It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@xchoco_monsterx nafas buatannya kok kayak gitu, itu sih nafsu buatan :P
@Rez1 bantuin kempesin
Belakangan hari ini tak ada waktu untukku bernafas. Jadwalku sudah penuh untuk satu bulan kedepan. Tentu saja kesibukkan yang paling utama datangnya dari pameran foto-fotoku.
Aku sebenarnya sedikit gugup untuk mamerkan foto-foto hasil jepretan sendiri. Aku masih merasa banyak kekurangan disana-sini, tapi Siska meyakinkanku kalau karya-karyaku memang layak untuk dibagi kekhalayak umum. Aku berharap dia benar.
Kesibukkanku yang lain tentu saja mengejar deadline report kerja untuk bulan ini. Aku hanya bisa menghela nafas saja saat bosku yang kerjanya hanya duduk dan menunggu laporan masuk mendesakku untuk segera menyelesaikan pekerjaanku. Sedangkan pekerjaan dia sendiri didelegasikan kepada bawahannya. Enak sekali yah menjadi bos.
Sekarang aku hanya tinggal berharap dari pameran nanti semoga berjalan lancar dan semoga bisa menjadi pintu pembuka bagi karirku yang baru.
Malam ini begitu indah. Warna-warni lilin menghidupkan kolam kecil kami dan sajian makanan kesukaanku tertata cantik diatas meja. Aku terkesima dengan jerih payah yang dilakukan Fadli. Ditengah kesibukannya yang luar biasa dia masih sempat untuk melakukan ini semua untukku.
“Happy second anniversary dear,” Ucap Fadli sembari tersenyum manis kepadaku.
Aku membalas senyumannya. “Happy second anniversary too.”
“Maaf yah dear kalau kita hanya bisa merayakan anniversary kita dirumah.”
Aku menggelengkan kepala pelan. “Gak apa-apa sayang ini sudah lebih cukup buatku. Malah mustinya aku yang minta maaf karena gak bisa bantu kamu menyiapkan.”
“That’s fine. I love to do all these just for you.”
“Thank you.”
Kami menikmati malam ini dengan hikmat. Menikmati waktu yang sedikit ini ditengah-tengah hiruk-pikuk jadwal kami berdua yang berdesakkan setiap hari. Tetapi ditengah asyiknya kami bercengkerama, handphone Fadli berdering kencang.
Fadli menghiraukan telepon itu, aku pun demikian. Untuk sesaat deringnya mati, tapi semenit kemudian deringnya menggema kembali.
“Sudah angkat saja siapa tahu telepon penting,” Saranku.
“Tapi malam ini lebih penting dari apapun dan siapapun,” Protes Fadli.
“Aku tahu, tapi bukankah akan lebih mengganggu lagi kalau dibiarkan.”
Fadli berpikir sejenak. “Sebentar.”
Fadli beranjak dari kursi dan berjalan menuju ruang tengah untuk mengambil handphonenya dari atas meja. Dia menatap layar handphonenya lalu mematikannya dan berjalan kembali kepadaku.
“Siapa?”
Tak ada jawaban.
Aku menghela nafas. “Kalau dari Eros jawab saja.”
Fadli membelalakkan matanya. “Please Miki don’t push me more further.”
“Bukan itu maksudku Fadli, hanya-“
“Stop Miki, let’s not talking about anything else tonight, alright? Because tonight it’s just all about us.”
Aku tahu Fadli sudah jenuh dengan kelakuanku, tapi apa yang bisa aku lakukan sekarang? Sebagai kekasihnya aku tidak bisa memuaskan dia sepenuhnya. Hanya Eros yang mampu mengisi kekurangan itu dan terlebih aku tahu Eros. Dia pria yang baik dan peduli kepada Fadli.
Aku menghela nafas panjang. Mungkin sudah waktunya buatku melepas Fadli. Dia terlalu baik untukku.
Sampai kapan penyakit ini melandaku terus? Sudah banyak waktu dan uang yang kuhabiskan untuk mengobati penyakitku ini, tapi tak satu pun yang benar-benar bisa membantu.
Dan seperti malam-malam lainnya aku duduk didepan layar komputerku. Menyibukkan diriku dengan pekerjaan. Cukup membantu juga sih mempunyai penyakit insomnia, setidaknya semua pekerjaanku bisa selesai tepat pada waktunya.
Sesekali juga aku memeriksa email, fbku, blogku dan …, blog dia.
Aku tahu ini tindakan yang bodoh mengharapkan dia menulis lagi setelah tujuh tahun berlalu. Tapi…, hanya ini cara satu-satunya untukku mengetahui apa yang ada didalam benaknya. Meskipun sesekali kami bertemu dalam acara keluarga tak pernah dia berbicara padaku kecuali memang diperlukan.
Sebenci itukah dia padaku hingga menolakku sepenuhnya?
Dadaku terasa sesak. Aku tahu akulah yang telah memutuskan segalanya tanpa diketahuinya, tapi tak tahukah dia kalau aku melakukan semua itu demi dia. Demi cinta kita berdua.
Sudahlah lebih baik aku sudahi pembicaraan tak berujung ini dan kembali menimbun diriku dengan pekerjaan.
Hari ini mamah mengabarkan kabar bahagia.
Dia akan melangsungkan lamaran bulan depan.
Terima kasih Tuhan telah memberikannnya kehidupan yang sempurna.
Ok segini dulu dan maaf kali ini memang sedikit dikarenakan ending 'Permainan Terlarang' sudah tinggal dipelupuk mata. tapi semuanya tenang karena chapter menuju ending itu sendiri masih cukup banyak jadi semuanya bisa tenang. ok
Sampai jumpa lagi dihari senin
padahal aku kan maunya alur yg panjang ribet rumit penuh intrik dan mendebarkan,, wakakakaka... #korban sinetron
berhubung sudah jelas endingnya happy ever after, jadi cuma penasaran gimana ya percakapan aa & miki setelah lama ga bertemu. canggung? marah2 gajebo? ato berurai air mata?
kasi kiss dulu tuk choco ah... :-* :x :-* :x :-* :x