It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
UPDATED
Kamu terkenal
Hahhaha
LANJUTTT.....!!!!!!
@Just_PJ kata alvin 'cinta memang buta....',
kl kata cipatkay 'itulah cinta..deritanya tiada akhir...'
"....ny...."
Hummmh
"Ny...."
"KEEENNNNNEEEIIIIIIIIIIII!!!!!!!!!!!!!"
"WUAAA!!!!"
"KENNY AWAS TANGANMU ITU ASAM KLORIDA KENNY KENNY!!"
Csss~!
Bau apa nih?
"WUAAAA!!! AAA!!!"
"HAA! HYAAA!!"
=_=
=============end of flashback================
Yahh, jadi ya begitulah, kiranya ceritanya(apaancoba) Mengapa sekarang aku ada di UKS, dan tangan kiriku sedang dibalut kain kasa oleh Kevin.
"Gila! Masa ada orang bisa melamun pas lagi percobaan kimia! Kamu juga! Bisa bisanya melamun pas lagi keadaan kayak gitu!"
Aku menutup kedua mataku dan meringis pelan, meminta maaf dengan isyarat kepada Kevin yang mendengus kesal ke arahku.
"Gila aja! Untung asamnya udah diencerin! Kalo nggak habis udah tanganmu kebakar! Kamu mau tanganmu jadi lembek kayak karet?"
"Masa sih? Ga ampe gitu juga lahh"
"Masi ga percaya lagi!"
"Emang enggak!"
Kevin kembali mendengus kesal, kemudian segera merapikan kotak P3K yang diambilnya dari laci kabinet di ujung ruangan.
"Lain kali jangan sampai melamun! Ngelamunin apa sih?"
"Ah, maaf dong ah! Cerewet amat sihh.."
"Berani bilang cerewet pula?"
Kevin menaikkan sebelah alisnya sambil mengepalkan tinjunya di depanku. Bukannya takut aku malah tertawa melihat kelakuannya
"Apaan sih!"
Kevin mendengus kesal(lagi) kemudian memasukkan kotak itu kembali ke laci, dan menutupnya.
"Nanti aku yang jaga kamu disini, aku mau lapor ke Bu Mitha dulu kalo kamu udah ga apa apa"
"Aku ga perlu ditemenin kok"
"Jangan gaya deh!"
>,<
Aku meringis pelan
"Lagipula, di sini kan, ada...."
"Ada apaan?"
"Gajadi deh! Nanti kamu takut!"
Kevin memandang ke sekelilingnya sambil meraba tengkuknya dan menggigil pelan
O.o
"Ada hantu ya!!"
"Maybe..."
"Yaudah kamu temani aku disini!"
Kevin terkikik pelan, kemudian segera memakai kembali sepatunya dan melambai ke arahku.
"Tunggu sebentar ya!"
Kevin bergegas berlari ke lab untuk melapor pada guru kami tentang keadaanku.
Mau tau yang terjadi barusan?
Barusan aku melamun, pas aku lagi nuang larutan asam ke tabung reaksi, dan akhirnya cairan asam itu meluber keluar dan sukses menghanyutkan(?) tanganku.
Berapa hari ini memang aku jadi sering melamun sendiri, aku berpikir, siapa sebenarnya Lord Arsais? Dan kalau memang orang itu adalah Lord Arsais, bisa dipastikan orang yang ada disampingnya adalah Sir Caesar, ya kan?
Emblem Harmonia?
Emblem Harmonia adalah sebuah lencana yang diberikan pada karakter asli yang bermain dan memiliki jabatan yang cukup tinggi di Harmonia, dan Emblem itu juga memiliki kode warna yang menunjukkan distrik kami berada.
"Hmph, Siapa ya Lord Arsais?"
Aku bergumam pelan, sambil merogoh ke dalam sakuku, mengeluarkan sebuah lencana dengan lambang Lingkaran dengan latar belakang warna cokelat emas. Warna khas Lord Arsais. Di Distric Valerie, yang memiliki Lencana ini hanya aku, Sir Caesar, dan Lord Arsais sendiri, jadi ya ga aneh kalau dia bisa menebak kalau aku adalah Axel.
Tapi, ketemunya dimana siiihhh!!!
Aku mengacak acak rambutku sambil berdesis jengah.
Dimana aku pernah menunjukkan Lencana ini?
Aku menoleh ke sekelilingku, kemudian kembali menyimpan lencana itu dengan hati hati.
"AH! Game Centre!"
Aku mendadak teringat pada kejadian (memalukan) antara aku dan Kevin di game centre itu.
Ya! Bener! Waktu itu lencanaku jatuh!
XD
Berarti itulah saat dimana Lord Arsais melihatku.
Hmm...
Wajar sih kalau dia ada disana, kan disana pasti banyak gamers yang ada disana! Dan Lord Arsais bukan tidak mungkin adalah salah satunya!
"Hmm..."
Aku menggaruk rambutku
Tapi dia tahu namaku, bahkan nama lengkapku!
Berarti dia orang yang aku kenal!
Atau jangan jangan dia menguntitku
Segera terbayang di kepalaku bayangan Lord Arsais yang mengenakan penutup muka dan ngintip ngintip di jendela kamarku.
"Pffhh! Bhahahaha!"
Lucu banget!
Aku gabisa nahan ketawaku!
Kuseka airmata yang muncul di pelupuk mataku karena tawaku yang berlebihan.
"Hmm"
Apa mungkin dia temanku?
Dan yang melihat itu, cuma dua orang...
Kevin dan
DEG!
Aku terhenyak memandang ke arah jendela, sebuah raut wajah dingin menatap ke arahku.
Alvin!
Dia menatap tanpa ekspresi ke arahku, kemudian menarik jendelanya agar sedikit terbuka.
"Enakan?"
"Yeah"
"Okay...."
Alvin tanpa ekspresi segera menutup jendela kembali dan beranjak pergi ke arah toilet yang memang harus melewati jendela UKS sekolah
Alvin? Jangan jangan Alvin itu Lord Arsais! Dia juga jutek jaya kayak Lord Arsais! Selain itu keahlian gaming nya juga jempolan!
Hmm...........................
Ga mungkin ah.
ckckckck
pikiran bodoh darimana
masa bisa duo autis itu.
Hmm! Binguuung!
>,<
Kurapatkan kakiku, kemudian meringkuk diam dengan bersandar di kepala kasur yan terbuat dari besi.
"Marco..."
Eh? Suara Kak Yujii?
Hmm
Jadi Kak Yujii ada di bilik sebelah ya? Kak Yujii sakit jugaa ternyata!
"Kamu udah enakan Yujii? Lain kali jangan terlalu lelah gitu! Kamu sih! bla bla bla"
Dan mulut cerewet itu! Pasti Marco
=_=
"Yeah, lain kali... Mffh~! Marco!"
Eh!
Apa itu
"hh... Mfhh.. S..stop.."
Eeehh! Kak Yujii kenapa! Jangan jangan dijahatin Kak Marco!
Errhh....
Aku mau ngintip, tapi kan ga sopann
"Mhh.... M..Marco.. S..stop..."
>,<
penasaran! Pasti kak Yujii dijahatin Kak Marcoo!
Aku perlahan mendirikan tubuhku di atas tumpuan kepala kasur, dan menggenggam mantap pembatas bilik kami. Aku melakukannya dengan sangat hati hati agar tidak terdengar oleh Kak Marco
Aku perlahan melongokkan kepalaku ke bilik yang berada tepat di sebelahku.
''......................................................."
DUENG~!
O.o
HYAA!
Aku merasakan wajahku mulai memanas saat menatap pemandangan yang tersaji(?) Di bawahku.
Kak Marco tampak membenamkan wajahnya di dada Kak Yujii yang kancing bajunya sudah terbuka seluruhnya, Kak Yujii menutup mulutnya dengan sebelah tangan, sedangkan sebelah tangan lain digunakannya untuk memegangi sandaran kasur.
"M..Marco.."
Kak Yujii tampak tepekik pelan saat Marco menggerakan wajahnya ke leher Kak Yujii. Sebelah tangan Kak Marco tampak menggapai ke dalam celana Kak Yujii. Kak Yujii mendesah tertahan sambil berusaha menutupi daerah selangkangannya. Tapi tampaknya usahanya sia sia karena tangan Kak Marco sudah tertanam rapi di dalam celananya
"mmfh...."
Ahh!
>.<
Aku ga boleh liat ini!
Aku merasakan tubuhku memanas saat melihat pemandangan di bawahku, ingin rasanya segera turun dan berpura pura tidak melihat apa apa, tapi tubuhku seakan membatu di tempatnya. Perasaan panas yang aneh mulai menjalari tubuhku, aku mulai merasakan sensasi yang sama sekali ga enak di daerah celanaku.
"Kenny, ngapain kamu?"
@,@!
Oh No!
Aku segera menoleh
Oh My!
Kevin! Dia tampak memegang sebuah bungkusan plastik berisi kue sambil menatap bingung ke arahku.
"T..tidak ada apa apa...!"
Kevin mengernyitkan dahinya, kemudian melangkah maju ke arahku.
"Ada apa sih...?"
"Ga! Ga ada apa apa! Jangan lih.. Wuaaa!!!"
Aku berteriak saat aku kehilangan keseimbanganku, aku terjatuh, tapi Kevin dengan sigap menangkap tubuhku, tapi tampaknya gagal menjaga keseimbangan, dan akhirnya ikut terjatuh bersamaku
GUBRAK!
Aku membuka mataku pelan
Kepalaku sakiit
T_T
Hmm?
Ahh...
Kevin tampaknya memelukku saat kami terjatuh agar kepalaku ga terbentur lantai. Dia dengan sigap menutupi daerah rawan dengan tangan agar aku tidak cidera.
"Kamu ga apa apa?"
Kevin merenggangkan pelukannya, kemudian menatap ke arahku.
"Ada yang sakit?"
"Uhh..."
Dia mengusap pelan rambutku kemudian tersenyum ke arahku.
Senyumannya...
Mirip senyuman Sir Caesar....
Aku terpana sejenak, aku merasa seakan sedang menatap kedua bola mata Sir Caesar.
Aku mengerjap pelan, kemudian memasang senyuman lebar ke arahnya.
"Aku gapapa! Makasih!"
Dia sejenak terperanjat, kemudian memicingkan matanya dan menatap ke arahku
"Kamu..."
Sejenak Kevin menatapku dalam.
Tatapan ini.
Benar benar mirip tatapan Sir Caesar!
Kevin masih terus memandangiku, kemudian dia memajukan sedikit wajahnya
Apa dia mau menciumku?
Ga boleh! Aku cuma punya Sir Caesar!
Tapi, kenapa tubuhku ga mau bereaksi pada perintah otakku?
Aku malah memasrahkan diriku, dan tidak bergeming saat wajahnya semakin mendekati wajahku
Cup...
@_@
Woahh!
"WUAAA!!!"
"M..MAAF!"
Aku mendorong kencang tubuhnya, kemudian segera berlari ke pojok ruangan.
"A..ada apa!"
Kak Marco dan Kak Yujii tampaknya mendengar semua keributan yang terjadi dan segera membereskan diri dan melihat keadaan kami.
"Dia... Dia cium aku..."
Kak Marco segera membelalak, kemudian menatap ke arah Kevin
"Apa yang kamu lakukan?!"
"Aku...A..."
Kevin menundukkan wajahnya, tampak kehilangan kata katanya, Aku sendiri terus bergetar dan meringkuk di pojok bilikku.
"AKU TANYA KAMU NGAPAIN HAH?!"
Kak Marco merengkuh kerah bajunya dan menghantamkan Kevin ke dinding bilik, Kevin tampak meringis kesakitan tapi tidak bisa menjawab apapun.
"Marco... Stop..."
Kak Yujii yang sedaritadi hanya diam akhirnya berbicara, Kak Marco segera melepaskan pegangan tangannya, kemudian melihat ke arah Kak Yujii.
Kak Yujii tampak tersenyum manis, tapi entah kenapa rasanya udara dingin sudah memenuhi ruangan ini.
Dan itu berarti.
Kak Yujii marahh!
>,<
Aku menggigil pelan saat Kak Yujii tetap dengan senyum terpancang mendekati Kevin
"Kamu ngapain?"
Kak Yujii bertanya dengan senyum manis yang terus setia menghiasi wajah manisnya.
"Aku ga sengaja kak, maaf..."
Kevin tampak kayak anak anak yang lagi disiksa sama kakak angkatannya. Jadi ingat berita penyiksaan adik kelas oleh kaka angkatan yang rame ada di teve nih!
Kevin tampak lebih tertekan dari pada saat Kak Marco yang menginterogasinya.
"Kamu lebih baik beri alasan yang benar, sebelum mulutmu, gabisa kamu pakai lagi..."
Sebaris kalimat lembut mengalir dari mulut Kak Yujii, membuat Kevin membelalak ngeri, sedangkan senyuman tulus yang entah darimana masih menghiasi wajah Kak Yujii, sementara Kak Marco membalikkan tubuhnya
Hmm, Mau ada kejadian seram ya?
Aduh, aku jadi merasa bersalah ama Kevin!
"Kamu bisu? Ayo bicara, kamu bisa bicara kan?"
Kak Yujii bertanya dengan kalimat yang luarbiasa lembut, tapi entah kenapa aku bergidik ngeri saat mendengarnya. Aku gabisa membayangkan kalo aku jadi Kevin!
>,<
"Perbuatanmu gabisa ditolerir, kamu melecehkan siswa lain di sekolah, kamu punya otak kan, Kevin? Benar Kevin namamu?"
Kevin mengangguk, seraut ketakutan tercetak jelas, wajahnya tampak pucat pasi, padahal seujung rambutpun Kak Yujii tidak menyentuhnya.
"Aku.. Tidak tahu, saat menatapnya, aku hanya berpikir, aku ingin menciumnya. Dia, mirip seseorang yang aku suka..."
Kak Yujii terkekeh pelan, kemudian menyisir jari rambutnya, dan kembali mengarahkan pandangannya ke Kevin, yang segera merapatkan tubuhnya dalam sikap sempurna kearah dinding
"Stop..."
Kami serentak (kecuali Kevin) segera menoleh ke arah pintu, Alvin berdiri di ambang pintu, dengan sebuah plastik hitam di tangannya.
"Alvin, benar? Ada apa?"
Alvin berjalan santai, kemudian menatap dingin ke arah Yujii yang tersenyum ke arahnya.
"Tolong hentikan..."
"Kenapa?"
"kekerasan di sekolah juga tidak ditolerir..."
Kak Yujii tampak tersenyum semakin manis, membalas tatapan dingin Yujii, tapi entah kenapa, aura di dalam ruangan jadi semakin membeku.
"Temanmu ini mencium Kenny di UKS. Menurutmu itu wajar? Kenny sampai ketakutan seperti itu?"
Kak Yujii menunjuk ke arahku. Alvin hanya melirik sejenak, kemudian kembali menusukkan tatapan tajamnya ke arah wajah Yujii. Kak Marco tampak tertarik, dan memperhatikan dengan serius perseteruan dua makhluk berwajah manis di hadapan kami.
"Dia punya alasan.."
Kak Yujii terhenyak, kemudian memicingkan matanya.
"Kamu..."
Kak Yujii memeriksa wajah Alvin dengan seksama, untuk beberapa saar mereka saling beradu pandang satu sama lain.
"Hmm,, Hehehehehe..."
Kak Yujii terkekeh pelan, kemudian segera menepuk pundak Alvin dengan lembut
"Tidak ada rasa takut eh?"
Dia tertawa pelan, kemudian segera menoleh ke arah Kevin
"Temanmu menyelamatkanmu. Kalau sampai dia membelamu, aku yakin ada alasan yang jelas disini! Dan tidak ada kebohongan dimatanya. Aku yakin!"
Kak Yujii kemudian memberikan isyarat kedipan mata ke arah Kak Marco, kemudian segera berlalu kembali ke bilik sebelah dengan diikuti Kak Marco.
"Kenny..."
Alvin memindahkan pandangannya ke arahku, membuat pandangan kami beradu.
"Kevin tidak bermaksud, maafkan dia, ok..?"
Alvin mengelus lembut rambutku, entah kenapa, semua rasa takut yang tadi aku rasakan mencair begitu saja di hadapan wajah dinginnya.
"Yeah..."
Alvin mengeluarkan sebatang cokelat dari kantong plastik, dan memberikannya padaku.
"Nih, Nanti suatu hari pasti aku jelaskan..."
Alvin kemudian berdiri, dan menoleh ke arah Kevin
"Mau sampai kapan membatu?"
Kevin tampaknya segera tersadar, dan dia segera jatuh lemas ke lantai.
"Mengerikan..."
Alvin terkekeh pelan
Sebentar.
Terkekeh!
@_@
Ini pertama kalinya aku melihat Alvin tertawa!
Hmm, Wajahnya manis banget kalo dia lagi tertawa! Kedua lesung pipinya terlihat jelas saat senyumnya merekah.
"Aku duluan ya..."
Alvin mengambil kantong plastiknya dan bergegas keluar, tapi berhenti sejenak sebelum menginjak teras.
"Kenny..."
"Yeah?"
"Kayaknya ga perlu kujelaskan..."
Tanpa mengizinkanku bertanya lebih lanjut, dia dengan cepat berjalan meninggalkan kami yang terbengong bengong menatap ke arah pintu.
Apa maksud Alvin sih?
>:(
Aku mengarahkan mataku ke arah benda yang tadi diberikannya padaku.
Cokelat?
Kok dia tau aku suka cokelat?
=======================================
UPDATED
"Siap, mundur, kita mundur sekarang!"
Aku memberikan aba aba pada pasukanku dan pasukanku segera bergerak mundur sejauh yang kami bisa.
"Siap! Tetap perhatikan Lord Arsais! Perhatikan gerakannya!"
Barisan tentara Valerie kembali membariskan diri mereka di hadapan sebuah benteng karang, membentuk formasi perang dengan rapih kembali. Aku berdiri tegap di hadapan mereka, melihat ke arah seberang.
"Lord Arsais..."
Lord Arsais tampak menyeringai pelan, kemudian segera menjentikkan jarinya, dan sepasukan kadal dengan baju zirah lengkap dan kapak di tangan kirinya segera menyeruak keluar dari tanah dan merayap ke arah kami.
"Bersiap! SERANG!"
Pasukanku segera mendobrak maju, menyerang rentetan Kadal yang terus bermunculan.
"Jangan sampai mati! Serang terus!"
Aku terus memberikan aba aba, dan melayangkan pandanganku ke segala arah.
Lord Arsais menatap dari kejauhan, pandangan tajamnya memperhatikan kami dari jauh, sebelum akhirnya dia menjentikkan jari dan semua kadal raksasa tiba tiba menghilang.
"Cukup sampai disini! Kalian boleh bubar!"
Aku menyibakkan tanganku, dan kesepuluh tongkatku segera merapat dan kembali bertengger di punggungku.
hufh, repot banget bawa bawa benda berat gini
Coba bisa diganti ama tusuk gigi yah
Kan bisa disakuin
Sayang gabisa
(gapenting dibahas)
"Terimakasih teman teman! Sampai jumpa di latihan nanti!"
Aku melambaikan tanganku ke arah pasukanku yang mulai merapikan diri mereka dan beranjak pergi ke sembarang arah.
"Axel, naik ke atas!"
Suara Lord Arsais terasa bergaung di seluruh ruangan, Wajar sih, soalnya ruangannya benar benar tertutup dan terbuat dari batu.
"Siap Lord Arsais!"
Aku segera beranjak keluar dari ruangan dan menuju tangga putar dari batu yang berada tepat di samping pintu itu.
"Axel, ayo turun"
Lord Arsais ternyata sudah berada di ujung tangga saat aku berhasil menaiki semua anak tangga, dan mengajakku turun.
=_="
Gimana sih orang ini!
tadi disuruh naik, sekarang disuruh turun
Cih...
"Okay..."
Aku menggembungkan pipiku dan mendengus kesal
"Kamu memperhatikan cara mereka bertempur, Axel?"
Bishop berbicara sambil terus menatap ke depan sambil melangkahkan kakinya menyusuri lorong panjang
"Valerie 12th Division? Yeah. Mereka benar benar parah"
Bishop mengangguk membenarkan. Aku tahu, alasan Bishop tadi mendadak menghentikan latihan adalah karena dia tidak puas dengan kemampuan pasukannya. Divisi keduabelas, divisi terakhir sekaligus divisi terlemah yang ada di Valerie.
"Kita harus kejar target untuk melatih mereka dengan keras, kalau tidak, mungkin mereka harus puas kalau hanya jadi tim pembantu saat peperangan..."
Aku mengangguk pelan membenarkan perkataan Lord Arsais
"Yeah, maaf Bishop..."
"Maaf untuk?"
"Karena aku ga bisa maksimal melatih mereka"
"Ha?"
Lord Arsais terkekeh pelan, dia memegangi keningnya.
Eh...
"Ehh..."
Lord Arsais segera menghentikan tawanya kemudian menatap ke arahku
"Kenapa?"
"T.tidak, hanya rasanya pernah melihat Bishop di suatu tempat"
Lord Arsais kembali tersenyum, menampilkan wajah manisnya.
"Yeah, memang!"
Lagi lagiii!!!
>,<
Dia bikin aku penasaran!
"Lord Arsais kita ketemu dimana siih!"
Lord Arsais kembali memasang tampang dinginnya dan menatap ke arahku.
"Kalau kamu mau tahu, kenapa kamu ga coba nyari tau aja?"
Hmph!
Apaan sih orang ini!
nyebelin banget
"Oh, kamu sudah kasih cincin itu ke Caesar?"
BLUSH
Aku merasakan mukaku langsung memanas saat aku mendengar perkataannya
"C..Cincin?"
Bener juga! Aku belum kasih cincin itu ke Sir Caesar!
"Belum kamu kasih ya?"
"Umm.."
Aku mengangguk dengan berat, dan langsung disambut dengan helaan nafas dari Lord Arsais.
"Kapan mau jadian kalo pada malu malu begini.. ck"
"Apa Bishop?"
"Ga kenapa kenapa. Sana datengi Caesar..."
"Trus Lord Arsais mau kemana?"
"Bukan urusanmu"
>,<
Hyaa, Galak kayak biasa dia!
Aku langsung berlari pergi meninggalkannya dan berjalan ke arah ruang strategi.
Krieekk...
Pintu terdengar berderik pelan saat aku mendorong pelan.
"Commander Axel? Ada apa? jarang jarang melihat anda disini? Bukannya sedang ada latihan perang?"
Seorang pemuda dengan rambut kuning muda dan pakaian hijau dengan celana pendek menatap kearahku dari balik meja strategi
"Chief Strategist ada dimana? Ga ada disini ya?"
Cowok itu sejenak mengingat ingat, kemudian dia segera menjentikkan jarinya.
"Ah! Sir Caesar! Kalau ga salah dia bilang dia mau pergi jalan jalan ke taman belakang. Kalau sudah disana dia pasti lupa waktu! Coba Sir Axel lihat kesana! Aku yakin dia pasti ada di dekat kolam ikan!"
"Uh huh? Thanks!"
Cowok berbadan tinggi itu segera tersenyum dan mengangguk ramah, kemudian kembali asik berkutat dengan peta dan buku yang ada di dekatnya. Beberapa orang yang berada di sekitar ruangan itu juga tampak asyik menorehkan beragam garis ke peta tersebut.
Semua orang tampaknya jadi sangat sibuk karena status siaga perang ini.
"Humph.."
Aku menutup pelan pintu ruang strategi, kemudian menaiki tangga menuju ke Aula Utama.
Aku bergegas menyeberangi aula utama dan menaiki jendela kecil yang berada di sana untuk melompat ke lorong yang berada sekitar setengah meter di hadapanku.
Bahaya?
Emang!
XD
Tapi cara ini yang paling cepat! Lagipula jendela yang aku lompati ga terlalu tinggi, jadi ya kalau jatuh ga akan terlalu beresiko.
Lagipula, kalau terluka di tengah sarang priest seperti ini, bisa dengan cepat aku diobati ya kan.
(penuhperhitungan)
Aku mengambil ancang ancang, dan segera melompat dari tumpuanku.
"Ehh, Wua!!"
BRUK! (writer view: Mamfoz ente)
"Hup.."
Aku memejamkan mataku, tapi.
Eh, kok ga sakit?
Aku malah merasa tubuhku sedang digendong sekarang.
"Lho lho lho, ada cowok cakep jatuh dari langit?"
>,<
Aku membuka mataku, dan baru menyadari, kalau ternyata aku terjatuh tepat di atas Sir Caesar yang dengan sigap segera menangkapku dalam kedua tangannya
"Sir Caesar!"
"Kok bisa kamu jatuh dari langit sih?"
Sir Caesar menatap ke arah langit, mengerutkan keningnya.
"Cuaca nggak mendung, kok bisa tiba tiba bisa hujan Axel ya? Axelku darimana?"
BLUSH!
Mukaku kembali memerah saat mendengar Sir Caesar memanggilku dengan sebutan "Axelku"
"T..turuniin turuniiin!"
"Kalo gamau gimanaa?"
"Gamau gimana! Sir Caesar turunin akuu"
Sir Caesar hanya tertawa pelan, kemudian menggendongku ke bawah sebuah pohon besar yang berada di dekat lorong.
Dia meletakkan tubuhku dengan hati hati di dekat akar pohon yang sedikit menyembul, kemudian mendudukan dirinya di sampingku.
"Kok bisa ya..."
Katanya sambil meletakkan tangannya di alis dan melihat ke arah langit seakan mencari sesuatu
"Bisa apa sih?"
Aku mengerutkan keningku. Sir Caesar aneh deh
Zzz
"Kok bisa ada cowok manis kayak gini jatuh dari langit"
Blush!
Aaa!
Aku bisa mati malu kalo gini terusss!
"Sir Caesar gomballl!!"
"Siapa yang gombaal! Yeehh"
Aku memukul mukul pelindung bahu dari besi yang digunakannya.
"Aduh!"
"Tuh, kan! Sakit kan! Makanya jangan dipukulin baju besi! Dasar odong!"
Sir Caesar memegang tanganku, kemudian mengecupnya pelan
>,<
Hyaaa
Aku terpaku, kurasakan wajahku jadi luarbiasa panas
"Pasti udah ga sakit kan?"
Dia tersenyum dan mengelus pelan rambutku
"Ahh..."
Aku mendadak teringat kembali pada kejadian yang terjadi di sekolah.
"Sir Caesar"
"Axel"
Kami tersenyum bersamaan saat sadar kami memanggil nama satu sama lain dalam waktu yang bersamaan
"Yaudah Axelku aja yang omong duluan"
"Aku mau dengar Sir Caesar yang ngomong duluann.."
"..."
"..."
"Oke aku yang ngomong duluan deh"
Sir Caesar merubah mukanya, kemudian segera duduk tegap. Raut wajahnya terlihat begitu serius.
"Aku mau minta maaf..."
Aku mengernyitkan dahiku, memberikan ekspresi bertanya
"Ha? Maaf kenapa?"
"Aku,, ga sengaja mencium orang di sekolah. Bener bener minta maaf! Aku gatau apa yang aku pikirkan!"
Aku melebarkan mataku, kemudian segera memasang senyuman kuda di wajahku
"Aku, juga mau bilang hal yang sama! Aku tanpa sengaja dicium orang!"
Sir Caesar tampak terkejut, kemudian dia segera menarik nafas.
"Yahh, Axelku direbut orang deh ciuman pertamanya..."
Dia mendengus sebal, kemudian tersenyum ke arahku.
"Aku harus rampas balik!"
Dia dengan cepat merengkuh daguku kemudian melumat bibirku secepat kilat.
"mmfhh.."
Kaget! Aku kaget! Sampe ga sempat menghindar! Saat aku baru mengeluarkan reaksi kaget, aku merasakan lidahnya menyapu lembut seluruh bagian bibirku, kemudian menghisapnya pelan.
"Ummhh..."
Nyaman..
Aku menutup mataku, membiarkan Sir Caesar menghisap dan menjilat lembut seluruh sisi bibirku, sebelum akhirnya melepaskan ciumannya.
"Nah, Impas!"
Aku cuma tersenyum geli melihat kelakuannya.
"Sir Caesar! Gabole nakal! Kita belum jadian lho..."
Aku menggembungkan pipiku, kemudian memajukan bibirku sedikit.
Sir Caesar menepuk keningnya kemudian melebarkan matanya.
"Oh Iya! Kita belum jadian! Aduh! Mesti kubalikin lagi ciuman tadi!"
Dia segera memajukan bibirnya kearahku, dan dengan sigap segera aku dorong menjauh
"Sir Caesar mesuum!"
Aku mencabut sebuah tongkatku, dan menghajarkannya ke baju besinya, membuat suara dentingan keras.
"Aww, Sakitt!"
"Biarinn!"
Aku memanyunkan bibirku sambil membuang muka. hufh! Dia emang nyebelin banget!
Cupp..
Egh!
Sir Caesar menggunakan skill kecepatannya untuk membuatnya secepat kilat bergerak ke mukaku dan sekali lagi mencuri ciuman dari wajahku.
"Sir Caesarr!"
Sir Caesar kembali terkikik pelan dan duduk sambil menyandarkan dirinya di tubuhku.
"Umm, Sir Caesar, umm..."
"Iyah...?"
Aku merogoh tasku, kemudian mengeluarkan sebuah kotak kayu cokelat kecil berisi cincin yang kemarin aku beli di Pawn Shop.
"Ini, aku kemarin beli.. Untuk,... Kita..."
Mulutku terasa gagap mendadak!
Tanganku bergetar hebat saat aku membuka kotak kecil itu dan memperlihatkan isinya.
Sir Caesar membelalakkan matanya lebar, kemudian memeriksa isi kotak itu.
"Ini, buat kita?"
Aku mengangguk pelan, kemudian melihat ke arah wajahnya
"Ehh...!"
Wajah Sir Caesar bersemu merah sambil memperhatikan kotak itu,
"Cincin kembar untuk kita?"
Aku kembali mengangguk perlahan, kemudian melepaskan sebuah cincin dan meletakkannya di jari manis kirinya.
"Ehh..."
Sir Caesar memegang lembut tanganku, kemudian menuntunnya ke tangan kanannya.
"Kanan ajah..."
Aku mengangguk, kekakuan mengisi saat saat penyematan cincin itu. Aku dan dia sama sama ga berani saling berbicara atau bahkan menatap kearah wajah kami satu sama lain.
Sir Caesar kemudian mengambil sebuah cincin lagi, dan memasukkannya ke jari manis kananku.
Uhh....
>,<
Deg deg deg deg
Aku merasakan degupan kencang jantungku berpacu kencang dengan jantungnya
Ya Ampuun, kenapa aku bisa tergila gila pada laki laki ini.
Cinta memang buta!
T_T
Sir Caesar tersenyum lembut setelah dia berhasil memasangkan cincin itu di tanganku, dan memelukku dengan lembut.
"Thanks..."
Aku mengangguk pelan dalam pelukannya, aku merasakan ada debaran hebat yang saling menghantam di daerah dadaku
Debaran jantungku, dan jantungnya
>,<
Ahh!
Sir Caesar kemudian memegangi kedua bahuku, dan menatapku dengan lekat.
"Axel. K..Kamu, mau jadi... ung... pacarku...? Ung..."
Dia menggaruk belakang kepalanya dan melihat kearah lain, dengan wajah yang luarbiasa merah
Lucu banget!
"Aku, aku gabisa..."
Sir Caesar segera menatap ke arahku dan membelalakkan matanya.
"Aku mau, kalo kita udah ketemu di dunia nyata."
Aku tahu ini mungkin terdengar egois! Tapi aku cuma mau mengetahui, siapa dia sebenarnya dan kalau yang dikatakan Lord Arsais benar, dia pasti berada di kota yang sama denganku!
"Ke.. ketemu? Benar juga! Kalo pacaran tapi ga saling kenal sama aja boong. Memang kamu ada di mana?"
Aku mengerjapkan mataku, kemudian menatap (sok) serius ke arahnya
"Di Kota XxX!"
"Hah? Satu kota dong!"
Sir Caesar melebarkan matanya dan segeramenampar nampar pipinya.
"Aku ga percaya! Yaudah! Kita ketemu di Mall aja! Sore ini jam 6! Gimana?"
Jam 6?
Hmmm...
Aku mengangguk setuju, kemudian segera memasang senyuman termanis yang aku bisa.
"Yaudah di mall ya! Aku tunggu di Food Court lantai atas, di West Districnya ya! Aku nanti pakai baju... Mmm.. Biru, gatau celananya apa! Kamu?"
Aku berpikir sejenak, kemudian segera menjentikkan jariku
"Aku baju Hijau muda! Oke! Ketemu disana ya!"
Sir Caesar segera memelukku erat dan berdiri
"Yaudah! Aku mau siap siap dulu ahh!"
Dia segera merapikan pakaiannya, kemudian menatap nakal ke arahku.
CUP!
"SIR CAESAAARR!!!!!"
Sir Caesar segera berlari lari sambil menjulurkan lidahnya meninggalkankudi bawah rindangan pohon.
Aku kembali mengambil posisi duduk.
Sore ini, ketemui Sir Caesar!
Aduh...
Aku memegangi dadaku yang terus bergemuruh.
Jujur! Aku ga sabar nunggu sore! Semoga waktu bisa berlalu lebih cepat!
Ahh!!!
Aku kembali bersandar dan memain mainkan kakiku dengan bersemangat. Aku ga bisa menghentikan tubuhku! Terlalu deg degan!
>,<
UPDATED
hahahaa...mamfoz ente.... )
gw pake baju merah ya...