It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Siap...dilanjut sekarang...hehehehe. Pake L
Makasih Luky....
Makasih ya udah komen. mau di update sebentar lagi
Andi akan muncul di next part. Kalau part sekarang masih menceritakan Reskha dan Agam
Pasti di mention terus....Tapi ditunggu juga komentarnya ya...
Terimakasih @AwanSiwon, lanjut lagi ya...
part yang sekarang, ke solo dulu bentar. cuma seharian aja
Kejadiannya tahun 2006. Pada saat Reskha umur 21 thn. Bentar lagi dia ulang tahun yang ke 22. Hari kamis tgl 2 maret 2006. Tiga minggu kedepan dari part 9
Makasih ya.....masih tahap perkenalan ini.
Lanjut ke part 10 dan 11 ya...
Jalan-jalan bentar ke kota solo
Solo Grand Mall
Pagi ini aku sangat bersemangat sekali. Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba juga. Aku akan jalan berdua bersama Reskha. Aku memilih-milih baju yang akan aku gunakan, kupilih kaos berkerah berwana biru laut dipadukan dengan celana jeans biru muda. Kusemprotkan parfume Bulgari. Aku berputar-putar di kaca yang tertempel di dinding kamarku.
Sempurna !!!
Kulirik jam yang melingkar di tanganku. Waktu menunjukkan pukul 6.30. Aku bergegas keluar dari kamarku menuju dapur untuk minum segelas air putih.
“Tumben udah rapih.”
“Mau kemana pagi-pagi gini Bang ?” tanya Gilang yang sedang duduk di ruang santai sambil menonton acara tv minggu pagi.
“Mau tau aja urusan orang.”
“Jiiaahhh…udah main rahasiaan.”
“Pasti mau kencan sama laki ya ?”
“Baru lagi Bang ?”
“Husss…..”
“Sembarangan kalau nuduh orang.”
“Oooo…jadi bukan mau kencan ?”
“Asik….aku mau ikut Bang.”
“NGGA BOLEH !!!”
“Ihh..galak amat sih.”
“Kan bukan kencan.”
“Boleh ikut ya Bang…”
“Loe dirumah aja Dul…”
“Ngga mau ah….”
“Aku mau ikut jalan sama Bang Agam.”
Duh gawat juga kalau sampai Gilang ikut. Bisa kacau nih acara kencan pertama dengan Reskha.
“Gue sekarang lagi mau pendekatan sama orang Dul….”
“Kalau loe ikut, bisa kacau semuanya.”
“Tuh kan mau kencan.”
“Ngga mungkin pagi-pagi gini udah rapih, kalau cuma mau ke sanmor”
“Udah putus dengan yang di Pakuningratan ?”
“Udah Dul….baru aja minggu lalu.”
“Loe mau kemana aja hari ini ?”
“Belum ada rencana Bang…”
“Tadinya mau ngajak Reskha jalan-jalan”
“Tapi dia katanya ada acara hari ini.”
“Eh Dul….Kalau gue deketin Reskha boleh ngga ?”
“NGGA BOLEH !!!”
“Ya ampun, galaknya keluar deh.”
“Pokoknya Bang Agam ngga boleh deketin dia.”
“Awas aja kalau sampai deketin dia.”
“Cemburu ya….”
“Jangan-jangan loe suka ya sama Reskha ?”
“Heheheh….”
“Mulut sama pantat ngga beda jauh. Asal jeplak aja.”
“Lah terus kenapa gue ngga boleh deketin Reskha ?”
“Jangan lah Bang…Kan masih banyak yang lain.”
“Dia ngga seperti Bang Agam.”
“Iya deh…”
“Ya udah, gue berangkat dulu ya.”
“Bang, ntar pulangnya bawa pizza hut ya.”
“Yang sea food.”
“Iya Dul…”
“Loe mau dibeliin apalagi ?”
“Isi kulkas udah abis.”
“Beliin juga ya Bang…”
“Siippp….Ntar gue isiin sekalian.”
Akupun beranjak dari ruangan ini menuju mobilku yang terparkir di depan rumah.
Sebelum kulajukan mobilku, aku coba menghubungi Reskha melalui ponselku.
Tut….Tut…Tut…
“Halo…”
“Pagi Kha…”
“Pagi Mas….”
“Loe udah mandi belum ?”
“Baru aja selesai mandi Mas…”
“Mas Agam jadi jemput ke kos atau mau ketemu di station tugu ?”
“Gue jemput loe di kos aja ya.”
“Alamatnya dimana Kha ?”
“Di jalan Parangtritis mas.”
“Ngga jauh dari perempatan Ringroad, terus dikit, lalu belok kiri mas.”
“Ntar saya tunggu di depan jalan ya…”
“Sippp…”
“Gue berangkat sekarang ya Kha.”
“Iya Mas….”
Kemudian aku melajukan mobilku menuju jalan Parangtritis melalui jalan Mangkubumi, setelah melewati viaduk, kubelokkan mobilku menuju jalan Brigjen Katamso.
Kulihat Reskha telah menunggu dipinggir jalan Parangtritis.
“Reshka….!!”
“Eh Mas Agam..”
Reskha kemudian masuk ke dalam mobilku. Walaupun penampilannya sederhana, namun di pagi hari ini dia terlihat sangat segar.
“Loe udah sarapan belum ?”
“Belum Mas…”
“Mas Agam udah sarapan belum ?”
“Belum juga Kha….”
“Mau sarapan gudeg di Wijilan atau mau ke sanmor ?”
“Sarapan gudeg aja ya Mas…”
“Ok deh…”
Kulajukan mobilku ke arah jalan Wijilan yang berada di komplek Kraton Jogjakarta. 15 menit kemudian kami telah tiba di jalan Wijilan.
Aku memesan dua porsi gudeg komplit. Sudah ada beberapa pelanggan yang memesan gudeg untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh khas Jogja.
“Mas Agam…Gilang ngga diajak ?”
“Ngga lah Kha….”
“Katanya Gilang mau jalan sama pacarnya.”
“Kemarin sih dia ngajak saya jalan Mas….”
“Terus loe bilang apa sama dia ?”
“Saya bilangnya mau ke solo.”
“Tapi saya ngga bilang kalau mau jalan sama Mas Agam.”
“Dia sedikit curiga Mas…”
“Kenapa kok saya ngga boleh kasih tau Gilang Mas ?”
“Ngga apa-apa Kha…”
“Gue ngga enak sama Gilang.”
“Pasti ada sesuatu ya Mas ?”
“Wuaaa…..pedes…pedes….pedes…” Ucap Reskha sambil mengibas-ngibas mulutnya
“Nih minum dulu Kha….”Ucapku sambil menyodorkan segelas teh.
“Ssshhhhaaaahhh…”
“Cabe rawitnya kegigit Mas….”
Ekspresi muka Reskha terlihat lucu sekali karena kepedasan.
“Loe sih ngga ati-ati makannya”
“Makannya pelan-pelan aja Kha…”
“Iya Mas….”
“Cabe rawitnya jahil nih, pake acara ngumpet segala dibalik kreceknya.”
“Heheheh…”
“Udah beres kan makannya Kha ?”
“Udah Mas…”
“Langsung ke station aja yuk.”
“Kalau ngga salah ada pramex yang berangkat jam 8 pagi.”
“Iya Mas…”
“Saya sudah ngga sabar pengen naik kereta api.”
Pernyataan dan ekspresi muka Reskha yang begitu polos, membuat aku semakin tertarik kepadanya. Alangkah bahagianya jika aku bisa menjadi pacarnya Reskha. Tapi sampai saat ini aku masih belum mengetahui apakah Reskha seperti aku atau tidak.
Setelah kubayar seluruh makanan yang kami pesan, kemudian aku melajukan mobil menuju station tugu. Aku membeli dua tiket kereta. Kemudian kami masuk kedalam peron. Kereta Pramex tujuan Solo Jebres telah tersedia. Kami pun langsung naik ke dalam kereta api.
Sudah ada beberapa penumpang yang terlebih dahulu menaiki kereta ini. Walaupun keretanya tidak terlalu bagus menurutku, namun sangat bersih sekali. Tidak ada sampah yang berceceran di lantai kereta ini.
Tidak beberapa lama, kereta ini berangkat menuju Solo, dan sebelumnya berhenti dahulu di station Lempuyangan dan station Klaten.
Perjalanan hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk tiba di Solo. Kami turun di station Solo Purwosari.
“Mas Agam…enak juga ya pake Kereta Api.”
“Empuk banget jalannya. Padahal rodanya kan dari besi.”
“Kan ada pernya Kha.”
“Dari sini ke SGM masih jauh ngga Mas ?”
“Udah deket kok. Tinggal lurus aja Kha.”
“Kita pake becak aja ya ke SGM nya.”
“Ok Mas…”
Aku memilih becak agar aku bisa duduk menempel dengan badannya Reskha. Setelah bernegosiasi tarif dengan abang becak, kami duduk dibecak ini.
Kami pun tiba di depan Solo Grand Mall, setelah membayar sejumlah uang kepada abang becak, kamu menuju pintu masuk mall ini.
Belum sempat menaiki tangga menuju pintu mall, Reskha menghentikan langkahku.
“Mas Agam….ini jalan keretanya masih berfungsi ngga ?”Tanya Reskha sambil menujuk jalan kereta yang melintas di depan SGM.
“Masih Kha….Setahu gue, cuma dilalui 2 kali sehari.”
“Pagi dan sore.”
“Saya mau liat keretanya Mas….”
“Tunggu aja Kha…sebelum jam 10 pagi keretanya bakal lewat kok.”
“Mall nya juga belum buka kok.”
“Asik…..berarti bentar lagi bakal lewat ya Mas…”
“Iya Kha, kita duduk di situ aja yuk.” Ucapku sambil menunjuk ke arah air mancur yang di dindingnya tertulis Solo Grand Mall berwarna merah.
Untungnya matahari sedikit tertutup awan, sehingga tidak terlalu terik. Sudah ada beberapa pengunjung mall yang menunggu mall ini buka.
Terdengar dari kejauhan suara kereta yang akan lewat.
“Mas Agam….Keretanya mau lewat ya..”
“Iya Kha…”
“Mas…Keretanya lewat…..!!!”
“Cuma ada 1 lokomotif sama 1 kereta penumpang.”
“Tujuannya kemana ya Mas ?”
“Kalau ngga salah sih tujuannya ke Wonogiri Kha.”
Kulihat Reskha sangat antusias melihat kereta yang melintas di jalan Slamet Riyadi. Keretanya berjalan sangat pelan sekali untuk menghidari terjadinya tabrakan dengan kendaraan lain atau seseorang yang melintas dijalan kereta ini, karena tidak ada pembatas sama sekali.
“Udah yuk Kha….”
“Mall nya sudah buka tuh.”
“Iya Mas….” Ucap Reskha sambil tersenyum.
Ingin rasanya aku memeluk tubuhnya, tapi aku takut dia akan marah dan menghidar dariku.
Kamipun berjalan memasuki mall ini, kemudian menggunakan eskalator menuju bioskop yang berada di lantai paling atas.
“Loe mau nonton film apa Kha ?”
“Apa aja Mas….”
“Saya sama sekali belum pernah nonton semua film yang ada di sini”
“Kita nonton film Final Destination 3 aja ya Kha.”
“Mau ngga ?”
“Mau Mas…”
“Filmnya tentang apa Mas ?”
“Pokoknya seru…Horor lah.”
“Filmnya bikin tegang dong mas…”
“Mas Agam…Ini uangnya.”
“Ngga usah Kha, gue aja yang bayar.”
“Dari tadi Mas Agam terus yang bayar.”
“Saya kan jadi ngga enak Mas…”
“Untuk hari ini, semuanya gue yang bayar ya…”
“Makasih ya Mas Agam.”
“Tapi lain kali, saya yang bayarin Mas Agam ya…”
“Siipppp…”
Akupun membeli 2 tiket. Jadwal tanyang pertama pada pukul 12 siang. Masih ada waktu kurang lebih 2 jam lagi.
Aku mengajak Reskha menuju foodcourt yang berada 1 lantai di bawah bioskop ini.
“Loe mau makan lagi ngga ?”
“Masih kenyang Mas…”
“Kalau Mas Agam lapar, makan aja dulu.”
“Gue juga belum lapar Kha…”
“Beli minum aja ya, loe mau minum apa Kha ?”
“Air mineral aja ya Mas…”
Akupun membeli 2 botol air mineral. Kemudian aku duduk di salah satu kursi yang berada di pinggir jendela.
“Mas Agam…”
“Kenapa Kha ?”
“Itu rumah siapa ya ?” Tanya Reskha sambil menunjuk ke salah satu rumah yang berada persis di depan mall ini.
“Ngga tau Kha…”
“Mungkin rumah pejabat atau pengusaha Solo.”
“Besar banget ya Mas…..”Ucap Reskha terkagum-kagum melihat rumah yang mempunyai halaman yang sangat luas.
“Pasti harganya mahal banget ya Mas…”
“Pastinya Kha…”
“Posisinya aja persis di jalan utama Solo.”
“Gimana caranya supaya bisa kebeli rumah semewah itu ya Mas…?”
“Kayaknya kalau saya mau beli rumah itu, harus ikutan ritual pesugihan dulu di gunung kawi.”
“Hehehehe…..”
“Yang penting loe kuliah yang bener, abis itu cari kerja deh….”
“Iya Mas….”
“Mas Agam masih kuliah atau udah lulus ?”
“Masih kuliah Kha…”
“Ambil jurusan apa Mas…”
“Gue ambil jurusan kedokteran.”
“Kerennnn….”
“Ntar kalau saya sakit, berarti Mas Agam bisa ngobatin ya…”
“Kalau sekarang sih masih belum bisa Kha..”
“Ntar kalau udah sumpah dokter, baru bisa ngobatinnya.”
“Kha…Loe udah punya pacar belum ?”
“Belum Mas….”
“Masa orang seganteng loe, belum punya pacar.”
“Heheheheh….hitam legam gini dibilang ganteng.”
“Mas Agam tuh yang ganteng.”
“Mas Agam pasti banyak ya pacarnya.”
“Ngga lah Kha…Gue sekarang lagi ngga punya pacar.”
“Baru aja putus minggu lalu…”
“Kok bisa putus Mas….”
“Pasti ceweknya bego, mau mutusin Mas Agam.”
“Heheheh…”
“Bukan bego Kha, tapi kita sudah tidak ada kecocokan aja.”
“Terus kenapa loe ngga punya pacar ?”
“Ngga ada waktunya Mas…”
“Pengen sih punya pacar, apalagi kalau liat Gilang lagi pacaran sama Endah.”
“Bikin iri Mas….”
“Terus udah punya kecengan belum ?”
“Ada Mas…”
“Tapi ngga mungkin juga saya menyatakan cinta sama dia.”
“Kok ngga mungkin Kha…”
“Ngga Mas…sayanya ngga percaya diri aja.”
“Ntar aja kalau sudah lulus kuliah baru saya mau cari pacar.”
“Terus kalau sebelum lulus kuliah ada yang menyatakan cinta sama loe gimana Kha ?”
“Ngga mungkin lah Mas…”
“Tapi andaikata memang ada yang menyatakan cinta, itu pasti ceweknya tolol.”
“Loh kok begitu ?”
“Iya lah Mas….”
“Apa yang bisa diharapkan dari saya.”
“Saya ngga punya waktu banyak untuk perhatiin itu cewek.”
“Terus saya juga ngga punya apa-apa untuk membahagiakan cewek itu.”
“Tapi kalau memang ada orang yang tulus menyatakan cinta, loe mau nolak ngga ?”
“Saya pikir-pikir dulu Mas…”
“Untuk ngurus sendiri saja, saya masih belum bisa. Gimana kalau disuruh ngurus pacar.”
“Bisa berantem terus setiap hari.”
Dreett….Dreettt…
Ada yang memanggilku melalui ponselku. Aku ambil ponselku dari dalam saku celana. Tertera Indra yang memanggilku.
“Bentar ya Kha…”ucapku sambil beranjak dari tempat duduk agar pembicaraanku tidak terdengar oleh Reskha.
“Halo Mba…”
“Lagi ada dimana wuk…?”
“Tumben hari ini ngga ke sanmor ?”
“Lagi di Solo Grand Mall mba…”
“Loe lagi dimana ?”
“Baru aja sampai rumah.”
“Kok ngga ngajak-ngajak kalau mau ke Solo.”
“Gue lagi pendekatan sama seseorang.”
“Bisa ancur lebur kalau gue ajak loe.”
“Hehehhehe….”
“Ya udah, ntar kalau udah pulang dari Solo, kabarin ya Wuk…”
“Kita ngopi-ngopi di mall”
“Iya Mba…..”
“Ntar gue kabarin.”
Akupun mengakhiri pembicaraan dengan Indra. Kemudian kembali menuju Reskha yang tengah asik melihat-lihat keluar jendela.
“Kha…ke atas yuk.”
“Bentar lagi filmnya mulai.”
“Ok Mas….”
Kami pun beranjak dari foodcourt dan berjalan menuju bioskop. Tidak beberapa lama kemudian, pintu bisokop terbuka. Kami pun masuk ke dalam bisokop dan duduk sesuai dengan nomor yang tertera pada tiket kami.
***
Aku melambaikan tangan ketika mobilnya Mas Agam mulai melaju setelah mengantarkanku kembali ke kos. Kemudian aku berjalan menuju kamarku. Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Badanku terasa sangat lengket sekali. Setelah aku mengambil peralatan mandi, aku berjalan menuju kamar mandi.
Terasa sangat segar sekali. Setelah selesai mandi, akupun keluar dari kamar mandi ini, dan kembali menuju kamarku.
Hai Journal !!!!
Aku pulang…..
Hehehehe
Hari ini aku sangat bahagia sekali.
“Habis kencan ya…?”
Eh....kamu kok menuduh gitu sih.
Bukan kencan tau…
Aku hanya jalan-jalan bersama Mas Agam.
Yang membuat aku senang adalah, semuanya serba baru.
Baru pertama kali menaiki kereta api
Ternyata sangat mengasikkan Journal.
Rasanya sangat empuk sekali.
Aku tidak merasakan kereta itu berbelok. Sepertinya jalannya lurus-lurus aja.
Aku sangat menikmati irama roda kereta yang saling bersautan dari depan menuju kebelakang.
Baru pertama kali menonton di bioskop
Seumur-umur aku baru sekali masuk ke dalam gedung bioskop.
Ternyata layarnya sangat lebar sekali.
Tempat duduknya pun semakin belakang, semakin tinggi.
Suaranya sangat menggelegar.
Ahhh….pengalaman yang sangat luar biasa.
Aku bahagia sekali Journal.
“Bahagia dengan pengalaman baru atau bahagia jalan dengan Mas Agam.”
Tuh ya…
Kamu kok meledek terus sih.
Tapi memang benar Journal.
Aku sangat bahagia sekali bisa jalan bersama Mas Agam.
Dia sangat baik sekali.
Hari ini aku sama sekali tidak mengeluarkan duit sedikitpun.
Bukannya aku tidak mau.
Tetapi Mas Agam yang melarang aku untuk mengeluarkan uang sedikit pun.
“Kamu jatuh cinta ya dengan Mas Agam ?”
Haaa…..
Ngga mungkin lah Journal.
Dia kan kakaknya Gilang.
Mana mungkin aku jatuh cinta sama Mas Agam.
“Apa hubungannya jatuh cinta dengan Gilang ?”
Oh iya ya…
Hehehehe…
Tapi aku ngga jatuh cinta Journal
Aku cuma merasa sangat nyaman sekali bisa jalan bersama Mas Agam.
Gilang sangat beruntung sekali ya mempunyai kakak seperti Mas Agam.
Orangnya sangat perhatian.
Cakep lagi…
“Eh….kok bilang cakep sih ?”
Upss…
Udah ah Journal.
Pokoknya aku sangat bahagia sekali hari ini.
“Jangan lupa bersyukur sama Tuhan.”
Iya Journal
Selamat malam Journal.
Setelah selesai menulis, aku merebahkan diri di kasurku sambil tersenyum-senyum.
***
ga sabar baca lanjutannya...
Besok ya Ki....Malam ini mau jalan-jalan dulu. Hehehehe...