It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
black show my future
blue reflect my feel
white is my past
grey when i am waiting
green i expect for peace
red when i die
purple coz i'm lonely
colourfull is You!
Last time I read my mind full of dreams
But today I found it empty
Yesterday I was in a great journey
But this time I don't know where to go
Love, was the magic word
But hate, is the favorite one
Peace was in dangerous
But war win it
So let's fight
Fight to get my dreams back
To get on the track again
And race it to the future
-LB-
Siapa peduli..?
Tak ada...
Hanya Tuhan yg slalu ada
Mskpn slalu kucampakan
Maafkan aku Tuhan
Aku tak mengerti
Kenapa kubegini..?
Takdir kah?
Atau hidupku yang salah?
Aku tak mengerti
Semua menjadi tanda tanya di hati kecilku ini
jauh sebelum matahari tenggelam
berjalan di sepanjang jalan lengang
berdua tertimpa terik siang yang membakar
membisu saling berdampingan
tanpa menoleh satu sama lain.
berjalan lurus, kadang berbelok
mengikuti alur jalan tanpa arah
sesekali ku menatapmu dari pinggir mataku
dan kupalingkan kembali pandangan
saat kau menyadari aku melihatmu
canggung, sedikit terasa
tak biasa, sungguh tak biasa
kencan pertama
hanya berjalan berdua
antara pria dengan pria
aku merasa, mereka merasa
bahwa kita berdua berbeda.
___
JOHAN ( Jodoh Ditangan Tuhan)
PART I
*
tadinya mau bertemu
tapi urung dibatalkan
ku ganti niatan dengan ber'sms' ria
lagi-lagi tak ku kirimkan.
tapi hati terkejut namun senang
saat kau mengundang datang
kau telpon aku untuk pergi jalan
berdua, hanya berdua
menyusuri jalan setiabudi
hingga atas lembang
sesampai disana,
berhenti dan mampir disatu kedai
memesan satu piring sate kelinci
coba menyantap namun nafsu makan sudah berkurang
serasa kenyang, hanya dengan kebersamaan
memandang dan berbicara denganmu
sudah tidak membuatku lapar
dari lembang menuju pulang
tapi ada sesuatu yang kurang
di hati serasa ada yang hilang
karena malam datang
mau tak mau kita harus berpamitan.
tiba di rumah, galau melanda
gelisah menerpa,
aku masih ingin berjumpa
menantikan esok kembali tiba
di kampus biru kita yang tercinta.
**
kujemput pagi-pagi kerumahmu
menaiki motor hitam honda
berdua menuju kampus
rasanya begini jika jatuh cinta,
saat bersama waktu terasa cepat.
hingga kuperlambat laju kendara
agar bisa berlama-lama
berada didekatmu.
kampus biru kita
awal pertemuan satu asmara
satu asmara dariku
yang sempat tertunda
sejak pisah di kelas tiga.
di pintu gerbang, kita pisah arah
aku ada kuliah, kamu ada kuliah
kita janjian pulang kembali bersama
di sore hari kamu menunggu, duduk di bangku batu
kuhampiri, dan duduk disampingmu
mengobrol sebentar, bersama kawan lain
aku hanya diam memperhatikan
disisi kananmu, kuperhatikan tutur katamu
kupandangi bahasa tubuhmu
aku tahu, aku jatuh cinta padamu.
kawan lain pulang lebih dahulu
hingga kita berdua yang terakhir
duduk dibangku batu
sesaat kau menawarkan sesuatu
mengeluarkan sepotong kue
dan kau tawarkan untukku
yang akhirnya kita membaginya berdua.
***
**
ini tahun terakhir kita di kampus biru
hanya beberapa bulan lagi, kamu pergi
pergi dari bumi nusantara
menuju tanah asing diseberang sana.
kamu bercerita, ada rasa takut dan khawatir
karena ini karir mu yang pertama di luar sana
kukatakan, semua akan baik-baik saja,
dan aku akan menyusul wisuda di tahun berikutnya
kita sahabat, kita saudara
meski tak dilahirkan dari orangtua yang sama
tapi kita satu rasa, satu asa
bercerita akan cita-cita selepas wisuda
menyusun mimpi-mimpi untuk diraih
namun lagi-lagi senja datang
sudah waktunya kita untuk pulang
rindu-rindu bertumpuk dalam kalbu
takut akan kehilanganmu
karena bersamamu tinggal dalam hitungan minggu
***
**
waktu itu, selepas shalat maghrib
dadaku berdegub kencang
menggenggam telpon ditanganku
memutar daftar nama di layar
hp berwarna merah hati.
ku pilih namamu dibarisan tengah
ku ketik pesan singkat,
pernyataan perasaanku untukmu
karena kurang dari satu minggu
kamu akan berlalu
ini adalah senin malam yang kelabu.
***
sehela demi sehela langit kau kecap
hidup mu curah laut selaksa
hanya dibalik rembulan ku berani layangkan
segetir harapan
teracuhlah kepada awan
aku yang mengintip dari cerminan embun
adakah kau merasa?
berpijaklah tegar dan teruslah terengah
tujuanku jurang yang kau gali
terdekap dalam hembusku
teruslah menari
agar terus ku berbisik
adakah sebersit pandangan kau tujukan padaku?
**
nafasku berlalu bersama udara
yang membawa pesan-pesan cinta
namun sesat sejalan tiba nya malam
karena tertipu permainan kata hati
tidak kurang dari 10 menit,
deringmu kembali, ada notifikasi
seperti menanti sebuah eksekusi
apa jadinya kita kawan dalam hari-hari kedepan?
saat kubaca balas pesanmu.
bahwa aku telah menarikmu kedalam gelap
yang enggan kau ikuti.
esok selasa, serasa hampa
dari kawan menjadi hambar
kamu menjauh dan hilang tanpa jejak
menghindar dan menghilang
tanpa sempat ku menarik kata-kataku
kalau saja kau tahu,
bahwa ini juga sulit bagiku
aku mengutarakan kata hatiku
bukan berarti aku meminangmu
aku tahu batas-batas diantara kelabu
***
**
yang kutahu dari minggu berikutnya
dari kabar kawan bahwa kau sudah pergi jauh
tanpa kudengar apa sikapmu atas pesanku
kau biarkan aku dalam tanda tanya besar
yang membuatku gamang dihari-hari kedepan
tahukah kamu kawan,
berikutnya aku berkelana
menuju dasar neraka,
kucampakan tubuh dalam pelukan pria
yang sama sekali tidak kucinta
hanya air mata yang menetes karena rasa hina
***
**
butuh tahunan buatku untuk terbiasa
melalui hari tanpa kabarmmu
tanpa kusadari aku jatuh cinta kembali
kali ini dia berbeda denganmu
namun sama sepertiku
kupikir aku akan terbiasa
dengan jalan seperti ini
menjadi bagian dari kisah pelangi
penghias sepi sanubari
tapi sayang, cinta nya berlabuh di lain hati
dan aku gagal di kedua kali
kawan! aku patah hati lagi
kali ini kemana aku harus berlari?
***
**
hari ini, sudah lebih dari enam tahun
namun setiap kali aku sendiri
aku masih memikirkanmu
kawan, akan kubawa kemana akhir cerita ini?
sementara kisah roman,
tiada indah tanpa belahan jiwa
atau kubiarkan tuhan yang memilih?
epilog dari kisah biru.
end.
Tinggal reremah remeh saja sisa waktu kita.
Potongan renik macam kuman tak jelas.
Kau tahu kalau aku tahu kamu tahu itu.
Tak putus kata kita jahit demi titian ringkih
buat langkah tertatih.
Hitam biru sudah darah beku
Kau tahu kalau aku tahu kamu tahu itu
Siapa nyana yang kita pikir cinta ternyata kotak Pandora
Tutup emasnya kita puja saja
Tapi jangan sekalikali terbuka
Biar itu kotak jongkok di pojok
Kau tahu kalau aku tahu kamu tahu itu
Ranjang ini disaput nafsu
Liat kita bergelut diatasnya
Tak satu dari kita sudi sumarah
Kau tahu kalau aku tahu kamu tahu itu
Menangislah. Mengapa tidak?
Teriak sajalah. Mengapa tidak?
Toh tinggal satu kaki lagi ke neraka. Mengapa tidak?
Kau tahu kalau aku tahu kamu tahu itu
Satu dansa sudah, habis itu mari kita punah
Kau tahu kalau aku tahu kita ‘kan sampai di situ.