BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

THE PARALYZED

edited April 2013 in BoyzStories
I try to talk to you,

when you walk the halls,

you pass me by,

I think about you all the time

Yet, we don't even talk.

I'm paralyzed by you,

When your around I get stuck,

I'd make a move if I had the guts too,

Running out of conversations in my head,

I will never give up, I will never stop trying.

You're in my mind twenty-four hours

If your words were bumps, I'm tripping over them and falling.

I'm not trying to keep you guessing,

But,

I'm paralyzed by you,

When your around I get stuck,

I'd make a move if I had the guts too,

Running out of conversations in my head,

I will never give up, I will never stop trying.

Because I Love you.

And Now I'm Paralyzed












PARALYZED












Pagi ini terliahat cerah, secerah suasana hatiku. Hari ini adalah hari pertama aku bersekolah di SMA Nusa Bangsa, Sekolah asrama pria ternama di kota ini.

Selain prestasi yang patut di acungi jempol, sekolah ini juga mendapat prediket sebagai salah satu sekolah termahal di Indonesia. Dan tak heran kalau sekolah ini di dominasi oleh anak-anak pejabat ataupun anak-anak yang berasal dari keluarga yang terhormat dan kaya raya.

Tapi ada satu hal yang membedakan…

Prestasi yang memuaskan tak lengkap bila disertai dengan attitude yang baik. Tapi hukum itu tak kan berlaku di SMA Ini!

“Kalau kau tak mampu bertahan, keluarlah dari sekolah ini. Sekolah ini adalah untuk siswa yang mempunyai mental yang kuat”

Itulah kata-kata yang harus dicamkan oleh anak-anak tak berdosa seperti mereka. Tak layak memang anak-anak lemah diperlakukan dengan tidak adil, mereka selalu saja di bullying taupun di jadikan sebagai bahan olok-olokan.

Yang aku dengar sih, di sekolah ini ada sebuah group yang bernama D3B, begitu mereka menyebut si penguasa sekolah ini. Aku belum tahu apa arti dari kata D3B, orang-orangnya pun aku belum pernah lihat. Tapi setahuku mereka 1 tingkat diatasku.

Yap, sekarang aku adalah murid Senior High School! Aku sangat bangga mengenakan seragam baruku. Bagaimana seragam baruku? Pertanyaan bagus. Hmmm, seragam ini sangat keren tentu saja! Aku mengenakan kemeja putih panjang dan blazer biru setengah lengan dengan celana dasar bewarna hitam.


Di sekolah ini mempunyai seragam yang berbeda di setiap harinya. Seperti: hari senin adalah kemeja putih panjang dan blazer, hari selasa adalah baju putih abu-abu, hari rabu adalah baju batik, hari kamis adalah baju hitam putih, hari jumat adalah baju olahraga, hari sabtu adalah baju pramuka. Memang ribet sih, takutnya malah nanti jika aku lupa jadinya malah saltum. tapi mau bagaimana lagi. Mau tidak mau aku harus mengikuti aturannya.

Di bangku bagian belakang, terdapat 3 tas koper yang nantinya akan menemaniku di semester ini. 2 koper besar, dan satu sisanya berukuran lebih kecil. Hahaha, ketika aku membawa koper-koper itu, aku yakin, orang-orang yang melihatku akan berpikir bahwa aku akan pindah selamanya ke asrama.

Halo, tapi itu bukan salahku. Setidaknya, Ayah dan ibu membantu memasukkan beberapa benda yang menurutku tidak cukup penting untuk ikut menemaniku di asrama. Tapi itu tidak begitu buruk, setidaknya mungkin benda-benda yang menurutku tidak begitu penting itu siapa tahu nanti bermanfaat juga. Uups, dan sekarang aku sudah berada di depan gerbang sekolahku.

“Kau yakin akan bersekolah di sini” Ayah bertanya tiba-tiba.

Aku tersentak. Antara kaget dan bingung aku pun menjawab, “Ya, tentu saja! Ayah pikir keputusanku hanya main-main? Kita telah membahas ini berkali-kali, kan, Yah. Dan aku yakin Ayah tidak akan menyesal telah memasukkan aku ke sini. Aku bersumfah!” kataku panjang lebar sambil mengancungkan jari telunjuk dan jari tengah.

“Well, baiklah kalau begitu. Sukses selalu. Ayah hanya mengkhawatirkan kamu, Nak. Dari kecil kamu orangnya ga pernah jauh-jauh dari kami. Menginap semalam tempat saudara pun kau tak mau. Lagi pula kau orangnya gampang terkena sakit. Siapa yang akan mengurusmu di dalam sana,” kata Ayah.

Aku termenung memikirkan perkataan Ayah. Tapi tekatku sudah bulat untuk belajar hidup mandiri di sini.
“Tak perlu khawatir. Aku akan jaga diri baik-baik,” kataku yakin.

“Yasudah. Ohya jangan harap aku akan memaafkanmu jika nilaimu jatuh nanti” tambah Ayah. kemudian dia membantuku menurunkan koper-koper di bangku belakang.

Aku tersenyum, “tidak akan!”. Yah setidaknya aku memang tidak akan mendapat ranking jelek semenjak aku memang sangat senang membaca terutama buku pelajaran. Tapi aku tahu, bahwa di sekolah ini adalah orang-orang pintar semua.

Ayah naik ke mobilnya, dan mulai menyalakan mesin.

“Hati-hati, jagalah dirimu selalu, nak” katanya sambil melambaikan tangan.

Aku balas melambaikan tangan hingga sosok mobil itu sudah tidak nampak lagi. Dan sesaat kemudian aku mulai menarik koper-koper besar itu. Terima kasih Tuhan, koper-koperku semuanya memiliki roda. Jika tidak, aku tidak tahu bagaimana aku harus mengangkatnya sampai ke dalam asrama.

***

Sesudah aku merapihkan barang-barangku kedalam kamar nomor 7 area Blue di asrama, aku bergegas menuju lapangan untuk melaksanakan upacara penerimaan siswa baru. Aku bahkan belum tahu siapa saja teman sekamarku. Setiap kamar dihuni oleh 4 siswa. Ya Tuhan, semoga saja aku sekamar dengan teman-teman lamaku.

“Ken!” seseorang memanggilku.

Kutolehkan kepalaku. Ternyata donny, sahabtku sejak TK. Aku berlari kearahnya lalu kutinju perutnya.

“Aww! Sakit tahu, malah tadi aku belum sarapan!” singutnya. Aku terkekeh melihat wajah cemberutnya yang unyu. Aku sangat suka saat melihat dia mengembungkan pipinya.

“Mana yang sakit sayang?” kataku sok mesra sambil ku elus-elus perutnya.

Dengan sigap Donny langsung mundur menjauhiku.

“YaTuhan. Penyakit lamamu belum sembuh juga ternyata, najissss tau nggak,” katanya sambil memasang ekspresi jijik di wajahnya.

Aku tertawa. “Hahaha, you know me so well, brada!” kataku sambil mengacak rambutnya. "Sayang kamu belum makan yawn?”

“Sayang, sayang, palelu peyang!” ketusnya.

“Jahat benar kamu Don! Katanya kamu tidak diterima di sekolah ini?” kataku sambil memasang wajah masam.

“Memang benar aku tidak di terima di sekolah ini. Tapi jangan panggil aku Donny Pratama Sitohang, kalau aku tak masuk ke sekolah ini,” katanya sambil tersenyum licik dan melipat kedua lengannya di dadanya.

“Selalu!” aku menghela nafas.

“Semoga saja, kita nanti sekamar yaw!”

“Iya, Don. Emangnya kamu kamarnya di area apa dan nomor berapa?”

“Di area Blue nomor 7.”

“YES!!! KITA SEKAMAR!!!!”

“Ingat. Kau jangan macam-macam ya.”

Aku tertawa. “Hahaha, itu tak akan terjadi. Kecuali jika aku khilaf!” aku kembali tertawa.
Donny menjitak kepalaku.

Aku tertawa. “Sudah yuk, bentar lagi upacaranya dimulai!” ujarku sambil menarik lengannya.

Donny adalah teman dekatku. Sahabat. Yap, kami sudah berteman sejak TK, bagaimana tidak? Rumah kami bersebelahan. Dia tahu semua tentang aku. Bahkan semua rahasiaku yang orang lain tidak tahu, termasuk orang tuaku. Salah satunya jika aku memiliki perasaan yang tidak wajar. Yap, aku menyukai wanita dan laki-laki. Aku tak tahu perasaan itu darimana datangnya. Aku sudah membunuh rasa itu. Tapi semakin aku membunuh rasa itu, semakin aku tersiksa. Ya, aku masih muda. Nikmatilah saja dulu.

Ketika Donny tahu, bahwa aku orang yang tak normal. Tentu dia sangat kecewa terhadapku. Dia mulai berubah, menjauhiku, menghiraukanku. Seolah aku moster, alien, yang patut dijauhi.

Tapi dengan berjalannya waktu, Donny mulai kembali menjadi Donny yang aku kenal. Akhirnya dia mengerti keadaanku. Tak ada lagi dinding pembatas diantara kami. Dia kembali menjadi temanku, kakakku, pahlawanku.





ini covernya: edit dari junjou romantica
«13456716

Comments

  • edited March 2013
    delete
  • edited March 2013
    ***


    Setelah Upacara selesai dan pengumuman pembagian kelas telah diumumkan. Kami segera memasuki kelas.

    Yap, aku masuk di kelas 10.2, sedangkan Donny masuk ke 10.7. tapi tak masalah, aku tak sendiri di kelas ini. Maksudku, orang-orang yang kukenal di kelas ini cukup banyak.

    Tapi, memang aku orangnya tak mudah bergaul jadi sampai sekarang belum ada orang yang menempati bangku di sebelahku. Aku memilih duduk di paling depan dan di paling pojok. Eh, Masih banyak juga, bangku lain yang kosong. Hehe

    Aku membenamkan wajahku ke meja. Yap, sudah sekitar 30 menit, guru belum juga masuk. Ya, mungkin baru hari pertama. Kelas sudah seperti pasar, bagaimana tidak? Kelas ini dihuni oleh pria semua. Jadi tak heran bukan. Aku tak begitu tertarik untuk bergabung bersama mereka.

    “Eh, gue duduk disini ya,” kata seseorang. Kurasakan tangannya menyentuh pundakku. kutolehkan kepalaku ke atas. Dan…

    “…”

    Dia tersenyum.

    “…”

    “Hey!” katanya mengejutkanku.

    “Boleh duduk disini,” ulangnya sekali lagi.

    “Si… silahkan!” jawabku gugup. Kemudian dia duduk di sebelahku.

    Mataku sedari tadi tak lepas oleh wajahnya. YaTuhan, begitu indahnya ciptaanmu, batinku. Oh, Ken, lupakanlah sejenak. Tenang… tenang.

    “Jhonatan!” katanya sambil menyodorkan tangannya.

    “Nama aku Ken,” jawabku singkat sambil menjabat tangannya. Sumfah, tangannya dingin banget, mulus. Eh, kok kayak di lem ya tanganku. Ga bisa lepas bray.

    “Ken apa?” tanyanya sambil menarik tangannya. Yaaa.

    “Ken…” aku mebuat teka-teki.
  • edited August 2012
    [P A R A L Y Z E D]

    [2]




    “Ken… Kentucky?” katanya sambil mengangkat sebelah alisnya. Sekali lagi aku terpana.

    “Bukan!”

    “Ken… Ken apa? Ken… tut?” ujarnya sambil terkekeh.

    “Hahaha, namaku… Kenda!”

    “Dari SMP mana, Joe,” kataku bersikap sok ramah.

    “Aku pindahan dari SMP di medan,” jawabnya. “Eh, siapa namamu tadi?”

    *Jeng… jeng…*

    Aku tersenyum pahit. “Kenda, panggil aja Ken, biar mudah. Tapi, kalo masih susah, panggil aja honey,” kataku sambil tertawa lebar.

    “Hahaha, bisa aja,” jawabnya.

    Beberapa saat kemudian kami habiskan waktu kami untuk mengobrol dari hal yang kurang penting hingga hal penting.

    Tak terasa sekarang waktunya istirahat. Semua manusia yang tadi berada di kelas sudah berhambur keluar kelas. Beberapa lebih memilih, tinggal dikelas.

    “Joe, aku keluar dulu ya. Mau ikut?” kataku.

    Dia tersenyum. “Enggak, deluan aja. Aku juga nanti mau ke T.U,” ujarnya.

    “Yasudah kalau begitu,” kataku sambil tersenyum lalu aku berjalan keluar kelas menuju kelas Donny.

    Drttt… Drrtt

    Kurogoh kantung celanaku, ternyata SMS dari Donny.

    “Aku dikantin, bakso elu udah gw pesenin!”

    Segera kubalas SMS-nya.

    “Thx u brada.”

    “Woy, lempar kesini tuh bola!” teriak seseorang.

    Aku menoleh. “Aku?” kataku sambil menunjuk diri sendiri.

    “IYA, KAMU YANG RAMBUTNYA MIRIP BOYBAND!” teriaknya lagi. Orang-orang yang berada di sekitarnya tertawa.

    Dasar! Apa maksudnya dia mengejekku. Kurang ajarrrr!!! Kenapa dengan rambutku. Kuakui rambutku seditit panjang dan lurus. Haha

    Kulihat bola basket menggelinding ke arahku. Dan berhenti tepat di kakiku. Kuambil dan kulihat kelapangan. Cowok tadi yang bepakaian baju basket SMA ini, tertawa ke arahku. Aku memandangnya kemudian tersenyum sinis.

    Kulemparkan bola basket itu ke arah ring dengan satu tangan. Beberapa saat kemudian bola itu masuk kedalam ring. Aku tersenyum. Semua orang terdiam. Semua mata memandang ke arahku. Kemudian aku berlalu.
  • {besok lagi}

    ...
  • edited August 2012
    minta komenannya yawn. :)
    qaqa qaqa cekalian, hwahahaha :D

    nite all :*

    quote: Some people are like trees, they take forever to grow up.
  • hmm, awal yg baik... Tampaknya ada sesuatu yg seru yg bakalan terjadi nih pd kenda... D lanjut bro, oh ya, nulis ceritanya harus smpai ending yah... Jangan smpai d tinggal lapaknya...
  • edited August 2012
    “TUNGGU!” teriak cowok itu lagi lalu ia berlari kearahku dan diikuti oleh kedua temannya.

    Aku menghentikan langkahku. “Apa?” kataku dengan wajah datar.

    “HEY KAU, BERANI-BERANINYA KAU MEMPERMALUKANKU DI DEPAN SEMUA ORANG???” teriak cowok tadi yang sudah ada di hadapannku.

    Cowok berambut cepak yang usianya mungkin hanya terpaut satu tahun denganku, berperawakan tinggi tegap dengan kulit lebih gelap dariku. Aku sangat suka matanya. Mata yang sipit, namun tajam.

    kemudian dia menggenggam kerah bajuku. Sementara itu aku hanya menggigil ketakutan mendapat reaksi darinya.

    YaTuhan,tolong aku. Aku sudah lupa kapan terakhir kali aku berantem.

    “Maaf Kak, aku tidak bermaksud,” kataku lirih.

    “APAKAH KAU TAK TAHU SIAPA AKU?”

    Aku menggeleng. Emang dia siapa? Anak presiden?

    Dia segera berbalik, menunjukkan nama dan nomor punggungnya. Oalah, ternyata namanya Faris. Nama yang aneh.

    “Nama gue ARIS, sekarang lu udah tau siapa gue?!” teriaknya sambil mendekatkan wajahnya ke arahku. Aku yakin jika aku memajukan 1cm kepalaku, mungkin kami sudah berciuman.

    Eh, kenapa dia menghilangkan huruf ‘F’ pada namanya?

    “Oh, Kak Aris, ketua tim basket,, kan?” kataku sok tahu.

    “Kau juga tak kenal siapa kami?” kata kedua temannya yang berada di belakangnya.

    Aku menggeleng lagi.

    “Dasar TOLOL! Seantero sekolah pasti sudah tau siapa kami bertiga,” ucap salah satu temannya.

    “Nama gue Roland!”

    “Gue Kim Randy lien,”

    “HAHAHAHA, jadi kau belum pernah mendengar istilah D3B?” kata Kak Aris sambil tertawa setan.

    Aku menggeleng cepat.

    “DEVIL IN 3 BOYS!”

    “HAA!” aku tercengang mendengar nama itu.

    “Jadi sekarang lu tau sedang berurusan dengan siapa?”

    Aku mengangguk.

    “HAHAHAHA” Kak Aris tertawa di ikuti kedua temannya yang berada di belakangnya.

    “KAU AKAN MATI!!!” kata salah satu temannya.

    “Aku tidak bermaksud untuk mempermalukanmu!” jawabku seraya berdoa, semoga Aris akan memaafkanku.

    “APA??? IKUT AKU… ANAK SIALAN!!!”

    Aris pun menyeretku dari lapangan sekolah menuju kamar mandi. Semua mata sedari tadi memandang kami. Tapi, aku tidak peduli. Yang kupikirkan bagaimana caranya agar aku lolos dari D3B.

    “Berlutut!!”suruh Kak Aris sesampainya di kamar mandi.

    “tunggu apa lagi?!!”

    Sebelum aku melakukan printah Kak Aris, aku menatap Kim dan Roland yang sedang memperhatikanku untuk meminta pertolongan. Yah… apa yang bisa dilakukan oleh mereka? Tak ada.

    Malahan, Kim dan Rolan membalas tatapanku dengan tatapan iblis seolah-olah aku harus melakukan perintah Aris.
    Dengan terpaksa aku berlutut. YaTuhan, apa salahku? Ini baru hari pertama aku masuk sekolah. Fyuuh…

    “JILAT!!”

    Aku terhenyak,menengadahkan wajahku menatap tatapan ganas Aris.

    “Sepatuku sepertinya perlu dibersihkan…Ayo jilat!!” ucap Aris dengan tatapan jahil.

    “Ayo lakukan bodoh!!!” teriak Roland sambil tertawa. Karena mendapati tontonan yang sangat menarik.

    “Kau ingin aku ikat di pohon beringin depan sekolah atau aku kunci di dalam gudang sekolah??” tanya Aris dan kembali memaksaku untuk menjilati sepatunya. Aris mendorong kepalaku hingga tepat di atas sepatunya.

    “lakukan bodoh!!”

    Aku mengepalkan kedua tanganku. Ingin rasanya untuk memukul Aris saat ini, tapi apakah aku harus melakukannya? Lebih baik aku memilih menjilati sepatunya dari pada menghajarnya. Lagi pula aku tidak cukup memliki keberanian untuk melakukan hal itu.

    Aku mendekatakan kepalaku ke arah sepatunya perlahan seraya menahan rasa sakit di hatiku.

    “Kau begitu menjijikan!” ujar Aris kemudian menendang wajahku dengan kasar. Kurasakan cairan yang berbau amis keluar dari hidungku.

    OhMyGod, penderitaanku bertambah, Aris kembali memukul wajahku berkali-kali, meninggalkan jejak biru di wajahku.

    “Sudah Bos! Hentikan! Dia bisa mati beneran!” ujar Kim. Aku dengan jelas mendengar suaranya yang sedikit cedal.

    Dengan sigap Aris menghentikan perlakuannya padaku. “Dan kau…” Aris menatapku yang sudah babak belur.

    “Kalau guru-guru mengetahuinya, aku akan membuat dirimu lebih parah! KAU MENGERTI??”

    Aku mengangguk lemah.

    “Dasar laki-laki pecundang!!” Aris mendorong tubuhku hingga terjatuh.

    Mungkin wajar jika saat ini beberapa tetes air keluar dari mataku. Hahaha, aku tersenyum getir, menyadari kebodohanku.

    Aku merapihkan bajuku, yang sedikit kotor dan terkena noda darah. Beberapa kancing baju juga sudah lepas. Aku berdiri dan berjalan tertatih menuju cermin, kulihat seoarang anak laki-laki di dalamnya dengan wajah yang banyak luka. Aku tak mengenalnya.

    Benarkah laki-laki itu adalah aku. Aku tak pernah seperti ini sebelumnya. Eh, tapi aku jadi sedikit lebih tampan dengan wajah seperti ini. Keren! Aku tersenyum getir.
  • aq jd penasaran makna kata dr judul cerita ini... PARALYZED=lumpuh... Apakah maksudnya si kenda dpt melumpuhkan/menahlukkan cintanya faris...
  • Monic wrote: »
    Monic wrote: »
    aq jd penasaran makna kata dr judul cerita ini... PARALYZED=lumpuh... Apakah maksudnya si kenda dpt melumpuhkan/menahlukkan cintanya faris...

    @Monic hehe, siapa yg melumpuhkan dan siapa yg dilumpuhkan. tungguin yawn lanjutanya,

    makasih :)
  • Pasti d tunggu kog lanjutannya... Oh ya,Ntar aq tarik anak2 pakai tali tambang, biar pd koment di sini... Xixixi... Tp tunggu aq ke warnet yah... Hehe... Semangat yah @LittleBro
  • Mmmm knp judulnya Paralyzed? Kesannya gak macho (muaaappppp :\"> ) by te wey, aku suka critanya...ditunggu lanjutannya
  • edited August 2012
    [P A R A L Y Z E D]

    [3]








    Kurogoh kantung celanku dan kuambil HP-ku. Aku tak sanggup berjalan sendiri ke UKS, makanya aku minta bantuan Donny. Segera ku-SMS Donny, untuk membantuku.

    “Aku di kamar mandi! Cepat kesini!”

    Aku terduduk dilantai kamar mandi. Ya, tidak ada orang lagi disini. Mungkin jam istirahat sudah habis. Sudah beberapa menit, Donny belum juga membalas SMS-ku.

    BRAKKKK!

    Aku menoleh ke arah pintu yang di gedor-gedor. Beberapa saat kemudian pintu itu terbuka secara paksa karena di dorong oleh seseorang.

    Apakah dia adalah Aris dan teman-temannya lagi yang tak puas menyiksaku?

    “KENDA!” ujar Donny agak histeris sambil berjalan menghampiriku.

    Aku hanya cengar-cengir ngga jelas.

    “Oh My God!” katanya sambil menghela nafasnya. “Kau kenapa? Siapa yang melakukannya padamu?!”

    “D3B!” jawabku lemah.

    “Kenapa?”

    “Entahlah, mereka hanya tidak suka denganku!” kataku putus asa.

    “Sebentar! Biar aku balas perbuatan mereka!” katanya sambil berbalik, dengan cepat aku langsung menarik lengannya.

    “Kumohon jangan!” printahku.

    “Kenapa?!” teriaknya kesal, sedikit membentakku.

    “Heh, kau bisa apa?!” ujarku tak kalah keras sambil kupukul kepalanya.

    Dia tersenyum malu.

    Hahaha. “Kau ingin ikut-ikutan menjadi pria yang kasar, heh?”

    “Sudahlah, ayo sekarang kita ke UKS. Lihatlah! Wajahmu semuanya memar!” ujar Donny sambil membantuku berdiri.

    “Iya, wajahku, kepalaku mungkin sudah tidak berbentuk lagi,” ujarku seraya merintih, memegangi pipiku yang rasanya perih luar biasa.

    “Sepertinya kau harus di bawa ke rumah sakit?!” ucap Donny memberikan saran.

    “NO! cepat bawa aku ke UKS!” printahku.

    “Iya, sebaiknya kau kugendong saja,” ujarnya.

    “Ahh, kau terlalu berlebihan, aku masih bisa jalan. Lebih baik kau mempapah aku saja,” kataku.

    “Kau malu yaa?” ujarnya menggodaku.

    “Hahaha,” aku tertawa.

    “Baiklah kalau begitu!” jawabnya sambil mempapahku berjalan, dengan tangannya merangkulku agar tubuhku tidak terjatuh.

    Sesampainya aku dan dia di UKS, aku disambut hangat oleh para senior PMR. Mereka bertanya tentang ini itu. Yap, tanpa aku jawab mereka bisa menyimpulkan sendiri bukan? Siapa yang memperlakukanku hingga begini.

    Aku berbaring di tempat tidur yang sudah di sediakan. Karena mengantuk akupun tertidur.

    Beberapa saat kemudian, Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Sepi? Kemana mereka semua? Kemana Donny?

    kulihat salah satu anggota D3B yang kulupa namanya, menghampiriku sambil membawa baskom.

    Karena ketakutan, aku segera menjauh darinya.

    “Tenanglah, aku tak akan menghajarmu!” katanya sambil tersenyum.

    Apakah aku harus mempercayainya?

    “Aku anggota PMR! Jadi ini memang tugasku,” katanya tegas sambil menaruh baskom dan handuk yang dia bawa ke atas meja.

    Aku mengangguk, masih merasa tidak aman.
    Kulihat dia membasahi handuk yang di bawanya dengan air hangat, lalu memeras airnya.

    Ya tuhan, ini begitu lucu.

    Tanpa izin, dia mulai mengompres wajahku dengan handuk secara perlahan.

    “Awww! Pelan-pelan, Kak!” kataku lirih.

    Dia tak menjawab.

    Kuperhatikan wajahnya yang mulus dari dekat. Tidak ada satu butirpun jerawat di wajahnya. Ingin sekali aku membelainya, pasti mulus banget tu wajah. Putih, bersih wajahnya. Oh tuhan, dia keren! Jika kalian tahu sosok kyuhyun S.J, seperti itulah dia. Dengan rambut yang hampir mirip dan matanya yang sipit. Kulirik name tag yang ada di seragamnya.

    Kim Randy Lien.

    KIM? Pantas saja, gumamku dalam hati.

    “Kenapa kau memperhatikanku tanpa berkedip begitu?” tanyanya heran.

    “Eeeee, ih ke ge-eran deh!” balasku sambil membuang muka.

    “Wajar saja mereka menghajarmu!” gumamnya sambil terus mengompres wajahku dengan air yang sudah tidak hangat lagi.

    Aku tersenyum simpul menanggapinya.

    “Maaf!” ujarnya.

    Aku tersenyum lagi.

    “Selesai! Kau istirahat dulu! Kalau sudah baikan, sebaiknya kau pulang ke asrama. Jangan masuk kelas lagi. Aku sudah meminta surat izin tadi!” ujarnya kemudian berlalu dari hadapanku.
  • Mmmm knp judulnya Paralyzed? Kesannya gak macho (muaaappppp :\"> ) by te wey, aku suka critanya...ditunggu lanjutannya

    @didit_wicaksono haha, makasih k didit.

    Paralyzed? ga macho, ah masa... hehe :D
    yaudah aku ganti Paramore yaw, biar macho....
    hahah,

    sipp, lanjutkan :)
  • Monic wrote: »
    Pasti d tunggu kog lanjutannya... Oh ya,Ntar aq tarik anak2 pakai tali tambang, biar pd koment di sini... Xixixi... Tp tunggu aq ke warnet yah... Hehe... Semangat yah @LittleBro

    @monic Oke makasih monic :)
  • edited March 2013
    Silent Readers?? Go Away! :p
Sign In or Register to comment.