BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

The Night, and The Day - END - page 111

18586889091117

Comments

  • Arsais's View

    "Bishop..."
    "Hmm?"
    Aku menoleh, mendapati wajah Bishop Pixel yang tampak kuatir.
    "Ada apa Bishop?"
    "Umm, itu, soal dua orang itu..."
    Pixel menunjuk ke arah Rex dan Cardinal Jyo yang tampak duduk berjauhan.
    "Entalah..."
    "Iya, emangnya ada apaan ama mereka? Kayaknya perang dingin deh?"
    Arvyn mengambil sebuah kursi dan duduk dengan menopangkan dagunya di sandaran kursi itu, sambil melihat pada Yue dan Rex yang saling diam.
    Mungkin lebih pantas ga dibilang saling diam sih.
    Tepatnya keadaannya seperti ini:
    Yue mencoba minta maaf berkali kali pada Rex, tapi Rex tidak menggubrisnya, dan selalu pergi setiap Yue akan mendekat.
    Lucu ya?
    Tampak jadi hiburan bodoh bagiku sepanjang pagi ini, tapi tampaknya yang lain menguatirkannya.
    Apa yang harus aku katakan?
    Aku pun baru tahu kalau Cardinal Yue adalah dokter Rio di dunia nyata.
    Sebelumnya aku ga tau, dan waktu kemarin mendadak Rio menghajar Christ di Mall pun, aku cuma bisa melongo melongo kaget.
    Kukira ada apa.
    ternyata masalah cinta.
    Hufh...
    Untung aku dan Kenny ga pernah dapat masalah begitu.
    Aku melirik wajah Axel yang tersenyum ke arahku sambil mengangkat karung persiapan amunisi kami.
    Dia tersenyum sambil berjalan ke arahku.
    Aku membalas senyumannya, saat dia mendadak menghilang dari pandanganku.
    Eh?
    "Aku ga kenapa kenapa! Aku ga kenapa kenapa! Ini siapa yang bikin parit disini sih!"
    Axel tampak dengan susah payah menaiki parit dalam tempatnya tadi terjatuh, kemudian mengangkat karung yang dipegangnya kembali ke bahunya.
    Ahh!
    He's Just to cute!
    "Dia bego..."
    Arvyn berkomentar sambil memperhatikan Axel yang berusaha keras mengangkat karung dari dalam lubang hingga ia kembali terjatuh ke dalamnya.
    Ah! Too Much Cuteness~!
    "Terlalu Bego..."
    Ujar Bishop Arvyn lagi.
    Hmm, yah, mungkin memang agak konyol.
    Kembali ke masalah Christ dan Rio.
    Semenjak kejadian pemukulan yang menggemparkan seisi rumah sakit itu, dengan ajaib baik Christ maupun Rio tidak menerima sanksi apapun dari rumah sakit, padahal kalau aku jadi dokter kepala aku akan menjamin mereka mendapatkan minimal skors setahun di rumah mereka.
    Okay, agak berlebihan.
    Dan semenjak pemukulan kemarin itu juga, aku baru mengetahui jati diri Rio, yang ternyata adalah Cardinal Yue, dan ternyata...
    ALVIN GAY!
    Dan cewek yang dulu sering ditemui Alvin adalah Cardinal Yue!
    Aku baru menyadarinya saat memandangi wajah Yue.
    Yah, mungkin karena rambut panjangnya aku jadi salah melihat jenis kelaminnya.
    Semua orang bisa salah kan?
    "Nah Nah, Rex datang kemari!"
    Benar saja yang dikatakan Wyatt yang sedaritadi hanya menguping pembicaraan kami.
    Sosok Rex mendekat ke arahku, wajahnya tampak benar benar jengah.
    "Hai Rex...."
    Ujar kami berbarengan sambil memasang senyuman terbaik yang bisa kami berikan.
    Rex hanya menghela nafas.
    "Kalian bersiaplah, sebentar lagi kita harus berangkat ke Valerie Barren, tolong siapkan formasi, sebentar lagi aku akan bergabung ke sana. Oh, aku duluan!"
    Rex bergegas pergi dari kami, dan berlari memasuki pintu istana Rupanda.
    Tak lama kemudian, Cardinal Yue datang dengan tergesa gesa ke arah kami.
    "Kalian lihat Rex...?"
    "......................................"
    =======================================
    Axel's View

    "Ugghh, aaaahhhh!"
    Bruak!
    Akhirnyaa!
    Kayaknya aku perlu beli Popm*i sekarang terus makan disini.
    Setelah sekian lama, akhirnya semua panah panah berat ini berhasil aku masukin semua ke kereta.
    Ahh, senang rasanya.
    Sebenarnya sih kerjaan begini bisa aja selesai dengan cepat.
    Andaikan semua orang yang bergosip di pojokan sana.
    #tunjuk.rombongan.bishop
    berhenti dari gosip mereka dan membantuku.
    Sedaritadi aku mandangin Kevin dengan pandangan sebel dan jutek, tapi kok dia malah tersenyum ke arahku sih?
    Kayaknya aku salah kasih raut muka ya.
    "Duck Clan sudah semuanya barang kalian?"
    "Sudah, Kwak"
    "Kami, Kwek"
    "Sudah pack, Kwak"
    "Semuanya... Kwek!"
    Keempat bebek berpakaian warna warni itu memberikan hormat bendera padaku.
    Emangnya aku lagi gerek bendera ya?
    (= 3=)
    Lagipula ngapain mereka bicaranya jadi kayak Kwik Kwek Kwak gitu, pake sok di potong potong segala..
    .........
    Mungkin supaya menghayati peran ya....
    Kuhela nafasku saat aku memandangi puluhan kereta yang sekarang siap diberangkatkan.
    Berkat bebek bebek lucu itu, aku jadi harus bekerja ekstra, mereka bawa bom, mortir, grenade launcher, ballista, canon, trebuchet, dan lain lain.
    Salah salah ntar kami perangnya udah ga berbaris rapi lagi, tapi pada merangkak semua kayak angkatan bersenjata lagi latihan gara gara takut kena peluru nyasar.
    (--")
    Ga bisa bayangin.
    "General Axel, apa semua sudah siap...?"
    Setelah sekian lama, Arsais akhirnya datang kepadaku, dan bagusnya pertanyaan pertamanya adalah "apa semua sudah siap"
    ck, rasanya aku hari ini jadi kayak pembantu umum deh.
    "Sudah! Dan semuanya sudah siap-tanpa-bantuan"
    Ujarku sambil melirik gemas padanya.
    Dan bukannya meminta maaf, dia malah mencubit pipiku dengan gemas.
    "Sip, kalau gitu kita bersiap pergi ke Valerie Barren sekarang. Axel nanti komando untuk Supply Wagoon ya..."
    Ujar Arsais sambil lalu.
    HAH?!
    Aku General! Dan aku pemimpin Magician Unit! Kok tiba tiba aku malah jadi kondektur kereta kereta muat ini?
    Enak aja!
    "Arsais, aku kan Magic Unit Captain!"
    Ujarku dengan gemas.
    "Ah, benar juga ya, yaudah ayo kita siap siap prepare, Sergeant Joe, bisa tolong bantu untuk komando Supply Wagoon?"
    Ujar Arsais lagi sambil menatap ke arah satu dari empat sekawan bebek kembar warna warni itu.
    "Siap, Kwek"
    "Kami, Kwak"
    "Akan, Kwek.."
    "Bersiap, Kwak...."
    Arsais menatap dengan bingung, kemudian ia merapikan topi birunya sambil menghela nafas.
    "Mereka kayak keponakannya donald duck ya?!"
    Bisik Arsais padaku.
    "Entah!"
    Cetusku dengan sebal.
    Aku udah terlanjur bete ama dia!
    ***
    "ARONIAN!"
    "YEAAAHH!"
    "ISLAND COUNTRINIAN!"
    "AYE!"
    "JOWSTONS!"
    "SIAP!!!"
    "MERCENARIES!"
    "WOOOOOOOHOOOO!!!"
    "MAGICIAN OF MAGICIAN ISLANDS?"
    "KAMI!!!!!"
    "BLUE MOON VILLAGER!"
    "YA! KAMI DISINI, SIAP MELAYANI, MAY I ASSIST YOU??!!"
    "Ga usah panjang panjang. HARMONIAN??!"
    "WOOO!"
    Aku ikut berteriak dengan bangga saat nama kami dipanggil oleh Arsais, dia berteriak di depan, memanggil nama kami seakan dia penyanyi dangdut kondang yang akan Show.
    Well, ini memang perlu dilakukan kok, karena memang dengan begini, kami bisa meningkatkan semangat dari pasukan kami.
    Arsais mengangguk dengan bangga, kemudian dia menoleh ke arah Grasslanders.
    "GRASSLANDERS?"
    "KWEEEK! GROOAARR! SSS! AEIII!!!"
    "..............."
    Arsais menatap dengan pandangan penuh tanda tanya mendengar balasan dari Grassland, tapi akhirnya dia mengangkat bahunya dan berbalik.
    "SINDARIINN?"
    "..........................."
    ".................................."
    Arsais mengerjapkan matanya, tangannya masih mengepal ke udara, dan mulutnya masih terbuka lebar, Ia masih mengerjap, menunggu.
    "..........................."
    Arsais menurunkan tangannya, dan mengelap dahinya.
    "Oke, kita mulai aja berangkat ya! Setiap kepala divisi tolong assist, kita akan maju per kelompok, sampai di North Wall baru kita melebur dan membuat Formasi! APA SEMUA MENGERTI?"
    "YAAA!!"
    Semua orang bersorak.
    Semua, kecuali para Sindarin yang masih tampak tenang.
    Mereka bisa tenang banget ya, pasti mereka sering dapat pelatihan bencana alam.
    (--")
    Mendadak Sosok Rex dan Cardinal yang berkejaran dalam jarak sekitar beberapa belas meter muncul di depan kami.
    "Kalian bersiap, nanti aku akan temui kalian di North Wall setelah formasi selesai!"
    Ujar Rex sambil lalu, dan menghilang di rapatnya pasar Rupanda.
    "Aku juga! Sigh, dimana dia?"
    Ujar Yue yang juga sambil berlari terburu buru, dan ikut hilang ditengah keramaian.
    "......................................."
    "Cuekin aja mereka, sekarang ayo kita berangkat!"
    =======================================
    Rex's View

    "ALVIN!"
    Suara Yue terdengar samar dari kejauhan, aku semakin mempercepat langkahku untuk menghindarinya.
    "ALVIN, TUNGGU KUMOHON!"
    Yue tampak kepayahan mengejarku, aku masuk ke dalam lorong kecil, dan menyusup masuk untuk bersembunyi dari kejarannya.
    "Sigh, Bisa izinkan aku bicara?"
    Sial, ternyata dia melihatku.
    Aku terus berlari menyusuri lorong lorong sempir di Rupanda.
    Hmm, Desainnya memang sangat berbeda dengan Valerie yang masih terkesan rural, Rupanda memiliki banyak sekali bangunan bangunan tinggi berdinding batu, dan menciptakan ratusan lorong kecil berdinding tinggi di seluruh penjuru kota.
    "ALVIN!"
    Sialan!
    Aku menatap dinding yang berdiri kokoh di hadapanku.
    Jalan buntu!
    "Akhirnya!"
    Aku membalik tubuhku, dan Yue menatapku dengan sedikit memicingkan matanya.
    =wow, bocah, kekasihmu lelaki ternyata? Menarik, ga rugi aku menempel padamu! Semakin hari kamu semakin menarik! Hahahaha!=
    +Berisik!+
    =Ups! Bwahahahaha=
    Rune brengsek! Bisa bisanya dia berbicara di saat saat seperti ini! Teriakannya terdengar membahana di dalam kepalaku, membuatku semakin terpojok.
    "Alvin, please izinkan aku bicara!"
    Aku menatapnya dengan tajam, kemudian aku segera berlalu dengan cepat, berharap aku bisa melaluinya tanpa dicegah.
    "Tunggu..."
    Baiklah, harapanku kandas!
    Yue mencengkram pergelangan tanganku dengan berani, dan menarikku, kemudian menekanku pada dinding batu di sampingnya.
    Dinding itu terasa begitu dingin, tapi tak sedingin tubuhku yang sekarang terasa basah karena keringat.
    "LEPASKAN!"
    Aku meronta dengan kuat, tapi Yue kembali mengunciku, dan membuatku terjatuh ke lantai lorong yang lembap.
    "LEPASKAN Mmffh!"
    Kata kataku teredam saat Yue menekankan bibirnya ke mulutku yang terbuka, mengatupkan kedua bibirku yang terbuka menggunakan bibirnya, dan melumatnya.
    "MMMHH!!"
    Aku terus berusaha meronta dari tubuhnya, tapi tampaknya dia memang lebih kuat.
    Sial, andaikan job ku bukan penyihir, pasti aku sekarang sudah bisa melemparkannya keatas dinding lorong ini!
    "Aghh! Mhh..."
    Yue menggigit bibirku, membuatku berteriak karena sakit, yang segera dimanfaatkannya untuk memasukkan lidahnya.
    BUG!
    Akhirnya aku berhasil meloloskan tanganku, dan menyarangkan tinjuanku ke pipinya.
    "SIALAN!"
    Aku berteriak dengan marah, sambil menatapnya dengan tajam.
    Tidak ada lagi gunanya aku berlari, itu hanya akan mengulangi kejadian sepanjang hari ini, dan lagi, pasukan kami memerlukan kami sebentar lagi.
    Aku harus menyadarkan si bodoh satu ini!
    "Apa yang kau pikirkan mendadak menciumku begitu saja!"
    "Kau menikmatinya..."
    Aku mengerutkan keningku.
    "Apa?"
    "Aku bilang, kau menikmatinya, padahal bisa saja kau menggigit lidahku, atau apapun itu, tapi tidak, kan? Kau menikmatinya, artinya memang aku masih ada tempat di hatimu, kan?"
    Aku tertegun.
    Ya, memang benar.
    Dia memang masih memiliki tempat di hatiku, dan itu bukan masih.
    Dia memang masih menguasai hatiku.
    "Jangan bercanda! Tidak ada lagi tempat untukmu, begitu juga Christ! Dan jangan kau berpikir bisa mendapatkannya lagi!"
    Aku menangis dan berteriak untuk mencegah mulutku dalam hatiku, tapi memang itulah yang harus kukatakan.
    Dia harus pergi! Aku sudah tidak ingin membuka hatiku pada siapapun lagi.
    Aku tidak siap untuk menerima seorangpun.
    Awalnya aku berpikir Jyo bisa mengobati rasa sakit yang sudah diciptakan oleh Christ.
    Tapi tampaknya memang tidak, dan semakin lama aku menyukainya, aku jadi semakin membenci diriku sendiri, karena seakan menjadikannya sebagai pelarian atas kebencianku pada Christ.
    "Apa pukulan tadi untuk pembalasan kebencianmu karena aku menyakitimu di Valerie dulu, saat kau jadi Arsais? Kalau iya, pukullah lagi, tapi setelah itu, izinkan aku kembali berada di sampingmu..."
    Ujar Yue sambil berlutut tepat di samping kakiku.
    "HAH!"
    Tidak! Aku tidak memukulmu untuk melampiaskan kebencianku, aku hanya melakukannya untuk menghentikan kegilaanmu, dan untuk menyadarkanmu.
    Aku sudah tahu semua yang terjadi di Valerie, aku hanya ingin menutup hatiku, sudah cukup aku disakiti dan menyakiti.
    Luka yang disebabkan Marty sudah menorehku terlalu dalam, dan membuatku takut untuk membuka hatiku.
    Aku sudah berusaha menghilangkannya, tapi entah kenapa hatiku terus membangun benteng untuk melindungi dirinya.
    Berkali kali aku coba menghancurkan benteng itu, tapi secepat itu jugalah hatiku kembali menutupnya.
    Seperti saat aku menghancurkannya saat aku bersama dengan Jyo.
    Begitu aku tahu Jyo lah yang memimpin Aronia, semua prasangka dan benteng segera terbangun, membuatku menjauh darinya.
    Aku hanya takut, bila itu terjadi lagi, maka aku akan menyakitinya dan diriku, sampai walaupun semuanya akhirnya jelas, hatiku masih menolak untuk menerimanya kembali.
    "Alvin...?"
    "Sudah selesai kamu? Kalau sudah selesai, kita harus pergi, Arsais dan yang lainnya sudah menunggu."
    "Tunggu! Boleh aku bertanya?"
    Aku baru akan beranjak pergi, sebelum aku membalik tubuhku dan melirik ke arahnya.
    "Apa?"
    "Apa Christ pernah menciummu juga?"
    "Ya, dua kali, dan tidak memaksa sepertimu!"
    Yue tampak tertegun, tapi aku tak memperdulikannya, dan berlalu meninggalkannya yang masih terduduk di lantai lorong.
    "Sial..."
    Aku meremas kepalaku.
    Kenapa semuanya harus seperti ini?
    Apa yang harus kulakukan?
    kenapa aku tidak bisa dengan mudah menutup sakit hatiku dan membuka hatiku untuk Rio?
    Dan Christ?
    Kenapa dia juga ikut menambah kebingunganku?
    Sial!
    =======================================
  • kurang panjang neh updatannya
  • duhh.... dilema ni ye alvin.. cie alvin cieee......
  • @silverrain lanjuttttt..,.
    Akhirnya kenny muncul juga.
    #lirikfanskenny @nero_dante1 @masdabudd
  • reyputra wrote: »
    @silverrain lanjuttttt..,.
    Akhirnya kenny muncul juga.
    #lirikfanskenny @nero_dante1 @masdabudd
    mau apa lagi?? #panggil @totalfreak @yuzz @idhe_sama @ferry_six

    @silverrain ,tumben apdet siang bolong?? *jujur menyita jam tidurku*
    itu pas Axel's View lucu gilaa..

    "Siap, Kwek"
    "Kami, Kwak"
    "Akan, Kwek.."
    "Bersiap, Kwak...."

    sampe sakit perut bayanginya..

    Alvin,, berilah kesempatan buat Rio..
  • Wuahhh . Bebeknya nongool ƪƪ'▿') ('▿'ʃʃ ƪƪ'▿') ('▿'ʃʃ‎ ƪ
  • @masdabudd @reyputra hayo hayooo
    yang mau orang keluar nanti lapak saya hancurrr
    @masdabudd hah jam sgini masih tidur?
    tidur jam berapa?
    @rarasipau wakkakak
    btw rara cewek apa cowok??
    :3
  • @pokemon yeee
    itu juga udah segenap jiwa bikinnya
    --"
    @yuzz mau dibalas apa yaa
    :p
  • mending Alvin sama aku aja..#bawakaburalvin
  • @just_pj loh tumben alvin
    ga bergabung bareng ama kenny mania?
    #tunjuk @atas
  • @silverrain kamu tenang saja lapakmu aman koq. Aku mainnya halus.

    #tataptajam @masdabudd
  • reyputra wrote: »
    @silverrain kamu tenang saja lapakmu aman koq. Aku mainnya halus.

    #tataptajam @masdabudd
    "main"??
    *menatap aneh ke @reyputra
    Silverrain wrote: »
    @masdabudd @reyputra hayo hayooo
    yang mau orang keluar nanti lapak saya hancurrr
    @masdabudd hah jam sgini masih tidur?
    tidur jam berapa?
    @rarasipau wakkakak
    btw rara cewek apa cowok??
    :3

    ga usah kaget donk @silverrain,, orang kerja shift malam kan wajar kalo siangnya tidur??
  • yah dikit banget
Sign In or Register to comment.