kami kompak.
Indra tertawa kecil memandang
kekompakan kami.
"Kalian berdua ini kompak ya,
kemana mana selalu bareng
pulang pergi sekolah juga iya.
Apa kalian ini pacaran ya?"
pertanyaan indra sontak
membuat aku kalang kabut
karna kaget akhirnya aku
hanya diam dan gugup tak
berani menatap indra, tapi
berbeda dengan kelvin dia
malah terlihat santai dan
tenang dengan ucapan
indra kepada kami.
"Kalau kita pacaran kenapa dan
kalau kita ga pacaran memang
kenapa?" tantang kelvin dengan
mimik wajah datar.
"...." indra diam.
"Ayo Vin, kita ke kelas sekarang"
aku sengaja menarik tangan
kelvin agar menjauh dari indra,
entah kenapa kedatangan dia
kemari mendadak membuat
suasana menjadi tak enak.
"Owh, ketua klub basket
berpacaran dengan teman
dekatnya dan yang paling
mencengangkan pacarnya itu
sesama lelaki hm" indra
menyeringai kecil.
"Ga usah kepolah Ndra, kalau
lo ga suka ya bilang ja apa
urusannya lo sama urusan
gue dan Evan" ucap kelvin.
"Gue ga suka sama hubungan
kalian begitu? Sorry ya gue
bukan homo seperti kalian"
aku memandang kevin tajam,
kenapa dia berbicara begitu dari nada bicaranya dia seolah tidak
suka dengan keakraban ku
dengan kelvin.
"Heh, urus diri lo dulu yang bener berkacalah dan lo liat siapa
diri lo itu" kelvin tersenyum
mengejek.
"Ayo Van, kita ke kelas jangan
pikirin hal penting seperti ini"
kelvin menarik tangan ku menjauh dari indra, aku melihat
indra mengepalkan kedua
tangannya kuat seolah
memendam amarah soal kata
kata kelvin tadi padanya.
Kelvin tetap menyeret ku
masuk ke sekolah dengan
tangan kita yang masih
bertautan, jujur sebenarnya
aku malu menjadi tontonan
para siswa di sekolah yang
melihat kelakuan kami
berdua tapi kelvin menunjukkan
ekspresi muka biasa saja
seolah dia tidak peduli dengan
beribu tatapan aneh yang
terus memandangi kami.
Kelvin menaruh tasnya di bangku
dan aku pun melakukan hal yang
sama seperti kelvin aku duduk
di samping kelvin dan sedikit
melirik ke arah wajah kelvin.
"Emm Vin, lo marah ya sama
omongannya indra tadi?"
"...." kelvin diam tak merespon.
"Maaf ya" aku menunduk.
"Kenapa minta maaf?" kelvin
menoleh menghadap ku dengan
ekspresi bingung.
"soal di parkiran tadi lah"
kelvin terkekeh mendengar itu.
" Soal itu ya, gue ga peduli dia
mau ngomong ini itu atau
siapapun itu" gue tersenyum saat
kelvin berbicara begitu.
"Itu lah sifat lo, ga mudah di
tebak terlalu misterius"
"Lebay lo, gue ini manusia
bukan setan pake misterius
segala" ucap kelvin.
"Hehehe" aku senyum kecil.
Kelvin tiba tiba mengangkat
tangan kirinya dan mengacak
acak rambut ku.
Aku yang di perlakukan begitu
cuma diam mematung, kenapa
kelvin selalu bersikap lembut
pada ku sedangkan pada
yang lain dia begitu dingin.
"Lo lebih cakep kalau senyum"
ujar kelvin seraya menepuk pelan
pipi kiri ku. Aku menganggukan
kepala ku patuh hehe.
"Tapi jangan banyak senyum
juga nanti lo di kira gila haha"
kelvin tertawa dan aku hanya
cemberut tapi berganti dengan
senyuman melihat kelvin
tertawa lepas bersama ku.
Kelvin i love u so much ucap ku
dalam hati.
School, 12.00 am
Bel sekolah berbunyi itu tandanya jam pelajaran telah usai asik hari ini kan sabtu jadi bisa pulang lebih awal hehe, oya ngomong ngomong kemana kelvin ya
jangan jangan udah kabur duluan
ke parkiran, hm aku sandang tas
ku ke bahu dan aku berjalan
ke luar kelas sekilas aku melihat
sosok indra yang melintasi ruang
praktikum tapi setelah ku lihat
lagi ternyata tidak ada, aduh aku
kebelet pengen pipis lagi aku ke kamar mandi dan masuk ke bilik paling ujung tapi aku melihat ada
bayangan seseorang di depan
bilik kamar mandi yang aku isi. Jangan jangan penguntit atau
ahh sudahlah ketika aku akan
membuka pintu bilik kamar mandi sosok indra berdiri dengan
tegapnya di depan ku, aku yang
kaget sempat terlonjak ke
belakang, aku melihat sorot
tajam mata indra yang menusuk
pada ku.
"Indra? Ngapin lo disin? Gue kira
siapa ngangetin ja lo"
"......" indra diam
"Ndra, hei kenapa sih lo ha?"
indra melangkah masuk ke dalam bilik dan mendekati ku yang
sudah terpojok oleh dinding bilik dan tubuh indra di depan ku.
Indra menendang pintu bilik kamar mandi keras dan
menguncinya.
"Ndra, lo lo mau apa hah!"
"Heh, menurut lo sendiri gue
mau apa hm" indra tersenyum
sinis sambil memandang gue.
Indra memerangkap tubuh ku
dengan kedua tangannya yang dia sandarkan di dinding setiap sisi kanan dan kiri kepala ku.
"Ndra, lo jangan macem macem ya gue teriak nih"
"Silahkan" tantang indra.
Indra semakin mencondongkan
badannya mendekati ku, aku
mulai memberontak tapi tiba
tiba indra menggenggam kuat
kedua pergelangan tangan ku
dan menekan tubuh ku semakin
terpojok ke dinding bilik, aku
yang belum sempat merespon
apapun perlakuan indra padaku di kagetkan lagi dengan indra yang
mencium bibir ku secara paksa dia
menjambak rambut belakang ku membuat kepala ku menengadah
dan kesempatan itu pun di pakai indra untuk memasukan lidahnya
ke dalam mulut ku dan dia
semakin bebas mengeksplor
apapun di dalam mulut ku, dia
menggigit kuat bibir atas ku
sehingga menimbulkan efek
perih di sekitar bibir ku. Aku
pun mendesah oleh ciuman
indra pada ku.
"Ahh..hmpp..ummh" oksigen di
dalam paru paru ku semakin
menipis, tangan kiri indra yang
bebas pun mulai bergilya di
sekitar tubuh ku, aku mendesah
saat ia meremas sesuatu yang menonjol dia antara kedua
paha ku yang masih terbungkus
celana seragam, aku meronta
dan terus meronta.
"Akhh.. Hentikan stop akhh "
indra memelintir puting kiri ku.
Dan mulai menggigit bibir bawah
ku hingga berdarah.
"Ashh hmpp" aku mengerang perih pada bibir bawah ku.
Indra pun melepaskan
pagutannya pada bibir ku dan
membisikkan sesuatu ke
telinga kanan ku.
"Aku tau rahasia kecil mu hm"
indra berujar lirih dan menjilat
kecil daun telinga ku.
"Ra rahasia apa?" ucap ku lemas.
"Tentang isu yang saat ini sedang
gencar di sekolah, aku tau siapa orang yang sering teman teman
bilang dengan mak comblang hm"
indra menyeringai.
"Da dari mana kau tau?"
"Dan aku tau siapa sebenarnya
orang itu hm, atau ku beberkan
saja pada teman teman hm ide
yang cukup bagus "
aku terperangah dari mana indra
tau job rahasia ku itu padahal kan
selama ini tak ada satu orang
pun yang tau.
"Please, gue mohon jangan lo
jangan sebarin hal ini kepada
siapa pun" ucap ku.
"Bagaimana ya hm"
"Apapun syaratnya asal lo jangan
beritahu siapa pun"
indra tersenyum penuh kemenangan.
"Baiklah"
"Tapi dari mana lo tau tentang
semuanya, apa ada orang lain juga yang tau selain lo?"
"Owh, jika tentang dari mana gue
bisa tau identitas lo itu sangat
mudah"
"??????"
"Coba lo inget inget lagi
apa yang lo lakukan di ruang
praktek komputer sekolah 2
minggu yang lalu" indra tersenyum licik.
Kok ga d'mensen
cuma rada ribet klo bacanya di PC,
jdi baca di hape aja deh