BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

The Night, and The Day - END - page 111

16263656768117

Comments

  • Eh taunya ternyata mamanya Alvin Gamers jg ya? Jadi Sierra hahahha #oops
  • Aku maen suikoden. Yg pertama dah tamat skrg yg ke2. Rune yg di ke2 sama kayak rune nya cardinal. Pasti si TS suka maen suikoden. Lam kenal TS
  • sundul... @silverrain

    #eh yang disundul apax ya?
  • edited December 2012
    Rex's View

    Saqara Plains, Arabana Distric, Ex-Aronia Country. 18:30
    "Perlambat laju pasukan, kita sudah sampai di Rupanda, mulai bentuk formasi kita..."
    Para pemimpin pasukan segera mengangguk paham, dan mereka segera mengarahkan pasukan mereka untuk mulai bergabung dan menjadi satu untuk segera membentuk formasi mereka.
    Sesungguhnya ini adalah perang yang sangat membingungkan bagiku, karena di pasukanku sekarang terdapat clan khusus yang aku sendiri bahkan belum bisa menguasai keahlian mereka secara penuh.
    Blue Moon Clan Sierra contohnya, aku tidak bisa memahami keahlian mereka sama sekali.
    Di mataku mereka semua terlihat sama, segerombolan orang orang yang terlihat sangat kuno, dengan rambut cepak tersisir ke belakang, dan mengenakan setelan era 70an.
    Mereka semua mengaku kalau semuanya adalah penyerang jarak dekat, tapi sedari tadi aku tidak menemui senjata apapun ada di tangan mereka.
    Dan yang lebih aneh adalah bangsa Sindar, begitu pula dengan Cyrdan, mereka bahkan tidak mengeluarkan suara sama sekali pada siapapun kecuali Cyrdan yang hanya berbicara bila memang harus. Bahkan Bishop Greg pun kalah sepi jika dibandingkan dengannya.
    Pasukan Sindar semuanya tampak bagai petarung yang tangguh, memiliki tubuh besar, dengan jubah cokelat kayu dan gambar gambar aneh.
    Mereka semua memakai topeng berbentuk wajah berbagai rupa, tetapi semuanya memiliki beragam ukiran di wajahnya.
    Aku bahkan tak bisa merasakan kehidupan atau adanya perasaan dari dalam mereka.
    Mereka tampak seperti mayat hidup berjalan yang tidak memiliki perasaan.
    Walaupun pasukan Blue Moon adalah pasukan yang notabene menyandang gelar sebagai "Vampir", tapi para kaum Sindar ternyata memiliki aura yang jauh lebih misterius daripada Blue Moon Clan.
    Walau begitu, mereka benar benar patuh pada perintah, dan melakukan semua perintahku tanpa kesalahan. Seperti saat ini, begitu aku bicara pada Cyrdan untuk membentuk formasi, mereka segera berbaris dan membentuk susunan rapat lebih dulu dari pasukan lainnya, walaupun mereka akhirnya membentuk pasukannya di sisi paling kanan dari pasukan, dan tidak membiarkan siapapun masuk dalam formasi mereka.
    Saat aku kemarin bertanya pada Cyrdan, apa komposisi pasukan mereka, dia hanya menjawab.
    "Kami semua adalah mage, sekaligus Melee"
    Jawaban yang aneh, tapi itu berarti mereka tidak akan bermasalah bila diletakkan di posisi manapun di pasukan kan?
    Clan yang menarik sekali.
    "Aku kembali mengarahkan pikiranku pada kastil besar yang ada di hadapan kami.
    Terlihat lengang, dan cahaya terang benderang dari penerangan di dalam kastil menandakan ketidaksiapan mereka menghadapi kami hari ini.
    Seluruh pasukan kami sudah tersusun dalam barisan rapi, aku hanya berdiri tegap, berdiam bersama pasukanku dalam kegelapan, menunggu.
    Tak lama kami menunggu, yang kami nantikan akhirnya terjadi juga.
    Keributan tampak jelas dari dalam kastil besar itu, tampaknya tim Yue sudah berhasil mengobrak abrik North Wall.
    "Kita menunggu, sampai mereka keluar dan bergerak ke North Wall..."
    Ujarku lantang, tanpa membiarkan suaraku terlalu jauh terdengar agar mereka tidak menyadari keadaan kami.
    Cahaya bulan bersinar keperakan di langit, pasukan Sierra tampak berpedar keperakan karena pantulan di kulit pucat mereka. Ya, Sierra dan anggota Clannya akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan pasukan kami, karena Ia bersikeras ingin bertemu dengan Arshtat.
    Entah apa yang diinginkannya, tapi aku lebih baik menghindari konflik dengan wanita labil satu ini. Menolak permintaannya mungkin bisa berujung pada kematian banyak orang.
    Gigi taring mereka tampak jelas terlihat saat mereka menyeringai menunggu untuk mendapatkan mangsa. Beberapa dari mereka bahkan sudah berubah menjadi sosok kelelawar raksasa dan terbang berputar di atas kami.
    "Sierra, perintahkan seisi pasukanmu untuk menjadi kelelawar, pimpin mereka untuk serangan dari udara...
    Sierra mengangguk paham, setelah mengedipkan sebelah matanya padaku, ia mengubah dirinya menjadi kelelawar putih bersama pasukannya, dan terbang di atas pasukan kami.
    "Mereka berangkat, tunggu sejenak lagi! Kita ikuti mereka perlahan, Sierra, konfirmasi padaku komposisi pasukan mereka!"
    Sierra segera terbang, tak seberapa lama kemudian dia kembali ke pasukan kami yang maju perlahan.
    Suaranya tampak berdesis, entah karena faktor tubuhnya yang berubah menjadi kelelawar, atau karena dinginnya malam.
    "50 ribu orang, terdiri dari pemanah, penyihir, dan kebanyakan pasukan berkuda.."
    Aku mengangguk.
    "Pemimpin mereka?"
    "Hmm, Ratu Arshtat dari Falena, dan Emperor Barbarosa dari Scarlet Moon, mereka berdua yang memimpin pasukannya, mereka tampak panik, serangan kita berhasil!"
    Ujar Sierra dengan nada mencicit, dia segera kembali ke kawanannya, dan kembali memutari pasukan kami sambil sesekali mencicit pelan.
    "Bisakah kau berhenti mencicit? Kita bisa ketahuan!"
    Viktor dengan nada jengkel berseru ke atasnya, Sierra hanya terkekeh mendengarnya.
    "Tidak! Begitu aku berubah, suara itu otomatis muncul, dan itu bukan kehendakku!"
    Ujarnya lagi.
    "Rex, mereka sudah cukup jauh..."
    Greg berkata datar, aku memandang ke arah belakang.
    Benar saja, tanpa kusadari Rupanda sudah berada cukup jauh di belakang kami.
    Bagus, dengan keadaan ini mereka tidak akan bisa kabur ke Rupanda saat kami menyerang.
    "Pixel, nyalakan penerangan kita..."
    Pixel hanya mengedipkan sebelah matanya dengan santai, kemudian mulai menghidupkan obor yang kami bawa di belakang.
    Mereka tampaknya belum menyadari keberadaan kami, karena tidak ada keributan sedikitpun, malahan mereka mempercepat langkah mereka menuju North Wall.
    "Oke, Wizard, bersiap, kita hujani mereka dengan sihir!"
    Cirdan, sebagai pemimpin barisan penyihir maju ke depan dalam diam, dia mengangkat tangannya, dan sebentuk sinar keperakan muncul di tangannya.
    Serangan apa itu?
    Seluruh Clan Sindar tampaknya ikut menyiapkan sihir mereka bersama dengan semua penyihir kami.
    Aku tidak bisa mendeteksi serangan yang mereka gunakan.
    "Cyrdan, serangan apa yang kau pakai?"
    Aku bertanya kepadanya, dia hanya menoleh, mungkin sedang menatapku dari balik tudung kepalanya.
    "Change Rune..."
    Cyrdan hanya berbicara sepatah kalimat, sebelum kembali mengarahkan pandangannya ke arah musuh.
    "Tembak..."
    Ujarnya pelan, disusul dengan berbagai kilatan cahaya yang segera beterbangan ke arah musuh.
    Serangan Cyrdan sendiri malah terbang tegak lurus ke atas, dan meledak dalam sebuah kubah cahaya saat menyentuh langit.
    "Change Rune, Ray Storm...."
    Dari dalam kubah cahaya ratusan sinar kecil berbentuk seperti bintang muncul, kemudian menjatuhkan dirinya ke atas musuh, bagaikan ratusan hujan sinar yang mengeluarkan suara memekakkan telinga.
    Berbagai mantra terus berlompatan dari belakangku, para Mage masih terus melemparkan serangan mereka ke arah musuh, bersama dengan pasukan Sierra yang terbang dan mencabik cabik pasukan musuh yang masih terkejut karena serangan tiba tiba kami.
    "Mereka muncul dari arah bendera kita! Lindungi Bendera kita! Ubah formasi kita!"
    Tepat seperti dugaanku, serangan kejutan ini cukup membuat mereka terkejut, dan memberi kami cukup waktu untuk mengurangi jumlah mereka.
    Sierra mundur, mengubah dirinya kembali menjadi sosok manusia.
    "Ranger! Mereka sudah masuk jarak tembak! Bergabung dengan Mage, hujani dengan panah! Priests! Asisst!"
    Beragam mantra perlindungan segera melingkupi kami, berbarengan dengan ratusan serangan sihir mereka yang mulai muncul dan berjatuhan ke arah kami.
    Para priest mulai kewalahan menyembuhkan yang terluka.
    "Tetap fokus serangan!"
    "Moon Rune, Slice through their body, leave no mortal alive! Moon Fang!"
    Puluhan sabit bercahaya beterbangan dari tubuh Sierra, menyobek dan mengoyak semua orang yang ada di hadapannya, sementara pasukannya terus menyerang dengan haus darah, sesekali aku melihat pasukan musuh diangkat keatas dan dibanting ke tanah, sementara mereka yang di bawah tampak dengan panik memanah ke arah langit karena para kelelawar tak terlihat di kegelapan malam.
    "Lightning!"
    "Fire!"
    Sejenak Pixel dan Greg bertatapan. kemudian mengangguk berbarengan, dan mengucapkan mantra yang sama.
    "Gather the force of the nature, bring the Fury within your power, Thunder will call The Flame, Raze everything on and within the Earth, Blazing Camp!"
    Kedua lambang Lightning dan Fire Rune bersinar bersamaan, tak lama kemudian, pasukan musuh segera terserak saat sebuah petir raksasa sebesar rumah menghantam mereka, membuat tanah terkoyak, dan sebuah tiang api bersama beberapa naga dari api muncul dan membakar habis semuanya.
    "Lihat? Keren kan?"
    Ujar Pixel sambil menepuk kedua tangannya dan tersenyum santai.
    "Kalian sungguh lancang menyerang dengan tiba tiba!"
    Sebuah suara wanita terdengar membelah keriuhan malam itu.
    "Sun Rune, Grant me the endless nurturing power! Twilight, Blessing Light!"
    Sebuah cahaya kecil muncul di tengah mereka, menyembuhkan pasukan mereka dan membuat medan perang menjadi sedikit terang karena sinarnya, sehingga pasukan Kelelawar kami mundur dari pasukan mereka.
    "Jangan takut! Sun Rune tidak akan berbahaya saat tidak ada matahari!"
    Lazlo berseru sambil menembakkan kedua hand gunnya ke arah musuh, kemudian mengangkat tangannya.
    "True Power of Punsihment, take my life force as your energy, and uneash your devastating power! Double Edged Sword!"
    kegelapan segera muncul dari tengah tengah musuh, semakin membesar membentuk kubah raksasa, aku bisa mendengar teriakan dan jeritan ngeri dari dalam kubah raksasa itu, sementara Lazlo pun mengeluarkan darah dari mulutnya.
    "Apa kamu baik baik saja?"
    Lazlo hanya tersenyum.
    "Tidak ada masalah, ini adalah efek rune ku, tapi bisa dengan cepat disembuhkan pakai potion..."
    Ujarnya lagi, sebelum menurunkan tangannya, dan kubah kegelapan itu menghilang, menyisakan puluhan tubuh yang terkapar tak bernyawa.
    "Pasukan utama, maju, serang frontal!"
    Viktor memimpin pasukan Knight, maju dan mulai mengadakan kontak senjata dengan pasukan musuh, Arshtat tampaknya tak mampu berbuat apapun, karena kekuatan runenya hanya tak terkalahkan pada siang hari.
    Sierra tampaknya begitu bernafsu, dia terus menerobos dan menerkam siapapun yang menghalangi perjalanannya menuju Arshtat.
    Aku masih terus bertarung bersama dengan pasukanku, saat sejenak aku melihat kedua wanita itu bertarung dengan sengit di tengah medan perang. Barbarosa sendiri tak mampu menolong Arshtat karena ditahan oleh Viktor.
    "Sun Rune, Grant your everlasting power to me! Dawn! Destructing Ray!"
    Seberkas sinar muncul dari celah di langit, menghantam Sierra, tapi Sierra yang terkena serangannya hanya menepisnya dan kembali menatap tajam ke arah Arshtat.
    "Kenapa? Sang Ratu kehilangan kekuatan di malam hari? Malam hari, kamu hanyalah sasaran empuk bagiku!"
    Sierra menyeringai lebar, mempertontonkan kedua giginya, kemudian segera mengeluarkan kedua sayap dari punggungnya. Arshtat hanya bisa menatap ngeri pada sosok wanita yang tampaknya sudah mulai menggila di hadapannya.
    "Giliranku membalas..."
    Seringainya, kemudian ia terbang, dan mengangkat kedua tangannya.
    Moon Rune, Seal its feet, bind it to the ground where it is! Soul Bind!"
    Sebuah cakram hijau muncul di bawah Arshtat, membuatnya tidak mampu bergerak dan hanya bisa menatap ngeri pada Sierra yang melayang diatasnya sambil menunjukkan telunjuknya ke arah bulan.
    "Moon Rune, Guardian of True Darkness, bind your light together and destroy the soul of mortal! Lunar Eclipse!"
    Bulan di langit bercahaya keperakan, kemudian mengecil, dan bersinar terang, dan segera menghujani Arshtat yang ditunjuk oleh Sierra dengan sinar.
    "HUAGH!"
    Jeritan Arshtat terdengar begitu pilu, sedangkan Sierra tampak begitu santai, ia terbang ke lantai dan menjambak Arshtat hingga melayang di udara.
    "Angkuh..."
    Ujar Sierra geram, matanya tampak hampir seluruhnya menghitam, dan taringnya tampak jelas mencuat.
    "Mati.."
    Ujarnya, sebelum ia membenamkan kedua taringnya ke leher Arshtat, yang hanya bisa menjerit, sebelum tubuhnya mengejang, dan mengering hingga akhirnya terserak menjadi pasir.
    Sebuah kilatan cahaya muncul, dan tiga buah bola cahaya, masing masing berwarna kuning, dan dikelilingi oleh dua bola lainnya yang berwarna merah dan biru, keluar dari tumpukan pasir dan melesat menghilang.
    Aku mendekati Sierra yang menyeka mulutnya, tanpa menutupi raut wajah kemenangannya.
    "Sun Rune kabur..."
    "Yeah..."
    Sierra tertawa pelan, kemudian dengan santai kembali berperang, sesekali dia tertawa senang sambil menebas tubuh yang ada di depannya.
    Benar benar seperti orang gila!
    Medan perang tampaknya sudah mulai kami kuasai, dan tidak ada bala bantuan yang datang, tampaknya tim Yue melaksanakan tugasnya dengan sukses.
    Viktor tampak masih sibuk bertarung dengan Barbarosa, dentingan dan kilatan api muncul karena pertemuan pedang keduanya.
    Dengan lihai keduanya mengayunkan pedang mereka. Sesekali salah satu dari mereka berhasil menebas musuhnya, tapi tampaknya itu tidak mempengaruhi mereka sama sekali.
    Keduanya terus bertarung sengit, dan tak ada seorangpun berani ikut mencampuri masalah mereka.
    TRANG!
    Pedang Viktor terlempar ke udara karena tendangan dari Barbarosa, dan menancap di belakangnya.
    Viktor jatuh terjembab, dan Barbarosa segera menyeringai kearahnya.
    "Hahaha! Jelas, seorang tentara bayaran mau mengalahkan aku, Seorang Kaisar? Tidak mungkin!"
    Dia tertawa senang.
    Segera aku mengangkat tangan kiriku, mengeluarkan serangan Thunder Rune dari tanganku.
    "THOR SHOT!"
    Kilatan petir muncul dari tanganku, dan menyambar Barbarosa, tapi dia tampak tersenyum lebar ke arahku.
    "Prajurit, jangan membuang Rune mu untukku, aku tidak terpengaruh Rune apapun..."
    Aku mengangkat tangan kananku, sebuah lambang segera berpedar di tanganku.
    "Angel of Darkness, Come and take his soul! Finger of Death!"
    Sebuah lubang dengan sinar kemerahan menganga di kakinya, memunculkan sosok malaikat berjubah hitam dengan tudung kepala, kemudian menyabetkan sabit raksasanya ke Barbarosa.
    "True Rune? Siapa kau?!"
    Barbarosa tidak terkena efek apapun dari serangan itu, dan dia dengan terkejut menatap kearahku.
    "Jangan mengalihkan pandanganmu dari musuhmu!"
    Viktor menendang Barbarosa hingga terjembab, dan dia segera berdiri, tak lama kemudian, pedangnya segera melesat ke genggamannya.
    "Pedangku bukan pedang biasa, Kaisar. Lain kali, jangan remehkan lawanmu!"
    Viktor menebaskannya ke tubuh Barbarosa, mengoyaknya dengan sebuah sayatan besar di dadanya.
    Tak lama kemudian Barbarosa segera tumbang, sedangkan pedangnya, yang memiliki Sovereign Rune melayang, dan meledak di udara, bersamaan dengan cahaya kehijauan yang melesat pergi.
    Aku menghela nafasku, kali ini aku tidak berperan apapun ya?
    Sial.
    Viktor menhela nafasnya, dan tertawa senang sambil menyarungkan kembali pedangnya.
    "BOCAH TENGIL! SETELAH AKU MEMBANTUMU KAU LANGSUNG MEMBUANGKU KE DALAM SARUNG BAU INI?!"
    Pedang miliknya segera melayang ke udara dan mengamuk sejadi jadinya, sedangkan Viktor segera sibuk bersujud dan meminta maaf pada pedangnya.
    Kami tertawa bersama.
    Tidak ada lagi yang bertarung, karena setelah melihat Barbarosa tumbang, seluruh pasukan Harmonia segera kehilangan mental dan melarikan diri dari medan perangnya.
    "Kamu harus lebih hormat pada atasanmu!"
    Pixel mengedipkan sebelah matanya kepada Viktor sambil menunjuk ke arah Zodiac Sword yang masih terus mengomel sekuat tenaganya.
    Kami semua kembali tertawa, tidak hanya karena kejadian lucu ini, tapi juga karena kegembiraan kami setelah menang melawan Harmonia.
    Ya, setelah ini kami sudah punya markas, yang akan menjadi titik awal serangan kami dalam menghabisi Harmonia.
    Aku memandang jauh ke arah Harmonia.
    "Marty..."
    Ya, disanalah dia berada.
    Orang yang pernah aku sukai, sekaligus musuhku saat ini
    Maaf, tapi aku akan mengambil kembali semua yang sudah kuberikan padamu.
    Aku menghela nafas, kemudian segera berteriak lantang.
    "Ke NORTH WALL! KITA BANTU PASUKAN CARDINAL UNTUK MENGUASAI BENTENG!"
    Semua orang bersorak dengan bersemangat, dan kami segera bergerak terus ke selatan, untuk membantu pasukan mereka menahan musuh,
    "REX!"
    Tak seberapa kami berjalan, sebuah teriakan senang terdengar dari depan kami.
    "Axel..."
    Ujar Greg pelan.
    Ya, satu satunya orang yang bisa berteriak senyaring dan seriang itu pasti adalah Axel.
    Tapi, bukankah mereka sedang berperang di North Wall?
    "Ah! Rex! Kami baru aja mau nyusul ke sana!"
    Arsais berseru di belakang Axel yang datang bersama beberapa pasukan, sementara Arvyn berjalan di samping Arsais, sungguh pemandangan langka yang tidak pernah kulihat selama aku berada di posisi Arsais.
    "Kita sudah selesai dengan North Wall! Begitu melihat Sun Rune terbang ke langit, pasukan pembantu mereka langsung tahu kalau Arshtat sudah gugur dan mereka langsung menarik mundur pasukan mereka. Gimana dengan Rupanda?"
    Arsais segera menjelaskan padaku alasan mereka berada di sini saat ini.
    "Yeah, Cardinal yang suruh kami kemari untuk membantu, tapi kayaknya ga ada yang perlu di bantu..."
    Arvyn berceletuk bosan sambil melihat hasil peperangan kami.
    "Hahaha! Rex! Selamat deh!"
    Axel tersenyum lebar sambil memelukku, Aku hanya melirik ke arah Arsais yang menatapku tajam.
    Segera kulepaskan pelukan Axel, dan kembali menegakkan tubuhku.
    "Peperangan malam ini sudah kita menangkan, sekarang Rupanda resmi menjadi milik Soul Stealers. Kalian melakukannya dengan sangat baik. Aku bahkan tidak menggunakan Gate Rune ku di perang ini, Kupikir Windy juga melakukan hal yang sama, benar?"
    Leknaat berbicara dengan perlahan, sembari menyimpan kembali bola kristalnya, dia tersenyum dan menatap kami dengan matanya yang tertutup.
    "Dengan ini, kita resmi berperang dengan Harmonia. Sesaat lagi pasti semua negara mendengar berita ini, dan kita harus terus memantau keadaan, bukan tidak mungkin jumlah musuh kita akan bertambah, tapi juga ada kemungkinan ada negara lain yang bergabung membantu kita..."
    Leknaat tersenyum lebar.
    Sesaat kemudian, Yue, bersama sisa pasukan kami datang ke arah kami.
    "Lord Wyatt dan Lady Windy memutuskan untuk menjaga benteng pertahanan kita malam ini, mereka membawa separuh pasukan bersama mereka, lagipula kupikir Harmonia juga akan berpikir untuk menyerang kita. Tampaknya hampir seluruhnya pasukan mereka terkonsentrasi di selatan untuk menghadapi Kanna dan tentara gabungan."
    "Hmm? Tumben sekali Wyatt ingin menjaga perbatasan? Apa tadi serangan musuh begitu kuat sampai Wyatt memutuskan untuk menjaga?"
    Wyatt memang hebat dalam bertahan, apalagi rune airnya akan sangat unggul jika bertarung di North Wall yang dikelilingi oleh danau.
    tapi setahuku Wyatt bukanlah orang yang suka bertempur di benteng, selain itu dia juga tidak suka jika harus bertarung sementara yang lainnya tidak ikut bertarung.
    "Entah, begitu Lady Windy memutuskan dia yang menjaga North Wall, dia segera mengajukan dirinya untuk membantu."
    Sudah kuduga.
    Si mata keranjang itu!
    Tidak mungkin dia sukarela membantu.
    "Baiklah, kita segera berkumpul di Rupanda, nanti aku akan mengirim pesan ke Wyatt dan Windy. Kanna juga sudah menarik diri dari perbatasan selatan, dan mereka akan memutar melewati perbatasan Grassland menuju Aronia. paling cepat tiga hari lagi mereka akan sampai disini, dan kita bisa memulai penyerangan kita setelah itu. Saat ini kita fokuskan untuk mempertahankan Rupanda sampai mereka datang. Mungkin akan menjadi pertarungan berat, tapi kita pasti bisa melakukannya, apalagi kita juga barusan berhasil membunuh cukup banyak pasukan mereka di perang Rupanda."
    Jelasku ke pada mereka.
    Aku benar benar tidak suka harus berbicara banyak pada orang.
    Tapi keadaan seperti ini memaksaku, dan mau tidak mau aku harus berbicara banyak.
    Kuharap Kanna bisa cepat datang dan menggantikanku sebagai Kepala Strategist disini.

    =======================================
    Silver's View

    Grand Shrine, Central Distric, Harmonia
    Marty mendengus pelan, di hadapannya, seorang tentara Harmonia dengan tubuh lebam, hanya bisa menunduk di hadapannya.
    "Jadi kau bilang, kelima Bishop itu, bersama Cardinal kembali dan mengambil alih Rupanda?"
    Prajurit itu mengangguk dengan takut, Edmund dan Zeravin berdiri mengapit prajurit itu.
    "Dan mereka menyebut diri mereka Soul Stealers?"
    "Ya, dan mereka menghabisi Queen Arshtat serta Emperor Barbarosa, dan hampir seluruh pasukan kita yang berada di Rupanda..."
    "Begitukah?"
    "Ya..."
    Pontiff Marty hanya mendengus, kemudian kembali menyilangkan jari jarinya di depan wajahnya.
    "Dan kalian kalah dari pasukan yang sudah pernah kita habisi sebelumnya?"
    Prajurit itu hanya menunduk.
    "Ada berapa banyak dari kalian yang selamat?"
    "Li, Lima ribu, Pontiff..."
    "Baiklah, Edmund, Zeravin, antar dia bersama dengan yang selamat ke Underground Altar..."
    Edmund menatap ke arah Marty, jelas sekali raut terkejut terpampang di wajahnya.
    "Pontiff..."
    "Ada apa Edmund? Kamu tidak setuju?"
    Pontiff menatapnya tajam, Edmund hanya menggeleng, sedangkan Zeravin menyeringai dengan senang.
    "Baiklah, bawa mereka semua ke Underground Altar, beserta sisa tentara Falena dan Scarlet Moon. Oh, ya, perintahkan Joshua dan Yuber ke Valerie, semoga mereka bisa lebih baik daripada Arshtat dan Barbarosa..."
    Dengan datar Pontiff memberikan perintahnya pada Edmund dan Zeravin, kemudian segera berbalik dan masuk ke ruangan di belakang takhtanya.
    =======================================
    Underground Altar, Harmonia 22:00

    "Zeravin, buat mereka semua tidak bisa bergerak..."
    Pontiff memberikan perintahnya, Zeravin segera mengangkat tangannya.
    "Stagnation Rune, The Grand rune of Chaos, Lock their body, and put their Soul under your order! Aeterna Obligatoque!"
    Tubuh tubuh yang tadi berdiri diatas lambang serigala berwarna perak segera berjatuhan, mata mereka terbuka, tapi tidak ada tanda kehidupan pada tubuh mereka.
    "The Beast Rune, bangun, dan terimalah tumbalmu, dan jadilah kekuatanku sekarang! Kulepaskan belenggumu, dan jadilah bagian dariku!
    Marty berteriak dengan lantang.
    Gerbang Emas itu kembali terbuka, sesosok bayangan hitam segera muncul, dan membuat kubah berwarna hitam kemerahan di atas altar dimana tubuh tubuh yang terserak berada.
    Jeritan dan Lolongan berpadu, menciptakan suara yang benar benar mengerikan. Tak lama kemudian, kubah itu menghilang, dan meninggalkan banyak tubuh tubuh membeku dengan raut kengerian di wajah mereka, banyak dari tubuh itu telah hancur karena kekuatan yang tidak terlihat.
    Sejenak kemudian, sebuah sosok raksasa berwarna perak segera muncul dan membumbung ke udara, menciptakan bayangan berupa kepala serigala perak di atas Great Shrine. Bulatan bulatan sinar muncul dari dalam tubuh manusia di atas altar, jeritan dan isakan terdengar jelas dari dalam bola bercahaya itu
    "Ha.. HAHAHAHAHAHAHAHAHA!"
    Pontiff tertawa bersama Zeravin yang terkekeh di sampingnya, sementara Edmund hanya menatap dalam diam pembantaian tidak langsung yang terjadi di hadapannya.
    Suara lolongan terdengar keras dari atas Great Shrine,
    =======================================
    North Wall, 22:15

    "A..Apa itu?!"
    Wyatt berseru dengan terkejut, saat sebuah sosok bercahaya perak kebiruan terlihat di kejauhan.
    "Woooo!"
    Sebuah lolongan memilukan membelah keheningan malam, diiringi jeritan pilu dari suara manusia.
    "Lolongan serigala! Apa itu?!"
    Wyatt semakin panik saat dia melihat sosok itu membelah, menampilkan dua kepala serigala yang melolong ke langit.
    Windy hanya menatap dalam diam, seakan menikmati pemandangan yang ada di sekitarnya.
    Ribuan sinar bercahaya beterbangan dari bawahnya, dan masuk ke dalam mulut raksasa itu, sementara kepala yang lainnya terus melolong.
    "Tidak mungkin..."
    Ujar Windy tertahan.
    "Apa yang tidak mungkin?! Beritahu! Apa ini!"
    Wyatt masih terperangah dalam ketakutan, saat sebuah bola dengan lambang dua kepala serigala perak muncul dari bawah tanah dan melayang di antara kedua kepalanya.
    "The Beast Rune, bangkit..."
    Wyatt hanya menatap tak percaya. Ketakutan dan kebingungan bercampur di dalam kepalanya, pasukan mereka pun hanya bisa menatap dengan pucat pasi ke arah bayangan itu.
    =======================================
  • Wuahhh . Akhirnya update . Aslii Dr pagi gulak balik ke page ini nunggu updetan (⌣́˛⌣̀” ) .

    Skor awal 2-0 ya . Muahahahah
  • edited December 2012
    anjiissssss......!!!!!!!!
    marty gila.... deg deg an ane bacanya....
    gila...pembantaian..tumbal..
    atutttt..... #peluk kenny erat :-S
  • eny @sagida saya cowok om
    -.-
    @pokemon resek tuh
    hufh
    @idhe_sama sundul apaan
    =_=
    @congcong bener!
    ini fanfic dari game itu!
    arsais disini lord sasarai
    trus Arvyn itu Luc.
    @rarasipau sorry iya
    agak lama
    update adegan perang lumayan susah
    mesti banyak berkhayal
    T T
    iya 2 0
    mau ada yg dibunuh dari grup Cardinal?
    kayaknya grup cardinal ud lmyn bnyk yg mati dehh
    -.-
  • @yuzz ahh suamiku sudah balik dari dinass?
    ahuahuahua
    mana oleh2nya!
    deg2an knp
    -.-
    oia
    pulz abis
    Xd
  • Ini sambil baca sambil harap2 cemas . Takut ªϑª kalimat yg miss . Wkwkwkwk ternyata amaan lah . Keren , bisa ngarang cerita dengan bnyak keterangan2 kecil macem ini . *sok tau*

    Rasanya tuh pengen nyatet semua character yg ªϑª di sini Dan semua keahliannya* dalam 1 buku atau catatan bentuk pdf . Tp males banget baca Dr awal + copas sana-sini ! (itu juga kalo di izinin) :))
  • @rarasipau keterangan yg gmn?
    ini aja lagi mau bkin summary change, punishment sama night rune ga jadi2 wkwkwk
  • @silverrain makasih aja deh udah mengobati (sedikit) rasa bosanku minggu ini. #pelukerat
  • @marvinglory kayaknya lg badmoood ya?
    kenapahh?
  • @marvinglory kayaknya lg badmoood ya?
    kenapahh?
Sign In or Register to comment.