Manis dan Pahit pasti ada dalam hidup, Dengan tahu pahit itu seperti apa, maka rasa dari manis yang sesungguhnya baru dapat dirasakan.
Ini hanya fiksi saja, gak ada hubungan dengan kisah nyata (moga moga ya)
Ini cerita ketigaku, moga dinikmati dan dikomen
Kulangkahkan kakiku kedalam rumah, sepulang dari kerja yang menguras tenaga dan konsentrasi. Waktu sudah lumayan sore, jam sudah menunjukkan pukul 6 sore. Seperti inilan rutinitas yang telah kujalani selama hampir 4 tahun, walaupun melelahkan taki bagiku kurasa cukup menyenangkan.
Badan dan pikiran Capek, Seperti itulah kalau habis menjalankan rutinitas dari jam 8 sampai jam 5 sore plus perjalanan pulang yang memakan waktu satu jaman akibat kemacetan yang luar biasa yang pasti terjadi setiap petang waktu pada pulang kerja. Untung tadi aku sempat membeli makan buat aku makan dirumah, rasanya males banget mau masak lagi.
Setelah mandi, kubawa makanan yang berisi nasi dan ayam goreng serta se cup lemon tea. Makanan yang simple tapi bagiku enak dan cukup untuk mengganjal perutku. Sambil makan kunikmati acara berita di tv, lumayan lah daripada nonton sinetron yang geje dan gak jelas gitu.
Berita yang terpampang di di TV lumayan saat ini bikin aku kaget, ada pembunuhan anak sekolah, masih muda berusia 15 tahun, masih kelas 1 smu, dibunuh dengan sadis. Aku bergetar dan ingatanku mulai terbuka dan perlahan lahan air mata meleleh di pipi. Sesak hati ku dan rasa sesal yang tiada terkira.
Tertegun, kanya tertegun saja, gak tahu gimana dan bagaimana, seolah dunia terasa berhenti dan semuanya gak berjalan lagi, udara seakan2 terhenti sehingga aliran ke paru paru seakan tidak berfungsi lagi. Otak seakan berhenti bekerja, badan tidak bisa digerakkan. Syaraf syaraf tubuh seakan menjadi tidak berfungsi dan tubuh menjadi mati rasa. Bagiku dunia seakan menelan diriku dalan sebuah kesedihan, kegalauan dan keputus asaan.
Aku gak tahu seberapa lama diriku dalam keadaan seperti itu. Berita di TV yang sangat menguncang hati, perasaan yang dulu terkuak lagi, dan sakitnya menjadi semakin besar.
“Oh God, when this pain will gone”
Aku hanya bisa berharap, berharap yang kemungkinan tidak pernah terjadi. Sakit yang kurasakan gak akan hilang, aku pesimis sakit ini akan hilang dari diriku.
” Apakah benar bahwa setiap sakit ada obatnya?”
Saat ini aku tidak bisa mempercayai hal itu. Walaupun logikaku masih bisa berpikir bahwa setiap masalah, setiap penyakit pasti aka nada penyeleseiannya, pasti ada obatnya, tapi pada saat ini aku tidak mengetahui apa yang harus aku lakukan.
Dalam ke “mati rasa”anku, aku masih mendengar berita bahwa mayat pemuda berusia 15 tahun itu dibuang di semak semak. Dibunuh dan dibuang seakan tidak ada harganya, seakan nyawa hanya merupakan hal sepele yang kalau hilang sudah gak berguna dan cukup menjadi sampah.
Oh tuhan, kenapa ada orang yang bisa melakukan hal hal seperti itu, menyakiti seseorang, bahkan seorang yang masih sangat muda. Seorang yang masih punya masa depan yang jika diteruskan hidupnya bisa menggantikan dan menjadi pemimpin. Seorang yang akan sangat berguna bagi masyarakat. Tapi itu semua terenggut seketika.
Keluarga yang ditinggalkan, gimana rasanya? Apakah mereka senang? Atau sedih?
Apakah pemuda itu dimata keluarganya pemuda yang baik baik baik? Atau pemuda pemberontak yang mencemarkan “nama baik” keluarga? Apakah yang dia lakukan sehingga pantaskah dia menerima hal tersebut?
Seberapapun salahnya, apakah seseorang yang bahkan belum menikmati hidup mendapat balasan seperti itu? Apakah semua itu adil? Siapa yang salah?
“Mati rasa” tubuh ini, mati rasa otak ini, dunia menjadi berhenti, atau bahkan dunia menjadi berputar putar tanpa kendali. Perasaan sakit, perasaan tersiksa, perasaan marah, perasaan sedih, perasaan putus asa berkumpul bercampur menjadi satu. Semuanya bergolak dan pengen dilepaskan dari tubuh ini. Tapi yang terjadi adalah tubuh menjadi mati rasa, dan tiba tiba kepala menjadi pusing, perut seperti diaduk aduk, penglihatan yang dari tadi sudah seperti hilang fungsi menjadi seperti ribuan bintang yang gak Cuma berputar puta r tapi seperti menhujam kepala dan menghukun diriku, menjadikan kepalaku pusing yang sangat sangat besar, dan tiba tiba perut menjadi seperti diaduk aduk, seperti ada sesuatu yang memaksa keluar dan memaksa untuk dimuntahkan. Dan muntahlah diriku, muntah dengan semua perasaan yang ikut didalamnya. Memaksa tubuh ini menjadi hilang dan pelahan lahan semua menjadi putih, putih dan semua tidak ingat lagi
Dan dalam gelap kuucapkan satu nama “Ji, Maafkan Aku”
Aku merasakan handuk basah di dahiku, kuterbangun dengan lemas. Kurasakan ada tangan penuh kasih sayang yang sedang mengelap handuk basah ke keningku.
Kubuka mata, dan kurasa ada sebuah mata air dan keteduhan disana, keteduhan yang memberikan diriku sebuah kekuatan. Kekuatan untuk menghadapi semua yang ada di dunia ini.
Langsung aku bangunkan badn dan kupeluk dia, serasa ada sihir didalam dirinya, sihir yang mengembalikan waktu, yang mengalirkan kembali aliran udara di dalam duniaku. Kupeluk dan kurasakan sebuah damai.
“Kenapa sayang, kok jadi kayak gini. Kamu kenapa” katanya
Aku tidak bisa menjawab, tangisku pecah di dalam pelukannya. Kurasakan elusan dipunggungku, kurasakan ciuman dikepalaku. Dia berusaha menenangkanku.
Setelah beberapa lama akhirnya bisa menggunakan otakku kembali, setelah beberapa saat mati rasa, fungsi syaraf syaraf di tubuhku mulai bekerja kembali. Semua kembali lagi dan akhirnya waktu berjalan.
Lega, itulah yang kurasakan.
“Aku ingat Aji dik” kataku
“Emang tadi lagi ngapain, kok jadi kacau begini” katanya
Akhirnya kulepaskan pelukannya dan aku duduk di sofa ruang tv, dia kemudia tiduran dan meletakkan kepalanya pada pangkuanku. Aku usap rambutnya.
“Tadi aku melihat di TV, ada pembunuhan anak 15 tahun dan mayatnya dibuang dipinggir jalan”
“Owwwwww, ya sudah. Aji sudah damai di sana. Sayang jangan menyalahkan diri terus. Sekarang yang perlu dilakukan adalah gimana kedepannya, jangan sampai terulang lagi” Katanya
“Iya dik, adik ada disampingku terus kan. Terus jagain aku”
“Itu janji Agus. Tapi Damar sayang tetep semangat ya”
Ya, sudah 2 tahun ini Agus menemaniku, menemaniku hidup bersama. Aku jaga dia dan dia selalu mensuport diriku.
Aku Damar umur 25 tahun, bekerja di salah satu perusahaan Besar di Jalan Sudirman Sebagai Senior Manager. Sedangkan Agus berumur 23 tahun, sekarang masih kuliah semester 4 di sebuah perguruan tinggi swasta. Yup, ada kisah kenapa dia bisa terlambat kuliah dan itu lain kali aja diceritain.
“Mas, tadi makan ayam goreng ama nasi ini doang ya” tanyanya
“Iya, tapi kayaknya tadi aku muntahin semua deh. Kita makan diluar aja yuk?” kataku
“Ya udah, udah jam 8 ni, masih bau tu akibat muntahan tadi. Mandi dulu sana?” katanya
“Halah kamu juga baru balik, belum mandi juga kan?”
“hahahahahah, tapi tetep ganteng kan” sanggahnya
Ku acak acak rambutnya. Dia akhirnya bangkit dan bilang “sapa dulu yang mau mandi”
“bareng bareng aja yuk” candaku
“Ogah ah, mas omes deh. Nanti malah jadi bisa lama kalau mandinya barengan gitu. Setelah itu lemes lagi, gak jadi keluar nanti” jawabnya sambil berlalu
“Aku duluan ya sayang yang mandi. Jangan ngintip ya. Mending liat aja langsung daripada ngintip hahahahhahaha”
“Dasar dik, ternyata kamu omes juga” kataku sambil tersenyum
Jam sudah menunjukkan jam 9 malam, daripada pakai mobil mending pake motor aja deh. Berhubung gue gak bisa naik motor (how pitty it is) ya terpaksa gue yang dibonceng Agus.
Kita mau nyari makan aja deh di daerah Benhil, ada seafood enak disana. Setiba disana kita pesen udang dan ikan bakar sama nasi plus lemon tea. Lumayan rame juga dan lumayan enak, yang penting bisa ngobrol sambil santai
“Gimana hari ini kuliahnya, hari ini full ya dari pagi ampe sore” tanyaku
“Ya gitu deh, capek seh. Capek banget malah” jawabnya
“tadi siang makan apa dik”
“Yah, mas ini gimana sih, malah nanyain makan apa tadi siangnya apa? Harusnya aku yang ditanyain gimana, tadi siang masih banyak yang lirik gak gitu” gerutunya
“Ada ada aja dik dirimu, mas kan khawatir dirimu sih sering telat kalau makan, Tahu deh ajaran siapa ngeyelnya gitu. Susah kalau dibilangin soal makan”
“Yang pasti ajarannya mas, mas juga gitu kalau siang juga sering lupa makan. Ngaku aja deh?”
“hahahahahha, iya seh. Orang sifat jelek kok diikuti. Back to topic, makan apa tadi siang dan jam berapa?” tanyaku lagi
“jam berapa ya, sekitar jam dua setelah keluar kelas, makan bareng teman teman ada Jimmy dan Putra. Makan nasi bakar tadi mas” jawabnya
“O ya udah, gimana kulih hari ini? Aman terkendali kan?”
“Iyalah mas, aman terkendali. Tapi hari ini gila bener 2 matkul ngasih tugas bikin paper dikumpul minggu depan. Begadang lagi deh”
“hahahahah, ya namanya juga mahasiswa begitu deh. Yang penting dikerjain sendiri, jangan nyontek tapi hasilnya harus maksimal”
“Menurut mas lebih baik nyontek dapat A atau kerjain sendiri dapat B”
“What? Pertanyaan apaan tu?” karena gemas kuacak acak rambutnya
“Jawab aja deh ah, mas tinggal jawab pilih yang mana gitu?” sambil memonyongkan bibirnya
Hahahahahah, Agus memang lucu dan bisa membuatku tertawa. Bisa membuatku senang dan yang pasti merasa dibutuhkan.
“Udah ah, ni jawaban mas, Gak Nyontk Tapi Dapat A”
“Ih, itu kan bukan pilihannya” katanya
“Titik gak pake koma gak pake ngeyel gak pakai sanggahan. Itu jawaban final!” kataku
“Huuuuuu” sambil meletin lidahnya
“Janji ya gak nyontek nyontek” kataku dengan pandangan tajam
Agus memangdangku. Dan dia tahu aku serius
“Iya mas, janji jani. Tapi kasih hadiah ya kalau semester ini A semua”
“Pasti, count of me”
“hihihihi” senyumnya
Aku gembira melihat Agus yang yang seperti ini. Setelah puas makan kita balik kerumah, lumayan juga malam malam naik sepeda motor, menghirup debu dan udara berpolusi kota jakarta.
Jam 11 kita sampai dirumah (muter muter dulu acaranya, have fun lah. Cukup dengan muter2 berdua cukup membuat hati gembira. Gak ada momen yang tergantikan deh
Sampai rumah langsung deh capeknya. Aku ngantuk tapi agus malah buka laptop
“Mau ngapain sayang buka leptop. Tidur lah dik”
“Besok free mas, mau maen game ah. Kemaren baru donload game baru” jawabnya
“Udah sikat gigi dulu yuk” ajakku
“Nanti deh mas, maen dulu ah” jawabnya
“Ngeyel bener deh. Ayo ikut” kataku sambil seret tangannya dan bawa ke kamar mandi
“Iya iya” jawabnya sambil cemberut
“Itu leptop kan butun butuh waktu buat loading. Udah jangan cemberut”
Ya akhirnya kami berdua ke kamar mandi buat sikat gigi dan cuci tangan dan kaki sebelum aku tidur. Agus kayaknya mau begadang deh. Biarin deh, dilarang juga gak ada gunanya, yang penting dia tahu apa yang menjadi tanggung jawabnya.
Setelah selesai aktifitas kamar mandi (hahahahha bahasanya) aku yang memang sudah ngantuk tidur deh, sedang Agus ada dikamar juga sih, maenin laptop. Acara maen game kesukaan dia, Kesukaan yang gak bisa diganggu gugat. Sampai dikamar aku mau merebahkan tubuhku buat tidur, Agus langsung memeluk diriku. Lalu cium pipi dan terakhir light kiss on the lips. Yang ciuman ringan tapi sangat berkesan.
“I love you mas”
“I love you too dik, minum susu ya nanti, biar efek begadagnya gak terlalu besar” kataku
“Iya mas, pesan mas pasti aku turuti” katanya
“Ya udah, mas bubu dulu”
Kulepaskan pelukanku, dan kurebahkan tubuhku di kasur. Agus langsung pasang selimut, nyalain AC dan kecup keningku.
Yah, hari ini diakhiri dengan hal yang indah. God, thank to you. Ameen
Comments
“Mas Damar, Aji jadi juara 1 lo”
Tubuh Aji yang baru kelas 3 SMP memang mengagumkan, dia sudah setinggi 175cm, walaupun masih tinggian aku yang 186 cm. Tubuhnya yang jangkung dan tidak gendut, tapi pipinya lucu dan menggemaskan. Wajahnya yang putih dan dengan postur tubuh yang tinggi plus selalu menjadi juara bahkan banyak prestasi lain diluar akademik menjadikan dia bocah yang sangat bersinar.
“Iya ji, Mas bangga padamu”
Aku terbangun kira kira setengah 5 pagi. Biasa rutinitas pagi, menjlankan ibadah shalat Subuh.
Waktu terbangun aku masih melihat Agus masih asik dengan game kesayangannya.
“Begadang mulu ni, belum tidur ya?”
Dia diem aja, masih asik dengan gamenya. Ya sudah kubiarin saja dia dengan kesibukannya yang menjadi dunianya sendiri dan buru buru melakukan ibadah.
Lumayan deh, setelah melakukan doa setelah solat kembali ke kamar kulihat Agus masih asik aja dengan game nya.
Kudekati dia dan kupeluk dari belakang. Tanganku kuarahkan ke tangannya dan kugenggam, mengalihkan hari mouse.
“Tanggung mas, dikit lagi ahhhhhhh”
Tetep aja gak kulepaskan dan beberapa detik kemudian GAME OVER tu game. Puas deh akhirnya selesei tuh game
“Rese deh mas ini, tu kan mati …………………………………………………….” Gerutunya
“Udah tidur deh, gak baik begadang gitu, bisa gak she jaga kesehatan” jawabku kesal
“uh uh” cemberutnya
“matiin dulu deh laptopnya, bubuan dulu. Mas masakin dulu bentar, nanti buat sarapan ama makan pagi kamu”
“Iya” jawabnya
Agus berdiri. Kulepaskan pelukannya. Dia berdiri dan meregangkan kedua tangannya untuk melemaskan otot otonya.
Udah waktunya cepet cepet ke dapur, lihat isi kulkas. Isinya hampir kosong neh. Cuman ada apaan nih, bingung jadinya mau masak apaan. Untung masih ada sawi, bikin tumis sawi aja deh ditambah udang (tinggal dikit juga) plus udah goreng tepung buat jaga jaga kaalau Agus ngambek kalau cuman dimasakin sayur doang. Sambil tanak nasi di ricecooker mulailah aktifitas masak memasak simple yang gak membutuhkan waktu cukup lama.
Jam sudah menunjukkan waktu jam 6 pagi, buru buru mandi neh. Males kalau ke kantornya agak siangan, kejebak macet. Kulihat Agus tergeletak di tempat tidur.
Kubangunkan dia bentar buat pamitan
“Dik, mas berangkat dulu ya”
“Iya mas. Hoammmmm”
“Ya udah, makanan udah ada tu di meja makan. Tinggal makan aja”
“Iya mas, hari ni pulang jam berapa?”
“Untung hari ni mas bisa pulang agak cepetan, jam 3 udah pulang kok. Hari ini mau tidur terus seharian atau mau ngapain?”
“Entar siang ada temen kampus mau kesini, ngerjain bareng bareng paper yang kemaren aku bilang itu, mau nyari bahannya sama sama, lalu dibikin biar cepet selesei”
“Rajinnya. Oh ya makanan di kulkas abis tu dan kayaknya makanan ringan juga abis deh. Nanti kamu ke minimarket depan aja deh buat beli apaan gitu. Kasian temen temenmu kalau cuman dikasih aer doang”
“Uangnya mana?” sambil nodong
“Emang dan abis ya” kataku
“Masih seh, tapi kan kalau kurang gimana?”
“Iya ni. Beli telur sekalian ya. Nanti mas mampir di Giant dulu deh buah belanja pesersediaan, udaah abis abisan tu dimakan monster namanya Agus” kataku, kuserahin 3 lembaran seratus ribuan.
“Kalau kurang pake uangmu dulu ya, nanti mas ganti “
“Iya mas, hati2 ya mas, kalau ada temen kerja dan bawahan yang nembak mas jangan mau”
“Aduh kamu ini, ya udah aku berangkat dulu, kunci pintu dulu lalu makan. Kemudian mau tidur atau mau ngapain terserah”
Dia bangun dan cium aku. Gak pake peluk2 bisa bisa kusut ni baju hehehhehehehe
“Kalau pengen ML gimana mas, hahahahahahhahahaha”
“Tahan buat nanti malem aja ya” aku kedipin sebelah mataku
“Jangan coli, awas forbiden tu” lanjutku
“hui hui “ jawabnya
Akhirnya berangkat juga ke kantor. Pagi pagi aja udah macet gini huff. Sabar sabar, tiba tiba ada suara dering tanda ada SMS. “Hati hati mas, Luv You”
=============================================
Siang hari waktu makan siang ada sebuah pesan dari seseorang, teman atau sahabat lain kantor sih. Dulu kenalan waktu masih kuliah. Orangnya tinggi, putih, cakep, mr perfect lah.
Sudah cukup lama gak bersua ma dia, kangen, hmmmmm ya gitu deh (maah ya Gus ayang) hahahhahahaha
Tiba tiba tadi ada SMS di HP ku, nanyain mau makan siap apa kagak. Karena lama dah gak ketemu kuiyakan aja. Dulu sewaktu masih kuliah kita berdua lumayan akrab, dia yang populer gitu gak tahu kok bisa akrab denganku. Sedangkan aku she termasuk mahasiswa biasa biasa aja, cuman otaknya lebih encer (#narsis). Sebenarnya dia cerdas kok, dan yang pasti dia supel. Dia juga she yang mengajari gimana agar supel ke orang, mengajak ikut berorganisasi.
Jadi inget dulu, ikut organisasi mahasiswa, ikut organisasi pecinta alam. Awal awal she cuman bisa diem saja aku, tapi ya karena dia aku bisa berbicara didepan umum. Persahabatan yang indah sampai lulus. Akrab sebagai sahabat, aku sangat mengaguminya.
Kami janjian di sebuah mall besar, ketemu di foodcourt. Kami memilih foodcourt karena selera makan kami yang cenderung beda jauh, jadi susah kalau di satu resto gitu, mending di foodcourt yang bisa pilih sendiri.
Aku sampai duluan, kutelpon dia sudah sampai dimana. Dia menjawab baru di pintu depan, baru mau nyari lift buat naik keatas.
Ya udah kupesan dulu nasi bakar sama lemon tea sambil menunggu dia. Sepuluh menit kemudian aku melihat sosok nya. Kulambaikan tangan dan dia juga masih mengenaliku.
“Gimanaa kabarnya, lama ni gak jumpa”
“Baik baik jawabnya. Gimana juga dirimu” katanya
“Fine as you see. Udah pesen dulu sana lalu kita ngobrol”
“Ok, kutinggal bentar”
Gak lama kemudian dia kembali dengan membawa tanda pesanannya
“Sibuk apa sekarang Her” kataku
“Iya ni gila sibuk banget banyak urusan tetek bengek giru deh. Gimana dengan kamu?”
“Sama ajalah, urusan ini itu. Mana makin sibuk lagi akhir2 ini. Banyak proyek yang sedang dilakukan”
“hahahahahha, ya ngomongin pekerjaan gak akan ada habisnya. Btw selain kerja sibuk apa sekarang” katanya
“hmmmm, gak ada juga sih sibuk kerjaan aja, dah ngabisin waktuku nih. Enjoy aja”
“Kalau pusing cari pacar dong, gmn udah ada blm?” katanya
“Halah dirimu nanya nanya pacar segala, mau pamer kamu udah punya pacar kan?”
“Tau aja lo. Cantik lo, cantik banget. Udah lama aku incar dia, 6 bulan PDKT baru akhirnya jadia. Baru 2 bulan ni” katanya
“Selamat selamat deh, aku tunggu ya undangan kawinannya?”
“Masih lama kali, mau menikmati dulu manisnya masa pacaran. Rugi ah cepet cepet kawin” katanya
“Emang apalagi yang ditunggu, kalo lo cinta ma dia dan udah ada kerjaan mapan lagi, ya mendingan diresmiin. Daripada dia diambil orang lo. Katanya cantik……….. Nyesel nanti kalau kabur”
“Kabur, emang ayam apa kabur kabur segala. Kalau kabur ya dikejar lagi aja. Gak usah ribet”
“Alah benernya nunggu apa lagi sih, ngomong ngomong sini ma om, hahahahahha” candaku
“Ya udah nunggu kamu aja deh, nunggu kamu available”
Aku melongo mendengar omongannya. Memang dia tahu aku belok gini tapi terkejut juga akan ucapannya.
Keterkejutanku di cairkan oleh datangnya waiter yang nganterin pesanan dia, ada steak, frencfries ama jus jeruk.
Aku tarik nafas “Ngagetin aja kamu ngomong gitu”
“Serius ni aku” katanya
“Gue udah dibooking, not available anymore”
“Wakakakakak, ngaku juga lo akhirnya udah ada gandengan, kemaren waktu ku tanya muter muter gak jelas” candanya
“Kampret lo, ngerjain ternyata”
“Anak mana neh, berondong mna yang jadi korbanmu saat ini”
“Mau tahu aja, RHS”
“Pelit amat jadi orang sih, lihat dong fotonya?”
Tiba tiba ada suara dering tanda ada SMS masuk, ternyata Agus <mas dah mkn lum? Dah siang>
Aku langsung balas <ni br mkn ns bakar>
Gak beberapa lama terdengar lagi <ma sapa hayo, pasti ke foodcord deh ya. Kencan ya>
<iya ma temen kantor sebelah, tmn kul dl>
Hendra penasaran sms dari sapa, kujawab dari yayang
“Hahahahha, yang seneng ni dapat sms dari pacar”
“Gak juga, dia nanya dah makan blm, ya kujawab lagi mkn nasi bakar. Eh dia langsung nanya ma sapa” kataku
“Peka juga dia kalau kamu lagi makan ma cowok. Cakep lagi” katanya
“Dasar narsis lo” selorohku
Tibaa tiba ada nada panggilan di telponku. Nomor agus terpampang disana
“Lagi makan sama sapa mas”
“sama temen dek, kenapa?”
“cowok apa cewek?”
“cowok temen kul dulu, dah lama ni gak ketemu?”
“cakep ya, tinggi ya, putih ya, imut ya?”
“nanyanya dek, iya semuanya bener” jawabku sambil bercanda
“Sapa dia mas, mantan ya?”
“bukan dek”
“boong ah. Pasti mas suka tu” nada cemburunya jelas kebaca
“udah jangan ngamuk ngamuk gak jelas”
“Agus mau ngomong sama dia” katanya ketus
“Buat apa dek, gak ada gunanya kan”
“Boleh apa kagak, itu aja” katanya tegas
Parah ni anak, cemburuannya nomor satu. Aku langsung ngomong ke Hendra
“Hen Pacarku mau ngomong ni, cemburu dia ma kamu?”
“Ya udah sini”
“Awas lo jangan dipanas panasin. Bisa rusah rumah tangga gue” kataku
“Iya iya”
Akhirnya kuserahkan HP ku dan terdengar percakapan, entah sebenarnya apa yang menjadi percakapan mereka. Yang kudengar seh agus nerangin dulu, sampai ketawa ketawa gak jelas. What, kayaknya makin parah ni, ngomongin waktu kul dulu, ngomongin bejat2nya diriku.
“Udah udah gak usah ngegosip, sini HP ku”
Hendra menyerahkan kembali HP ku dan aku ngomong kembali ke Agus
“Gimana dek, percaya kan mas gak macam macam”
“Iya percaya dan ternyata mas gitu ya dulu, koplak juga”
“ah itu kan cuman Bisa bisanya Hendra aja, aku anak baik baik kok”
“Dik, jangan lupa beli yang mas pesen tadi, temen temenmu udah datang belum?” lanjutku
“Belum mas, jam 2 an, ni masih jam setengah satu. Ya udah off dulu ya, Agus mau belanja bentar, ngabisin Jatah dari Mas”
“Met belanja, luve you”
“luv you mas, muahhhhhhhhhh”
Kuakhiri telpon dengan Agus dan kembali ke hendra (bahasanya, kayak balikan aja). Sambil makan kita lanjutin ngobrol yang terhenti tadi karena adanya telpon dari my lovely Agus.
“Masih belok aja lo Mar, belum lurus juga neh”
“Hahahahah, ngapain juga harus dilurusin, nothing wrong kok” kataku
“Emang udah berapa lama nih ma dia, berondong ya kayaknya. Cemburuan gitu”
“gak juga 22 tahun gitu deh, cuman beda tiga tahun kok”
“kirain ABG labil kesannya gitu?”
“Gak juga sih, emang sifatnya yang kayak gitu kok. But I love him”
“Udah berapa lama ni, emang dia anak mana tu”
“Hmmmmm, udah 2 tahun kok kita tinggal bareng, dia sekarang lagi kuliah. Anak mana ya dia, rahasia deh. Gak perlu tahu juga kan dirimu. Gak penting juga bagimu”
“Iya iya, kalau keberatan. Kalau tinggal bareng gitu berarti kamu yang biayai semua dong? Atau dia ada jatah dari ortu nya?” tanyanya
“Aduh, kamu pengen tahu aja deh urusan rumah tngga orang”
“Cie cie, rumah tangga. Penasaran aja sih gimana kalau gay life itu?”
“Sama aja kali kayak pasangan yang lain, cuman yang ini cowok ma cowok”
“Beda ah pastinya”
“Udah, sekarang berhenti deh ngomongin itu. Btw ni dah mau masuk ni dah hampir jam 1. Kita balik aja yuk?”
“Ya udah, aku mau mampir dulu ke bawah, mau belanja sesuatu”
“Ya udah kita bareng aja turun liftnya. Kamu kesini pake apa?
“Aku bawa mobil tadi. Tapi gak usahlah langsung ke kantor aja, takutnya kalau beli sekarang nanti rusak tu. Mau beli persediaan makanan ni, nanti aja deh pulangnya aja”
“Ya udah lets go”
Akhirnya kami berdua kembali ke empat kerja dan melanjutkan aktifitas.
===============================================
Jam menunjukkan pukul 15.00
“Ndah aku balik dulu ya, kalau udah selesai kamu pulang aja” kataku pada Endah asistenku
“Iya pak, makasih”
Kulangkahkan kaki keluar dari kantor, langsung deh aku menuju pusat perbelanjaan, belanja keperluan sehari hari. Beli daging, sayur dan bumbu bumbu. Lalu cari cari deh bagian susu kotak dan minuman ringan, dapat 3 botol bsar cola dan fanta. Beli juga susu bubuk ama keju dan butter.
Sebenarnya gak macem macem seh, kuputuskan beli jeruk ma apel aja deh buat temen temennya Agus nanti.
Hampir 45 menit muter muter ternyata hasilnya banyak item2 yang gak terduga ada di keranjang. Ada macam macam snack, kue, permen, coklat, nata de coco dkk (wakakakak, maruk ni)
Ke kasir dan cepet cepet balik ke mobil dan pulang. Udah mulai macet lagi neh, tapi belum padat, masih merayap. Sampai rumah jam 5 kurang dikit
Sampai dirumah kuketok pintu, Agus bukain pintu dan aku minta padanya buat bantuin keluarin belanjaan.
“Borong ni mas”
“gak juga dik, udah gak usah cerewet masukin tu dan bawa ke dapur, nanti biar kuberesin”
“Iya mas”, Agus membawa sebagian belanjaan ke dapur. Aku mau langsung mandi aja ah, tapi masih agak keringetan gini, nunggu bentar ah di kamar.
Agus masuk ke kamar dan membawa segelas the hangat. “Ini mas diminum dulu”
“Makasih sayang”. Aku susuk di kasur, setelah minum kuletakkan gelas ke meja sisi tempat tidur.
“Sini dulu sayang” Kataku
Agus mendakat dan langsung kududukkan dipangkuanku, kupeluk dia
“Mas sayang Agus”
“Iya mas, emang kenapa mas”
“Gak papa kok, pengen kayak gini aja, ya udah sana dilanjutin. Udah selesei belum?”
“Bahannya she udah selesei mas, tinggal ketik dan edit sendiri sendiri, nanti diberesin di tempat masing masing” katanya
“Yaudah, kamu kedepan dulu sana, urusin tu temen temen mu”
“Iya mas”
Agus berjalan kedepan dan kembali ke temen temennya. Dan aku lalu mandi buat membersihkan badan dan debu debu serta menghilangkan penat dan lelah setelah seharian beraktifitas.
Setelah beberapa saat aku merasa udah lumayan fresh aku mau melihat gimana Agus dan kawan kawannya. Aku melihat kedepan dan ternyata Agus bersama 4 kawannya, 3 cowok satu cewek. Bagiku she biasa aja semua, tapi melihat mereka yang asik berdiskusi gitu sambil bercan da ingatanku terkenang kembali akan Aji
===============================================
7 tahun lalu
“Mas ajarin ini dong” kata Aji pada suatu sore
“Ajarin apaan dik?” kataku
“Ini mas, cara ngitung keliling lingkaran, setengah lingkaran dan seperempat lingkaran”
“Ya udah sini sini” kataku
Kemudian kamu berdua duduk duduk di meja ruang keluarga di Rumah kamu. Masih sepi gak ada orang, cuman ada pembantu yang ada di dapur. Makanya Aji kesepian gini dan jika sedang ada pertanyaan maka nunggu aku.
“Ya udah dik, sekarang mas mau nanya, keliling lingkarang gimana cara nyarinya”
“Gampang itu mas, pake rumus aja 2πr atau πD aja kan”
“La emang r ama D bedanya apaan, kok rumusnya ada dua gitu?”
“r itu jari jari lingkaran, sedangkan D itu Diameter lingkarang”
“la bedanya diameter ama jari jari apaan dek?”
“Kalau diameter itu jarak lurus terjauh antara 2 titik di sisi di lingkaran, yang kalo gak salah pasti lewat titik pusatnya, sedang kalau jari jari itu jarak antara titik pusat lingkaran dan sisi lingkarannya kak”
“Pinter juga ternyata kamu. Kayaknya gak perlu deh diajarin, kamu dah bisa kayaknya”
“Ih, ajarin dong, lanjutin nih” rengeknya
“Iya iya dilanjutin”
“Nah untuk setengah lingkarang gimana menurut Aji?”
“Karena setengahnya ya berarti 2πr yaitu ½ x 2πr =πr “
“Gimana mas, Aji pinter kan”
“Iya pinter, sekarang coba aji gambar . Setelah itu sebutin unsur unsur dari setengah lingkaran”
Setelah Aji menggambar di selembar kertas kemudian dia menjawab
“Ada yang lengkung dan garis mas”
“Coba gambar lingkaran penuh, lalu tandai kelilingnya”
“Nah kalau setengahnya yang ditandai itu ada garisnya gak?”
“Gak ada mas, hmmmmmm berarti masih harus ditambah ya mas.”
“Pinter deh, jadi rumus untuk keliling setengah lingkarang adalah πr+2r
“Nah kalau sepereempat lingkaran gimana mas”
“Aji coba gambar seperempat lingkaran lalu lihat unsur unsurnya”
“Ini ada yang melengkung dan dua buah jari jari mas. Yang melengkung ini 1/4keliling lingkaran kan mas?”
“Iya jadi rumusnya ¼ x 2πr + 2r = ½ πr + 2r”
“Gampang kan dik?”
“Iya Gampang, ya udah Mas tungguin disini sana, Aji ngerjain PR nya”
“Iya” jawabku sambil kuacak acak rambutnya
Kubiarkan dia mengerjakan PR nya dengan tenang. Aji, anak yang sangat pintar, bahkan waktu seusiaku gak sederdas dia, semoga kamu menjadi orang yang sukses ya ji
===============================================
Kenangan akan Aji tiba tiba terpampang di otakku, tanpa sadar air mata meleleh dari kedua mata ini. Panas dan hati ini rasanya seperti tertusuk jutaan jarum. Prih dan sakit.
Tiba tiba Agus sepertinya melihat keadaanku, langsung menghampiriku
“Bentar ya pren, mau tanyain mas ini didapur ada makanan apa hehehe?”
“SIP” balas temen temennya
“Mas kenapa” setelah menyeretku ke dapur
“Inget Aji Gus, melihat kalian belajar gitu jadi inget dia”
Agus memelukku “Mas gak apa apa kan?”
“Iya GPP, udah balik sana ke temen2 mu, tadi aku beli banyak makanan ni, kalau udah selesei nanti kubawa kedepan. Nanti ganggu kalau dibawa sekarang”
“Iya mas. Ini udah selesei kok, bawa kedepan ya” katanya dengan senyum manisnya
“Iya, btw temenmu yang baju biru cakep juga, boleh minta no HP nya gak. Namanya Putra kan?”
“Enak aja gak boleh wex, jangan dekat dekat ya. Awas sampai tepe tepe ma dia”
“hahahhahahahahhahahaha” jawabku
Akhirnya kubawa makanan ringan yang tadi aku beli ke depan. Setelah mereka berterimakasih aaku kembali ke kamar, Sebenarnya masih pengen ngobrpl she, tapi nanti Agus bisa cemburu gak jelas bisa bahaya,
Jam 8 mereka pulang, Agus kemudian mandi karena tadi belum mandi.
Selesei mandi dia mau ganti baju di kamar. Ya sudah, aku dah tunggu dari tadi. Langsung aku peluk dia
“Mas, ah mau ngapain seh?”
“Hmmmmmm, mau yang tadi pagi, ayuk”
Sambil aku cium lehernya, terus aku turun ke puddaknya
Aku peluk dan berdua kita jatuhkan ke ranjang. Semuaa pakaian sudah terlepas
Aku berada diatasnya Ku dayung kenukmatan bercintaa dengannya. Panas, Lembut dan Membahagiakan
“I love you Gus” Kataku
Kemudian kami berdua terhempas dalam kelelahan dan tertidur. Malam yang melelahkan dan cara mengakhiri hari yang sempurna
apanya yg lagi muka marmut?
“Angin Tak kan Tahu Mau Berhembus Kearah Mana, Apakah Daun Daun Akan Berguguran Atau Tetap Kokoh di Tempatnya”
Jam sudah menunjukkan pukul setengah 3, aku menunggu kepulangan Agus dari kampus. Katanya dia akan pulang jam 4 an. Rencana sih malam ini mau keluar. Mau nonton film . Filmya apaan? Lihat aja kesana nanti.
Sore ini gue gak masak, soalnya percuma juga, mau makan diluar aja, mau sedikit romantis romantisan gitu. Tapi tadi sedikit bikin bread pudding, buat ganjal perut si monster Agus nanti sebelum jalan.
Udah sore gini belum ada kabar dari dia, akhirnya kutelpon. Setelah beberapa saat diangkat.
“Hallo Dik, lagi dimana”
“Hallo, ini kakaknya abangnya Agus ya”
Deg, hatiku berdegup kencang dan seolah olah berada diatas kuda pacuan yang berlari dengan kecepatan 1000km/jam. Siapa ni ce, Agus gak pernah meminjamkan HP nya pada siapapun (kecuali aku seh). Tapi ini kok yang ngejawab suara cewek?
“Ini sapa ya” sahutku “Agus mana”
“Ini Maya Bang”
“Kamu pacarnya Agus ya”
“Temennya aja kok, Temen biasa aja”
“Gak mungkin Agus ngebiarin temen biasa megang HP nya, pasti orang spesial. Yaudah salam buat Agus, met kencan ya, Jangan pulang malam malam” kataku
Kubatalin semua rencana sore ini, tapi aku gak mau diam aja dirumah merenungin nasib. Kuputuskan keluar aja, have fun, Sudah lama aku gak menjamah yang namanya pub/night Club. Malam ini kuputusin no HP and have fun, forget anything and everything.
Di club yang hingar bingar aku duduk disalah satu kursi di sudut. Sudah beberapa gelas minuman aku tenggak malam itu, pusing dan berkunang kunang sudah mulai terasa di kepalaku.
Tiba tiba kuputuskan untuk pulang, semarah marahnya dan segila gilanya aku gak akan sampai terkapar di tempat kayak gitu.
Kulangkahkan tubuh masuk ke rumah, sudah hampir tengah malam kayaknya, aku gak terlalu memperhatikan waktu. Dari dalam rumah ada langkah yang menyongsongku.
“Mas, darimana saja? Kok kayak gini seh kenapa mas?” Tanya Agus
Aku diam saja, gak kupeduliin dia, langsung aku masuk kamar dan tidur
Paginya aku bangun sudah dalam keadaan lebih bagus, emosiku yang semalam memuncak akhirnya bisa kuredam.
Kupandang Agus yang masih tidur disisiku. Kuhela nafasku dan semoga semua gak seperti yang kukira. Ku gerakkan badan dan nyawaku untuk beranjak dari pembaringan.
Setelah melaksanakan ibadah aku menuju dapur, mempersiapkan segala sesuatu untuk sarapan pagi ini.
Cukup lama juga mempersiapkan ini itu, akhirnya hidangan pagi berupa nasi, sayur terung bumbu rempah dan santan serta fried spicy chicken wing telah tersedia di meja makan. Kuputuskan mandi dulu, karena nanti siang sekitar jam 10 aku mau berangkat ke Jogja selama 3 hari untuk keperluan keluarga. Aku udah minta ijin dari kantor, jadi balik rabu sore.
Selesai mandi Agus kulihat sudah terbangun.
“Mas………” tunduknya
“Iya ada apa?” kuhampiri dia dan kududuk disebelahnya. Wajahnya yang seperti bersalah dan rapuh. Agus seperti berdiri di dahan yang lemah yang siap siap patah dengan sedikit gerakan saja. Dia seperti takut buat bergerak, bahkan buat bernapas.
Akhirnya aku peluk dia, dia sandarkan kepalanya didadaku.
“Mas, semalam minum minum ya? Maafkan Agus ya Mas”
“Udah gak papa, Kemaren Mas emosi saja kok, jadi ya kayak gitu. Tapi Cuma minum2 doang kok, gak ngapa ngapain”
“Iya. Emang kenapa mas kok jadi kayak gitu”
“Gus……….., Maya tu siapamu?”
Agus terlihat gelagapan. Ada binar ketakutan dalam matanya. Ada getaran yang gak biasa.
“Cuman teman kampus kok mas, bukan siapa siapa?”
“O ya udah. Udah mandi dulu sana. Maaf ya bikin kamu kuatir semalam” kataku tanpa mau menyelidiki lebih dalam
Agus diam saja. Sepertinya enggan beranjak dari duduknya. Kutengadahkan dan kucium keningnya.
“Udah sana mandi lalu makan, Mas mau siap2, antar ke bandara ya. Jam 10 berangkat ni”
“Iya mas”, sekali lagi dia memelukku kemudian beranjak dan menuju ke kamar mandi.
Waktu sudah menunjukkan jam 9.30, sudah saatnya masuk ke pesawat. Aku pesan sama Agus
“Dik, hati hati ya mas”
“Iya mas. Mass………………………” katanya sambil menunduk dan bergetar
“Iya ada apa?”
“Maafin semua kesalahan Agus ya, Agus gak bisa jadi yang terbaik buat mas” katanya bergetah
“Kamu ngomong apaan sih? Mas sangat bangga kok sama kamu”
Kupeluk dia sebelum berangkat dan masuk ke peaswat, kulambaikan tanganku buatnya. Dia membalas lamban tanganku
Jogja, I’m Coming
Sampai di Bandara Adisucipto jam setengah sebelas.
Sudah dijemput ma sepupuku pake motor.
(Semua aku tulis pake bahasa indonesia aja percakapannya, walau sebenarnya lebih nyaman pake bahasa jawa, tapi nanti malah dobel dobel harus translate segala)
“Gimana kabarnya disini semua”
“Baik baik aja, gimana di jakarta”
“Baik, semua sehat aja kok. Ya udah cepetan yuk, pengen segera ketemu bapak ibu”
“OK, yowes ayo segera berangkat”
Butuh waktu 40 menit mengendarai motor ke arah barat dari bandara, jam 12 siang an sampai dirumah.
Sesampai dirumah, salaman ma bapak ibu. Ada juga adikku perempuanku satu satunya.
“Gimana kabare Dam” Tanya Ibuku
“Baik baik saja kok”
“La kok sendiri aja kesininya?” Timpal bapakku
“Agusnya lagi sibuk kuliah pak, nanti malah ganggu belajarnya”
“Yo wes, akur akur aja kan kalian”
“Amin……”
“Dik gimana perkembangan disini?” tanyaku pada adikku
“Lebih maju kok mas, nanti dilihat aja ya berkasnya”
“SIP, moga besok kelar. Aku mau jalan jalan, dah kangen disini. Pengen ke Glagah ni, mau lihat pantai ama nyari Buah Naga. Sekarang musim semangka gak ni? Pengen seger seger makan semangka disana?”
“Ada kok mas. Tpi lagi musim duren di, tu banyak dari nduwur”
“Udah tahu aku gak doyan duren, yo nanti malam aja jalan jalan aja, cari duren sekalian cari bakso”
“La gimana kerjaanmu Mar?” kali ibuku yang tanya
“Ya lebih bagus kok bu, lagi ada proyek ni, makanya aaku pulang sekarang. Kalau aku tunda pasti dalam 6 bulan kedepan gak ada waktu” kataku
“Yo seng penting jaga kesehatan. Makan jangan telat”
“Jangan lupa sholat nya ya. Ibadahnya jangan dilupaain”
“Pasti itu bu, tapi sekarang malah jarang ni puasa senin kemis, suka susah ngatur waktunya”
“Walah males aja tu. Gak usah banyak alasan” kata adikku
“Yaudah uwes uwes, makan dulu sholat lalu istirahat” kata ibuku
“Inggih bu. Dik berkasnya taruh dikamarku aja nanti ku cek” kataku
“Iya mas”
Kita berempat beranjak dari tempat kita duduk dan mengobrol. Kita berempat menuju meja makan untuk makan. Menunuya sederhana, sayur bobor ama tempe bacem. Aku kemaren sempat minta itu sih, udah lama banget gak makan itu, kangen sayuryang rasanya gurih manis gitu plus tempe bacem dan sambal tomat.
Rasa tempe disini beda dengan yang ada di jakarta sana, lebih enak, gak tahu gimana ya bilangnya, tapi rasanya bener benr jauh lebih enak.
Setelah selesai, kemudian sholat dan balik ke kamarku, kamar yang dulu aku tempati. Gak banyak yang berubaah, memang sama ortu kamar ini gak dialih fungsikan, jadi kalau sewaktu waktu aku pulang aku ya tinggal tidur aja.
Kunyalakan HP ku, kemudian ada tanda sms masuk, ternyata dari Agus. Aku sms balik bahwa <aku sudah sampai dan mau istirahat dulu>
Kurebahkan tubuhku yang sedikit penat ke pembaringan, terlelap dengan damai. Home Sweet Home
Jam 3 terbangun dengan tubuh yang segar. Lalu mandi dan kemudian masuk ke kamar dan cek berkas berkas yang diberikan adikku
Ternyata semua gak ada eror, semua sudah benar. Dicek ulang, akhirnya selesai jam 7 malam.
Aku kemudian keluar kamar mau ajak adikku keluar
“Dik jadi gak ni cari duren, Ajak Ale sana buat boncengin aku”
“Iya mas”
Akhirnya kami bertiga buter muter kota
Pemberhentian pertama warung bakso di perempatan, warung bakso yang dulu menjadi langgan gue. Sekarang sudah berganti penerus karena yang dulu sudah meninggal, rasanya sama aja lah menurutku. Puas makan bakso kita mau nyari duren aja, mumpung lagi musim, nyari di sekitar alun2 aja, banyak disana yang jual. Setelah milik milih dan makan disana (gak ikutan deh, cuman nyari susu jahe aja disana sambil ngobrol). Kemudian pulang, tapi jadi pengen sate deh, ya sudah cari dekar rumah sakit aja yang terkenal. Pulang setelah itu sampai rumah jam setengah 11
Setelah pulang, ngasih sate ke bapak ibu, tidur deh.
Keesokan harinya yang seharusnya masih acara cek dan ricek, karena sudah berakhir akhirnya kuputusin jalan jalan ke pantai aja sambil mau nyari semangka sambil lihat laut pantai selatan.
Berangkat bersama Ale aja kali ini, adikku gak ikut karena ada keperluan.
Dengan mobil berangkat jam 11 siang, lumayan deket sih, sekitar 40 menitan, dan sudah bagus jalannya. Sebelum sampai dipantai ternyata memang sudah masa panen semangka ni kayaknya, banyak dijajakan di sekitar jalan.
Akhirnya diputuskam membeli 4 buah semangka ukuran besar yang tanpa biji, dibawa ke pantai buat dinikmati disana.
Sampai disana kita duduk duduk di bangunan yang mirip pendopo yang memang disediain buat para penikmat pantai disana.
Makan semangka yang segar di waktu panas dan dipantai, diterpa semilir angin laut yang mengumbar bau garam khas begitu luar biasa
Fresh, begitu yang terasa. Otak serasa kembali diisi dengan energi, Semilir angir seolah mengikis residu polusi yang mengendap selamna di jakarta sana.
Aku banyak diam, memang lebih senang diam diriku. Ale mau jalan jalan di pantai katanya. Aku iyakan saja.
Setelah puas dan otak fresh, melihat ombak yang besar berdebur debur gitu jadi pengen ngerasain sih. Bukan mandi sih, dilarang mandi dipantai selatan ini, berbahaya dan sering menyeret orang yang dengan berani mandi disana.
Di hamparan basir yang kehitaman, katanya sih banyak mengandung unsur logam besi, alunan ombak menerpa bibir pantai yang berupa pasir. Di setiap deburan membawa buih buih berwarna putih seperti busa sabun.
Ternyata banyak kepiting yang berlari lari di bibir pasir pantai, otomatis jadi teringat masa lalu, masa kecil dimana sering ke pantai, mengejar ngejar kepiting yang berlarian sambil menghindari alunan ombak yang memecah pantai.
Jadi teringat dengan Aji, dulu sering banget ke pantai ini, mata ini jadi hangat dan tak terasa sudah ada butiran air yang mengalir dipipi ini.
7 Tahun Lalu
Aji dan aku baru sampai di pantai ini
Melihat lau tang biru dan ombak yang besar, betapa exite dan happy hati ini. Apalagi Aji yang memang sangat suka dengan pantai.
Hari itu acaranya adalah have fun, berdua bersama Aji, adikku cowok paling lucu dan menggemaskan.
“Mas, cari jingking (jingking=kepiting laut) yuk”
“OK, ayo gede gedean sapa yang dapat lebih gede” jawabku
Kami berdua berlari larian mengejar kepiting2 yang berlarian sambil menghindari deburan ombak jangan sampai menggulung kita berdua
Puas berlari larian, hampir satu jam kita berlari dan mengejar ngejar kepiting. Kemudian ternyata Aji mendapat kepiting yang lebih besar. Hoki benar tu anak.
“Aku menang mas, Nanti traktir bakso ya. Nanti malam”
“Iya, gampang jawabku”
Kami berdua menyusuri pantai, dan kemudian mencari cari rumput yang bunganya bila dibakar keluar suara pletak pletek gitu. Lupa nanya apaan tu rumput, banyak dipantai sana.
Cari yang masih basah, nanti dibawa ke rumah dan dirumah mau dibakar. Dapat banyak lalu udahan, karena capek akhirnya kita pulang
Hari yang pasti sangat menyenangkan jika ke pantai bersama Aji
Aku dan Ale yang kelelahan ngejar ngejar kepiting aka jingking kemudian duduk duduk di pendopo dan kembali menikmati semangka yang masih tersisa
Aku jadi ingat bahwa disini dulu dulu mau dibikin pabrik besi, kemudian aku tanyain ke Ale
“Le, gimana sekarang kasus pabrik besi, jadi pa kagak?”
“Kayaknya sih jadi, tapi protes warga ya masih ada”
Iya kasus mau dibikinnya pabrik besi, yang berbentrokan dengan kepentingan warga yang memanfaatkan dataran dan lahan di sekitar pantai untuk ditanami beberapa produk holtikultura.
Lahan pantai yang porus, sangat cocok untuk ditanami dengan cabai, semangka, melon dkk. Kebanyakan sih dulu dulu awalnya lahan lahan kosong disana, tapi kemudian ada yang memanfaatkan ditanami dengan semangka. Ternyata sukses dan banyak yang ikut ikutan.
Kemudian seiring waktu semakin maraknya harga cabai yang bisa sangat luar biasa maka kemudian lahan disana ditanami dengan tanaman terseubt dan memang hasilnya luar biasa. Bisa menjadi sentra tanaman cabe disana.
Selain cabe dan semangka sekarang para petani menanam melon dan ada yang dengan berani menanam rosella, dan hasilnya ternyata juga memang bagus dan sukses.
Banyak yang sudah sukses dengan hal tersebut. Sukses menjadi petani pesisir pantai.
Kemudian yang mengganggu hal tersebut adanya isu pendirian pabrik besi di wilayah tersebut yang secara otomatis akan menghancurkan dan menghilangkan mata pencaharian mereka. Penelitian yang intensif ternyata menyatakan bahwa pasir disana layak dieksplor karena kandungan besinya cukup tinggi.
Yang jadi masalah adalah masyarakat sudah merasa nyaman dan merasa bahwa lahan tersebut menghasilkan uang bagi mereka, walaupun memang lahan tersebut bukan milik mereka pribadi, yang dulu merupakan lahan losong yang memang merupakan lahan milik ulayat kraton.
Dulu sering demo agar pendirian pabrik besi ditolak. Ramai juga demonya di sekitar gedung DPRD sana.
Ternyata akhirnya perbedaan kepentingan yang bikin suasana jadi makin panas disana. Perbedaan kepentingan antara pihak pihak yang memanfaatkan dan merasa diuntungkan oleh kondisi.
Ngobrol sama Ale panjang lebar, ternyata waktu dah menunjukkan pukul 2 sore. Tumben ni HP gak ada suara, biasanya Agus udah menghubungi, at least SMS tapi ternyata gak ada sama sekali.
Akhirnya pulang dan setelah istirahat bentar, mandi makan dan kembali ngobrol ma bapak ibu dan adik.
Malemnya karena tadi dah kecapekan jam 9 udah tidur, gak memeriksa HP yang kayaknya gak ada telp/sms juga dari Agus.
Selasa sore kayaknya sudah bisa balik ke Jakarta neh, sudah puas rasanya. Gak ada kerjaan juga kalau dirunyah bapak ibu, jadi malah kayak tuan rumah. Masak mau tidur, akhirnya senin pagi nyari bakpia aja, baut temen temen kantor ama buat Agus. Seletah tadi pagi puas makan growol. Tujuan selanjutnya Malioboro, gak mau cari apa apa sih, ke mirota batik aja mau nyari baju buat Agus dan diriku sendiri, kemudian setelah dari sana beli bakpia dan pulang ke rumah.
Siangnya pamitn lalu ke bandara diantar Ale dan terbang menuju jakarta.
Sampai di bandara langsung nyari taxy, aku gak bilang sama Agus, mau memberi kejutan manis bahwa aku sudah balik sehari sebelum jadwal yang ditentukan. Kuputuskan naik taxy saja dan sampai rumah jam sudah menunjjukkan jam 8 malam.
Ada yang aneh dengan rumahku, kok lampunya mati. Aku lalu masuk dan menyalakan lampu dan terkejut. Rumah dalam keadaan berantakan. Semua barang sudah gak ada.
Aku segera menuju ke kamar, dan kamar berantakan. Setelah aku cek ternyata semua barang elektronik sudah raib dari tempatnya.
Segera ku telpon Agus ternyata sudah tidak bisa dihubungi.
Akhirnya aku lapor ke pak RT, dan setelah aku tanya ke tetangga sebelah kemaren Agus bersama 2 orang temennya pakai mobil membawa barang barangnya malam hari.
Aku shock, dan segera lapor ke polisi bahwa telah terjadi perampokan.
Setelah dilakukan pengecekan kayaknya memang bukan perampokan karena memang pintu tidak ada tanda tanda dibuka secara paksa. Sama juga dengan jendela, tidak ada tanda tanda masuk secara paksa. Berarti memang ssengaja dan yang masuk orang yang punya kuncinya.
Setelah itu aku mencari ATM ku yang memang sengaja kutinggal. Ternyata raib juga. Rabu pagi aku langsung ke bank dan ternyata uang 150 juta yang ada dalam rekening itu sudah gak bersisa.
Lemas dan lunglai tubuh ini menghadapi semua ini.
Gus…………, Apakah benar kamu ada andil dalam hal ini. Mengapa kau lakukan ini Gus?
Ditunggu Komennya Ya All
soal kejadian diakali brondong, jadi teringat temenku so similiar.
paling menarik di jogja :makan di KEDAI TIGA NYONYA!! XD
paling membosankan di jogja :nunggu lampu merahnya itu lho... (-_-")
paling menyenangkan :berhasil nembus pohon kembar..
@petertomasoapetertomasoa , emang makan apaan faforit disana, au malah sukanya yang lesehan tu, kesannya gimana gitu. waktu nembus tu pohon melek ya matanya? huhuhu. Pantesan kena kutuk dirimu sekarang
@adam08 , masak sebenarnya fun kok, dan bener asik bisa masak dan dimasakin (kadang bete juga kalau masak mulu dan ada timbal baliknya)
moga besok malam bisa diupload (soalnya sering gagal register kalau malam2, paket inet gue besok abis)
moga part selanjutnya menjadi melegakan (atau sebaliknya)
Lanjut mas Pokemon,
Masih juga begitu ya mas di tanah air, bermain dengan perasaan orang lain, stlah puas mengambil harta, dan membunuh.
Criminal itu nngerti sekali, esmud bnyk uang dan percaya pada cinta.
Untuk para sahabat, agar berhati-hati selalu