It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Salahkah bila...
Ku tak henti mengharapkannya...
Meskipun akhirnya...
Ku tahu dia hanya membuatku....terluka...
_ Salah – Cokelat _
==================================
Paginya, aku bangun lebih dulu daripada mario. Moment-moment seperti ini selalu membuatku sedikit bahagia. Melihat wajahnya saat masih tertidur. Benar-benar sangat tampan. Namun, tidak lama kemudian aku segera tersadar. Hari ini aku kuliah pagi, jadi aku harus segera siap-siap ke kampus. Akupun mengambil peralatan mandi dan langsung ke kamar mandi. Begitu selesai mandi, aku melihat mario sudah bangun dari tidurnya. Dia tersenyum begitu melihatku.
“aku anterin ke kampus ya.”
Aku Cuma mengangguk, lalu sgera berpakaian. Lalu, mariopun juga menuju kamar mandi. Spertinya hendak mencuci muka. Setelah siap-siap, mario mendahuluiku turun ke bawah untuk memanaskan motornya. Saat aku sedang mengunci kamar kostku, terdengar suara agak ribut-ribut disebelah kamarku. Setauku emang beberapa hari lalu kamar disebelahku kosong, sepertinya hari ini sudah terisi lagi. Sebelum turun ke bawah, aku sempat melongok ke kamar disebelahku. Kulihat tampak seorang cowok yang sepertinya lebih tua dariku sedang merapikan isi kamarnya. Lalu, tiba-tiba dia melihat ke arahku. Aku sempat gelagapan saat melihatku, tapi cowok itu hanya tersenyum lalu berjalan menghampiriku.
“Hei, kamu yang tinggal di kamar sebelah ya?” sapa cowok itu.
“Eh,,iy ya aku tinggal disebelah.”jawabku agak gugup.
“oh kenalin aku Bimo. Aku satu tahun diatasmu. Kamu pasti maba kan?”ujar cowok itu sambil menyodorkan tangannya ke arahku. Bukan hal yang sulit untuk mengetahui kalau aku adalah mahasiswa baru. Kepala botak plus name tag yang kupakai, sudah lebih dari cukup untuk memperlihatkan statusku sebagai seorang maba. Bahkan mungkin semua maba yang ada di kampus ini sangat jelas berbeda dengan para senior.
“Eh, aku Rendra mas. Maaf mas, tadi panggil gak pake kata mas.”kataku makin gugup sambil menjabat tangannya
Mas bimo Cuma tersenyum. “Santai aja, hmm...kamu jurusan sipil ya. Aku arsitektur.”kata mas bimo.
Aku Cuma nyengir. Paling gak berhasil memecahkan rekor mengenal satu lagi penghuni di kost ini, dan siapa tau saja mas nya ini bisa membantuku untuk mengerjakan tugas menggambar struktur bangunan nanti. Lalu, akupun segera tersadar, mario menungguku di bawah dan lagipula aku harus cepat-cepat ke kampus untuk kuliah pagi.
“Eh mas, aku duluan yah. Ini mau kuliah pagi. Moga betah disini.jangan sungkan-sungkan juga mas kalau butuh apa-apa.” Kataku sambil melirik arlojiku.
Mas Bimo Cuma tersenyum. “ok thanks. Good luck yah. Semoga kita nanti bisa menjadi tetangga yang rukun.” Jawabnya sambil terkekeh.
Akupun Cuma tersenyum mendengar perkataan mas Bimo barusan. Setelah pamit, akupun buru-buru turun ke bawah. Ku lihat mario sudah berada dalam posisi siap terbang di atas motornya.
“maaf yo agak lama. Aku tadi habis nyapa bentar penghuni baru disebelah kamarku.”
“iya ndra.ga apa-apa. Sudah siap?”
“siap”
Lalu, kamipun segera meluncur ke sipil. Untungnya hari ini aku diantar mario ke kampus, jadi aku tidak telat untuk mengikuti kuliah pagi ini. Begitu sampai di sipil. Aku turun dari motor lalu berdiri disamping motornya. Biasanya dia selalu mengajakku bercengkrama sebentar sebelum masuk ke kampus, apalagi dia sedang tidak ada kuliah pagi, jadi mungkin aku bisa sedikit lama dekat-dekat dengannya. Rasanya memang aku tak ingin berpisah darinya. Semakin hari aku semakin menyukainya.
“Oh ya ndra, sepertinya sabtu minggu besok, kita gag bisa jalan-jalan bareng nih. Aku harus nganter tara jalan-jalan, soalnya dia mau balik ke jakarta, ga apa-apa kan?”tanya mario agak pelan, seperti agak sedikit takut.
Entah kenapa begitu mendengar nama Tara, lagi-lagi hatiku serasa panas. Benarkah mereka pacaran. Aku benar-benar semakin kalut, aku benar-benar takut kehilangan mario. “Eh ga apa-apa kok yo, lagipula kan sabtu besok aku ada sesi evaluasi sama senior jadi pasti akan lebih banyak sibuk dengan angkatanku.” Jawabku sambil tersenyum mencoba menutupi rasa cemburuku.
Mendengar jawabanku barusan, entah kenapa raut mukanya agak berubah khawatir. Ya sepertinya dia khawatir lagi denganku, rasa khawatir terhadap sahabatnya ini. “ eh ingat ya ndra, kalau ada apa-apa selama sesi besok atau angkatanmu tidak peduli lagi sama kamu, kamu harus hubungi aku ndra, Ok. Ingat ndra, aku ini sahabatmu, jangan ragu untuk menghubungiku.” Ujarnya padaku sambil menatapku tajam.
Kemudian aku tersenyum.”Pasti.” rasanya dia emang seperti menekankan bahwa dia adalah sahabatku. Entah kenapa rasanya cukup kecewa mendengar perkataannya barusan, apa aku berharap lebih. Tapi paling tidak, harusnya aku bersyukur dia menganggapku sebagai sahabat. Dia adalah sahabat pertama dalam hidupku.
“Ok, kalau gitu aku pulang dulu.” Ujarnya sambil memakai helmnya kemudian dia sempat melambaikan tangannya sebelum motornya melaju dengan cepat. Akupun sempat membalas lambaian tangannya. Saat mau masuk ke kampus, kulihat mas gilang baru masuk dengan motornya. Aku pun tersenyum saat dia melihatku, tapi dia membalas senyumanku dengan dingin. Aneh. Biasanya mas gilang selalu tersenyum lembut kepadaku. Sepertinya para senior sedang melakukan pengkondisian menjelang sesi evaluasi besok. Yup, pengkondisian maksudnya para senior bersikap acuh, dingin seakan-akan tidak mempedulikan apa yang dilakukan maba, ini dimaksudkan saat evaluasi besok para senior akan mengevaluasi tugas-tugas kita, karena salah satu tugas kita adalah mencoba berkenalan dengan para senior. Selanjutnya, akupun mengikuti perkuliahan seperti biasanya.
***
Esoknya, seperti biasanya sebelum sesi evaluasi kita berkumpul dahulu di depan gerbang kampus. Ini dimaksudkan untuk menunggu teman-teman kita sendiri agar berjumlah komplit sebelum masuk ke kampus, jadi sudah diberitahukan bahwa kita semua harus berkumpul 30 menit sebelum sesi evaluasi dimulai. Namun, seperti biasanya teman-teman tetap saja banyak yang telat, sehingga mau nggak mau kami semua berusaha menghubungi teman-teman yang belum datang. Selagi menunggu, aku dan teman-temanku lagi-lagi mengecek persiapan kita nanti mulai dari buku ospek, name tag serta tugas minggu ini membuat yel-yel ciri khas angkatan. Ada beberapa temanku yang sempat bingung, entah karena belum dapat satu pun biodata senior atau belum hafal lirik dari yel-yel kami. Sementara aku, masih sibuk dengan pikiranku. Yang kupikirkan Cuma mario. Hari ini dia akan menghabiskan waktunya bersama Tara. Kembali lagi hatiku merasa panas membayangkan apa saja yang dilakukan mario dan tara selama berduaan. Walaupun tadi pagi dia sempat mengirim sms kepadaku yang isinya menyemangatiku serta mengingatkan aku kalau ada apa apa untuk menghubungi dirinya. Ditengah aku yang masih sibuk dengan pikiranku, tiba-tiba Lena menepuk pundakku.
“mikirin apa ndra?”tegur lena yang menyadarkanku dari lamunanku.
“Eh gak mikirin apa-apa kok len.”ujarku sambil tersenyum kepada lena.
Kemudian detik berikutnya kami berdua asyik mengobrol sambil menunggu instruksi selanjutnya dari Damar, ketua angkatan kami. Lagi-lagi asyik ngobrol, kemudian dari kejauhan tampak SC yudi dan beberapa orang senior dari PSDM termasuk mas Gilang datang menghampiri kami semua. Spontan saja kami semua langsung dalam posisi siap serta langsung diam, sementara damar sebagai ketua angkatan berada di barisan paling depan. Lalu SC Yudi mulai membuka percakapan
“mohon maaf kepada teman-teman maba, hari ini sesi evaluasi di tiadakan karena ada sedikit masalah. Jadi sesi evaluasi akan diadakan besok di jam yang sama. Tetap jaga semangat Kalian terima kasih.”kata yang SC yudi mengakhiri pembicaraan lalu meninggalkan kami. lalu berikutnya Damar dipanggil oleh senior dari PSDM. Sepertinya sedikit berbincang-bincang masalah besok. Sempat kulihat mas gilang kembali melempar tatapan dinginnya kepadaku. Aneh. Tapi aku tidak mau ambil pusing masalah mas gilang. Sebelum meninggalkan barisan, damar sempat menginstruksikan kepada kami agar jangan pulang dulu sebelum dia kembali. Lalu kamipun sibuk kembali dengan obrolan kami. Akupun memasukkan name tag dan buku ospekku ke dalam tasku. Sepertinya hari ini akan terasa membosankan. Mau keluar jalan-jalan, gak ada mario. Memikirkan mario berarti aku harus kembali cemburu membayangkan mario dan tara yang sedang bermesraan. Segera kutepis pikiran negatifku. Sepertinya hari ini harus diisi dengan refreshing. “Mungkin aku harus mengajak lena.” gumamku. Akupun langsung menghampiri Lena.
“Len, hari ini kosong gak?”
“Iya, aku nggak ada acara apa-apa kok. Emang kenapa ndra?”
“jalan-jalan yuk. Bosan nih.”
Lena tampak berpikir sejenak.
“Ayolah Len. Mario lagi nemanin temannya dari jakarta. Plisss temanin aku len.” Rengekku.
“Huft, oke-oke, ya udah, ayo kita jalan-jalan.” Kata lena.
Akupun langsung secara spontan melonjak kegirangan.”makasih ya len.”teriakku senang. Lalu akupun menunggu ketua angkatan, balik dari barisan. Setelah damar kembali ke barisan, damar sempat memberikan sedikit pengumuman kepada kami. Intinya kami diingatkan kembali masalah evaluasi besok serta mengcover kekurangan teman-teman lainnya. Setelah selesai, kami semua langsung bubar. Sementara aku dan lena langsung berjalan menuju parkiran. Sempat lagi aku menoleh melihat ke dalam kampus, tampak dari kejauhan mas gilang Cuma yang lagi-lagi menatapku dingin. “ada apa dengan mas gilang ya?kok hari ini aneh banget”pikirku.
Setelah sampai parkiran, Lena mengambil motornya dan memboncengku. Kami singgah ke kost dulu untuk mengambil helm. Untunglah mario memberikan satu helm kepadaku. Katanya buat jaga-jaga kalau mau diajak jalan-jalan dengannya. Setelah dari kost, kamipun langsung menuju suatu mall yang berada di pusat kota. Setelah sampai, kami berdua pun mulai mengelilingi mall ini Cuma sekedar cuci mata sebentar. Tapi, karena agak bosan maka Lena mengajakku untuk ke toko buku yang ada di mall ini. Akupun langsung setuju. Setelah sampai di toko buku mulailah kami berkeliling melihat buku-buku. Aku mulai melihat buku-buku teknik yang terbaru, sementara Lena malah terlihat asyik melihat judul-judul buku di deretan novel remaja. Setelah melihat-lihat cukup lama dan memang aku tidak membeli buku apapun, akupun menghampiri Lena yang tampak bingung memilih buku novel yang akan dia beli.
“Len, udah belum?”tanyaku
Lena masih tampak sibuk memilih novel yang akan dia beli. “ bentar ya ndra. Aku masih bingung nih mau beli yang mana.”jawab lena tanpa menolehku.
“Huft, kalau gitu aku ke toilet dulu ya. Ntar aku langsung tunggu di penitipan barang aja.”
“Iya-iya. Abis ini aku langsung bayar bukunya kok.”
Akupun langsung berjalan keluar dari toko buku untuk mencari toilet. Ternyata letaknya agak jauh dari Toko buku. Setelah dari toilet, perasaanku jadi sedikit lega. Saat mau kembali ke toko buku, aku melihat sepintas seperti sosok yang ku kenal. Karena sedikit penasaran, akupun mencoba mendekat ke sosok sepasang cowok-cewek, tapi tidak terlalu mendekat takut mereka menyadari keberadaanku. Dan betapa terkejutnya begitu sosok yang kulihat adalah mario dan tara. Mereka berdua tampak terlihat mesra. Terutama tara yang asyik bergelayut manja di lengan mario sambil melihat-lihat baju di sebuah toko. Hatiku benar-benar menjadi panas tiba-tiba saja dadaku rasanya menjadi sesak. Aku masih melihat mereka dari jarak agak kejauhan, tiba-tiba saja mataku berair. Aku benar-benar cemburu melihat kemesraan mereka berdua. Tapi, apa hakku untuk cemburu. Aku hanya sahabat buat mario, hanya seseorang yang dikasihani olehnya sehingga selalu untuk dilindungi, tidak lebih. Sulit rasanya menerima kenyataan, disaat hatiku mulai menyukai dirinya. Cukup sudah bukti yang kucari selama ini. Dan aku harus mulai membunuh perasaanku terhadap mario. Mereka berdua terlihat mulai berjalan terus meninggalkan toko pakaian tadi. Sementara aku tetap terpaku ditempatku. Rasanya aku tak sanggup lagi untuk terus melihat kemesraan mereka. Aku mulai menyeka air mataku dan ingin kembali ke toko buku tadi. Saat berbalik mau ke toko tadi, aku lag-lagi terkejut saat kulihat sosok morgan yang ternyata daritadi melihatku saat menguntit mario dan tara. Dia tersenyum sinis saat melihatku terkejut. Aku semakin gelagapan saat dia mulai mendekatiku.
“Hai ndra, lagi ngapain?” tegur morgan dengan senyuman seringainya. Melihat ekspresinya tiba-tiba saja tubuhku mendadak berkeringat.
“eh Cuma jalan-jalan bentar kok” jawabku sambil tersenyum berusaha menyembunyikan ketakutanku. Terlihat morgan semakin menatapku dingin. Melihat ekspresinya membuatku semakin ketakutanku.
“Oh gitu. Kalau gitu kita bisa ngobrol nggak?” morgan berkata kembali menatapku tajam seakan ingin menelanku hidup-hidup. Spontan saja melihat tatapannya itu, aku kembali teringat tatapannya 10 tahun yang lalu. Tetap sama menakutkan.
“eh, maaf gan. Tapi aku udah ditunggu teman. Aku duluan ya.” Tolakku dan tanpa meminta persetujuannya aku mulai melangkah untuk meninggalkan morgan. Tapi saat aku mau melangkah dia memegang tanganku untuk menahanku. Aku kaget, lalu dia mulai mendekatiku kemudian berbisik kepadaku.
“Kamu gak usah lari, Banci Bengek!”.
DEG!!!
Aku terkejut mendengar dia memanggilku barusan. Kemudian aku melihat wajahnya yang menatapku dengan seringai menakutkan. Rasanya darahku tiba-tiba berhenti mengalir, aku Cuma terpaku ditempat. “Jadi, selama ini dia sudah tahu siapa aku.”pikirku dalam hati.
“Kamu gak usah kaget. Mending kamu ikut aku. Kita harus bicara!”kata Morgan tegas sambil menatapku tajam.
Kemudian dia menyeretku untuk mengikutinya. Aku benar-benar pasrah. Ingin rasanya aku menghubungi Lena, tapi aku baru sadar bahwa hari ini aku tidak membawa handphone karena mengira sesi evaluasi akan diadakan hari ini. Lalu kami sampai ke sebuah cafe yang terlihat sepi. Kamipun langsung duduk dipojok. Lalu morgan memesan 2 buah kopi tanpa meminta persetujuanku lebih dahulu. Setelah waitress mengantar pesanan kami, kami masih terlihat suasana hening, aku menunduk ketakutan sementara kulirik Morgan meneguk kopi yang baru datang lalu dia menatapku.
“dasar banci bengek, kamu benar-benar tidak berubah dari dulu.” Morgan mulai membuka percakapan sambil menatapku dingin.
“sejak kapan kamu tahu aku?”aku mulai memberanikan diri bertanya.
“tentu saja saat pertama kali bertemu dulu. Kamu kira aku tidak tahu kamu. Wajahmu yang ketakutan saat melihatku, mengingatkanku dulu gimana takutnya kamu ketika kamu akan dikerjain sama kita.” Kata morgan santai sambil meneguk kopinya.
Aku cukup kaget. “ternyata dia sudah tahu aku dari dulu.”pikirku. Aku belum berani menatap wajahnya langsung. Aku benar-benar takut kepadanya. “terus apa yang kamu ingin bicarakan dengaku?apa kamu ingin menjahiliku lagi?”tanyaku agak ketakutan lalu menatap wajahnya.
Dia terkekeh mendengar jawabanku.”aku bukan anak kecil lagi untuk apa aku menjahiliku lagi, tapi aku bisa berbuat lebih dari itu jika kamu macam-macam.”jawabnya menatapku dingin dan ngeri. Tatapan matanya adalah tatapan yang selalu kulihat saat kecil dulu.
“a..apa maksudmu. Aku..tidak mengerti apa yang kaubicarakan.” Kataku agak gugup.
Dia semakin terkekeh, membuat perasaanku semakin tidak enak. Kemudian dia mendekatkan kepalanya kearahku sambil menatapku tajam.
“Aku tahu kamu menyukai sepupuku, Homo.” Desisnya.
DEG!!!
Aku shock. Jadi morgan selama ini tahu aku menyukai mario. Aku berkeringat dingin. Rasanya tubuhku bergetar sementara Morgan semakin memperlihatkan seringainya tapi tatapan matanya tetap tajam dan dingin.
“Kamu gak usah kaget. Aku sudah dua kali melihatmu cemburu ketika mario dan tara agak mesra didepanmu. Dan kejadian hari ini sudah cukup membuktikan dugaanku. Dasar manusia homo!” Lanjutnya agak pelan.
Aku benar-benar tidak tahu berkata apa-apa. Sepertinya lidahku menjadi kelu sementara tubuhku terus berkeringat menandakan aku yang semakin ketakutan.
“aku peringatkan kamu. Tara itu sudah dekat dengan mario dari SMP. Bahkan ibu mario berencana menjodohkan mereka dan sepertinya mario tidak menolak. Sepupuku itu orang yang sangat baik, bahkan saking baikknya sehingga kamu merasa nyaman dengannya. Jadi kuperingatkan kamu, jangan pernah berharap lebih dari mario atau mau menyeret sepupuku itu kedalam dunia homo mu itu. Karena jika kamu berani macam-macam, maka aku tidak segan-segan untuk menghancurkanmu. Dan, bisa saja aku membeberkan rahasiamu itu kepada mario supaya dia menjauhimu.” Ancamnya.
Aku semakin terdiam mendengar perkataannya. Dia meneguk kopinya dan Cuma tersenyum seringai yang melihatku ketakutan.
“sebenarnya aku ingin melupakan kejadian 10 tahun yang lalu, tapi melihatmu yang tidak berubah sejak 10 tahun yang lalu, rasanya aku ingin kembali bermain-main denganmu.”ujarnya sambil tersenyum sinis.
“apa yang kamu mau dariku.”
“simpel saja. Semakin kamu jauh dari mario, maka kamu akan semakin aman. Dia itu normal. Aku gak mau kamu merusak nama baik keluarga kami gara-gara dekat-dekat dengan manusia homo sepertimu. Jadi mulailah membatasi pergaulanmu dengan mario. Lagipula ini juga salah satu cara untuk melupakan mario. Daripada kamu sakit hati mending kamu cari saja banci deh untuk jadi pacarmu, jangan sama sepupuku. “kata morgan semakin terkekeh. Aku Cuma terdiam mendengarnya walaupun telingaku sudah semakin panas mendengar ocehannya.
“Dan jangan sampai mario tahu tentang hari ini. Aku pergi. Minuman ini biar aku yang bayar. Anggap saja hari ini kita reuni setelah 10 tahun tidak bertemu.”ucapnya sambil tersenyum lalu dia meninggalkanku.
Setelah morgan meninggalkan kafe. Aku masih sibuk dengan pikiranku, sehingga aku belum beranjak dari tempat dudukku. Lalu beberapa kemudian akupun berjalan dengan gontai keluar kafe sambil menatap kalung yang kukenakan. “superman.”gumamku. tak terasa air mataku mulai menetes. Aku tidak mungkin berani menghadapi morgan dan ancamannya. Rasanya mengulang kembali memori 10 tahun yang lalu.
“Rendra..”sapa seseorang yang menepuk pundakku dari belakang.
Akupun berbalik dan cukup kaget saat melihat mas Bimo yang ada dibelakangku. Lalu aku buru-buru menyeka air mataku. Takut dilihat mas Bimo. Sementara itu mas Bimo menatapku dengan keheranan.
“kamu kenapa nangis ndra?”
“eh gak apa-apa kok mas. Cuma kelilipan. Mas bimo habis ngapain?” tanyaku untuk mengalihkan pembicaraan tentang air mataku.
“Oh Cuma muter-muter aja, mau nonton tapi gak ada film yang bagus. Kamu sendirian?”
“Eh gak kok mas, tadi aku sama teman satu jurusan.”
Tiba-tiba aku tersadar, sudah cukup lama aku meninggalkan lena di toko buku.
“waduh mas, aku lupa.. temanku masih nunggu aku di toko buku.”kataku panik. Aku yakin lena tidak mungkin bisa menghubungiku karena aku gak bawa handphone.
“ya udah ayo kita ke toko buku.”
Kemudian aku dan mas Bimo berjalan menuju toko buku tadi. Dari jauh kulihat Lena menunggu diluar toko buku sambil memegang tas ku dengan wajah kesal. Akupun langsung menghampirinya.
“rendra kamu dari mana saja sih?tega banget sih meninggalkanku sendirian”
“maaf-maaf len, tadi aku ketemu teman sampe lupa kamu deh.”kataku sambil cengar cengir lalu mengambil tas ku yang sedang dipegang Lena.
“tapi kok lama banget sih, kamu tuh ya, tega banget dasar cowok...”kata-kata lena terhenti saat menyadari mas bimo yang daritadi senyam senyum melihat tingkahnya. Akupun langsung tersadar belum mengenalkan mas bimo pada Lena.
“Oh ya len, kenalin ini mas Bimo teman satu kost ku. Mas, ini lena sahabat aku. Juga dari jurusan yang sama.”kataku. kemudian kulihat mereka saling menjabat tangan sementara wajah Lena mendadak merah sementara mas Bimo masih terus senyam senyum. Akupun menyikut lena. Dasar, gini deh kalau ketemu cowok cakep, langsung berubah jadi sok pemalu.
“Oh ya kalian habis ini mau kemana?” tanya mas Bimo kepada kami berdua.
“Tau deh. Aku jadi lapar nih nunggu rendra lama banget.” Ucap Lena manyun.
“Ya udah ayo makan kalau gitu. Mas Bimo mau ikutan?”tawarku
“Wah kebetulan, aku juga belum makan bete nih sendirian.”kata mas Bimo
Dan kemudian kami bertiga akhirnya menuju food court di lantai 5 mall tersebut. Sepanjang waktu kami bertiga ngobrol banyak sambil sesekali bercanda. Rasanya senang sekali, aku sejenak melupakan sebentar ketakutanku terhadap ancaman morgan serta kecemburuanku yang baru saja melihat Mario dan tara yang lagi jalan berduaan. Sepanjang waktu itu pula mas bimo terus senyam senyum melihat tingkah Lena, sementara lena jangan ditanya, dia berubah menjadi sok pemalu dan agak jaim didepan mas Bimo dan akhirnya pertemuan hari itu sukses dengan tuker-tukeran no hp antara Lena dan mas Bimo. Hmm...sepertinya awal dari pendekatan mereka berdua nih. Setelah selesai pulangnya aku diantar mas Bimo karena aku juga kasihan jika lena harus mengantarku terlebih dahulu. Setelah sampai kost karena kecapekan aku langsung tertidur.
***
Malamnya aku sedang merapikan peralatan untuk merapikan peralatan untuk sesi evaluasi besok. Aku baru saja mendapat sms dari lena yang disebarkan oleh Damar kalau besok fix akan diadakan sesi evaluasi dengan para SC dan senior lainnya, serta pemberitahuan untuk menyiapkan peralatan buat besok. Ketika baru selesai mempersiapkan semuanya, kemudian terdengar nada dering nothing last forever milik maroon 5 dari handphoneku. Ada panggilan masuk. Kulihat nama mario tertera dilayar. Aku berpikir sejenak apakah aku akan mengangkat telponnya atau tidak, ancaman morgan masih terngiang-ngiang ditelingaku. Tapi akhirnya aku pun mengangkatnya.
“halo ndra, kok lama banget angkatnya?kenapa?apa terjadi sesuatu?”tanyanya mulai panik.
‘oh, gak apa-apa kok yo. Aku baru balik dari kamar mandi.”jawabku bohong
“Oh kirain ada apa-apa. Gimana sesi evaluasi hari ini, kamu gak pingsan lagi kan?”kata mario sambil terkekeh.
“hari ini gak jadi yo, diganti besok.”jawabku
“Lho kenapa?”
“gak tahu, katanya sih ada masalah teknis?”
“Trus hari ini kamu kemana aja?”
“Oh Cuma jalan saja ke toko buku sama lena. Hmm...gimana jalan-jalannya dengan tara?”
“wah asyik banget.” Kemudian mario mulai asyik bercerita soal kegiatannya bersama tara hari ini. Dia juga asyik bercerita tentang kelakuan tara. Aku Cuma terdiam mendengarnya karena hatiku yang semakin cemburu mendengarnya. Rasanya aku menyesal menanyakan hal barusan kepada mario. Karena cukup lama aku terdiam mario pun mengagetkanku.
“eh ndra, masih hidup kan?kamu kenapa?”
“Oh gak apa-apa kok yo.”
“Oh kirain ada apaan?eh gimana menurutmu tentang tara ndra, dia cantik nggak?”
“hmm...cantik kok yo. Emang kenapa nanya kayak gitu?Kamu suka ya sama tara?”tanyaku mencoba menahan rasa cemburuku.
“hehe...sebenarnya aku sudah lama naksir sama dia. Tapi belum kuutarakan. Takut ditolak. Nih mungkin dalam waktu dekat mau coba nembak dia.menurutmu gimana ndra?” Kata mario dengan ceria. Rasanya hatiku semakin sakit mendengar perkataannya. Barusan aku Cuma terdiam dan tidak menanggapi. Kemudian mario berkata lagi
“Ndra, kamu gak apa-apakan. Dari tadi kok diem terus.”
“eh gak apa-apa kok yo. Oh ya kalau kamu emang naksir tara ya udah tembak saja, asal kamu senang aku sebagai sahabatmu juga senang.”kataku sambil sedikit tertawa menyembunyikan kegugupanku.
“oh gitu ya, makasih ya ndra. Kalau kamu udah dukung aku senang banget. Oke kalau gitu, ya sudah sana kamu tidur dulu biar besok gak telat.”
“oh ya yo...” potongku sebelum mario memutuskan sambungan telponnya
“ada apa ndra?”
“hmmm...” sejenak aku ragu untuk bertanya..
“ada apa sih ndra?ngomong aja?”
“eh, kamu gak nyesalkan sahabatan sama aku?”tanyaku
“pertanyaan kamu aneh banget. Ya nggak lah. Mario gak pernah nyesal jadi sahabat Rendra. Lagipula daridulu superman kan sudah janji untuk menjaga rendra yang manis.”jawabnya sedikit menggodaku.
Aku sempat tertawa kecil. “hmm...tapi...kamu tetap mau jadi sahabatku kan, apapun keadaan diriku?” aku agak ragu melontarkan pertanyaan ini.
Mario sempat terdiam sebentar lalu kemudian berkata lagi.”Kamu ini ngomong apa sih ndra? Apapun yang terjadi Mario dan rendra adalah sahabat. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Superman akan selalu melindungimu. Apapun keadaanmu.”kata mario mantap
Aku tersenyum sedikit lega mendengar jawabannya barusan.”hmm,,,makasih ya yo. Aku Cuma ingin meyakinkan saja. Ya udah kalau gitu aku mau tidur dulu.”
Saat mau akan menutup telpon, mario memanggilku lagi.”Ndra..”
“iya yo”
“kalau ada masalah apapun, aku mohon kamu cerita ke aku ya.” Ujarnya dengan nada suara yang lembut.
“Iya yo.”
“kamu jangan pendam sendiri masalahmu, aku akan selalu siap mendengarkan ceritamu. Aku akan selalu ada disampingmu ndra. Kau butuh aku akan selalu siap, ok my best friend?”
Aku cukup bergetar mendengar kata-katanya barusan. Mario benar-benar menganggapku sahabt. Aku jadi semakin tidak tega merusak persahabatanku karena aku tidak mau kehilangan dia.“iya yo.pasti.”
“Ya udah kalau gitu sana. Kalau ada apa-apa, hubungi aku. Bye ndra’
“Bye yo’
Akupun memutuskan telpon. Setelah itu aku mengganti bajuku untuk tidur lalu aku mengambil posisi siap tidur. Aku mencoba memikirkan kembali ancaman morgan. Aku tahu betul anak itu tidak pernah main-main dengan perkataannya. Aku jadi semakin bingung dibuatnya. Di satu sisi, sangat sulit untuk membunuh perasaanku terhadap mario. Aku semakin kalut. Karena aku tidak mungkin tega merusak persahabatanku dengan mario. Sudah cukup 10 tahun aku merasakan tidak ada yang peduli denganku. Aku benar-benar tidak mau kehilangan mario. Kemudian aku melepas kalung pemberian mario yang ku kenakan.
“superman, salahkan aku mencintaimu? Ya tuhan, salahkah aku mempunyai rasa ini?”gumamku sambil mengenggam kalung yang kupegang. Tak terasa air mataku mulai menetes.
_To be continued_
@nur_hadinata : hehe,,mudah-mudahan aja,,,,,
@Adam08 : hehe,,makasih,,,,waduh kasian dong kalau morgan ditendang...morgan suka sama rendra??hmmm....
@idans_true : hehe,,di tunggu ya lanjutannya
@sandy.buruan : haha,,,morgan jatuh cinta sama rendra?hmm......ditunggu aja kejutan berikutnya