It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
hehe, nih tak tambahin deh ^^
huhu, sabar yah aldo, udah nasibmu wkwkwk ^_^
nih di lanjut lagi ^)_(^
suara getar ponselku, urung sudah aldo mengatakannya padaku, dengan kesal ku angkat panggilan sial itu.
“halo ?... tante... hah ! apa !.. i..iya tan, raffa lagi sama aldo sekarang, hah.. oh.. i..iya tan, iya kami segera kesana... KLIK !”
“kenapa raf ?”
“di rumah do, kak raffi, arga... mereka...”
“kenapa ? tante livi udah... tau ?” pertanyaan terakhirnya yang hanya ku jawab dengan anggukan.
“kok bisa gitu raff ? siapa yang... yang tahu kan Cuma kita berdua...”
“aku juga bngung do, tante livia suruh kita kerumah sekarang,,”
“...” aldo diam, entah kenapa ia tiba-tiba terlihat gugup.
“do ?”
“oh..eh.. iya yaudah ayo, jangan sampe tante makin marah”
“yaudah...”
+++
Dari tempat kami tadi ke rumah Cuma butuh limabelas menit, aldo menunggu di teras sementara aku memarkir motor di depan garasi. Setelahnya berdua kami memasuki rumah. Hawa ketegangan langsung terasa begitu kami memasuki ruang tengah.
PLAKKK !
Suara tamparan tante livia ke raffi terdengar memekakkan telinga. Mataku terbelalak melihat kejadian itu. kak raffi tersungkur di kaki tante livia, terus saja meminta maaf darinya. Sementara tante livia terlihat kalut, raut amarah, sedih, dan kecewa campur aduk di wajahnya. Ia menatap sinis kak raffi dengan airmata mulai menetes di kedua sudut matanya.
Papa berdiri tak jauh dari mereka, tertunduk membelakangi mereka dengan suara isakan yang samar terdengar.Ini pertama kalinya aku melihat tante livi menampar kak raffi, sejak dulu tante livia sangat baik pada aku dan kak raffi, dia sudah menganggap kami sebagai anak sendiri, ia merasa kami tiu adalah amanah dari mama yang ahrus ia jaga baik-baik.
Dari cerita-cerita papa, aku banyak tahu seberapa dekat mama dan tante livia, ia sangat terpukul saat mama meninggal. Lebih-lebih kak raffi, tak munafik aku sedikit merasa iri dengan perhatian tante livia yang cenderung berat ke kak raffi.Tapi saat ini, apa yang terjadi membuatku sedikit bertanya-tanya tentang penilaianku sendiri ke tante livia. Dengan tangannya sendiri ia menampar pipi kak raffi begitu kerasnya.
“raffa ! ke sini kalian !” sergah tante livi begitu melihat kami masuk.
“i..iya tante” kami pun mendekati tante.
Ia terlihat mengumpulan lembaran-lembaran dari atas meja lalu membawanya pada kami.
“ini apa ! dan ini... ini juga... tolong jelasin sama tante raff, tante yakin kalian punya penjelasan untuk semua ini, tolong bilang ke tante kalo ini nggak bener raffa, aldo ! tolonng bilang ini hanya rakayasa, ia kan ?” cecar tante livi bertubi-tubi.
Mataku terbelalak menatap foto-foto ini, seakan tak percaya apa yang ku lihat ini. Tak ada sepatah kata pun yang berani keluar dari mulut kami.dadaku sesak memandangi lembaran-lembaran foto gila ini, semuanya memampangkan kak raffi dan arga yang tengah bercumbu, foto ini, entah kapan diambil, dan siapa yang mengambilnya, semua masih misteri, tak mungkin dengan bodohnya kak raffi dan arga mengabadikan perbuatan bejat mereka sendiri, lagipula terlihat semuanya di ambil dari jarak jauh. Siapa yang melakukannya ? sejauh ini yang tahu hanya aku dan aldo, apa mungkin.....
“tan, ini.. ini..”
“tolong kalian jujur sama tante, sama papa, ini semua bohong kan ?” desak tante livia.
Aku dan aldo terdiam, tante livi terus menatapi kami dengan tanda tanya besar di wajahnya. Aku bingung harus berkata apa. Aku masih berniat menyembunyikan ini, meyakinkan ke tante dan papa kalau semua ini rekayasa. Tapi keadaan sepertinya tak berpihak pada kami. sandiwara ini sepertinya memang harus berakhir di sini.
“tante, ini...” lidahku begitu kelu untuk menjelaskan semua.
“apa ? kenapa kalian diam saja ! kenapa kalian nggak bisa jawab !” desak tante livia semakin tak sabar.
“...” hening, hening berbalut ketegangan, papa yang sudah tak tahan meninggalkan kami, masuk ke kamarnya, kak raffi menatapku dengan penuh harap.
“sekali lagi tante tanya, apa benar yang tante liat ini ? tolong jangan sembunyikan apapun dari tante ?”
“...” masih juga hening.
“sekarang tante anggap ini semua benar kalo kalian masih diam, apa kalian masih mau diam sekarang ?” ujarnya lebih tenang.
“tante...”
+++
“tante, maafin raffi tante, raffi...” terus saja ia terisak di kaki tante livi.
“menyingkir kamu ! jangan sentuh tante !” tepis tante livi kasar.
“... raffi tau tante, raffi tau ini salah, raffi... raffi tau ini dosa, tapi... tapi hati raffi nggak mungkin di bohongi tan, raffi sayang sama arga, raffi nggak bisa jauh dari dia, raffi cinta sama arga tan”
PLAKKK ! satu lagi tamparan tante mendarat di pipi kak raffi.
“dasar sinting kamu fi ! ya allah... apa salah tante sampe kamu kayak gini hah ! apa salah papa kamu sampe kamu kayak gini ! tante sama papa nggak pernah didik kamu jadi ini, tuhan...” pecah sudah tangisan tante.
“maafin raffi tan...”
“tante sudah anggap kamu anak tante sendiri raffi, tante memegang teguh amanah mama kalian, tapi kamu malah gini sama tante fi... tante nggak tahu harus gimana lagi sama kamu sekarang...” tante livia melangkah menjauhi kami, ia berjalan menuju serambi belakang rumah, terdengar suara isakannya dari sana.
Kak raffi menatap datar aku dan aldo, entah apa yang ada di benaknya. Aku juga bingung harus apa sekarang, tak ada asa lagi dariku untuk marah pada kak raffi, melihatnya di tampar tadi membuatku sangat terenyuh. Aku sadar kak raffi betul-betul berada di posisi sangat sulit sekarang, aku juga tak bisa bayangkan kalau aku di tempatkan di posisinya, mungkin aku takkan bisa berlaku sebaik dia. Kak raffi terus tertunduk menangis sesengukan, tak pernah ku lihat ia menangis separah ini. Aku tak kuat lama-lama melihatnya begini.
“kak..” aku beringsut memeluknya, ikut larut dalam tangisannya.
“aku bingung raff, aku bingung, aku nggak tau harus gimana lagi
sekarang” tangisannya semakin menjadi, di peluknya aku begitu erat.
“maafin aku kak, aku sadar aku udah bikin posisi kamu makin sulit selama ini”
“ini bukan salah kamu raf, aku memang nggak berguna, aku bukan sosok kakak yang baik buat kamu”
Tiba-tiba tante livia kembali dari serambi.
“tante udah nggak tau lagi gimana hadapin kamu fi, tante Cuma punya satu solusi untuk itu” ujar tante livi datar.
“...” kami semua diam, tak ada yang berani berujar.
“minggu depan kamu berangkat ke amerika, tante akan urus semuanya, biarlah urusan kuliahmu kau ulang dari awal, itu sudah resiko kamu, kamu akan tinggal sama selena di sana, tante akan atur semuanya” mataku terbelalak mendengar ujaran datar tante livia itu.
“APA ! tante nggak bisa gitu dong” sentakku geram, rasanya keputusan
tante ini sangat berlebihan.
“apa ? apa kamu punya solusi lebih bagus dari ini hah ? tante sudah pikirkan ini matang-matang, ini yang terbaik untuk semua, kamu betul-betul harus di jauhkan dari arga, kamu harus memulai hidup kamu yang baru di sana, bukan berarti di sana kamu bebas, kamu akan terus di awasi di sana, tante akan handle kamu persis seperti selena, keputusan tante sudah bulat, dan tante yakin papa kamu pasti setuju dengan semua ini”
Mulut kami semua saukses terkatup mendengar kata-kata tante livia itu. aku tak pernah bayangkan saemua akan separah ini. Kak raffi terlihat begitu shock dengan semuanya, namun apa daya, bahkan diapun tak bisa apa-apa, kami semua pasrah dengan keputusan tante livia.
###
tantenya bawel amatttttt....>,<
lanjut lagi critanya...lanjutttt.... *ngelunjak niy
asik nih. hatur nuhun.
hoho, arga yg bakal bikin kejutan kak ^^
nuhun back kakak ^^ wkwkwk #apasih?
heheyy mas @Zhan lama ga cuap2 di sini ^^
hmm, di tunggu saja lah...
end partnya udah hampir selesai aq buat...
agak kesendat2 krn kesibukan kuliah...
Btw, aku agak lupa, sebenarnya tanggapan keluarga besar termasuk Tante Livia thd masa lalu Papa Alvin bagaimana ya? Sudah tahu apa belum? Kan perlakuan ke Raffi kesannya shock bgt. Trims
udah tau lah mas, secara eksplisit sih, dari kedekatan livia sama andita (adiknya sekaligus istri alvin) dia sudah tau masa lalu alvin, tapi utk raffi dia sama sekali ga ngira, dan akhirnya sangat kecewa karena raffa-raffi tuh udah amanah adiknya ke dia... dia sayang raffa-raffi sama kayak anaknya sendiri...