It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
kalo mnt hatimu kta mesti ke sardjito dlu!
wkwkwkww
kak @yuzz tgl d jgj?
enak d jgj?
heo
maafff
mesti di extend liburankuu
maafff
>.<
lanjooottt.............
knp attuh kang?
>.<
lma ta muntjul
silakan d bc n comm
XD
Bruagh!
Monster keenam yang kubunuh disini
SIAL!
Dimana dia?!
Dia pasti ada disini.
Aku lihat kotak message ku
Dia tidak membalas messageku. Apa dia benar benar marah padaku?
Axel....
Kuhunuskan pedangku pada Harpy yang hampir saja mencengkram bahuku.
Nyaris...
Aku menancapkan pedang keduaku padanya. Harpy itu terpekik pelan dan jatuh.
Aku langsung meninggalkan monster itu dan berlari jauh ke dalam kegelapan.
Dimana...?
============flashback=====================
Aku berlari keluar membawa semua senjataku.
"Sir Caesar, anda masih online? Anda mau kemana? Mau pergi berburu?"
Aku menoleh, seorang penjaga dengan jubah cokelat mendatangiku.
"Ah, Linguine? Kau melihat Axel?"
Dia mengernyitkan dahinya pelan.
"Captain Axel? Kukira dia sudah offline? Tunggu dulu, tadi dia berbelanja di rune shop. Coba Sir Caesar tanya pada orang orang disekitar sana."
Aku menghela nafas sambil menatap ke arah yang ditunjuknya.
Toko sekaligus sebuah bar kecil di pojokan Kastil Valerie, beberapa orang tampak masih duduk disana sambil berbincang.
"Terimakasih. Oh ya, dia bukan Captain, Dia Colonel, mulai dari saat ini.."
"He...?"
Pria berjubah itu tampak masih belum bisa mencerna kata kataku barusan saat aku meninggalkannya. Aku berjalan ke arah toko itu, dan memandang berkeliling.
Tidak ada seorangpun yang kukenal. Mereka semua tampaknya pasukan pasukan tingkat bawah. Karena terlalu banyak aku jadi tidak bisa mengenal semuanya.
"Sir Caesar! Wah wah, ada apa ini!? Barusan Captain Axel datang kemari, dan sekarang Chief Strategist juga? Sebentar lagi pasti Bishop pun datang kesini!"
Seorang pria dengan pedang besar dan wajah bercambang tertawa keras. Aku menatapnya sebentar, kemudian segera mendatanginya.
"Kamu melihat Axel? Kemana dia...?"
Pria itu terkejut. Dia sejenak terhenyak, kemudian mengerjapkan matanya.
"Waw, waw, sabar, ada hal serius apa ini...?"
Aku menyisir rambutku dengan tanganku
"Ah, maaf! Aku ada perlu, apa kau tahu dia kemana?"
Pria itu sejenak mengingat ingat.
"Hmm, tadi dia cuma membeli delapan rune yang benar benar mahal untuk tongkat barunya, setelah itu dia pergi. Aku tidak mendengar apa apa tentang kemana dia pergi..."
"Ah! Tadi dia bilang dia mau membeli perlengkapan di Chisa untuk tongkat barunya. Dia tampaknya sedang bersiap siap sekali. Apa kita akan segera perang lagi?"
Aku menggeleng pelan, berusaha menenangkan gerombolan orang yang mulai panik karena pembicaraan barusan.
"Tidak, tidak akan ada perang! Aku hanya mencari Axel! Apa ada yang tahu dimana dia?"
Aku mengarahkan mataku berkeliling.
Seorang wanita dengan rambut putih dan baju ungu meneguk minumannya dan menatap genit ke arahku.
"Captain Axel..? Tadi dia bilang mau pergi ke Forest of Confusion. Apa Sir Caesar mau aku menemani kesana?"
Dia mengedipkan sebelah matanya ke arahku.
"Ah! Itu dia! Terimakasih!"
Aku segera pergi berlari meninggalkan wanita itu mendengus kesal
Biarin! Aku masih ada hal yang jauh lebih penting untuk dikerjakan daripada meladeni cewek gatel!
==============end of flashback===============
Aku terus berjalan menembus hutan. Tempat ini tidak terlalu membingungkan, tumbuhannya pun jarang jarang, sehingga memberikan kesan bersahabat. Tapi di dalamnya, berbagai monster dengan kekuatan yang lumayan besar bersembunyi dalam ketenangannya.
Aku terus berlari, beberapa monster tampak menyadari keberadaanku dan mengejarku, tapi aku tidak memerdulikannya.
Aku tidak akan jadi pengecut seperti dulu! Aku akan menyelamatkannya!
"Sial! Anak Bodoh!"
Aku terus berlari. Beberapa monster yang muncul di hadapanku langsung kutebas begitu saja.
Sudah 4 jam aku mencari dan dia tidak juga kutemukan.
"Kemana kau...."
Langkahku terhenti saat aku melihat segundukan kain di tanah.
"Tas Axel..."
Aku pandangi serpihan kain itu, tampak bekas cakaran dimana mana dan berbagai benda yang ada didalamnya tercerai berai begitu saja.
Kutatap daerah sekitarnya, tampak banyak bekas darah tercecer dimana mana.
Aku menatap lemas dengan keadaan di sekelilingku.
jubah hijau yang selalu dipakainya juga teronggok begitu saja.
Aku berjalan gontai sambil memegangi pakaian Axel.
Aku mengiriminya message
From : Caesar
To : Axel
Axel, kamu dimana?
Kutunggu.
Semenit, Sepuluh menit...
Jawaban darinya tidak juga datang.
Kurasakan darahku menjadi dingin...
Sebulir air mata menerobos pertahananku dan mengalir bebas ke daguku.
"Kenapa, Kenapa aku yang terlambat...."
Pikiranku kosong, aku tidak bisa memikirkan apapun lagi.
Aku gagal melindunginya! Mungkin Arsais benar, Aku memang enggak jodoh sama Axel...
Aku memeluk erat jubah hijau yang sekarang sudah sobek dimana mana.
Kurapatkan kedua lututku dan melamun.
Aku tidak tahu apa yang mesti kulakukan.
Buagh!
Sakit...
Apa ini..?
Aku sudah terkapar saat aku baru menyadarinya. Seekor Minotaur baru saja menghantam pelipisku dengan Palu besarnya. Aku tidak menyadari keberadaannya sedari tadi.
Pandanganku terasa kabur.
Kepalaku pening.
Aku bisa saja segera berdiri, tapi entah kenapa, tubuhku menolak.
Minotaur itu kembali mengayunkan palunya ke arahku, membuatku terpental jauh.
Darah mengalir leluasa dari mulut dan hidungku. Tulangku terasa remuk.
Entah kenapa tapi aku jadi merasa lebih rileks...
"Axel..."
Aku merasakan hantaman palu kembali di tubuhku. Aku terpental kembali, Minotaur itu meraung keras, dan berlari ke arahku.
Aku tersenyum simpul.
Mungkin ini lebih pantas untukku..?
BUAK!
Sebuah hantaman telak menghajar punggungku.
Pandanganku sudah begitu kabur. Aku merasakan sakit yang luarbiasa di sekujur tubuhku.
Aku mendengar raungannya kembali.
Raungan itu terasa begitu jauh dariku, walau aku merasakan getarannya di samping tubuhku.
"Tunggu apa lagi..? Sekali lagi..."
Aku sudah tidak bisa bergerak lagi. Aku hanya bisa terbaring pasrah.
"SIR CAESAR! AAAAAAA!!!!!!!"
Suara itu? Axel?
Aku pasti bermimpi...!
Halusinasi kah?
Aku memejamkan mataku, darah kembali mengalir dari mulutku.
Mulutku terasa amis, sekujur tubuhku tidak bisa kugerakkan.
Aku merasakan ada pertarungan di dekatku. Aku membuka mataku.
Seorang pria kecil dengan rambut pendek dan bertelanjang dada dengan hanya mengenakan sebuah celana panjang tampak bertarung sengit dengan monster di hadapanku.
Aku mengenali sosok itu...
Axel..?
Axel..?
Dia Axel! Aku tidak bermimpi!
Axel menghunuskan tongkatnya untuk menangkis ayunan palu dari monster itu.
Ketujuh tongkat lainnya tampak melayang mengikutinya.
Dia melepaskan tongkatnya, dan membuka kedua tangannya.
"The Shreeding!"
Sebuah tongkatnya menyala dan kilatan cahaya berbentuk bulan sabit menyayat monster itu.
Aku mengenali jurus itu. Jurus Bishop Arvyn..? Dia menggunakannya?
"SIAL!"
Axel tampak bertarung dengan sengit. Raut kemarahan tampak jelas di wajahnya. Ayunan palu monster itu hampir saja mengenai dada telanjangnya saat sebuah tongkat langsung terbang dan melindunginya.
Dia menunjukkan telunjuk kanannya.
"EXPLOSION!"
Puluhan naga api datang dan menabrak monster itu dan meledak saat mereka menyentuhnya.
Serangan Bishop Pixel? Benar! Itu serangan Pixel! Tapi lebih lemah, melihat monster itu masih berdiri.
Axel tidak tampak kelelahan sama sekali.
Baru sekali ini aku melihatnya bertarung sendirian, sebelumnya dia hanya jadi pendukung dari belakang. Dia bisa meniru True Rune para Bishop..?
Dia mengepakkan sebelah tangannya dan menghantamkannya ke tangan sebelahnya.
Sebuah pillar jatuh dan menghantam monster itu.
Minotaur itu roboh dan segera menghilang.
"Fuah..."
Axel menghela nafasnya lega. Dia berbalik dan menatapku.
Aku benar benar malu karena harus bertemu dengannya dalam keadaan seperti ini. Jubahnya masih tergenggam erat di tanganku yang sudah hancur.
"Mother Ocean..."
Air entah darimana tiba tiba menggenangiku dan menghanyutkan semua darah yang ada, dan lukaku tampak sudah menutup. Aku berdiri dan menatap sayu ke arahnya.
"Barusan, skill Bishop Wyatt, benar?"
Axel mengangguk lemah, dia menatap ke arahku
"Yeah, Aku bisa meniru jurus yang sudah pernah aku lihat."
Aku mengangguk pelan, kemudian menatap ke arahnya lekat. Aku pandangi tubuhnya.
Dia tampak menyadari dan menutupi tubuhnya.
"Maaf, aku berusaja membersihkan bekas bertempur di kolam disana, saat aku dengar ada keributan disini."
Aku tersenyum ke arahnya. Wajahnya kembali memerah.
"M..Maaf, tasku rusak saat bertempur tadi. Jubahku juga kotor, karena itu tadi kulepas..."
dia masih tidak berani menatap ke arahku.
=======================================
Axel's View
Syukurlahh!
T_T
Aku datang tepat waktu! Kalo ga Sir Caesar pasti udah lembut selembut daging sate yang digebukin mama pake palu!
Aku belum sempat pake baju tadi, soalnya aku dengar ada keributan dan langsung datang. Baju atasanku kutinggalkan begitu saja di pinggir kolam.
Dan sekarang?
Sir Caesar jadi liat aku telanjang dada gini!
Malu!
Tapi cuma di game sih
Yahh, tapi tetap aja maluu!
Sekarang aku bener bener salah tingkah! Aku jelasin semua yang terjadi barusan kepadanya.
Dia tidak berbicara apapun. Dia masih menatapku lekat. Aku cuma bisa menunduk sambil nutupin badanku
Maluu!
T_T
"Sir Caesar, marah ya.."
"Ahh.."
Sir Caesar tiba tiba memelukku dengan kuat. Aku bisa merasakan debaran dadanya berdetak keras menghantam dadaku
"Syukurlah kamu ga kenapa kenapa! Aku bener bener kuatir..."
Aku terdiam! Bingung mau ngomong apa! Gatau deh!
>,<
Dia masih terus memelukku. Dadaku rasanya mau pecahh!
"Sir Caesar kuatir??"
Dia mengangguk pelan
"Aku takut, aku lagi lagi gabisa melindungimu..."
Aku terdiam mendengar kata katanya barusan.
Aku seneng banget! Sekaligus malu banget
Ahh!
Dia melepaskan pelukannya dariku, dan menatapku lekat sambil terus memegang bahuku.
Cup...
Bibirnya mendarat dengan sukses di bibirku. Sejenak aku terkejut dengan kelakuannya, dan diam membatu, kemudian dengan refleks aku mendorongnya.
"AHHH!"
Aku terpekik kaget.
Dia tampak lebih terkejut daripada aku, kemudian segera membuang muka
"M..Maaf, maaf, aku ga bermaksud!"
Aku masih terdiam dan shock dengan ciuman barusan.
"Sial..."
Dia mengumpat, kemudian menyeka bibirnya
"Axel, pulanglah, sudah jam segini!"
Aku mengangguk pelan, mulutku terkunci. Aku gatau mau bilang apa!
Dia menemaniku pergi keluar dari hutan.
"Selamat, kenaikan jobmu jadi Magist, dan kenaikan pangkatmu jadi Colonel..."
Dia memberiku ucapan selamat tanpa memandang ke arahku.
"Iya.."
Aku masih belum bisa menguasai diriku karena kejadian barusan.
"Maaf untuk yang tadi, hmm, kupikir kamu sudah aman sampai disini. Aku tinggal dulu!"
Sosoknya menghitam, pertanda karakternya sudah dipindahkan ke Kastil dan orang yang mengendalikannya sudah Logout dari game.
Aku menghela nafas
Apa dia merasa tersinggung dengan perbuatan barusan..?
Ahh!!
T^T
SUDAH UPDATEEEEEEEEEEEE
Maaf lamaa
OIA!
BUAT SILENT READERRR
COMEEENT PLEASEE!
Sensus nihh
Hehehehe
Nanti aku mention dehhh
#sokpenting
Kontak Batin...?
@yuzz
bawa bawa dildo nih
#Hajarpaketabungelpiji50kg
"Huaaam~~~"
"Ckckckckck"
"Huaaaaaaaam~~~~"
"Kamu tidur jam berapa sih....?"
"Huaaam~~ Jam 1 an kayaknya ma.. Huaaam~~~"
Mama menggeleng pelan sambil menyendokkan sepotong daging olahan berbentuk bulat dan beberapa sayuran ke piringku
"Dasar bandel! Udah tau kamu mesti masuk sekolah hari ini, malah ngegame sampe tengah malam?"
Mamaku ngomel ngomel sambil nyendokin saus ke atas daging tadi.
Cerewet ah.
Aku memotong sedikit daging itu kemudian mencoba memakannya.
Hmm! :9
"Wahh enak Ma! Ini apa namanya?"
Mamaku terkekeh pelan
"Galantin, ini namanya..."
Aku mengangguk pelan sambil mengunyah dengan ganas.
"Mama bisa masaknya...?"
"Ya sayang..?"
"Mama bisa masaknya..?"
"Hmmm..."
"Bisa ga ma....?"
".................."
Hening~~
"Wah, sayang, hari ini hari pertama sekolah ya~ Hoo~hohoho ayoo ayoo, nanti telat"
Sudah kuduga! Pasti gabisa! Beli doang bisanya!
Ckckckck
Aku menyelesaikan potongan keduaku saat mamaku memanggilku keluar
"Kenny~! Ayo pergi~!"
Aku sejenak memperhatikan penampilanku di kaca.
Hmm. Oke deh! Sip! Kunciran, Baju, Rambut, rapi semua~!
Berangkaaattt!!!
"Ayo Maaa~!!!!"
"Kenny kamu mau ke mall ya sayang? Tasnya mana?"
Ups~!
Aku bergegas berlari ke kamarku dan mengambil tasku.
Kuperiksa isinya.
Hmm.
Buku, Cokelat, Pulpen, Permen, Snack.
Oke!
Aku segera berlari ke bawah.
Tak lama kemudian, aku dan Mama sudah melaju menuju ke sekolah baruku.
"Ken, omong omong, tasmu kok gemuk banget, isinya apa aja tuhh?"
Waduh!
Aku nyengir sambil mempertontonkan isi tasku ke Mama.
mamaku menepuk dahinya
"Ya ampun sayaang! Kalo snack dan permen di kantin juga ada! Ngapain kamu bawa bawa gitu! Ayo keluarin semua! Emangnya kamu mau piknik ya??"
Ihh! Mama! Siapa tau kan!
Sambil memanyunkan bibirku aku pun mengeluarkan snack itu satu persatu sampai memenuhi jok belakang mobilku.
"Astagaa! Niatnya ngemil ini ke sekolah! Bukan belajar!"
Mamaku cuma menggeleng pelan.
Aku nyengir ke arah mamaku sambil membuka snack rumput laut.
Setelah 30 menit perjalanan, akhirnya mobil mamaku menghentikan lajunya di pekarangan sekolahku
"Dah! Ayo turun, kamu mau dianter gak?"
Aku berjalan turun dan menggeleng ke arah mamaku yang membuka jendelanya.
"Gausah ma! Aku datengin kepksek nya aja langsung. Bener kan?"
Mamaku mengangguk pelan.
"Sip deh! Kebetulan mama juga ada janji mau arisan! Bye bye sayaaang~!"
Bruuum~!
Mobil mamaku langsung melaju
MAMAAAA~!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Hufh~!
Enak aja aku ditinggal di tempat kayak gini!
Aku langsung berlari ke kantor kepala sekolah.
Umm, kok diliatin orang ya?
Ah, sudahlah, mungkin karena rambut pirangku keliatan nyentrik?
"Pagi Pak~!"
Aku tersenyum selebar mungkin ke arah kepala sekolahku. Pak kepala sekolah nyengir kuda, kemudian mengangguk angguk.
"Hallo! Hari ini kamu masuk ya! Kamu tunggu sebentar di ruang tunggu! Nanti bapak panggilkan wali kelasmu!"
Aku segera duduk di ruangan yang berada di depan kantor kepala sekolah.
"Hai! Kenny kan! Masuk hari ini?"
Aku menoleh ke arah pintu
"KAK YUJIII!!!!!!!!!!!"
"Stt.. stt! Ga usah teriak teriak!"
Aku menutup mulutku. Ups! Ga sengaja!
"Wei! Ribut banget! Ah! Kamu!"
Marco muncul dari balik Kak Yujii dan langsung menodongkan tangannya ke arahku
Hyakh~ Apa apaan sih orang ini! Dateng dateng langsung nodong aja!
"Masuk mana kamu? Hah! Nambah lagi orang nyentrik disini!"
Marco ngedumel gajelas. Aku langsung mesem mesem denger omongannya.
Yujii cuma terkekeh pelan
"Udah, acuhin aja dia.."
"Yujii! Hei!"
Marco mencoba memotong omongan Yujii
Teeet! Teeet! Teeet!
"Wahh! Udah bel masuk! Kami duluan ya Ken! Sampai ketemu di kantin! Marco! Ayo!"
"AKU BELUM SELESAI! HEII!!"
Yujii berlalu tanpa mengacuhkan omelan Marco
Astaga! Mereka pasti pelawak di sekolah ini! Kontras banget sifat mereka! kayaknya mereka udah temenan lama banget deh!
"Kamu murid barunya..?"
Seorang lelaki paruh baya dengan kacamata bulat dan rambut yang mulai memutih datang ke arahku.
"Iya pak!"
Aku tersenyum grogi. Dia menatap tajam dari balik kacamatanya
"Nama saya Pak Jody!"
Dia tersenyum ramah sambil mengulurkan tangannya
Wahh! Ternyata bapak ini baikK! Asik deh!
"Jangan melanggar peraturan ya! Saya ga akan segan segan menghukum..." Ujarnya lagi sambil tetap tersenyum
Gajadi! Dia MONSTER!
Aku tersenyum kecut. Takutt..
T_T
"ayo, kita ke kelasmu...!"
Aku mengikuti langkah kaki Pak Jody menyusuri beranda sekolah. Beberapa murid melihat ke arah kami saat kami berjalan di depan mereka.
Aku sih ga merhatiin. Aku sekarang cuma berdoa dalam hati supaya ga ketemu orang aneh lagi. Wali kelasku ini aja udah cukup mengerikan! Semoga aku ga sekelas ama si penculik dan si orang aneh! Pervert and Wreido~!
"Ayo, saya kenalkan kamu dengan seisi kelas!"
Aku melangkah masuk, dan menyapu sekeliling kelas. Semua murid yang tadinya asik menulis langsung melihat ke arahku.
dan.
PERFECT!
Si Pervert and Wreido ada di kelasku.
Ahh, Apa yang bisa lebih buruk dari ini!
"Anak anak! Ini murid Baru! Kenny, silahkan perkenalkan namamu!"
Aku mengangguk.
Aku berbalik menghadap kelas, kutarik nafas dalammm
"Salam Kenal! Saya Kenny Smithson!"
Pandangan semua anak dikelas tertuju padaku, kecuali satu orang yang asik sendiri dengan komiknya
Si Wreido! Anak itu tampak asik membaca komik tanpa perduli apa yang sedang terjadi, sedangkan Cowok Pervert di sampingnya tampak mencoba membawa perhatian cowok dingin itu ke arahku.
Astaga, mereka memang aneh!
ga ada yang bakal jadi lebih buruk dari ini!
"Kenny, silahkan kamu duduk di kursi kosong disamping Edwin!"
Pak Djody menunjuk ke arah kursi kosong tepat di belakang Wreido
Dan keadaan ternyata semakin memburuk
T_T
Aku melangkah dengan lemas ke arah kursiku. Cowok pervert itu menatap dengan antusias ke arahku
"Hai! Kenny! Ingat aku? Kevin Kevin! Yang dulu antar kamu pulang!"
Haaah! Gila deh aku!
"Iya ingat! Kamu si pervert yang mau culik aku kemarin!"
Cowok di sebelahku, yang kalo ga salah (berarti bener) namanya Edwin menatap bingung
"Enak aja! aku cuma minta ditemenin makan kok!"
Wreido yang ternyata bernama Alvin menoleh ke belakang, dia memperhatikanku dengan seksama, kemudian kembali asik dengan komiknya.
"Dia Alvin! hahaha! Kita bakal jadi teman baik deh!"
Siapa mau?!
HUAH!
Aku menghela nafas sebal. Mimpi apa aku harus ada di dekat mereka! Mereka dua duanya aneh!
"hei, salam kenal ya! Kenny, Aku Edwin.."
Aku menoleh ke samping.
Oia lupa disamping ada orang!
cowok yang luarbiasa tinggi besar, dengan kacamata oval dan rambut spike tersenyum lebar ke arahku
"Salam kenal! Aku Kenny~!"
Kataku dengan riang sambil tersenyum. Mendadak Alvin menoleh dan menatapku dengan pandangan aneh.
". . . . . . . ."
Aku membalas pandangannya dengan cengiran dan senyum lebar. Dia sejenak memandangiku dengan tajam, kemudian kembali menghadap depan sambil sesekali melirik ke arahku.
Kenapa sih!
"Psst! Edwin! Kamu kenal dua orang aneh di depanku..?"
Aku berbisik bisik supaya mereka ga mendengar obrolan kami
Edwin mendekatkan telinganya ke arahku supaya bisa mendengar bisikanku
"Yeah, mereka memang terkenal bandel, tapi yang kudengar, mereka jago soal game. Katanya sih mereka lumayan terkenal di dunia game."
Aku mengangguk anggukkan kepalaku
Hmm! Terkenal ya! Berarti mereka jago ngegame dong! Paling ga ada hobby yang sama ama aku!
"Eh, iyah, pak Jody itu galak ya.."
Sepanjang pelajaran kami menghabiskan waktu untuk menggosipkan berbagai macam hal, mulai dari guru killer, sampai teman teman dikelas.
Teet Teet Teet~!
Bel tanda istirahat berbunyi.
"Kenny! Aku pergi dulu ya!"
Edwin melangkah cepat ke arah luar kelas, meninggalkanku sendirian. Hyoo~ aku di kelas aja deh! Lagi males ke kantin juga!
"Haii! Namanya Kenny ya!"
Segerombolan cewek di kelasku dan beberapa cewek dari kelas lain mendatangi mejaku.
Dihh! Baru aja mau bobo! Tadi malam tidur jam 1!
"Ahh! Iya, namaku Kenny! Salam Kenal!"
Aku tersenyum lebar ke arah mereka. Mereka tampak berpandangan satu sama lain kemudian semakin menyeruak mendekat.
"Kamu keturunan bule ya? Rambutmu pirang keren banget! Oia! Tingal dimana?"
Aku menggaruk kepalaku
"Iya, Papaku tinggal di Sydney, sedangkan Mama disini. Aku keturunan Australia dan Mama berdarah Oriental. Aku tinggal di daerah dekat Mall"
Cewek cewek itu menyeruak maju ke arahku
Wah! Ga lama lagi aku bakal diinjek injek nih!
"Wah, pantes matanya sipit! Salam kenal ya! Bla bla bla"
Cewek cewek itu mulai memperkenalkan dirinya satu persatu dan berbicara sendiri sendiri. Bikin kepalaku yang udah melayang layang jadi tambah fly deh. Mereka memang ramah sih, tapi lama lama aku risih juga!
"Kenny, ayo ke kantin..."
EHH~?
Alvin?
"Ehh? Hah?"
"Iya! Ayo ke kantin kan tadi udah janjian!"
Kevin juga? Mereka kok tiba tiba ada disini?
Alvin langsung mencengkram tanganku dan membawaku keluar dari kelas meninggalkan cewek cewek itu di dalam.
Aku masih bingung! Mereka kok bilang gitu! Aku aja ga ada janji mau pergi ke kantin!
".................................."
Aku cuma duduk diam menghadapi dua cowok aneh di depanku. yang satu asik mengunyah baksonya dengan ganas, sementara yang satu asyik dengan komiknya.
"Umm...."
"Hmm?"
Kevin menatap ke arahku sambil terus mengunyah, sementara Alvin sepertinya tidak menganggapku ada.
"Kenapa kalian menyeretku ke kantin?"
Kevin mengangkat bahu, kemudian menunjuk ke arah Alvin dengan bibirnya.
Alvin masih asik membaca, dia tampak tidak menghiraukan pertanyaanku. Aku menghela nafas.
"Ga ada, cuma karena kamu keliatan risih, jadi kubawa kesini."
Ujar Alvin ringan sambil membolak balik komiknya. Kayaknya komik itu daritadi ga selesai selesai dibaca deh! Ipodnya menggantung setia di lehernya bersama dengan headset hijaunya.
Aku mengangguk pelan
"Thanks."
Aku tersenyum manis ke arah mereka
Mesti senyum dong! Kan aku udah ditolong!
"Edwin, kamu temani dia sini!"
Alvin tampak tak menggubris kata kataku. Ni cowok ngeselin banget sih!
Alvin mendudukan Edwin yang baru datang tepat di depanku, kemudian segera pergi bersama Kevin.
Aku menggembungkan pipiku
"Mereka menyebalkan!"
Edwin tertawa, Aku masih sewot terus menggembungkan pipiku
"Alvin memang begitu, kamu harus terbiasa!"
Yahh, mau ga mau deh.
"Hei! Kenny! Gimana? Disini enak?"
AH! Kak Yujii! Dan, Si judes Marco!
"Iya kak! Tapi aku sekelas ama dua orang aneh!"
Yujii tergelak mendengarnya
"Alvin dan Kevin? Kalo Alvin emang udah terkenal kemana mana. Kalo Kevin gatau deh. Kamu ga makan? Istirahat sudah mau selesai lho!"
AH! AKU BARU INGAT!
Kupegangi perutku yang bergemuruh
"Wakakak! Yaudah makan sana! Kami duluan ya!"
Marco dan Yujii berjalan beriringan masuk ke dalam sekolah.
Aduhh, mereka akur banget ya padahal sifatnya kayak bumi dan langit~!
"kamu kenal mereka?"
Edwin setengah berbisik berbicara ke aku. Kenapa sih! Kayak rahasia banget aja! Yaudah aku ikutan bisik bisik!
Aku memonyongkan sedikit bibirku
"Iyah, kenal, dia negur waktu pertama ketemu. Kenapa?"
"Wah, banyak gosip soal mereka..."
Aku memajukan mukaku lagi
"AWAS KECIUM DASAR BEGOO!"
Ups! Aku memundurkan mukaku dan menatap ke sekeliling. Seisi kantin menatap ke arah kami.
"iya iya gausah teriak teriak juga!"
"Ya tapi hampir kecium odong!"
Edwin kayaknya sewot banget yahh!
"Gimana gimana"
Aku kembali memulai gosip
"Ya, Marconya itu, dia kan anggota gank paling terkenal satu sekolah. Gank mereka lumayan ditakuti, tapi juga dihormatin, karena prestasi prestasi yang dicapai ama anggotanya."
"Ya bagus kan?"
"Ya tapi, dengar dengar juga kan, mereka sering terlibat tawuran dan perkelahian gitu! Dulu juga pernah ada anak digebukin ama mereka!
"Oyah!?"
Aku mencibir pelan. Edwin menepuk pipiku pelan
"Dan si Yujii, dia kan kerjasama sama Gank itu! Sebutan lain dia kan Smiling Joker..."
"Wah keren dong!"
Aku memutuskan untuk memesan sebuah hot dog dari penjaga kantin, kemudian meneruskan obrolan HOT kami
XD
"Keren darimana! Mereka itu orang yang berbahaya! Dan juga..."
Aku memajukan mukaku lagi
"Dan juga...?"
Edwin menatap ke sekeliling, kemudian membisikkan kata katanya dengan perlahan
"Udah terkenal di sekolah, kalau Yujii dan Marco itu, homo. Mereka pacaran..."
"Wuaaa! MMff Mfff Mff~(Kok bisa digosipin gitu?)!"
Aku mengunyah Hot Dog ku pelan sambil berbicara
Edwin menggeleng pelan
"Telan dulu. Aku gatau gosip darimana, dan kayaknya mereka juga enjoy aja dengan gosip itu! Liat aja mereka berdua kemana mana! Katanya sih ada yang ngedapetin mereka lagi tidur berpelukan gitu!"
Hmm! Aku mengunyah Hot Dog ku sambil mendengarkan gosip dari infotainment berjalan di hadapanku.
Gay? Hmm.. Ga percaya ah!
Aku melanjutkan mengunyah Hot Dogku sambil terus menonton channel gosip hidup yang ada didepanku
Lumayan hiburann
XD
SUDAH UPDATEEEEEEEEEEEE
Lagii~~~~~~~
SILENT READER AYO COMMENTT
DITUNGGUU