It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
A smile enters my heart.
Along with it, its soul.
And this longing heart craves for more.
I curse the same heart (not the smile)
for having a door too weak to hold; powerless against that sincere, funny foe.
I condemn myself for growing a heart
too weak to resist a smile that’s too perfect:
a lips so full and luscious,
arched so beautifully.
Jewelled with two beady eyes.
All of it framed by a façade made by Degas.
One smile enters my heart.
Along with it, its soul.
And that’s all it needs to crush this crushing heart ever more (knowing my short lifetime
would never taste his whole).
-Jakarta, after a beautiful yet mysterious afternoon in IKJ (2010)-
near to the sky
above the earth
i see you
malam ini sudah lenyap rasa penasaranku
setelah malam ini aku menjalani
apa yang menjadi mimpi-mimpi rahasiaku
meski tak sesempurna yang kubayangkan.
jika seandainya, memang ini yang terbaik
aku berharap semua kemudahan berpihak padaku
dan kesulitan menjauh dan menghilang
hingga bahagia adalah kawanku
satu pintaku, wahai pemilik raga
tutuplah hitamku setelah ini
hingga mahligai yg akan kujelang
bahagia yang kuharapkan.
berdua kita mematung
raga menjerat, suara enggan menjelma
waktu meringkih dibawah dirinya sendiri
cahaya lembut untuk hati yang redup
di bahumu kubenamkan mendung
di punggungmu kurebahkan gunung
dengan kepahitan kita bercumbu
titik nadirku tertitip di dadamu
dan puisi yang "a soul black and blue" saya jujur suka, terutama sekali bagian paragraf terakhir yang sangat miris, akan tetapi saya kurang suka dengan bagian paragraf 3 yang menggambarkan kesempurnaan paras nya, karena entah kenapa terkesan sangat feminin pemilihan kalimatnya di hati saya, dan mengingatkan pada fairy tale yang kacangan
(bukan berarti kualitas puisinya seperti fairy tale kacangan, hanya saja bagian paragraf ketiga itu menggaruk-garuk di belakang pikiran saya, membawa cerita-cerita kacangan ke permukaan)
yang menghisap riang dalam dada
hingga air mata tak lagi cukup
mengutarakan kata
apa boleh aku berandai-andai?
jika aku terlahir sebagai dirimu
dan kau adalah aku
apakah tetap kau akan memberi cinta?
aku hanya aku
yang hingga kini
mengharap dirimu kembali
___
@seek_you
tengkyu, wish happy 4 u 2
@jerk_am
My dear friend...
Bukan perkara mudah bagi yang pergi dan yang ditinggalkan
Keduanya memiliki impian dan kemungkinan
Harapan dan ketakutan
Yang pergi berharap menemukan yang terbaik entah itu dengan mencari dan kemudian menemukan lalu meninggalkan yang ditinggalkan atau kembali dengan harapan bahwa yang ditinggalkan menjanjikan kebahagiaan.
Yang ditinggalkan berharap yang pergi kembali menghapuskan penantian dengan sepercik kebahagian dengan: "dia kembali" atau kemudian memilih untuk tak menanti yang pergi, menghapuskan harapan atas kepulangannya.
Kepedihan memberikan pilihan untuk kita bisa memacu diri atau malah memaki diri.
Kehidupan selalu menjadi pilihaan.
Termasuk plihan atas kebahagiaan yang bisa kita miliki.
Viele gluck.....
udah malang melintang kayaknya mas satu ini. profesinya apa mas?
@requiem entahlah, mari kita sama-sama tanyakan pada rumput yang bergoyang :P
nambahin ah satu
-anai-anai-
anai-anai menjual jiwanya pada cahaya
adakah ia terpana padanya?
termangu bisu silau?
atau ia terjang lantaran rindu
impian terbuai dongeng
terjebak dalam sangkaan surya
mungkin ia tahu
hampiri sekerjap saja, dan ia tiada
ia mengerti ia mencinta
karena bisikan manis lumuri
ajal yang ia jemput mesra
Now I’m here...
in this room
relieved from burdens
but at the same time
haunted by
feeling of guilty
that bind me
hold me prisoned
closed by walls
of melancholy
of despair
not knowing
what was right
or wrong
faktanya saya ga segalau itu kok sekarang" mah.
hehe..
cuma karena sikon aja di sesuaikan dengan apa yang mau ditulis