It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Bahwa semua orang berlari dengan tempo yang berbeda...
[6]
Pulang sekolah ini, aku ingin ke toko buku untuk membeli buku geografi karena guru kami tidak menyediakan buku paketnya.
Lagi pula aku ingin membeli beberapa novel. Novelku yang kubawa dari rumah tidak banyak. Dan aku sudah malas untuk melanjutkan membacanya.
Kurogoh handphoneku untuk menelpon Donny, agar dia menemaniku ke toko buku.
“Don, kau dimana? Tadi kucari ke kelasmu, kau tidak ada. Di kamar pun tidak ada?”
“Aku di… aku lagi jalan sama temen. Udah dulu ya…”
Tut… tut…
“Hallo, Don!”
Arrgh! Dimatikan lagi! Tak biasanya dia begini. Jalan sama siapa? Sepenting itukah? Hingga tak mengabariku lagi. Terpaksa hari ini, aku harus jalan sendiri.
Sesampainya aku ke gramedia, aku langsung ke barisan rak-rak novel. Padahal tujuan utamaku kesini untuk mencari buku geografi.
Aku langsung saja mengambil beberapa novel, yang sudah menjadi incaranku.
Setelah mendapatkan 3 buku novel dan 1 buku geografi aku membawanya ke kasir.
OhMyGod, uangku kurang kayaknya. Aku tadi tak memperkirakan harganya. Semuanya 175.000, sedangkan aku hanya membawa 150.000 di dompet. Aaaaa, bagaimana ini?
Kuserahkan 3 lembar uang 50.000-an ke panjaga kasirnya.
“Uangnya kurang nih, dek,” ujarnya. Mati aku! Sumfah, malu banget. Tolol banget sih gw, bawa-bawa aja buku ke kasir.
Kalo udah gini urusannya kan brabe.
“Nih, mbak sekalian aja!” ujar seseorang di sampingku.
What? Dia?!
“Eh, Kak…” kataku gugup.
Kim tersenyum. “Yaudah sekalian aja,” katanya sambil menyodorkan beberapa lembar uang seratus ribu. Kulihat dia masih mengenakan seragam sekolah sepertiku. Di sampingnya ada seorang wanita. Mungkijn saja itu pacarnya.
“Makasih, Kak. Nanti aku balikin,” ujarku samabil mengambil bukuku yang terbungkus plastik.
“Tak perlu, hanya 25.000 saja kan?!”
“Ehm,” gumamku. “Makasih, Kak. Aku deluan,” kataku sambil berlalu.
***
Aku menghabiskan malam ini untuk membuat PR. Aku melakukannya setelah makan malam tadi. Ya, padahal besok aku tidak mempunyai PR. Aku mengerjakan PR untuk hari senin. Karena aku tak mau hari mingguku habis hanya untuk mengerjakan PR.
Tiba-tiba, hapeku berbunyi. Kuambil hapeku yang tergeletak di tempat tidur.
Eh, Selvi menelponku? Kenapa?
Segera kutekan tombol hijau untuk menjawab panggilannya.
“Hallo, Ken.”
“Hallo Sel? Ada apa?”
“Nothing, sombong banget sih, Ken sama temen SMP!”
“Ih, nggak kok! Mau tau aja, ada apa?”
“Ngga apa-apa, cuma mau nelpon aja. Gaboleh?”
“Eh, masuk SMA mana, Sel?”
“Smanda,”
“Hmm, yaudah hari minggu maen aja kerumah, ajak anak-anak.”
“Sipp!”
“Eh, Sel, sorry ye. Gw lagi ngerjaiin PR nih. Hahha, lu ngobrol sama Donny aja yaa!”
“Eh,”
“Don! Ini mau ngobrol ga sama selvi,” ujarku ke Donny.
“Enggak!”
Tutt…tutt…
“Ih, kok dimatiin sih! Aneh deh!” gumamku.
“Don,” ujarku. Kudongkakkan kepalaku ke atas untuk melihat Donny yang sedang tiduran di atas.
“Hmm,” sahutmya.
“Kau sakit? Tak biasanya kau hari ini diam. Kemarin-kemarin juga.”
“Aku nggak apa-apa,” jawabnya singkat.
“Don, hari minggu., kamu mau kemana?” tanyaku sambil menulis PRku.
“Ngga tau.”
“Maen yuk, kemana gitu?”
“Males!”
“Ih, kenapa? Kok gitu?”
“Ngga apa!”
“Ih, mau ya-mau?!”
“Kalo gue bilang ga mau, ya ga mau!’ katanya sedikit keras.
Aku terdiam.
Ga biasanya Donny kayak gini. Terakhir dia bentak aku aja udah lama banget. Pas dia tau kalo aku bi. Mungkin dia lagi ada masalah atau apalah, dan saat ini mungkin dia tidak ingin diganggu.
***
Sabtu pagi…Ya, hari yang cerah. Walaupun aku tidur malam sekitar jam sepuluh, aku bisa bangun pagi.
Kulirik jam dinding, masih subuh. Jam lima pagi sekarang. aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling kamar. Mereka semua masih tertidur, Rio masih tertidur dengan suara mengoroknya yang khas, Donny juga masih tertidur.
Sebenarnya aku rada khawatir sama Donny tidur diatas. Takut dia jatuh.
Dari dulu, Donny kalo tidur ga bisa diem. Selalu berganti posisi dan gaya. Pernah aku tidur bersamanya, ampun! Nakal banget tidurnya.
Tapi mungkin dia sudah beradaptasi dengan tempat tidurnya diatas.
Kulihat di kuping Bobby menempel sebuah earphone. Apakah dia bisa tidur tenang dengan lagu heavy metal seperti ini. Aku mencabut earphone di telinganya kemudian mematikan lagu di hapenya.
Dalam posisi tidur, anak ini masih saja bergaya sok cool. Dengan melipat kedua tangannya di dadanya.
Eh, celananya membentuk tenda, tuh. Hahaha, aku tertawa dalam hati.
Aku beranjak ke tempat tidurku dan membereskannya. Setelah selesai mandi aku sholat subuh bersama di masjid.
***
@kiki_h_n sipp
@Silverrain haha, makasih ka udh mau baca
dan untuk para ...
Silent Readers?? Go Away!
Percaya deh, kalo ceritanya makin menarik pasti pada gatel pengen komeng.