BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

THE PARALYZED

1356716

Comments

  • edited August 2012
    [P A R A L Y Z E D]

    [4]






    “Ken, ini kenalin! Teman sekamar kita!” ujar Donny saat aku membuka pintu kamar.

    “Hemm, Aku kenda!” kataku bersikap ramah.

    “Aku Rio!” ujarnya sambil tersenyum ramah.

    Aku membalas senyumannya.

    “Hai!” sapaku pada seseorang yang sedang tiduran sambil membaca majalah.

    Dia menghiraukanku sambil membolak-balik majalahnya.

    “Bob!” ujar Rio sambil menarik headset dari telinga cowok itu.

    “Apaan sih!” ujarnya.

    “Lu itu ga sopan amat!”

    Cowok itu menoleh kepadaku. Melihatku dari ujung kaki hingga ujung kepala. Aih!

    “Aku Kenda!” ujarku kikuk.

    “Bobby!” jawabnya singkat lalu kembali lagi ke dunianya yang tadi.

    OhMyGod, aku mengerang sendiri.

    “Dia memang seperti itu,” ujar Rio.

    “Tak masalah! Hanya belum kenal saja,” ujarku.

    Aku berjalan menuju tempat tidurku. Donny sudah berada di tempat tidurnya yang diatas sejak tadi. Tempat tidur yang disediakan berupa tempat tidur bertingkat dua ukuran satu orang.

    Aku berbaring di atas kasur dan berusaha memejamkan mataku. Tapi, aku tidak bisa tidur. YAA, ini karena cowok sombong itu. Bobby!

    Dia sedang menelpon seseorang. Berisik sekali, membuatku tidak bisa tidur.

    “Terserah kamu, deh, maunya gimana…,” ujarnya kepada seseorang yang dia telpon.

    “Pelankan suaramu,” gumamku karena merasa terganggu.

    “Tapi ga harus gitu juga kan, sayang!...,” ujarnya lagi.

    “Halo, kau dengar aku!” kataku sedikit keras. Dia menatapku sejenak kemudian dia kembali lagi fokus pada HP-nya.

    “Iyaa… Aku ngerti…” ujarnya lagi.

    “5 menit lagi lampu akan dimatikan!” sayup-sayup kumendengar pemberitahuan dari luar. Yap, di sekolah ini, wajib mematikan lampunya ketika tidur.

    “APAAA!” teriaknya pada seseorang yang di telponnya.

    “HOII! Gue mau tidur! Bisa diam sedikit tidak!” bentakku.

    Dia menatapku tajam. Aku sedikit ngeri. Lalu dia mematikan HP-nya seketika. Kemudian dia menarik selimutnya hingga menutupi seluruh badannya dan tertidur. Aku sedikit merasa bersalah padanya.
  • cuma segitu say @littlebro???
    hehehe...ga' apa-apa, aku tunggu kelanjutannya...
    tetap semangat yang penting jangan merasa terbebani yah, biarkan mengalir....:D
  • @ularuskasurius sipp. haha
    diusahain update lagi deh mlem ini :p hehe
  • @LittleBro Kok cm dkit? Tambah tambah...
  • @LittleBro Kok cm dkit? Tambah tambah...

    di page 2. udah diliat belum kaka, hehe

    #okesip
  • hehehehe... sya mantan silent reader soalnya.
  • Wellcome dd.
    KENTANG...!!!!!!! duh cpet di update yah...
    cemungut dd.
  • Wellcome dd.
    KENTANG...!!!!!!! duh cpet di update yah...
    cemungut @LittleBro
  • edited August 2012
    ***




    Aku terbangun ketika mendengar bunyi alarm dari HP-ku yang sangat khas. Aku menggeliat sebelum akhirnya bangun

    “WHAAAATTT! JAM SETENGAH 7!!!” aku terkejut karena melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setangah tujuh pagi. Aku telat!

    Kenapa mereka tak membangunkanku? Apa mereka membiarkanku tak masuk karena sakit. Memang sih, badanku hari ini agak demam.

    Dengan sigap aku langsung bangkit dari tempat tidurku dan memberesakannya asal-asalan. Ya, membereskan tempat tidur adalah ritual baru yang harus kujalani selama berada di asrama, jika tidak aku akan mendapatkan poin.

    Setelah membereskan tempat tidur, aku segera mengambil handukku yang kugantungkan di balik pintu. Aku langsung berlari menuju kamar mandi.

    Di setiap gedung asrama memiliki 10 kamar mandi. Jadi, karena banyaknya siswa, kami harus berbagi kamar mandi agar tidak terlambat masuk ke sekolah. Biasanya 1 kamar mandi di pakai oleh 2 sampai 4 orang.

    Tapi, karena mungkin hari sudah siang, jadinya aku kebagian kamar mandi yang kosong. Syukurlah!

    Aku tak seperti kebanyakan orang yang bisa menghabiskan waktu di kamar mandi. Entah, apa saja yang mereka lakukan di dalam kamar mandi hingga bisa menghabiskan waktu berpuluh-puluh menit bahkan jam. Mungkin ada acara bersemedi di kamar mandi.

    Karena aku bukan orang yang maniak dalam urusan mandi, hanya sekitar 10 menit aku di dalam kamar mandi. Aku juga tak yakin kalau hanya 10 menit, bahkan mungkin kurang dari segitu.

    Sesudah aku melakukan ritual mandi. Aku segera berpakaian seragam putih abu-abu. Tak lupa kusemprotkan parfume yang telah di selipkan ibuku di koperku.

    Setelah semuanya selesai. Aku langsung menyambar tasku dan langsung berangkat ke sekolah. Untungnya saja, aku tinggal di asrama yang memang di lingkungan sekolah.

    Yap, bel sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Tapi, untunglah saja kelasku belum ada guru. Tau kan, bagaimana kondisi kelas jika guru belum masuk?

    Yap, itu sudah menjadi rahasia umum. Apalagi, satu kelas isinya cowok semua. Ya, sindrom anak SMP masih melakat pada tubuh mereka.

    Aku duduk di bangkuku sambil menyapu pemandangan yang ada di luar kelas. Joe sedang mengobrol di belakang dengan teman-teman lainnya. Aku tak tertarik untuk bergabung bersama mereka. Selalu saja!

    “Ken! Pagi-pagi udah melamun saja!” ujar Joe mengejutkanku.

    “Eh?!”

    “Kok, kamu masuk sekolah? Tadi kata Donny, hari ini kau tidak masuk?” tanyanya.

    “Aku mau masuk. Kenapa?”

    “Ih, jutek amat. Lagi PMS ya?” ujarnya menggodaku.
    Aku tersenyum kecut.

    Entah mengapa, feel aku berkurang terhadap Joe. Mungkin karena pembawaannya yang berubah.

    “WOYY! GURU UDAH MAU MASUK KELAS!!” teriak seseorang yang bertubuh gemuk. Suaranya keras sekali, seperti pakai mic. Mungkin seantero sekolah juga pada dengar.

    Seluruh siswa kelas ini, tiba-tiba menjadi ricuh. Berlari menuju tempat duduk masing-masing. Suasana yang tadinya seperti pasar berubah menjadi seperti di dalam goa, bahkan detak jarum jam kedengaran juga.
  • edited August 2012
    @kiki_h_n semoga para SILENT reader mengikuti jejak kaka, yaa. hehe
  • faisalits_ wrote: »
    Wellcome dd.
    KENTANG...!!!!!!! duh cpet di update yah...
    cemungut @LittleBro

    @faisalits_ oke kak, makacih, haha,
    silahkan dinikmati, mumpung masih anget *eh :D

  • edited August 2012


    Beberapa saat kemudian, seorang guru muda masuk ke dalam kelas. Kuperkirakan umurnya masih sekitar 28-nan.

    “Ayo siapkan!” ujarnya.

    “Standup please! – Pray together… greeting!” kata seseorang di belakangku. Kami mengikuti ucapan itu. Yap, itu sudah menjadi ritual pagi sebelum memulai pelajaran.

    “Pagi adik-adik sekalian!” ujarnya. What? Bener sih, mungkin agak aneh kalo manggilnya ‘anak-anak’ haha.

    “Sudah ada yang tahu nama saya?” ujarnya lagi.

    Kami diam, tak menjawab.

    “Ehh, nama saya Ricky wijaya. Panggil aja Mr. Ricky,” ujarnya agak kikuk.

    Kami tetap diam. Sungguh aneh!

    “Saya adalah guru PKN kalian sekaligus wali kelas kalian. Saya akan mengajar kalian dengan blablablabla,” ujarnya panjang lebar. Aku tak begitu mendengarnya. Yah, biasalah hari-hari pertama masuk. Guru-guru pada cuap-cuap ga jelas.

    “Silahkan kalian tanda tangani kontrak belajar,” katanya sambil membagikan kami kertas satu persatu.

    Kertasnya berisi peratruan-peraturan yang biasa di ocehkan guru. Tidak boleh keluar masuk kelas saat KBM berlangsung, tidak boleh terlambat, tidak boleh menyontek, tidak boleh ini-itu and de el el. Whatever!

    Ih, sarap nih guru. Lebe amat yak, gumamku dalam hati. Yap, tapi mau tidak mau aku harus mengikuti peraturannya. Karena pada pasal guru berisi:

    Pasal 1: guru tidak pernah salah.

    Pasal 2: jika guru salah, kembali ke pasal pertama.

    For heaven’s sake!

    “Sekarang kita akan mengadakan pemilihan perangkat kelas!” ujarnya lagi.

    Kami terdiam, kuedarkan pandanganku ke sekeliling. Semua siswa pada menunduk, menyembunyikan wajah mereka. Huh, tidak ada yang berani mengajukan diri. Termasuk aku dan Joe.

    “Tidak ada yang mau?!” ujarnya sedikit kaget. “Kelas ini cowok semua kan?”

    Tak perlu kau tanya pak, gumamku dalam hati.

    “Aku meragukan kejantanan kalian?!” ujarnya lagi.

    Aku terbelak, hampir aku tak bisa menahan tawaku. Begitu pun yang lain, terdengar kekehan pelan.

    “Aku butuh 4 calon?!” ujarnya. “Kamu… kamu… kamu… dan kamu!” ujarnya menunjuk 4 orang siswa termasuk aku salah satunya. OhMyGod!

    “Yang tidak mau… silahkan tidak usah masuk ke kelas saya lagi!” ancamnya. “Silahkan maju ke depan, untuk para kandidat!”

    Ih, rese nih guru, gumamku dalam hati.

    Dengan terpaksa, kuseret kakiku menuju depan kelas.

    “Silahkan sampaikan fisi dan misi kalian untuk menjadi ketua kelas!” ujar Mr. iki. Eh, tak salah aku menyebutnya ‘iki’ haha
    “Dari: Gio, Devan, Rio, dan Kenda!” ucapnya lagi sambil membaca nama kami yang tertera di name tag.

    Syukurlah, aku mendapat giliran yang terakhir. Jujur, aku tak berminat sama sekali untuk menjadi ketua kelas. Hal yang merepotkan! Tak ada untungnya lagi. Benar tidak? Hmm, semoga saja aku tak terpilih.

    Mereka bertiga menyampaikan fisi dan misi mereka dengan bagus dan bahasa-bahasa yang tak kumengerti. Bagus sekali, entah mengapa kedengarannya begitu semangat. Sekarang giliran aku yang akan menyampaikan fisi dan misi. Aku tak tahu haru menyampaikan apa di depan.

    Dengan langkah gontai, kupaksa kakiku untung melangkah.

    “Nama saya Kenda Geovani. Dipanggil Ken, tapi kalo dipanggil ‘woy’ juga nengok. Fisi dan misi saya untuk kelas ini adalah… ya, yang baik-baik aja!” kataku malas.

    Semua menatapku seolah ingin memakanku hidup-hidup. Aku tersenyum kikuk lalu berjalan mundur. Dengan begitu aku yakin, aku tak akan terpilih.

    “Sekarang kita akan melakukan voting. Jika suka sama salah satu kandidat di depan silahkan tekan tombol hijau, haha. Silahkan tulis di kertas nama kandidatnya dan bawa taruh diatas meja saya,” jelas Mr. iki.

    Setelah melakukan voting. Mr. Ricky dibantu oleh siswa lain melakukan penghitungan suara. Ya, dilakukan secara tertutup. Aneh!

    “Dan ketua kelas kita adalah… jeng-jeng… Kenda!” ujarnya sambil menepuk bahuku.

    Aku tersentak kaget. Whattt! Apa-apaan ini! Bagaimana bisa?! For heaven’s sake. Aku bahkan berbicara asal-asalan di depan kelas. YaTuhan apakah mereka telah bersekongkol?

    “Mr. bercanda?” tanyaku meragu.

    “Haa… kalau kau tak percaya, silahkan lihat sendiri!” jawabnya tegas.

    O
    M
    G
  • Tahap awal cerita (perkenalan), udah kaya'nya. ..
    sebelum masuk ke part 5, baiknya aku summon dulu para senior dan warga BF'ers maupun para penulis senior, biar meriah. . .

    @lockerAA,@BleezeB,@adam08,@hananta,@eldurion,@monster28,@freakymonster58,@Zhan,@adacerita,@arcclay,@dirpra,@mllowboy,@MocoMatsu,@blender,@fianpoulz,@aryopram,@pokemon,@DealdyRe,@danze,@Gr3yboy,@kurokuro,@bi_ngung,@Dj_Exe,@dieto,@sly_mawt,@reza_adith,@dandykuerentz,@shiki,@Marmoet99,@vendi74,@Silverrain,@Alir,@yuzz,@dewaa91,@the_angel_of_hell,@lain,@bibay007,@RakselLEE,@shyboyinside87,@iboobb7, @rizal_m2 @pique @PrinceOfBlackSoshi

    hahaha...
    mau minta wejangan dari para senior (duileeh), maklum anak SMA yang baru belajar nulis, hahaha
    sebelum masuk ke ceritanya :)

    makasih yang udah mau baca !!! GBU boyz!

  • @Zhan iye deh kaka, diseretnya pake magnet tadi. Haha
  • gw suka sama ceritanya dilanjut lg bro :)
Sign In or Register to comment.