It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
tadinya but tengah malem ini mau gw posting buat pengantar tidur... tapi kayaknya gk jd sinyal tiba-tiba bejat.
jadi tunggu besok aja ya.. mudah2an pagi udah bagus sinyalna...
berikutnya, yang suka sama Regi siap-siap aja ya... giliran dia yang cerita..^^
kaito kid yg mana nih?
BAGIAN 14
Gua Regi. Walaupun sebenarnya ada banyak panggilan buat gua, inti semuanya sama aja: Regi, cuma ditambahin ‘si aneh’, ‘si pendiam’, ‘kuper’, dan sebagainya. Yah, lo bisa liat keseharian gua aja. Gua terima kok dibilang seperti itu. Emang gua gak banyak omong, temen gua dikit, dan aneh? Bagian apapun itu yang aneh, gua setuju-setuju aja deh. Gua masih memegang kalimat ‘pendapat orang perlu dihargai’, jadi silahkan bebas manggil gua apaan asal gak aneh-aneh dan berdasar.
Belakangan ini, gua lagi happy karena akhirnya Dira jadi pacar gua. Perjuangan jadi stalker Dira gak sia-sia. Yah, gua bilang stalker karena selama ini gua cuma liat dan merhatiin dia dari jauh, jauh dari temen-temennya. Gua terlalu gak berani buat deketin dan bergaul sama Dira dan lainnya sampe gua ketemu Dira di bus.
Walaupun misalnya gak ketemu Dira di bus pun, gua kenal Dira dan yang lainnya. Gua udah kenal sama Dimas duluan, karena kita pernah satu SMA. Kalau kita ketemu, Dia sering cerita soal Dira dan yang lainnya kalau misalnya ketemu sehingga gua sedikit penasaran dan jadi pengen buat temenan sama mereka. Yah, gua harus terima kasih sama Dimas, karena dia lah gua jadian sama Dira sekarang ini.
— Dir, kamu dimana? Nanti kita ketemuan di lobi gedung jurusan ya jam setengah tiga— 14:05
Sebuah sms gua kirim buat Dira. Gua masih kena sindrom awal pacaran yang bawaannya gak mau jauh banget sama dia, setiap waktu gua kirim sms ke dia cuma sekadar nanya ‘lagi apa?’ , ‘udah makan belum?’, ‘dimana?’, ‘sama siapa?’, dan pertanyaan lainnya yang jarang sekali gua tanyain sebelum jadian. Hahaha… cinta emang gila. Bisa bikin gua yang tak acuh menjadi acuh seperti ini bahkan sampe hal yang gak penting sama sekali. Selain itu di keseharian gua, gua jadi lebih suka ngobrol sama temen-temen lainnya juga sama anak-anak tingkat bawah, pedagang sekitaran jurusan sastra, dan banyak lagi. Gak salah gua jadian sama Dira.
Sebuah sms masuk dari Dira
—Aku lagi sama Rere diskusiin soal skripsi. Ok. Nanti aku ke sana. Sampai ketemu jam tiga, Regi sayang— 14:08
Ah, untunglah. Dia lagi sama Rere. Gua gak perlu khawatir dimana dia dan gak perlu mikir yang aneh-aneh. Setelah gua rapihin buku dan alat tulis lainnya ke dalam tas, gua ke luar kelas dengan perasaan yang lebih menyenangkan dari sebelum gua pacaran sama Dira.
“Mau kemana, Gi?” Ada yang memanggilku.
“Ah, lo, Mas” Dimas manggil gua dari arah perpustakaan.
“Oh, hahaha… gak apa-apa…” gua cuma cengengesan.
“Akhir-akhir ini kamu beda banget. Lebih… cerah dan santai. Gak kayak biasanya yang pendiem dan susah mengekspresikan diri kamu di depan orang” Kata Dimas terlihat sedikit penasaran.
“Hehehe… Enggak kok, Mas. Biasa aja” Lagi-lagi gua cuma bisa cengengesan “Eh, gua buru-buru. Sampe ketemu nanti ya” Gua turun tangga menuju lantai satu.
“Ah!” gua berhenti di anak tangga ke tiga dari atas “Mas, makasih ya” kata gua singkat dan melanjutkan menuruni tangga.
“makasih buat apa, Gi?” Tanya Dimas. Gua hanya mengkat tangan dan mengacungkan telunjuk dan jari tengah membuntuk huruf V.
Em… apa yang perlu gua siapin sekarang? Gua sedikit grogi. Aneh, padahal udah pacaran beberapa hari sama Dira. Biasanya kita lebih sering ketemu dan berduaan di kostan Dira atau kostan gua. Ini kali pertama gua janjian ketemu sama Dira, bukan, bukan ketemu biasa. Tapi gua pengen berduaan aja sama Dira di kampus.
Gua mutusin buat pergi ke swalayan yang gak jauh dari kampus. Kopi? Teh? Gua berdiri di depan lemari pendingin minuman mikirin apa yang harus gua beli. Setelah memutuskan untuk membeli keduanya masing-masing buat gua sama Dira, gua beli beberapa cemilan juga. Terlalu kenakan kali ya? Tapi biarlah…
Jam tiga sore, gua udah ada di lobi gedung jurusan nunggu Dira.
“Masih di sini, Gi? Wah… bawa belanjaan nih” Lagi-lagi gua ketemu sama Dimas.
“Ah, iya… Nunggu Dira. Lo?” belanjaan gua masukkin ke tas.
“Oh, nunggu Dira. Aku baru ketemu sama ketua jurusan. Dia minta aku buat jadi penejemah buat tamu dari kedubes nanti” Katanya.
“Oh, sukses ya” Kata gua.
“Oi! Sori nunggu lama” Kata Dira yang datang dari arah pintu samping. Dia telat sepuluh menit “Oh, Mas” Katanya sambil bersalaman sama Dimas.
“Gimana kabarnya akhir-akhir ini? Perasaan jarang keliatan kamu, Dir?” Tanya Dimas.
“Ada aja kok” Kata Dira sedikit canggung.
“Eh, Mas, kita naik dulu ya. Ada perlu…” gua izin pamit ke Dimas.
“Yo, Mas” Kata Dira ke Dimas “Eh, Gi. Emang mau kemana?”
“Udah ikut aja sih, sayang” Gua ngelingkarin tangan gua di bahu Dira. Gua lirik Dimas dan tersenyum. Dimas hanya dia dan membalas dengan senyuman yang tipis.
Atap gedung jurusan. Jarang ada orang yang datang ke sini. Ini adalah salah satu tempat gua menyendiri. Tenang, gak ada yang ganggu dan bisa lihat jauh ke hampir seluruh halaman jurusan sastra jepang. Kali ini gua pengen berduaan aja sama Dira. Di tempat ini.
“Ngapain kita di sini?” Tanya Dira
“Aku kangen sama kamu, Dir” gua peluk Dira dari belakang.
“Gombal kamu, Gi. Tadi pagi kan kita baru berangkat bareng ke kampus” Dira menyandarkan kepalanya ke sisi kepala gua.
“Haha.. Biarin. Aku masih masa-masa falling in love nih sama kamu”
“Dasar. Eh, Gi. Gak enak nih posisinya. Gimana kalau nanti ada orang yang naik ke sini?” Tanya Dira
“Gak bakal. Aku menghabiskan beberapa semesterku di sini”
“Di sini? Sendiri? Gila emang ya kamu” Kata Dira tidak percaya.
“Gak percaya? Aku sering lihat kamu di sisi sebelah sana” Gua nunjuk sisi barat gedung jurusan. Dari arah situ, akan terlihat gashibu dimana gua sama Dira ketemu buat yang kedua kalinya.
“Ah! Tempat aku ngumpul sama anak-anak” Kata Dira.
“Yah, dari situ aku selalu merhatiin kamu. Mengagumimu dari jauh yang kini berada dekat dipelukanku”
“Gombal kamu!” Dira melepaskan pelukan gua dan duduk di lantai.
Aku menggeluarkan kantong belanjaan dari dalam tas dan duduk di sebelahnya.
“Apa itu?” tanya Dira.
“Cemilan. Aku tadi nyimpang ke swalayan dulu. Biar gak garing ngobrolnya” Gua ngasihin botol teh dan kaleng kopi ke Dira.
“Lho? Kok dua-duanya?”
“Yah… karena aku masih belum tahu kamu suka apa” kali ini gua ngebuka kantong permen dan masukkin sebutir permen ke mulut.
“Oh, haha… aku kasih tahu sekarang. Apapun minumnya, aku suka kamu, Gi” Kata Dira.
“Gombal!”
“Gantian dong…” Dira terlihat sangat puas bisa membalas gombalan gua.
Sepertinya gak terlalu buruk, walaupun gua ngajak ngedate di atap gedung jurusan dan nyediain makanan alakadarnya, dan untungnya cuaca gak mendung apalagi hujan, yang penting Dira seneng. Liat Dira seneng, cukup buat gua.
“Dir, aku suka kamu”
“Tahu” katanya sambil membuka botol tehnya.
“Dir, aku sayang kamu”
“Harus. Awas aja kalau enggak” Katanyanya meneguk isi botol tersebut.
“Dir, aku mau peluk kamu”
“Sok aja” katanya. Akupun merangkul bahunya.
“Dir, aku mau cium kamu” Dira menengok menghadapku.
“Wani piro?” Kata Dira. Kita berdua sama-sama tersenyum. Kamipun berciuman. Aroma permen mint yang tadi aku makan masih terasa. Dira mengelus rambut gua, tangan gua pindah dari bahu ke pinggang Dira. Gua dekap tubuhnya dengan kedua tangan gua. Sesekali kita melepas ciuman kita hanya untuk tersenyum dan melanjutkannya kembali.
“Gi, makasih udah repotin nyiapin ini”
“Gak apa-apa. Gak seberapa kok. Yang penting kamu seneng”
“Iya. Aku seneng kok”
Sore ini, gua sama Dira menikmati waktu berdua dengan penuh bahagia, mengobrol dan bermesraan. Gua putusin, buat ke depannya gua pengen berduaan di tempat lain yang lebih baik dari atap gedung jurusan ini, luar kota bila perlu, itung-itung sekalian refreshing.
Colek pagi2 ah~
@AkselEE @LockerA @gr3yboy @bibay007 @AwanSiwon @dimasera @Touch @CoffeeBean @kiki_h_n @AoiSora @Aji_dharma @mybiside @Adam08 @johnacme @masAngga @adinu @rulli arto @lembuswana @Just_PJ @the_angel_of_hell @dheeotherside
Giliran bang regi nih
Anyway, ceritanya bagus. Mengalir dan natural keliatannya. Bahasa yg digunakan juga mudah dicerna (mengandung serat yg tinggi mungkin).
Lanjut ya bang, boleh tuh dimention kalo udah diupdate. Makasiih ( ‾⌣‾ )
emang gua pelancar sembelit apa? wkwkwk
@zea.mays
ati2 ngebut keselek.. hehe
ditunggu ya..:)
ngiri bgt ...!!!
oh yang itu mah tau... kirain Id member sini ada yg kaito kid... makanya nanya yg mana...
@johnacme
gampang... sedian tangga bambu naik aja ke atep bareng pacar lo john... kalo ada yang nanya bilang lagi benerin genteng.. ehehe..