It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@metropolichz pengen banget ya dikirim?? Fotonya saya upload disini aja biar gak ada yang copy haha :P
“davaaaa” panggil fian dengan sekuat tenaga sambil terus berlari mengejar gue. gue bingung, padahal udah dua kali dia gagal ternyata masih saja berusaha agar gue mau berbicara dengannya..
Akhirnya karena fian berlari dengan sangat cepat, mungkin bisa mengalahkan kecepatan motogp (??), dia pun mendapatkan pergelangan tangan gue dan memegangnya kuat-kuat
“va..dengarkan gue dulu, baru lo boleh pergi.”
“Apa-apan sih, lepaskan gak ! Lepasin, atau gak gue akan...” kata gue sambil teriak namun terpotong oleh ucapan fian.
“Akan apa ? gue gak akan peduli lo mau berbuat apa sama gue nanti, tapi dengerin gue dulu sebelumnya.” Jawab fian lebih keras
“hmm..” gue menghela nafas dengan kesal, lalu membuang muka karena malas untuk melihat muka fian, mantan sahabat gue.
gue masih ingat insiden besar beberapa bulan lalu yang membuat gue benci dan membuat persahabatan gue dan fian hancur berkeping keping (halaaah lebaynya hahaha)
“Dengarkan ! gue minta maaf atas kejadian itu, gue..." kata katanya berhenti, tak ada kata kata yang keluar lagi dari mulutnya..
"lo mau ngomong apa, udahlah jangan bikin gue tambah kesel aja," teriak gue, fian tetap diam..
"woy manusia tolol, ngomong" teriak gue lebih keras, untung saja tidak ada orang didekat kami..
perlahan mulut fian terbuka, sepertinya ia ingin bicara "maafin gue va, gue sama sekali tidak mempunyai niat apa-apa untuk nyakitin lo dan membuat lo menangis waktu itu”
“woy, anak sok cool yang tolol, gue gak salah dengar kan ? Lalu apa maksud lo ciuman dengan riska di pesta itu, jadian dengannya setelah satu hari gue putus, dan untuk apa juga lo tersenyum sinis kearah gue sekan akan berkata "gue telah merebut sesuatu yang penting dari lo, va".. dan bodohnya karena itu gue seperti orang yang lebih tolol dari lo didepan semua orang karena hanya bisa diam” kata gue dengan cepat, seperti sudah mempersiapkan kata kata ini sebelumnya..
"eh, kok lo tau gue nangis? jawab fian!!" ucap gue dengan suara yang cukup keras..
“bukan gue yang merencanakan semua itu, riska yang yang nyuruh gue” Jawab fian dengan polosnya (atau mungkin emang tolol). Namun gue tetap tidak percaya padanya. “terus kenapa lo mau? alasan lo payah, lo kan sahabat gue, dulu”. kata gue dengan penegasan di kata dulu untuk membuat fian semakin terpojok..
fian terus berpikir dan diam selama lima detik, enatha apa yang dipikirkannya, namun karena terlalu lama fian diam, akhirnya gue memulai pembicaraan kembali "udah lah, lo lama, buang buang waktu gue aja" kata gue sambil pergi..
lalu karena melihat gue pergi, akhirnya dia menjawab “gue kesel sama lo waktu itu, gue melihat kejadian antara lo dengan anak psikologi itu di taman, makanya gue mau terima ajakan riska.”
“itu alasan lo ? untuk apa lo kesel? lo takut gue tinggal karena pastinya gue lebih sering sama anak psikologi itu?, enggak fiaaan, lo bodoh atau tolol sih?” kata gue dan pergi meninggalkannya karena fian hanya menunduk dan diam tanpa berbicara sedikitpun..
“Karena gue suka sama lo, gue mohon percayalah” Jawab fian meyakinkan. “Kalau gue enggak percaya, lo mau apa?, lo itu normal fian, gue gak yakin itu alasan lo yang sebenarnya” kata gue sinis sambil menjauh darinya...
tiba tiba fian menarik tangan gue dan mendekatkan mukanya arah gue, "cuuup" fian menempelkan bibirnya ke bibir gue, refleks gue kaget dan melepaskan tangannya...
"apa maksud lo hah cium gue?" lagi lagi ia terdiam gak menjawab..
"udah gue mau pergi saja" kata gue kesal dan pergi menjauh, tanpa menengok ke belakang..
"TIN-TIN" tiba-tiba ada suara klakson mobil berwarna hitam, mobil fazry.. Mobil itu kemudian menepi mendekati gue dan membuka jendelanya...
“pangeranku, kamu kok belum pulang ?” kata fazry. "kita makan yuk, aku tau loh tempat makan yang romantis" katanya
"gak usah, aku lagi banyak masalah, lagipula aku bawa motor kok" kata gue sambil tersenyum..
“oh, oke.. tapi kamu janji ya harus cerita masalah yang kamu hadapi" kata fazry sambil mengambil minuman yang ada di sampingnya.
"nih minuman untuk pangeranku, biar kesalnya berkurang" katanya lagi
"thanks ya zry"
"bye, pangeranku" katanya sambil menutup jendela mobil dan pergi meninggalkan gue..
Keesokkan harinya di perpustakaan...
gue janji sama fazry disini, sebenarnya sih janjian di luar, tapi karena tugas gue yang banyak banget, akhirnya kita janjian disini saja sambi mengerjakan tugas..
"dava, kamu ngerjain tugas makalah ya?” kata seseorang di samping gue ramah. enggak seperti biasanya penjaga perpustakaan seramah ini dan suaranya pun berbeda, lebih lembut, serta ku rasa aku mengenalnya.. yang ternyata itu fazry sedang berdiri di depan samping pintu masuk..
"ah, aku kira penjaga perpustakaan" kata gue ke fazry..
"huh, sialan gantengan aku kemana mana dong" katanya sambil tersenyum, senyuman manis andalannya..
“jadi aku temenin kamu ngerjain tugas nih?” tanyanya
“iya, aku gak ada temannya, kali aja kamu mau bantuin ngerjain tugasku” kata gue menjelaskan.
“oke deh, tapi kamu harus cerita ya maslah kamu kemarin” kata fazry lugas.
“iya, nanti aku cerita, kalau masih ingat hahaha” kata gue sambil tersenyum menahan tawa..
sesampainya di meja paling pojok, gue pun segera mengerjakan tugas yang deadlinenya dua hari lagi, ditemani fazry tentunya..
karena mungkin gue terlalu sibuk dengan tugas ini, fazry nyeletuk karena bosan, "va, berhenti dulu dong sebentar, kamu cerita deh masalah kamu kemarin" katanya
"hmmm, cerita masalah yang mana ya?" kata gue pura pura lupa..
"yang kemarin pangerankuu" katanya..
"oh ya, aku benci sama fian karena sesuatu, kamu kenal fian kan? sahabat aku waktu semester satu, yang ganteng itu loh" kata gue
"oh ya, aku tau kok,, yee, gantengan aku lah" katanya gak mau mengalah
"terus kenapa?" katanya lagi
"kemari dia minta maaf sama aku, tapi karena aku masih kesal jadi ditinggal saja" ucap gue datar
” jangan gitu dong, kamu harus seperti dulu, yang mudah memaafkan orang lain, sapa dan bicaralah dengannya. selesaikan masalahmu, itu tantangan mulia untukmu. Ayo dava ...berjuanglah ! lawan rasa egoismu, fian kan sahabat terdekatmu, walaupun gantengnya masih kalah sama pacarmu yang satu ini hahaha.” fazry menasehatiku. Aku bersyukur punya pacar yang perhatian dan suka mengingatkan, tapi fazry kan gak tau yang sebenarnya terjadi, tak apalah, sebaiknya gak gue ceritakan..
"Terima kasih ya pacarku fazry, kamu memang pacar terbaik" kata gue memuji, fazry tersenyum manis, sepertinya ia senang dengan pujian gue..
"hmm, mungkin saran fazry benar, gue harus bisa memafkan fian" pikirku...
setelah tugas makalah gue selesai, akhirnya gue dan fazry pergi keluar perpustakaan, ia mengajak gue jalan jalan
"va, nonton yuk, aku pengen lihat film yang baru keluar kemarin, ayolaaah pangeranku"
"ayo, berangkaaaaaaat" kataku....
Kuliah dimana sih,kok gua jd kepo.bhahahahha,