BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Sweet and Bitter Of Love & Life (Update Part 25. Breeze before Storm)

1356718

Comments

  • Lanjut pokemon! Jgn mati suri ya!
  • edited January 2012
    tanks udah baca ya all, ni lanjutannya

    harusnya ada yg dispoiler tapi kok gak muncul ya disini, ya udah kuilangin spoilernya. moga2 berkenan
    Part 6. Kembalinya My Boy

    Setelah tangisan yang cukup lama, akhirnya pelahan lahan berhenti. Aku biarkan saja Agus sampai semua beban dan frustasi dia mengalir keluar dan hilang bersama lelehan air mata yang keluar dari mata abu abunya.

    Akhirnya suara tangisnya berhenti, aku dongakkan kepalanya dan kuarahkan pandangannya ke mataku. Ya, mata indah itu telah kembali, mata indah yang memancarkan cinta yang dalam dan gairah hidup yang luar biasa, mata yang bisa menenggelamkan siapa saja yang dengan berani memandang dan memutuskan terjun kedalamnya.

    Senyum merekah dalam di bibir merahnya. Wajahnya yang lebam tidak menghilangkan ketampanan wajahnya.

    “Aku jelek ya Mas sekarang” katanya

    “Gak kok, guanteng buanget puolllll” candaku

    “Ngejek ni” cemberutnya

    “enggak bener, ganteng tapi amburadul gitu, pengen ketawa jadinya” sambil terkekeh

    “Jahat ah” sambil dia mencubit perutku

    “Sakit tahu kataku”

    Lalu kugelitik dia, dan Agus meronta ronta sambil ketawa. Momen seperti ini sangat menyenangkan hatiku. Setelah lelah akhirnya aku duduk dan Agus berada dalam pangkuanku.


    Tiba tiba Agus berkata sambil menjilati kupingku

    “Mas mau”

    “Mau apa? Disini”

    “Iya, Tapi mas diam aja kali ini, kita sambil duduk aja ngelakuinnya” Katanya malu malu

    Akhirnya Agus berdiri dan membuka semua pakaiannya. Aku melihat bekas bekas lebam masih terpampang disana. Terus terang aku gak tega.

    Waktu agus buka baju seperti iru, aku ikut ikutan juga buka bajuku, juniorku sudah tegang melihat sosoknya yang lebam lebam gitu tapi auranya masih sexy sekali. Jadi inget film film BDSM deh

    Agus memintaku duduk kembali, lalu dia mulai jongkok didepanku dan mulutnya mulai mengoral juniorku, pelan pelan dari atas sampai bawah, dijilaatin dulu semuanya. Sensasinya luar biasa.

    Kemudian pelan pelan dimasukkan semua ke mulutnya, sensasi hangat dan sedotan melambungkan kenikmatn yang tiada tara.

    Tiba tiba Agus berhenti dan dia mendudukkan dirinya di pangkuanku, junirku yng sudah basah oleh iar liur agung menerobos ke dalam tubuh Agung, Agak susah tapi akhirnya masuk juga, kulihat sedikit kesakitan diwajahnya. Tapi agung tersenyum dan bilang

    “Mas, I love you, aku senang gak kehilangan mas dan mas gak membuang aku. Ayo mas, lanjutkan”

    Aku memejamkan mata dalam posisi seperti itu, Gerakan berirama kami berdua akhirnya diakhiri dengn erangan bersamaan ketika puncak dari gairah sudah tercapai



    Setelah adegan panas itu aku kembali kekamar, kemudian aku mandi. Agus gak kuijinkan mandi, aku lap seluruh tubuhnya pakai air hangat. Sebenarnya dia protes, kayak bayi katanya, tapi aku cuek aja gak dengerin yang dia bilang.

    Malam itu aku minta agus memakai baju berwarna biru longgar, sedang aku pakai baju berwarna merah. Aku ingin melihat dia tampil keren, aku ke dapur dan memasak menu nasi goreng spesial buat dia dengan hiasan telur berbentuk hati.

    Setelah kami makan berdua kami tiduran di sofa dengan Agus dalam pelukanku. Aku susupkan kedua tanganku melingkar kedalam bajunya sehingga rada hangat kulitnya dapat aku rasakan.

    “Gus, sebenarnya kenapa kamu sampai mau dipaksa gitu”

    “Aku takut Mas, takut mas tidak mau melihatku. Takut mas ngusir aku. Aku takut Mas”

    “Lalu dengan nyolong dan ngerampok gitu apa aku gak akan mengusirmu?”

    “Iya mas, tapi aku percaya mas orang baik dan sayang ma Agus, jadi walau mas marah atau mengusirku kesempatan Agung kembali masih besar. Tapi kalau cerita gigolo itu yang mas dengar dan mas ambil keputusan untuk ngusir Agus, pasti gak ada kesempatan buat Agus buat kembali. Karenanya aku takut Mas” katanya

    “Jadi bener ya yang di SMS itu”


    Agus hanya menganggukkan kepalanya.


    “Memang ada pic atau videonya ya” tanyaku

    “Iya mas, ada” katanya

    “Hmmmmmmmmmmm” kataku

    “Kenapa mas” matanya berbinar ingin tahu

    “Pasti lucu hahahahaha” kataku

    “Enggak mas, itu aku masih kelas 2 smu. Pamanku mas yang ngejual diriku. Dia ancam akan bilang ke orang tuaku kalau gak mau” katanya lirih

    “Kelas 2 smu, jadi kamu putus sekolah waktu itu karena itu” kataku

    Agus hanya menjawab dengan mengangguk

    Aku jadi ingat waktu pertama ketemu dengan Agus, Agus waktu itu berumur 20 tahun. Sosok anak muda yang sangat mengenaskan.

    Waktu itu aku sedang keluar membeli membeli makan, dasar sedang ujan deras dan aku buru buru gerbang rumah tidak aku kunci dan kubiarkan agak terbuka. Cuma beli nasi goreng yang letaknya gak jauh dari rumah.

    Cukup ramai juga waktu itu yang ngantri buat beli, Hujan-hujan gitu perut perut jadinya keroncongan kali ya, 15 menit kemudian pesananku sudah jadi dan aku bawa pulang. Aku masuk ke dalam gerbang rumah dan kulihat aa seseorang sedang duduk di teras menghindari tumpahan hujan. Bajunya basah dan kotor. Terkejut juga dan kudekati dia.

    Ternyata dia pingsan, langsung aku bawa masuk dia, gak ada rasa takut juga kalau nanti dia mau berbuat macam macam, tinggal hajar aja. Sampai didalam aku siapin teh hangat dan aku buka pakaiannya yang basah, kemuadian aku kasih minyak angin di sekujur tubuhnya. Kuolesi juga di bawah hidungnya. Akhirnya dia tersadar.

    Dia sangat lemah dan pucat, aku kasih minum dan nasi goreng yang tadi aku beli. Setelah makan aku minta dia tidur, aku kasih selimut tebal dan dia tertidur pulas.

    Keesokannya setelah dia bangun, aku minta dia mandi dan membersihkan diri, lalu aku pinjami bajuku. Kegedean sih, tapi gpp setidaknya dia terbebas dari rasa dingin. Waktu selesei yang kulihat adalah seorang pemuda yang menarik dan luar biasa. Memiliki kulit yang cukup putih dengan wajah yang rupawan.

    Setelah sarapan aku tanyain dia dimana tinggalnya, katanya dia tidak punya tempat tinggal, dan mau nyari kerjaan. Aku tanya darimana dan lulusan apa, dia Cuma bilang lulus smp tapi gak punya apa apa. KTP aja ternyata dia juga tidak punya.

    Aku gak tahu kenapa, akhirnya kuijinkan dia tinggal ditempatku. Menjadi anggauta dari rumah ini. Aku gak mau menanyakan masalah kenapa dia sampai seperti ini, kalau dia mau cerita pasti cerita sendiri nanti. Begitulah munculnya Agus di hidupku.

    Ya sejak hari itu Agus berada dalam naunganku dan sampai sekarang disiku.

    “Jadi ingat Gus kamu waktu kesini. Kamu sudah 20 tahun kan waktu itu” kataku

    “Iya mas, karena kejadian itu, pas waktu itu aku masih kelas 2 smu. Paman panggil aku untuk melayani temennya. Dan waktu itu aku ke hotel dimana papa ada acara bisnis disitu. Papa ngikutin dan waktu aku sedang melayani dia papa masuk, setelah itu aku diusir dari rumah. Dikatain homo menjijikkan.” Katanya sendu

    Aku peluk tubuhnya, kucium rambutnya. Kuberikan kasih sayang dan cinta agar dia bisa merasakannya dan dia bisa tegap dan berdiri kokoh kembali.

    “Lalu kamu terlunta lunta gara-gara itu ya”

    “Ya gitu deh, dalam 4 tahun Agus terlunta lunta dari satu kota ke kota lain. Dan akhirnya sampai di tempat Mas. Mas kan dah tahu ceritanya”

    “Diulang ulang juga masih menarik kok ceritanya, lebih menarik dari sinetron heheheheh” selorohku

    “Jahat ah, ngetawain Agus”

    “Tapi Agus terimakasih banget ma Mas, Karena Mas, Agus bisa kuliah seperti sekarang” katanya lanjut

    “Tapi yang hebat Gus, mas salut ma kamu. Bisa kembali tegak”

    “Itu karena dukungan Mas, karena itu aku takut kemaren mas, takut banget”

    “Ya udah, aku bangga kok sama kamu, dari semester 1 nilainya A semua. Mantap deh”

    “Ah biasa aja, asal buat mas bangga akan Agus usahain”

    “Sekarang masalah si Maya gimana? Dia minta 50 juta lagi tu, emang udah kamu kasih berapa?” kataku

    “udah 50 juta mas, aku ambil dari ATM itu?”

    “Kamu tahu gak Gus uang di ATM itu buat apa?” Tanyaku

    “Buat jaga jaga kalau kita ada keperluan mendesak mas?” kata Agus

    “Hahahahahah, itu aku sediain buat kuliahmu Gus, untuk pendidikanmu. Jadi ya sebenarnya terserah kamu sih mau diapain” kataku sambil tertawa

    Agus diem aja dan memelukku erat

    “Maaf mas, aku gak tahu. Mas bener bener mikirim masa depanku. Aku ambil ya Mas ATM nya, ada dimotorku” katanya


    Kuikuti langkahnya dan diambilnya ATM yang terselip entah dimana gitu dan dikembalikan padaku.


    “Aku berjanji Mas akan kerja part time dan ngembaliin itu biar nanti kalau biaya kuliahku gak kurang” katanya


    Aku langsung peluk dia dan kudongakkan kepalanya, kutampar sangat pelan pipinya .


    “Mas sudah bilang, selama kamu disini gak boleh kerja, konsentrasi ke belajarmu dan selesein itu. Mas gak mau kuliahmu terganggu. Mas sangat sayang kamu gus, aku mau kamu punya masa depan yang baik”

    “Dikit aja ya mas, boleh ya kerja dikit ya. “

    “Dari umur 16 kamu dah menderita, mending sekarang kamu have fun buat mengganti waktumu dulu. Jadi sekarang saatmu bersenang-senang” sanggahku

    “Emoh, pokoknya kasih ijin buat Kerja” katanya

    “Sekali gak boleh tetep gak boleh”


    Agus cemberut mendengar jawabanku. Kubiarkan saja dia. Selama aku masih disisinya gak akan kuijinkan dia bekerja, bisa bisa kuliahnya keteteran nanti.

    Kembali kami berdua duduk disofa depan

    “Gus, Gimana dengan Maya dan kawan kawannya?”

    “Terserah mas, kalau Agus mau melupakan saja. Yang penting mas menerima Agus. Itu cukup” katanya

    “Aku mau ambil gambar mu Gus, kamu besok telpon minta minggu ketemu dan minta mereka bawa foto fotonya semua ya”

    “Terserah mas, manut aku” katanya

    “Ya udah, tidur aja yuk. Udah malam. Aku obati dulu lukamu bentar kataku.”

    Agus minum obat yang diberikan dokter dan salep kuolesin dilukanya. Kami kemudia tidur dengan nyaman. Memeluknya kembali, Kebahagiaan yang tiada terkira.


    Kusarakan ada jilatan di leherku, hal tersebut sontak membangunkan dari tidurku, geli geli gimana gitu rasanya. Dan pelakunya siapalagi kalau bukan Agus tersayang.

    “Hmmmmmmmmmmmmmmmmm” gumamku

    Kupeluk kembali dan kutarikk dia buat melanjutkan tidurku. Tapi dia malah menggigit telingaku.

    Sontak aku terbangun, lalu kulihat Agus nanar. Mukanya yang masih lebam tersenyum manis.

    “Resek banget sih masih ngantuk juga”

    “Udah jam 5 mas, sholat dulu sana”

    Kulihat memang ternyata udah jam lima lewat dikit. Langsung buru buru bangun. Ketika selesai dan kembali ke kamar Agus sudah gak ada disana. Sambil bergumam kucari dia, dan kutemukan sedang sibuk didapur.

    “Sayang mau ngapain” Kataku

    “Mau masak Mas” katanya

    “Emang bisa ya, kemaren masak air aja angus”

    “Lebai ah mas, itu kan gara gara mas juga, masak lagi manasin air diajak begituan, lama lagi. Hufft” bantahnya

    “Hahahhahaha, habisnya kamu sexy sih sayang”

    “Ah, pagi pagi dah ngomong sayang. Lagi minta jatah Mas?”

    “Iya nih yang, lagi pengen” kataku menggodanya dengan kedipan mataku

    “Ogah ah, nanti mas capek gak jadi kerja””

    “Hahahahahhah. Hari ini kamu gak pergi kemana mana kan, tu masih bengkak. Udah mulai sembuh sih” kataku

    “Gak kok mas, baru besok aku mau masuk kuliah. Menghadap dosen yang kemaren aku sempat bolos untuk minta bimbingan”

    “Kesemua” kataku

    “Iya ke semuanya. Emang kenapa mas”

    “Plok plok hebat juga lobimu” kataku

    “biasa aja kok” senyumnya

    “Tapi gimana lukamu, kalau temen temenmu nanya”

    “Biarin aja, malah bisa bikin heboh. Habisnya sering pada bilang Agus tu terlalu halus, cool. Dengan gini gak Agus bisa bangga abis berkelahi. Cowok banget gitu lo” Katanya

    “Dasar, ada ada aja dirimu Yang”

    “Udah, mas mau mandi dulu ya, lalu makan masakan ayang dan berangkat”

    “Mau mandi kucing gak mas” ketawanya

    “Kucing kok nyuruh mandi kucing” tawaku

    “Jahat ni, awas ya” sambil ngambil sendal dan dilemparkan kepadaku

    Aku berlari menghindar sambil tertawa terbahak bahak menuju kamar mandi buat mandi.


    Jam sudah menunjukkan waktu pukul 7 pagi, sarapan yang dibuat agus sudah tandas disantap. Omlet special kata agus (yang sebenarnya sih telur dadar aja hahahahah). Iya spesial karena yang bikin Agus, pasti udah luar biasa deh. Rasa, lumayan lah gak malu maluin amat.

    Sebelum berangkat ngobrol dulu sama agus. Dia sedang asik nonton TV

    “Dik, nanti piring piring kalau sudah selesai makan masukin wastafel aja, tu piring bekas mas juga. Nanti sore aja pas mas dah pulang dicuci semua ma mas” kataku

    “Hmmmm” sambil cemberut menolehkan pandangannya padaku

    “Emang Agus bayi apa gak bisa nyuci piring. Dijamin kinclong gak akan ada yang pecah” katanya

    “Ya gak gitu maksud mas sayang, nanti kamu capek” kataku sambil nyengir

    “Enak aja. Nanti agus yang cuci pokoknya”

    “Iya deh iya. Dik, nanti kamu urus ya yang kemaren, tinggal hari H nya mas yaang tangani” kataku

    “Iya mas, makasih ya Mas” katanya sambil berdiri dan ke arahku

    Agus menciumku, ciuman lembut yang sangat menbuat hari bergetar. Kulihat ada air di pipinya. Aku usap lembut air mata yang ada dipipinya.

    Ku buka HP dan kunyalain MP3 disana lagu nya Minnie Ripperton Yang berjudul Lovin’ You

    Setelah mulai aku berdiri dan Agus juga berdiri, kupeluk dia dan kucium kepalanya. Agus memeluk eran diriku sambil menyembunyikan kepalanya dileherku.

    Kami bergerak ke kiri ke kanan menikmati lagu yang sangat romantis dan sangat menggambarkan perasaanku padanya.

    “Gus, you are so beautifull both body and soul”

    Minnie Ripperton
    Loving You
    Loving you is easy 'cause you're beautifull,
    And making love with you is all I wanna do.
    Loving you is more then just a dream come true,
    And everything that I do, is out of loving you.

    La la la la la, la la la la la...

    No-one else can make me feel the colors that you bring.
    Stay with me while we grow old and we will live each day inspringtime.
    'Cause loving you has made my life so beautifull,
    And everyday of my life is filled with loving you.

    Loving you, I see your soul come shining through,
    And everytime that we, oohh...
    I'm more in love with you.

    La la la la la, la la la la la...

    No-one else can make me feel the colors that you bring,
    Stay with me while we grow old and we will live each day inspringtime.
    'Cause loving you is easy 'cause you're beautifull,
    And every day of my life is filled with loving you.
    Loving you, I see your soul come shining through,
    And everytime that we, oohh...
    I'm more in love with you.

    La la la la la, la la la la la...
    (lirik diambil dari http://www.lyricsmode.com/lyrics/m/minnie_ripperton/loving_you.html)
  • @budak.kuper , udah diupdate part 6
    @Adam08 , monggo dilanjutkan par 6 nya
    @arieat, tu udah dilanjut

    moga masih suka sama cerita ini
  • @pokemon: Masa lalu Agus yang kelam ya. Btw, Damar itu ceritanya kerja apa ya sampai bisa punya cukup dana untuk kuliah Agus? Kapan-kapan seru kali ya kalau ada adegan masak barang Damar-Agus. :)
  • edited January 2012
    Adam08 wrote:
    @pokemon: Masa lalu Agus yang kelam ya. Btw, Damar itu ceritanya kerja apa ya sampai bisa punya cukup dana untuk kuliah Agus? Kapan-kapan seru kali ya kalau ada adegan masak barang Damar-Agus. :)

    Masa lalunya emang kelam. Untuk damar punya cukup dana, nanti pasti ketahuan kok knp bisa begitu. untuk part masak barena ada tapi nunggu dulu kasus Agus selesei deh.

  • Part 7. Spoiling my Boy

    Sebelum berangkat HP Agus yang aku ambil kemaren sudah aku balikin, aku minta dia buat janji dengan Maya CS. Tapi aku sudah pesan jangan terlalu banyak ngobrol dan batasi ngobrol pada siapapun 2/3 hari ini sampai semua masalah selesai.

    Dia mengiyakan, dan aku bilang juga kemungkinan aku pulang telat, soalnya pasti kerjaan numpuk berat.

    Setelah pamit dengan sebuah pelukan, aku berangkat.

    Sampai di kantor beneran deh banyak harus di cek dan dikerjaan, ngalamat lembur ni. Akhirnya kuputusin matiin HP biar gak ada gangguan dari siapapun selama ngerjain semua tugas. Aku telpon Agus dulu sebelum mematikan HP


    Setelah beberapa saat, akhirnya panggilanku diangkat

    “Yang, aku matiin HP ya hari ini. Kerjaan banyak banget ni. Mungkin lembur ni” kataku

    “Iya mas, jangan lupa nanti makan siang” katanya

    “Iya tenang aja. Kalau ingat ya hehehehhe” kataku

    “Wajib, awas kalau enggak, nanti Agus ngambek”

    “Iya iya. Kamu nanti kalau udah deal masalahmu matiin aja HP nya, sore jam 6 an baru diaktifin, kali nanti mas mau telpon kamu”

    “Iya mas. Agus mau belajar aja deh. Nanti minta temenku emailin bahan kuliahnya”

    “Iya, belajar yang rajin ya. Kalau mau nge game, nge game aja mas gak marah. Makan jangan lupa, Mas lupa tadi siapin makan. Kamu beli aja ya. Sekalian duplikatin kuncinya buat kamu pegang” kataku

    “Iya mas, makasih”

    “Ya udah, mas off dulu, love you Sayang”

    “Love you Mas”

    Aku tutup sambungan telpon kemudian aku matiin HP. Waktunya ngerjain semua tugas. Oh God, semoga ini selesai tepat waktu.


    Benar juga ternyata pukul 7 baru semua kerjaan, tadi siang aja aku gak sempat makan, Cuma nitip Endah aja beliin roti untuk lunch. Gak terasa deh rasa lapar disibukkan ngerjain setumpuk kerjaan diatas meja.

    Aku pulang terakhir, sudah sepi tinggal satpam saja kayaknya. Kulangkahkan kakiku dan meninggalkan kantor menuju parkiran. Aku gak langsung pulang, tapi mau ke pizza hut dulu, mau pesen pizza ukuran besar dengan banyak keju kesukaan Agus. Sambil menunggu aku pesanIce lemon tea. 20 menit kemudian pesenanku sudah ada ditangan dan aku kembali ke mobil dan menuju rumah.

    Waktu sampai rumah hujan rintik rintik menyambutku. Jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan, biasa kemacetan parah. Kuketuk pintu untuk memberitahukan aku datang.

    “Met Malam, permisi………… Ada orangkah” Teriakku sambil mengetuk pintu

    Beberapa saat kemudian ada jawaban

    “Rumah kosong, lagi gak ada orang” kata yang didalam. Kudengar langkah kaki menuju pintu dan membuka kunci pintu.

    Senyuman Agus yang ceria menyambutku. Aku masuk ke dalam dan meletakkan pizza di meja. Kupeluk dia dia kucium dia.

    “Kangen ma Kamu dik” kataku

    “Sama mas” katanya dalam pelukanku

    “Hmmmmmmmmmmm udah makan belum” Tanyaku

    “Belum mas yang malem” Katanya sambil tersenyum

    “Yaudah dimakan dulu tu pizzanya. Mas mau mandi dulu” kataku


    Kulepaskan pelukanku sambil aku acak acak rambutnya. Agus tertawa saja, kemudian membuka bungkusan pizza. Aku tinggalkan dia dan mau mandi. Tapi aku sempat ngomong.

    “Bawa kedalam aja yang, dimakan didalam aja. Sisain ya nanti buat Mas ”

    “Beres” Katanya gak jelas sambil makan pizza



    Jam 9 Aku sudah selesai mandi. Sudah memakai kaos putih dan celana raining. Dingin eui malam ini karena ujan. Aku keluar dari kamar dan mendapatkan Agus sedang nonton TV, masih ada beberapa potong Pizza yang tersisa.

    “Kok gak diabisin sayang” kataku

    “Kan buat Mas” jawabnya

    Kududukkan diriku disampingnya dan mencomot sepotong pizza lalu masuk kedalam mulutku. Cukup sepotong aja deh, banyak kejunya gak terlalu suka.

    Kuambil sepotong lagi dan kuberikan pada Agus

    “Yang, ni dimakan. Kamu nanti kelaperan lo gak bisa tidup”

    Dengan senang hati Agus menyambut pizza dariku dan memakannya.

    “Mas tadi siang makan apa?” katanya

    “Mau jawaban boong atau jujur” kataku

    “Ya udah yang boong aja deh” cengirnya

    “Hmmmm, Nasi gudeg sama kerupuk udang” kataku

    “Kalau jawaban jujur” katanya

    “Makan roti doang, tadi banyak banget kerjaan gak sempat makan. Itu aja nitip Endah dik” kataku


    Tiba tiba muka Agus cemberut. Wajahnya ditekuk. Kudekati dia dan aku elus kepalanya.


    “Kenapa sayang kok marah” Kataku

    “Tadi pagi katanya janji mau makan siang, ternyata enggak. Kalau sakit gimana” Katanya

    “Iya iya, Mas minta maaf ama Dik Agus Tercinta” kupeluk dia, kucium pipinya

    “Jadi dari tadi belum makan ya. Dari siang cuman roti dan sepotong pizza tadi” lanjutnya

    “Iya Dik, maaf ya” kataku

    “Ya udah, agus kedepan aja beli nasi goreng buat Mas” katanya seraya beranjak dari pelukanku

    “Ujan dik, gak usah”

    “Biarin daripada mas kelaparan” katanya


    Kupeluk dia, dan kubilang


    “Sudah sudah, masih ada nasi gak”Tanyaku

    “Masih mas, tu di magic jar” Katanya

    “Ya udah, mas bikin scramble egg aja dengan sayuran. Paling 5 menit jadi” kataku seraya menuju ke dapur

    “Biar agus yang bikin aja ya” Katanya

    “Agus bantu potong potong sayur an deh, yang ada aja. Tapi jangan banyak banyak, dikit aja. Nanti sisa dan gak enak buat besok” Kataku

    “Iya mas, jawabnya”

    Aku memecah 2 telur dan memasukkan ke dalam mangkok. Kutambah lada dan garam plus sedikit bubuk kaldu ayam. Agus sudah selesai memotong2, aku males tangan bau bawang putih, jadi kutambah bubuk baang putih kedalam kocokan telur. Masukkan sayur yang di potong tipis tipis, panaskan minyak dan masukkan kocokan telur dan sayur, aduk aduk bentar dah jadi.

    Simpel tapi rasanya enak. Kadang kucampur gula dikit biar ada rasa manisnya.

    Agus sudah mengambilkan sepiring nasi, aku tuang langsung tu scramble egg ke nasi dan kita berdua menuju kamar tengah buat nonton tv. Sambil makan aku lihat Agus asik nonton tv, tau deh acaranya apaan geje gak jelas gitu. Sebentar makanan sudah tandas, aku kedapur dan meletakkan piring kotor. Kembali ke Agus yang masih nonton TV.

    “Acara apaan sih dik, gak jelas gitu” kataku

    “Bagus lo mas, lihat aja”Katanya

    “Mending lihat kamu dik, lebih menarik”

    “Wex “ katanya sambil julurkan lidahnya


    Kutinggalkan Agus yang sedang nonton TV dan aku menuju kamar, Udah capek dan ngantuk. Aku merebahkan diriku. Belum sempat terlelap ada sepasang tangan memelukku.

    “Hmmmmm, udah selesai nontonnya” Kataku

    “Males gak ada yang nemenin” Katanya

    “Hmmmmmmmmm” Kayaku

    “Massssssssssssssssssssssssssssss” katanya

    Aku diam aja, udah ngantuk banget mau tidur.

    “Masssssssssssssssssssssss, jangan tidur dulu” katanya

    “Kenapa sayang” Kataku

    “Kangen. Pengen ngobrol” Katanya

    “Aku capek dik” kataku

    “Ya udah” jawabnya.


    Kurasakan pelukan di tubuhku hilang. Aku buka mataku dan kulihat Agus tiduran membelakagiku.


    “Sayang, Maaf mas ya Mas gak bermaksud nyuekin kamu” Kataku

    “Auk ah” jawabnya


    Kubalikkan tubuhnya sehingga menghadapku. Ku cium bibirnya sekilas, merasakan kelembutan darinya bibirnya dan menunjukkan perasaan cinta kepadanya.


    “Iya ada apa?” kataku

    “Aku takut, besok gimana itu sama Maya” Katanya

    “Sudah gak perlu takut. Percaya kan ma Mas” kataku

    “Iya” Jawabnya sambil tersenyum

    “Besok pulang jam berapa dik?” tanyaku

    “Jam 5 Mas” jawabnya

    “Hmmmmm. Sekarang cuaca dah mulai ujan lo dik, kamu bawa mobil aja gimana?” kataku

    “Males mas, enakan bawa motor” jawabnya

    “Tadi kalau keujanan gimana?”

    “Bawa jas ujan aja kali mas. Gampang kan”

    “Hmmmm, mas takut kenapa kenapa kalau cuaca kayak gini” kataku

    “kamu pake mobil mas aja gimana” kataku

    “lalu mas gimana?” lanjutnya

    “Naik taxy aja deh sementara”

    “Ogah. Mending Agus gak kuliah kalau kayak gitu” katanya

    “Aduh sayang. Ya udah deh terserah kamu. Besok sore jalan yuk. Malam mingguan”

    “Ayo ayo, Traktir Agus ya”

    “SIP, emang mau beli apaan?” kataku

    “Macem macem. Tapi mau beli coklat, permen ama waffer aja deh. Yang banyak tapinya”

    “Aduh gus ada ada aja deh kamu” Sambil kepeluk lebih erat. Lucu sekali dia

    “Biarin. Masss, bubu yuk. Ngantuk” katanya

    kusandarkan kepalanya didadaku dan kita berdua tidur nyaman dalam dekapan malam yang makin pekat dan dingin.


    Keesokan paginya aku bikinin agus omlet spesial dengan keju untuk sarapan dia. Plus segelas susu putih hangat. Waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi, Agus sudah mau berangkat ke kampus.

    “Dik hati hati ya. Luka lukamu dah kering kok.”

    “Iya mas tenang aja” katanya

    “Kalau ketemu sekali lagi jimmy minta maaf ya ma dia” kataku

    “Hmmmmm, iya mas”

    “Kamu gak usah cerita apa apa ma siapa saja. Kamu boleh cerita kamu dihipnotis atau apa gitu biar gak nanyain masa lalumu” kataku

    “Iya mas. Hmmmm” katanya mendekatiku dan duduk dipangkuanku

    “Apa, …………………………..” kataku

    “Gak papa. Mas beneran maafin Agus kan. Gak marah ma Agus?” katanya

    “Enggak sayang” kataku cium keningnya

    “Makasih ya mas” senyumnya benar benar menawan

    “Ya udah mas aku berangkat dulu ya. tunggu Agus ya nanti sore, Asik asik ditraktir” katanya

    “Iya iya. Siang jangan lupa telpon ya. Aku mau cek udah makan belum” kataku

    “Iya mas. SIAPPP”

    Akhirnya dia berangkat ke kampus dan aku sendirian di rumah. Sepi sih, tapi nikmati saja. Kemudian aku menelpon pengacaraku membicarakan masalh Agus. Semua sudah direncanakan dan tinggal menunggu nanti saja. Hari ini kuputuskan nonton TV saja sampai sore, sambil menunggu kepulangan Agus.


    Kami berdua sore itu sudah berada di pusat perbelanjaan di jakarta pusat. Intinya sih sebenarnya mau muter muter doang. Kalau aku sih mau beliin beberapa barang buatAgus, sedang dia katanya mau beli makanan.

    Bener bener mirip anak kecil, walau sudah 2 tahun disiku, tapi hilangnya masa remaja dia kelihatan sekali. Aku maklum itu dan malah senang mirip remaja baru ABG.

    Masuk dari satu toko ke toko lain, pilih ini pilih itu. Kebanyakan sih aku yang milihin. Kalau dia mau pasti aku gak mikir dua kali buat membelinya asal ukurannya cocok. Aku senang aja, dan gembira aja, melihat dia bergerak tersenyum sudah membuatku senang.

    Tapi kadang ada sebalnya juga sih. Harus diakui Agus memiliki karisma tersendiri buat disukai siapa saja, asal dia pede. Gak tahu kenapa kalau dia tersenyum, mata orang pasti melihat kepadanya. Dimanapun itu, baik cowok apa cewek gak ada bedanya.

    Pernah kami berdua sedang jalan, aku kebelet mau buang air kecil, aku tinggalin dia diluar. Setelah aku keluar ternyata dia sedang ngobrol ma cowok setengah umur yang dari tatapan matanya saja kayaknya sudah mau menelan Agus hidup hidup. Langsung aku dekati dan ajak dia jalan. Aku waktu itu marah, dan melihatku marah kayak gitu dia cuman tertunduk aja. Katanya dia cuma melayani saja ajakan ngobrol, gak ngapa ngapain, gak mau dianggap sombong katanya. Ya melihat dia sedih seperti itu aku jadi gak tega, aku lalu becandain dia dan bilang cuman kesel doang gak marah. Dan dia sambut dengan senyum cerianya.

    Kembali.kita di toko xx, dia diajak kenalan ma cewek pramuniaga disana, udah gitu minta no telpon lagi. Eh, muncul deh pemilik toko (kayaknya) malah ngerayu ngerayu, ngajak kenalan. Malah mau digratisin. Agus sih mau mau aja dan senang, akunya yang bete. Tapi karena udah pengalaman kayak gitu ya sudahlah, gak papa. Tekan aja, “boleh deh kagumi Agus semau kalian, tapi dia milik gue”.

    Jalan jalannya seru juga sih, beliin jam tangan yang dapat diskon maksimal akibat senyum manisnya dan beberapa baju dan celana. Sudah penuh tangan ni dengan barang belanjaan. Kemudian kami putuskan makan. Agus mau spageti, ya sudah kita menuju resto dan pesan 2 porsi spageti.

    “Sekarang mau kemana lagi sayang” kataku sambil memakan spageti

    “kemana ya mas enaknya” katanya

    “Masih mau beli baju lagi? Tapi jangan tepe tepe ah, mas cemburu tahu” kataku

    “Kan biar dapat diskon mas, lumayan kan”

    “Iya lumayan buat mereka, bibir mas ni jadi lumanyun” kataku

    “Tenang aja, hati ku cuman buat Mas Tersayang” Katanya sambil senyum manis

    “Ooooo, jadi Cuma hatinya ni? Tubuhnya enggak? Berarti maen body ni ma orang lain” Candaku

    “Enggak enggak, ralat ralat. Tubuh dan hatiku hanya untuk mas seorang” katanya

    “Gombal ah, kecil kecil udah pinter ngegombal” kataku

    “Enggak, suer beneran” katanya sambil membentuk huruf V dengan tangan kanannya

    “Iya iya percaya sayang. Oh ya, katanya mau beli coklat. Mas mau beli keripik aja ah sekalian.”

    “Ya udah, ayo kita lanjut. Cepetan” katanya sambil menarik nerik tanganku

    “Iya iya, sabar dikit napa sih” kataku


    Akhirnya kita berdua ke supermarket, setelah menitipkan barang yang sudah kita beli tadi, aku ambil troli dan kita berdua mencari cari yg dibutuhkan.

    Walaupun kayaknya persediaan beberapa barang masih ada, mending beli sekalian deh. Agus ternyata bawa keranjang tenteng sendiri, katanya biar lebih gampang.

    Agus langsung menuju rak coklat dan sejenisnya. Gak tahu beli apa. Aku nyari kebutuhan rumah aja, susu bubuk, susu cair, keju, selai dan bumbu bumbu dapur. Kemudian nyari pasta kering dan mie.

    Agus mendatangi ku, aku lihat di keranjangnya banyak coklat dan permen, segala macem kayaknya ada.

    “Dik, kamu mau ngabisin itu semua” tanyaku yg dijawab denga cengirannya saja

    Aku cuman bisa geleng geleng kepala. Aku dorong trolly ke bagian kue kering dan aku ambil beberapa kaleng kue kering rasa coklat dan strawberry. Agus memandangku.

    “Ada apa dek” tanyaku

    “boleh nambah gak” katanya

    “Masih kurang tu” kataku

    “Ya sudah kalau gak boleh” katanya

    “Hei hei hei, boleh kok, ambil aj yg Agus mau. Jangan ngambek ah.” Kataku

    “Makasih mas”

    “Aku tunggu disini dik” kataku


    Tiba tiba ada seorang ibu ibu yang menghampiriku. Usianya empatpuluhan dengan pakaian sederhana tapi menawan, wajahnya juga cantik dengan riasan tipis tapi mempesona. Pasti orang dari golongan atas ni pikirku. Ia bersama seorang remaja cewek, cantik dan manis wajahnya.

    “Selamat Siang Mas” sapa ibu itu

    “oh, iya bu ada yang bisa dibantu” kejutku sambil menjawab

    “Yang tadi adiknya ya mas?” katanya

    “Hmmmm, Iya bu ada apa?”

    “Boleh minta tolong gak?” katanya

    “Iya bu, minta tolong apa?”

    “Ini putriku Grace ingin kenalan dengan adiknya. Bisa dibantu gak?”

    Aku terkejut dan hampir melongo, ni anak pesonanya gila banget sih. Sampai di supermarket aj ibu ibu sampai rela mau ngenalin. Kayaknya mau jodohin deh. Huff kesal tapi jadi pengen tahu reaksi Agus. Kupanggil pake HP untuk datang.

    Beberapa saat dia datang dengan keranjang yg full dah gak bisa nampung lebih banyak lagi.

    “Ada apa mas” katanya

    “Ini ada ibu ibu mau ngenalin anaknya padamu”

    “ Ha……” kejutnya

    “Mau jodohin kamu sama anaknya kali” Bisikku sambil senyum

    Tiba tiba dia diam, kemudian mereka ngobrol buat saling kenal. Tapi agus menanggapi dingin, ibu itu minta no telp agus yang dijawab agus sekenanya. Aku tahu itu no asal. Akhirnya kita berpisah, tapi Agus menjadi pendiam.

    “Dik, kenapa? Jangan cemberut gitu ah, jelek” kataku

    “Jadi Agus dah jelek ya mas sekarang”

    “Aduh aduh, enggak sayang” Jawabku sambil merangkulnya

    “Mas udah gak mau Agus ada disisi mas ya?” katanya

    “Gak sayang, kok sampai mikir begitu?” tanyaku

    “Tu Mas mau jodohin ke orang lain”


    Akhirnya aku tersadar. Sebenarnya tadi Cuma iseng, tapi malah fatal gini kejadiannya. Aku berhenti berjalan dan lihat matanya. Kudongakkan dia matanya buat langsung melihat mataku.

    “Sayang, engak kok, mas cuman becanda tadi. Tau gak mas cemburu dari tadi pada ngeliatin kamu, palagi tu ibu ibu mau ngenalin anaknya. Makanya mas mau lihat reaksimu” kataku

    “Jadi mas masih sayang kan?”

    “Selamanya Mas cinta Agus.” Kataku

    “bener………….” Tatapnya ragu ragu dan takut

    “Iya, sumpah” kataku sambil ku acak acak rambutnya


    Agus merangkulkan tangannya p inggangku kayak anak kecil

    “Mas, pulang yuk” katanya

    “Dik, belum beli buah ma daging ni”

    “Pulang…………………….” Katanya

    “Kenapa, bentar deh”

    “Gak mau ketemu ibu ibu tadi, pulangggggggggggggggggggggggggggggggggggg” katanya

    “Iya iya” jawabku


    Akhirnya diputuskan pulang deh karena si kucing ngambek.

    Sampai rumah kuletakkan barang dan letakin di dapur. Kubuati susu hangat buat kami berdua. Agus sedang nonton tv sambil makan coklat dan camilan , kemudian aku serahin minuman pada agus.

    “Dik, minum dulu ni”

    “Makasih mas, mau ni gak mas enak” katanya


    Kuambil dan kugigit sedikit


    “Enak dik, buat mas semua ya” kataku

    “Jangan” rengeknya

    “hahaha, ni mas balikin, mas gak terlalu suka juga kok” kataku

    “Dik sini duduk disini” sambil tepuk tepuk pahaku

    Agus berdiri dan duduk dipangkuanku. Aku pangku dang kulingkarkan tangannya diperutku

    “Dik besok kamu masuk duluan, setelah mereka datang, sms mas, langsung mas yang tangani” kataku

    “Iya mas” jawabnya menyandarkan kepalanya didadaku

    “Akan kubalas mereka yang membuatmu begini” bisikku sambil mencium rambut hitamnya


    Hanya desahan nafas teratur yang terdengar ternyata dia tertidur. Aku tidurkan di sofa bentar, cek pintu lalu matiin lampu depan. Kembali ke Agus dan kubopong masuk ke kamar. Kubaringkan dia dan aku meletakkan diri disisinya.


    “Moga besok menjadi hari yang menyenangkan” seringaiku jahatku

    Kutatap Agus yang masih kelihatan bekas lukanya. Ku cium pipinya dan kupeluk. Akhirnya pun tubuhku ikut tertidur di sebelahnya..


  • “Macem macem. Tapi mau beli coklat,
    permen ama waffer aja deh. Yang banyak tapinya”
    hihi....kak @pokemon... :p
    coklat... XD
  • “Macem macem. Tapi mau beli coklat,
    permen ama waffer aja deh. Yang banyak tapinya”
    hihi....kak @pokemon... :p
    coklat... XD

    minta mas damar aja, tapi ati2 agus ngamuk

  • @pokemon: Agus benar-benar lucu ya. Hm, rencana buat kasih pelajaran ke Maya dkk pasti seru. Trims
  • Part 8. The Blackmailer dan Darah

    Hari ini adalah dari dimana perjanjian antara Agus dan Maya CS diadakan. Semua sudah kusiapkan dengan segala antisipasinya. Aku gak mau gegabah tapi juga gak mau terlalu berhati hati. Jangan dikira lembek, malah ditindas orang nantinya.

    Aku sudah meminta Agus untuk bertemu di salah satu resto yang ada di pusat pertokoan besar, aku memintanya seperti itu agar lebih gampang karena ditempat yang ramai.

    Aku sedang bersama Agus di kamar, sedang tidur-tiduran. Waktu menunjukkan pukul 10 pagi.

    “Dik, Mas berangkat dulu sekarang deh, aku disana dulu, mau duduk duduk sambil nunggu.”

    “Lalu Agus gimana Mas?” tanyanya

    “Kamu berangkat jam 12 an aja, kan janjiannya jam 1 siang”

    “Agus takut Mas”

    “Takut Apa?”Kataku

    “Gak tahu Mas, takut aja” tunduknya

    Kutarik dan kugelitikn dia. Dia tertawa tawa sambil berusaha melepaskan diri. Gak kubiarkan aku peluk dan aku tindih dia dibawahku sehingga dia tidak bisa kemana mana.

    “Hmmmmm, ganteng ganteng kok penakut. Nanti kalau mas minta sesuatu, kamu segera pergi ke toko buku di bawah ya. Tunggu Mas disana. Gak perlu takut ma kawan kawan Maya kalau ada yang mengikutimu, Mas dah minta seseorang mengawalmu kok” kataku

    “Iya. Tapi siapa dia yang jagain Agus” katanya

    “Ada deh, terima beres aj kamu”

    “Hmmmmmmmmmmm. Mas………..” katanya

    “Apa? Minta jatah” kataku

    “Enggak sih. Pengen manggil aja” cengirnya

    Aku tarik dan kutindih sambil kucium bibir merahnya. Kulepas setelah dia terengah engah.



    Aku menunggu tanda Agus di Dunkin Donat. Sambil menikmati donat dan lemon tea. Aku tadi sudah persiapin semuanya dan semoga ini akan berakhir dengan sesuai rencana.


    Aku melihat ada getaran di HP ku dan ternyata ada pesan masuk dari Agus <Mas, mrk sdh mncl>

    Aku langsung keatas menuju ke resto tempat Agus berada. Aku tarik nafas agar tidak emosi. Kulihat Agus sedang duduk dan didepannya ada seorang cewek dan 3 cowok. Hmmmm, Gampang kalau cuman segini. Aku langsung menuju ke tempat mereka duduk. Aku tepuk bahu Agus dan dia menoleh kearahku, Agak terkejut tapi ada senyum kelegaan tersungging dibibir merahnya.

    “Hallo semua” kataku sambil tersenyum

    “Gusti, kamu kenal dia?” kata wanita itu yang kutahu pasti ini yang namanya Maya.

    Agus Cuma melihat kearahku, seakan minta pertimbangan untuk menjawab.

    “Perkenalkan, aku yang rumahnya kamu rampok kemaren” Kataku

    Maya dan ketiga temennya terkejut

    “Gusti, kenapaa kau ajak dia, mau poto poto lo nyebar ya?” katanya

    “AGUSTINUS STEVEN PERMANA, kamu ambilin barang mas ya yang diamplop ini. Sekarang” kataku sambil menyerahkan amplop kecil putih padanya

    Agus tanpa berkata apa apa lagi langsung keluar.

    “Gak usah diikuti dia. Kita aja sekarang yang ngobrol. Bukannya kamu ancam buat diliatin ke aku kan poto potonya?” kataku

    “Kurang ajar kau, ngapain muncul disini” kata cowok di sebelah Maya

    “RADEN AYU MAYA ANGGRAINI. Apa kamu gak bisa ajari sopan santun pada anak buahmu” kataku

    Kejut perempuan cantik didepanku.

    “Kau…………………… Kau…………………….., gimana kau tahu namaku” tanyanya

    “Gak penting juga kan aku tahu darimana” seringaku sambil menatapnya tajam

    “Gimana ya rasanya keluarga besar bangsawan, keluarga Mangaharjo menerima keadaan ini, salah seorang anggauta keluarganya yang pernah menjadi seorang juara putri tingkat propinsi ternyata seorang kriminal” Lanjutku

    “Gimana kamu tahu itu semua?” kata cewek cantik didepanku dengan wajah makin pucat.

    “Yah, dan lagi gimana ya reaksi kampus juga. Oh ya aku udah undang tu Ayahmu ke sini, kali aja dia mau melihat anaknya dipenjara” kataku sinis

    “Anjing lo…………………… Bangsat rendahan” kata cowok teman maya

    “Anjing gak usah ikut ngomong!” Hardikku

    Ketiga teman maya kelihatan sangat marah. Tiba tiba salah seorang berdiri dan langsung melancarkan satu pukulan ke arahku.

    Dengan gampang kuelak dan dengan tangan kanan langsung kupukul perutnya dengan telak. Suara lenguhan terdengar dan langsung ambruk pingsan. Untung aku tidak dalam keadaan berdiri sehingga kekuatan pukulanku paling tinggal seperempatnya.

    “Kalian 2 babi jika mau ikutan silahkan maju. Tapi kupastikan lebih parah dari dia. Kan kamu nona, gak usah ikutan, aku gak segan menghancurkan orang yang berani macam macam sama Agustinus” kataku

    “Maumu apa” kata Maya pucat

    “Kamu masuk penjara, dan beritanya dimuat di koran lokal kota kelahiranmu selama 7 hari”

    “Anjing lo” teriak Maya

    “Behave nona, bukankah kaamu dah ngerampok barang barang di rumahku plus ambil uang 50 juta, ini masih mau minta lagi. Kekurangan uang ya? Miskin ya? Miskin kiskin juga jangan jadi penjahat dong. Kerja kerja” ejekku

    “Asu lo, anjing” sumpahnya dengan wajah pucat

    “Aku punya tawaran agar ini tidak dilanjutkan” kataku sambil menyeringai

    “Apa maksudmu?”

    “Serahkan foto foto dan video Agustinus, balikin semua barang barang dan transfer kembali 50 juta ke rekening ini” sambil kukeluarkan kertas yang sudah kutulis no rekening.

    “Kalau aku gak mau” katanya

    “Gampang ayahmu waktu sampai disini sudah mendapatimu dipenjara” jawabku datar

    “Aku masih punya poto gusti, kamu gak bisa apa apa?”

    “Nona……………………… Kamu tu goblok atau gimana sih. Apa gunanya poto itu bagimu? Mau kamu ancam apa dan siapa? Agustinus? Aku gak ngaruh tu. Orang tuanya? Kamu kan tahu dia dibuang sama orang tuanya. Lalu kamu mau ancam siapa? Jangan goblok deh, kamu tahu kan gak ada hal lain yang bisa dilakukan” kataku tertawa

    “Kurang ajar lo dasar bangsat”

    “Anjing lo, mampus lo” Tiba tiba temen Maya berdisi dan langsung mau memukulku. Aku mengelak dan langsung berdiri. Dendamku karena mereka telah memeras Agus membuatku murka. Ketika salah satu maju melayangkn pukulan, langsung aku mengelak dan dari belakanp aku pukul bahunya. Ada suara retak disana dan serta mata tangan kirinya gak bisa digerakkan lagi, sambungan bahunya kayaknya patah.

    “Kalau kamu mau lebih parah silahkan maju” kataku

    Pria terakhir mundur ketakutan, demikian juga Maya. Karena itu di dalam restoran hal ini menjadikan perhatian pengunjung lain. Tiba tiba ada 3 orang datang.

    “Ada apa ini” kata salah seorang yang usianya 35 tahun

    “Dia menyerang kami pak” Kata Maya

    “Hallo Mas Faisal” kataku

    “Ada apa dik Damar” kaatanya

    “Kamu melihat mereka menyerangku duluan kan” kataku

    “Iya dik. Ini ada juga 2 polisi yang jadi saksinya” katanya


    Maya kaget mendengar pembicaraan kami. Memang aku sebelum melakukan semuanya aku sudah meminta bantuan pengacaraku untuk datang dan masuk ke dalam restoran dulu. Aku sudah ngomong detailnya dengan dia. Aku ingin menekan Maya dengan masalah hukum.


    “Kita deal apa enggak, tentukan sekarang” kataku pada Maya

    “Iya, baik tapi jangan bawa bawa keluargku”

    “Mana poto dan filenya” Kataku


    Maya menyerahkan amplop coklat padaku. Aku ambil dan kemudian aku bilang pada Faisal, pengacaraku

    “Mas Faisal, tolong disini diurus semua ya. Aku pergi dulu. Patikan semua beres. Kalau sudah selesei hubungi aku, kita ketemu di tempat yang kita tentukan”

    “Baik dik kataku”

    Sebelum pergi aku ngomong ke Maya

    “ Raden Ayu Maya Anggraini, jangan pernah dekat atau mencoba mendekati Agustinus lagi. Jika berani berani maka akibatnya lebih dari ini” kataku

    Aku langsung pergi meninggalkan mereka semua dan menuju ke lantai bawah buat menemui Agus yang menungguku di stand toko buku.



    Kutemukan dia berdiri gelisah di bagian rak rak majalah. Aku dekati dia. Dia melihatku dan ikut berjalah kearahku. Keberikan senyuman padanya yang menandakan semua baik baik saja.

    “All is over dik, dah beres semua” kataku

    Tiba tiba Agus memelukku, dan membenamkan kepalanya didadaku. Hal ini tentu menjadikan perhatian pengunjung lain. Aku tepuk tepuk bahunya, dan bilang

    “Udah dik, tu diliatin orang” Candaku

    Agus yang sadar kemudian melepaskan pelukanku. Tapi dia cuek aja, tetap memegang dan menggandeng tanganku.

    “Mas, sekarang kita kemana?” katanya

    “Gak kemana mana sih, Nunggu dihubungi Mas Faisal dan kita ketemu di Sushi Tei” kataku

    “Asik makan sushi” kata Agus

    “Noh makan yang banyak aku gak doyan” Kataku

    “Ya udah dik, kamu ambil komik atau bacaan aja, setelah itu kita tunggu disana sama sama” kataku


    Sewaktu Agus mencari yang mau dia beli. aku telpon Mas Fasial dan aku bilang tunggu mereka di Sushi Tei. Setelah membayar semua yang dibawa Agus (15 komik, 5 Novel, 6 Majalah) akhirnya kami berdua keluar dari situ menuju parkiran mobil dan menuju tempat yang ditentukan.


    Hampir sejam aku menunggu di meja pojok. Aku memang memilih di pojokan agar lebih tenang. Agus sudah memesan Spicy Salmon Maki sama Jumbo Dragol Roll, aku gak pesen apa apa. Aku Cuma minum aja green tea.

    “Mas, ini enak” kata Agus

    “Kamu aja dik yang makan. Yang banyak ya” kataku

    “Iya” sambil ketawa lebar

    “Gus, Maya tu sapa sih kok bisa kenal sama kamu, dan foto-fotonya kok bisa sama dia” Tanyaku

    “Dia satu kota denganku mas, papanya dia teman bisnis papaku. Dia sering maen ke tempat paman. Kalau foto foto itu ditangan dia, aku gak tahu” katanya lirih dan berhenti menikmati hidangan didepannya

    “Ya udah, yang penting semua beres. Aku nyoba selesein dengan damai, walau ada juga sih korban bogemku”

    “hmmmm, GPP kok yang penting dia gak muncul lagi” lanjutnya masih dengan wajaah sendu

    “Gus……………… lihat mas, tatap mata mas sekaranga” kataku


    Agus mendongakkan kepalanya dan menatapku, ada genangan titis dimatanya


    “Semua sudah beres, gak perlu takut lagi. Maaf sudah bikin ingat masa lalumu dengan pertanyaan mas. Jangan nangis sekarang, mas merasa sakit banget kalau kamu nangis. Ingat waktu kamu kemaren, mas sangat menderita waktu kamu merintih kesakitan kemaren.”

    Mataku menjadi kabur dan rasa hangat ada disana.

    “Mas jangan nangis, pahlawan kok nangis. Iya Agus gak nangis” katanya mengusap matanya

    Kamipun tertawa, dan Agus melanjutkan makannya

    Gak lama kemudian Mas Faisal datang beserta tiga orang temannya. Mereka langsung duduk di meja kami. Aku minta dia dan temen temenya pesan yang mereka mau. Aku akhirnya nyobain ramen, lumayan juga.

    Sambil makan kita ngobrol.

    “Mas Faisal gimana tadi?”

    “Beres kok, mau diterusin ke jalur hukum gak”

    “Kalau bisa gak usah mas, takut Agus nanti keseret seret, yang penting keinginanku terpenuhi” jawabku

    “Kalau masalah itu beres kok, mas jamin gak akan muncul masalah kedepannya” kata Mas Faisal

    “Aku percaya padamu Mas” kataku

    Aku lihat Agus berhenti makan dan ikut ikut menyimak pembicaraan kami. Kuacak acak rambutnya.

    “Dik, udah makan aj dilanjutin” kataku

    “Iya mas beres” jawabnya

    “Agustinus sudah berubah ya Mar, dulu masih agak iteman. Sekarang putih bener” kata Mas Faisal

    “Apa iya Mas?” kataku

    “Iya beneran. Pasti banyak cewek yang naksir ni” kata Mas Faisal

    “Kalau itu jangan ditanya deh”

    “Oh ya mas ini ada tanda terimakasih. Kataku menyerahkan 4 amplop putih pada mas Faisal. Dan juga buat temen temen” kataku.

    “Gak perlu lah, kita kan udah lama kerjasama Mar. Temen temen ini juga membantu karena tugas” katanya.

    “Gus, kamu aj yang nyerahin. Mas, jangan ditolak. Nanti dia nangis lo” kataku

    Agus akhirnya menyambil amplop dari tanganku dan menyerahkan pada mereka. Mas faisal gak bisa menolak melihat mata dan wajah imutnya.

    Aku tersenyum dan Agus duduk disisiku. 15 menit kemudian ketiga polisi temen Mas Faisal pamit karena masih ada tugas katanya. Aku mengiyakan dan mengucapkan terimakasih.

    “Mas, gimana kerjaan akhir akhir ni” kataku memulai pembicaraan

    “Baik, tapi ini lagi ngurusin beberapa legal kontrak kerjasama klien, jadi ya sibuk gitu deh” katanya

    “Asik dong. Tapi kalau uku butuh bantuan pasti dibantu dong” kataku

    “Pastilah, kita udah kerjasama lama. Emang ada proyek lagi” katanya

    “Belum mas, bulan depan deh kayaknya. Aku juga sibuk banget di kerjaanku ni”

    “Contack aja jika aku diperlukan”

    “SIP” kataku

    “Agustinus sekarang ngapain Mar”

    “Tu Gus ditanya Mas Faisal”kataku pada Agus

    “Kuliah mas, semester 4”kata Agus

    “Gus kamu harus terimakasih ma Mas Faisal ini, dia yang dulu ke Solo buat ngurusin dokumen dokumenmu sehingga kamu bisa kembali sekolah.” Kataku

    “Maksih ya Mas” Kata Agus

    “Sama sama, rajin belajar ya dan buat Mas Damar bangga. Kamu harus terimakasih ma dia” kata Mas Faisal

    Agus hanya mengangguk dan menggenggam tanganku.

    Iya, dulu mas Faisal aku minta mengurusi semua legal dokumen Agus, karena Agus gak ada KTP dan ijazah maka aku minta bantuan Mas Faisal yang seorang pengacara buat ngurusin masalah hukumnya. Dan dia dengan sukses membawa seluruh dokumen dan rekomendasi sekolah lama agus. Aku langsung home schooling Agus dan dia bisa lulus dan mendapat ijazah SMU. Kemudian setelah itu Agus bisa kuliah.

    Kata mas Faisal waktu ke Solo, Agus ternyata dari SD sudah memiliki prestasi luar biasa, selalu juara kelas, pernah menang lomba pidato bahasa Inggris dan Mandarin waktu SMP. Di SMU juga, seharusnya ia ikut kompetisi tingkat nasional, tapi karena kasus yang menimpanya semuanya menjadi kacau.

    “Sekali lagi terimakasih ya Mas, aku gak tahu harus terima kasih bagaimana” kataku

    “Sama sama Mar, aku juga sudah banyak dibantu kamu kok” katanya

    “Ya udah, semua aku serahkan sama mas untuk kelanjutan masalah ini. Setelah selesai disini kita balik yuk” kataku

    “Iya, aku juga ada janji lagi ni jam 4”

    “Sibuk ni mas”

    “Ya gitu deh” katanya

    “Udah selesai belum sayang” kataku pada Agus

    “Udah Mas” Jawab Agus

    Mas Faiasal memandangku, mungkin terkejut aku memanggil Agus sayang. Aku ketawa pada dia dan kukedipkan sebelah mataku. Mas Faisal kayaknya mengerti dan tersenyum sambil mengangguk angguk.

    “Sekarang mau kemana Gus, jangan langsung pulang ya” kataku waktu kita berdua di dalam mobil

    “Hmmmmm, terserah Mas aja deh”

    “Sini Handphone Kamu” Kataku

    “Buat apa mas” katanya

    Aku ambil kertas di dan nyerahin ke dia

    “Kamu tulis nomor nomor yang penting, kemudian kamu hapus semua contack disini dan serahin HP nya pada mas” kataku

    “Buat apa mas”

    “HP nya mau mas ganti” kataku

    “Masih bagus mas, nomornya aja ya yang diganti”

    “Udah gak usah ngeyel deh. Turuti aja mas kali ini”

    “Iya iya, tapi beliin HP apa ya?” katanya

    “Terserah kamu?”

    “Ya udah BB dan Samsung terbaru”

    “Lo kok dua”

    “Katanya terserah, ya terserah Agus” katanya

    “Ya udah kalau gitu gak jadi” kataku menggodanya

    “Gak apa apa kok kalau gak jadi” katanya menundukkan kepala

    “Mas Cuma bercanda kali sayang, Jangan ngambekan ah. Mau mas sedih ya?” Kataku

    “Enggak enggak kok” katanya tersenyum sambil mencium pipiku

    “Nah gitu dong” kataku

    “Please mas mohon jangan ngambekan, sekarang makin parah deh sejak kejadian perampokan itu” lanjutku

    “Agus takut mas marah, lalu benci Agus. Agus masih takut mas” jawabnya lirih

    “Mas gak akan marah kalau kamu gak salah. Mulai sekarang janji dulu ngak ngambekan ma mas ya” kataku

    “Iya mas Agus janji”

    “Ayo turun dah sampai” kataku

    Kami berdua turun dan masuk ke pusat elektronik terbesar di jakarta dan membeli HP buat Agus, dan benar ada 2 biji. Tapi aku lihat Ipad, aku tanya agus mau gak? Ternyata dia gak mau. Yaudah gak jadi beliin dia.

    Kemudian kamu putuskan makan. Tadi aku masih belum makan, makanya malam ini aku mau pesan nasi goreng seafoot.

    “Gus, gimana sekarang. Udah baikan kan”

    “Iya, makasih ya mas”

    “Harus bikin pesta ni kayaknya, persta yang meriah”

    “Emang pesta buat apa mas?”

    “Hmmmmm buat apa ya enaknya hahahahhaha” tawaku

    “Ah mas gak jelas ah” Katanya

    “Aku kan senang kamu dah balik ke pelukanku sayang”

    “Gombal ah Mas. Mas beli donat yuk buat dibawa pulang. 1 lusin ya mas”

    “Iya sayang, tapi dimakan abis ya, jangan disisain. Tapi kayaknya donat yang ada almondnya enak juga tuh” kataku

    “Mas pasti makannya banyak ah. Beli 2 lusin aja kalau gitu”cemberutnya

    “Banyak amat sayang. Yaudah nanti pulangnya nanti sekalian beli donut” jawabku

    “Makasih mas, nanti sebagai hadiah aku suapin deh makan donatnya”

    “Disuapin atau dibantuin plus kamu ikut ikutan makan” senyumku

    “Mas tahu aja deh” katanya

    Aku hanya tersenyum dan kuacak acak rambutnya. Ku cubit cubit pipinya kecil karena gemas. Agus tersenyum riang yang menandakan hatinya gembira

    Setelah kami ke J Co membeli 2 lusin donut (beneran deh jadi beli 2 lusin) kami pulang. Sampai di rumah monster kucing Agus dengan lahap langsung menghabiskan bagian 1 lusin donat. Aku coba comot satu dan sukses tapi dapat dengan sukses diomelin sama dia. Aku cuek saja ketawa ketawa.

    Malam itu kami putusin nonton tv bersama, gak tahu acara apa, sinetron lepas gitu deh. Ceritanya tentang cewek dan cowok yang dijodohin. Lucu lucu gak masuk akal gitu deh.

    Aku aja sampai ketiduran disofa sambil memeluk Agus yang dengan asiknya nonton. Aku dibangunin Agus buat pindah ke kamar. Dengan langkah berat karena mengantuk, aku masuk ke kamar diikuti agus. Aku langsung merebahkan diri di kasur dan agus tidur disampingku. Kususupkan tanganku dibalik pakaiannya untuk merasakan kulitnya, dan kurasakan Agus memelukku balik. Aku sudah gak ingat apa apa lagi ketika aku sudah mencapai alam mimpi.


    Dua hari kemudian Mas Faisal ngasih kabar bahwa barang barangnya sudah ada di tempat dia. Aku jadi gembira dan bilang pada Agus mau dikemanain tu barang barang. Disumbangin aja kata Agus, jadi ya kuputuskan menyumbangkan ke Panti asuhan dekat rumah, semoga barang barang itu berguna bagi mereka.

    Sorenya aku baru pulang dari kerja, dan Agus biasa menyambutku dengan senyum gembiranya.

    Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, Aku baru saja makan dengan Agusku tersayang.

    “Sayang……” Kataku

    “Apa Mas” katanya

    “Gak papa” kataku

    “Besok acara kemana Gus?’ kataku

    “Hmmmm, ada sih mas makan makan ma temen temen, nraktir mereka”

    “Wah banyak duit ni kayaknya” Kataku

    “Makanya minta modal ni Mas” Katanya

    “Hahahahhahahaha, ada ada aja” Kataku


    Tiba tiba pintu didobrak dari depan, lalu 4 Orang laki laki memakai masker dan tutup kepala masuk. Mereka langsung menelikung agus dan mendekap dia.

    “Jangan macam macam” kata salah satu dari mereka yang paling ujung

    “Iya atau dia mati” Kata temennya yang pendek

    Au terkejut dan tiba tiba laki laki ditengah menusukku dengan pisau, ada cairan merah mengalir di perutku dan aku ambruk. Sambil terjatuh aku masih bisa melihat Agus dibawa pergi ke empat orang itu. Agus histeris dalam dekapan dan seretan mereka.



    Untuk sesi ini aku cukupkan dulu disini ya (ada proyek lain ni), nanti aja dilanjutinnya (masih bisa dilanjut gak ya?)

    Ditunggu komen komennya ya

    :D :D :D :D :D :D :D :D :D :D
  • @pokemon: cukup haru ya baca bagian ini. Hm, akhirnya agak seram dan bikin penasaran. Trims
  • Adam08 wrote:
    @pokemon: cukup haru ya baca bagian ini. Hm, akhirnya agak seram dan bikin penasaran. Trims

    gantung ya akhirnya, kayaknya aku posting aja besok deh lanjutannya, gak enak banget kalau diakhiri kayak gini

  • @pokemon: Wah, kalau diposting besok tampaknya lebih baik. Trims
  • oh no...btw,pke masker??? O.o
    klo aku disitu udh aku tarik maskernya,abis itu lepasin.. *otomatis mukanya ketatap masker*
    abis itu aku tendang otongnya smpe bunyi... :D * evil side*
  • edited January 2012
    Part 9. Masa Lalu Pahit dan Pesta

    Agus Side

    Nama lengkapku Agustinus Stefan Permana. Aku sekarang tinggal dengan Mas Damar. Dia cowok, pacarku lo dia. Jangan diambil ya karena aku sayang banget sama dia. Awas berani ganggu dia, Agus hajar.

    Mas Damar itu selain status sebagai pacarku sekaligus penolongku (guardian angel gitu deh istilahnya). Dia yang memberiku kekuatan dan selalu menjagaku dari apapun yang terjadi. Aku ketemu mas Damar ketika tidak sengaja aku berteduh di rumahnya. Aku baru dari Jogja naik kereta ekonomi. Kemudian dari stasiun aku berjalan gak tentu arah, yang menjadi tujuanku adalah bertahan hidup dan hanya bertahan hidup.

    Aku percaya suatu saat hidup akan berubah dan gak menderita kayak gini lagi. Aku dulu hidup berkecukupan, tapi sejak kejadian di hotel itu, dimana papaku menemukanku sedang melayani seorang pria, hidupku hancur. Aku menjalani semua itu karena ancaman paamanku. Aku sebenarnya tidak mau semua itu terjadi, tapi tenyata itulah yang terjadi pada hidupku. Pamanku tahu aku gay, dan dia mengancamku akan memberitahukan papaku kalau aku tidak menuruti apa yang dia mau.

    Hampir satu tahun aku dipaksa pamanku, dari umur 15 tahun aku sudah tidak mengerti apa itu hidup tenang dan bahagia. Duniaku serasa hancur. Aku tetap tabah dan kuat menjalani semua itu karena aku percaya suatu saat semua pasti berakhir dan kebahagiaan akan berada dipangkuanku.

    Tapi ternyata kenyataan berkata lain, ketika ayahku tahu hal tersebut. aku langsung diusir. Aku tidak memiliki apa apa lagi.

    Aku hidup terkatung katung dari satu kota ke kota lain, membantu menjual minuman di jalan ataupun koran. Kadang memiliki uang kadang tidak. Kadang tidak makan berhari hari yang terpaksa makan makanan yang dibuang orang dan mengais tong sampah.

    Aku tidak memiliki ijazah, aku tidak memiliki identitas, aku adalah orang yang terbuang. Dari satu kota ke kota lain yang kurasakan adalah kejamnya dan kerasnya hidup. Pemukulan dan palakan dari preman sudah biasa menimpaku, itu sudah makanan sehari hari bagiku. Aku cuman punya keyakinan tentang satu hal, bahwa kita semua berhak mendapat bagian kebahagian, bahwa roda akan berputar. Hanya itu keyakinanku yang aku tanam dalam dalam di hatiku. Mungkin aku sudah memutuskan mengakhiri hidupku jika aku tidak memiliki keyakinan itu.

    Selama 4 tahun aku tinggal menggelandang, pada usia 20 tahun kuputuskan pergi ke jakarta. Berbekal 20ribu aku nekat naik kereta ekonomi ke jakarta Sampai distasiun langsung aku berjalan tak tentu arah. Sudah satu hari lebih aku berjalan. Aku belum makan dan tiba tiba hujan deras menerpaku. Aku sudah lelah, aku merasa sia sia menunggu kebahagiaan yang tak kujung datang juga. Aku lelah dengan dunia yang kejam padaku.

    Saat itu aku melihat ada rumah dengan gerbang sedikit terbuka, aku memutuskan untuk masuk dan berteduh disana. Jika dikira maling dan diteriaki maling aku pasrah saja, mungkin ini adalah akhir hidupku. Aku berteduh disana dan aku merasakan sakit diperutku dan kemudian tidak ingat apa lagi setelah itu.

    Yang aku ingat kemudian adalah setelah aku sadar aku ada di dalam ruangan, aku tiduran diatas sofa. Kurasakan tubuhku hangat oleh baluran minyak apa gitu mungkin kayu putih atau minyak angin. Dan ketika kubuka mata yang kulihat adalah seseorang dengan senyum yang menawan. Wajahnya biasa saja, tapi aku merasakan kekuatan besar didalamnya. Dia memberiku teh hangat. Setelah itu dia menyuapiku dengan nasi goreng. Belum pernah dalam hidupku diperlakukan begitu baik. Kemudian dia membawaku ke kamar dan memintaku untuk tidur. Setelah itu aku tertidur dan ada rasa tenang dan aman.

    Keesokan harinya aku baru tahu namanya mas Damar, asli Jawa. Dia menanyakan apa yang terjadi dan mau kemana aku. Aku cuma bilang mau mencari kerja, kemudian dia menanyakan semuanya. Aku jawab semuanya kecuali masa laluku, aku takut dia jijik kepadaku.

    Ternyata dia baik banget, aku diijinkan tinggal disini. Aku senang dan yang bisa kulakukan adalah membantu beres beres dirumah ini. Aku sangat rendah diri, aku gak bisa apa apa, aku gak bisa masak, aku gak bisa mencuci dengan benar. Jadi waktu itu yang kulakukan hanya membantu beres beres, aku merasa gak berguna dan menjadi beban baginya.

    Setelah 2 bulan, aku memutuskan untu pergi karena aku gak mau lebih banyak merepotkan mas Damar. Aku bilang baik baik padanya. Tapi yang dia lakukan adalah dia memelukku dan tidak meng ijinkan aku pergi. Dia minta ijinku menjadi kakaku dan mengurusku. Aku gak tahu apa yang yang harus kulakukan, tapi melihat kesedihanny dan perrlakuan baiknya padaku aku bersedia dan tetap tinggal disini. Dia bilang aku mengingatkan pada adiknya, namanya Aji, dia sudah meninggal dan mas Damar merasa itu kesalahan dia yang tidak bisa menjaga dia, maka dari itu dia minta aku agar mau dijaga sama dia. Aku mengiyakan.

    Setalah itu, mas damar gak tahu melakukan apa, kemudian aku bisa melanjutkan sekolahku. Agu masuk home schooling buat mengejar SMU ku yang terputus. Mas damar sangat baik, semua yang dilakukannya benar benar ajaib bagiku.

    Aku gak tahu kapan benih benih cinta mulai mekar dalam hatiku, yang kutahu dari pertama ketemu aku sudah kagum pada dia. Aku ingin lebih dari seorang adik, aku tidak keberatan dianggap adik, tapi aku sekaligus ingin menjadi orang yang spesial bagi dia. Dimataku, aku hanya ingin membahagiakan dia.

    Rasa itu begitu menyiksaku, setelah 6 bulan ada disana, kejadiannya waktu itu ada seorang tamu, cewek cantik. Aku memberikan minuman ke tamu sekaligus mau melihat. Ternyata mas Damar sedang tertawa riang. Aku merasakan sakit banget dalam hatiku. Aku ingin mati saja kala itu. Aku masuk kekamar dan hanya bisa menangis.

    Tiba tiba mas Damar masuk, aku gak tahu berapa lama aku menangis. Dia menanyakan ada apa dan kenapa aku menangis. Hanya gelengan yang aku lakukan. Dia memelukku, rasa nyaman segera mengalir dalam darahku dan aku mendekap balik. Aku gak tahu darimana sampai punya kekuatan dan keberanian sehingga aku bilang aku mencintainya, aku ingin menjadi satu satunya orang yang special dimatanya.

    Mas Damar diam saja waktu itu, dia tidak menjawab apa-apa. Dia lalu memintaku untuk tidur, besok pagi akan diomongin sama aku katanya. Terus terang malam itu aku gak bisa tidur, baru jam 5 pagi aku bisa terlelap.

    Aku terjaga ketika Mas Damar membangunanku, aku kaget melihat dia, pakaiannya rapi kayak mau pergi ke acara resmi, padahal ini hari minggu. Dia minta aku untuk mandi dan kita mau pergi. Cepat cepat aku mandi dan memakai baju terbaikku, aku pengen sebanding dengan dia, aku gak mau malu maluin dia. Kali aja ini mau ke acara resmi atau kawinan.

    Ternyata kita ke sebuah restoran di hotel xxx, disana kita makan yang menurutku mewah. Dan yang mengejutkanku, ketika selesai makan dia memberiku sebuah cincin, dan dia bilang ingin menjadikanku orang yang menemaninya seumur hidupnya. Dia sayang dan cinta padaku katanya, dan dia sebenarnya mau bilang itu bulan depan dihari ulangtahunku, ternyata karena aku dah bilang duluan jadi momennya dimajuin.

    Yang bisa kulakukan setelah itu hanya tersenyum saja, aku sangat senang. Dan aku akan berusaha menjadi yang terbaik buat dia. Dalam bidang apapun aku gak mau mengecewakan dia dan aku lakukan semampuku.

    Ketika aku merasa sudah tidak ada lagi cahaya kehidupan di dunia ini, aku menemukan dia yang memberikan kehidupan padaku. Ketika aku merasa dunia tidak adil padaku, teranyata ini adalah jalan untuk bertemu dengannya. Aku hanya berharap aku tidak mengecewakannya karena hal itulah yang akan menyakitkanku paling dalam.



    Aku berteriak dan memberontak, tapi tenagaku sepertinya tidak berarti bagi orang yang menyeretku, aku sangat takut, aku melihat ada rembesan darah ketika laki laki itu menusukkan pisaunya ke Mas Damar. Seharusnya ia dengan gampang mengelakkan itu, tapi aku dijadikan sandera dan dijadikan ancaman. Aku marasa orang paling bersalah dan orang yang paling berdosa, gara gara aku Mas Damar menjadi seperti itu.

    Aku ketakutan,” Oh , Tuhan tukar aku dengan dia, biarkan aku yang mati saja, biarkan aku yang memang tidak berguna ini. Jangan dia tuhan. Dia sangat berharga bagiku dan dia berharga bagi orang orang.”

    Aku hanya menangis ketika mereka memaksaku masuk kedalam mobil.

    “Diam aja lo gak usah mewek” kata seseorang

    Aku gak mendengarkan apa yang dia omongin. Pada saat ini aku hanya menangis. Akan kubiarkan kalian melakukan apapun padaku, biar aku bisa menyusul mas Damar dan aku bersatu dengannya walau di alam ketian.

    “Gue tonjok kalau masih mewek” katanya

    Aku cuma menangis, tapi tidak ada kekerasan yang menerpaku. Tidak ada tonjokan atau pukulan.

    “Jangan dilukai, nanti tuan marah lo” kata laki laki yang lainnya

    “Iya, dia akan dijadikan miliknya, kalau terluka bisa bahaya” katanya

    Aku yang mendengar hal itu cukup diam saja. Terserah kalian mau lakuin apa padaku. Bagiku aku sudah mati sekarang, aku sudah tidak punya harapan apa apa lagi pada dunia ini.

    Setelah beberapa saat tiba tiba mobil berhenti, laki laki yang satu mengambil sebuah koper dan ternyata pakaian resmi, sebuah jas dan dasi. Aku ditelanjangi dan semua pakaian itu dikenakan kepadaku.

    “Ganteng dan manis banget, tuan pasti suka” kata laki laki ke tiga

    Setelah berputar putar gak tahu jalannya lama banget mobilnya berhenti. Mataku ditutup dengan sapu tangan. Aku dipaksa digiring masuk ke dalam sebuah ruangan. Aku pasrah saja. Tiba tiba kurasakan seseorang memegangku, memelukku dan mendudukanku dalam pangkuannya.

    Aku merasakan hal yang aneh, aku merasa mengenal orang itu, dari sentuhannya aku kenal, tapi aku ragu ragu, aku sangat ingin tahu siapa dia.

    Tiba tiba dia membuka ikatan sapu tangan dan bilang

    “Selamat ulang tahun dik yang ke 23” katanya

    Mataku terbuka dan yang kulihat adalah orang yang paling ganteng dan paling baik didunia, yang dengan penuh cinta dan sayang menatapku dengan lembut. Aku merasa tidak percaya, ini seperti ada sesuatu yang seolah direnggut darimu dan tiba tiba dibalikin lagi, aku kembali bernafas lega. Dia tersenyum dan mengangguk.

    “Gak senang ya melihatku?”

    Aku yang sadar itu adalah dia, langsung menangis dan membenamkan kepalaku dalam dadanya. Ternyata Mas damar yang memelukku dan dia ada dihadapanku. Tuhan tidak mengambil dia. Aku lega. Semua kekuatanku kembali. Aku menangis dan terus menangis, Mas damar mengusap usap lembut kepalaku. Dia bilang

    “Sudah dik, ini mas kok. Ini kan Cuma kejutan aja di hari ulangtahunmu” katanya lembut

    “Tu ada teman temanmu, malu kali”

    Aku pendarkan pandangan ternyata selain mas damar ada Mas Faisal dan Mbah Endah, kemudian ada 4 orang yang aku gak tahu (ternyata teman Mas Damar yang jago berkelahi, hufft bete ma mereka) , lalu jimmy, putra, angga dan stefanny temen temen baikku yang sering belajar bareng ada juga disana. Aku berikan pandangan mata marah pada mereka yang ikut ikutan ngerjain aku, dan mereka hanya tertawa saja. Ternyata ini ulah mas Damar semua, ini hanya pura pura agar aku terkejut dan panik di hari ulang tahunku. Dasar pacar yang kejam pikirku. Aku cemberut aja setelah menyadari semua itu.

    Mas damar mau berdiri, tapi gak kuijinkan, aku tetap duduk di pangkuan dia, tapi dalam posisi punggungku ada didadanya dan dia memelukku. Gak akan kubiarkan Mas kemana mana, pokoknya hari ini sampai besok aku harus nempel terus, aku takut kehilangan dia. Aku ngeri.

    Kemudian pesta ulang tahunku dilanjutkan dengan gembira

    Hehehehhe

    Mas Damar, awas nanti kubalas



    Ini memang kejutan untuk Agus, sebenarnya aku sudah ngerencanain ini semua dari kemaren dan ternyata sukses.

    Sekarang agus dalam pangkuanku, aku memeluk dia. Aku tersenyum saja pada semuanya yang melihat posisiku memangku agus dan melingkarkan tanganku diperutnya..

    “Gus, kamu dah gede lo, masak gak malu minta dipangku pangku gitu” kata Endah asistenku

    “Biarin, napa harus malu. Agus gak bugil kok” jawabnya seenaknya yang menjadi bahan ketawaan semua yang ada disitu

    “Masak gak malu tu ma temen temenmu tu” kataku menimpali

    “Gak ah, Agus mau ngambek ma mereka” katanya

    “Jangan gitu dong Gus, ini kan Mas Damar yang punya ide, kita dibilang gak boleh kasih tahu padamu. Iya kan Jim?” timpal Putra

    “Iya Gus, jangan marah ya, nanti kami traktir deh?” kata Jimmy

    “Ogah ah, aku mau minta traktir ke yang lain aja” kata Agus

    “Emang Agus suka minta traktir ya kalau di kampus” Tanyaku dengan heran

    “Pasti itu, tiap makan siang pasti dia minta korban” Kata Putra

    “Korban korban paan, orang rela nraktir Agus sendiri kok, aku kan gak pernah maksa” Kata agus

    “Emang gak ada duit Gus kok minta traktir gitu” Tanyaku

    “Uang sih ada, tapi kalau ada yang mau nraktir kan jangan ditolak Mas” kata Agus riang

    “Dasar, kecil kecil tukan palak. Besok besok kasih uang bensin aja deh kalau ke kampus” candaku

    “Ya GPP kalau Mas tega” katanya sambil senyum

    Dengan gemas aku cubit pipinya yang putih. Dia hanya ketawa riang.

    “Ya udah sekarang tiup lilinnya dan make a wish, lalu potong kuenya dan potongan pertama mau dikasih ke siapa?” Kata Mas Faisal

    Agus kemudian memotong kuenya, aku sudah dengan bangga dan percaya diri akan menerima potongan pertama. Tetapi setelah dipootong dia berkata

    “Sebenarnya potongan pertama ini harusnya diberikan pada orang yang Agus sayang, tapi dia bikin Agus khawatir dan mempermainkan Agus, hukuamannya gak jadi deh kuenya dikasih ke dia. Agus makan sendiri aja deh. Enak enak” katanya sambil memakan potongan kue nya.

    “Makanya jangan main main sama Agus Mas, gak Agus kasih kue lo ya” katanya padaku

    Semua orang yang ada disitu cekikikan. Anak ini bikin malu aja deh. Merah deh mukaku menahan malu. Aku gelitikin Agus yang ada dipangkuanku. Dia ketawa keta dan melepaskan diri dari pangkuanku. Setelah itu ia duduk disampingku. Tangan kirinya memegang lenganku seolah gak mau melepaskanku.

    “Ayo kita makan semua, gak usah ragu ragu, abisin aja kataku”

    “Beres” kata semua berbarengan

    “Gus, kamu kan yang ulang tahun, jangan rakus gitu dong” kataku yang melihat Agus makan dengan lahap

    “Biarin aja deh mas, ni mau gak” sambil menyuapkan padaku yang aku terima dengan senang

    “Gus, mas udah siapin hadian di rumah, nanti aja ya mas kasih dirumah” kataku

    “Iya mas. I love you mas, Agus tadi takut banget tahu gak” katanya

    “Iya iya, tapi kamu tidak diapa apain ma mereka”

    “Jelas gak lah Mar” kata Johan, nama salah satu temenku

    “Bohong mas, Agus tadi ditelanjangi, dipegang pegang lo” kata Agus

    “Dipegang apanya gus, Hayo Jo, udah dibilang jangan diapa apain kan. Ini malah megang megang” Kataku agak marah

    “Dipegang tanganku mas, jahat deh” Kata Agus

    “Ya iyalah pegang tangannya, kan aku yang bawa dia. Gimana gak pegang kalau ganti pakaian dia” kata Jo

    “Iya mas, kalau yang aneh aneh enggk kok. Agus gak di jablai in ma mereka”

    “Dasar Gus bikin kaget aja. Aku hajar kalau berani ngelecehin kamu” kataku memeluknya

    “Enggak mas kalau itu. Oh ya, mana ni kado buat Agus, mana mana serahin sekarang” kata AGus pada yang lain

    Aku ketawa aja, tukang palah sudak mulai beraksi ni. Akhirnya semua menyerahkan kado buat Agus. Acara dilanjutkan dengan makan lagi dan pulang karena sudah larut malam. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua.

    Sampai dirumah kami rdua sudah capek dan tidur. Sebelum tiduk aku ucapin

    “Selamat Ulang tahun Gus, I love you forever” kataku yang dijawan dengan ciuman di bibirku.


    Waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi, Agus masih tertidur di kamar. Aku baru selesai mandi dan mau berangkat kerja. Aku bangunkan dia.

    “Mas mau kemana” katanya

    “Ini udah mau berangkat sayang” kataku

    “Temenin Agus dirumah hari ini, Mas gak boleh pergi” Katanya

    “Jangan manja ah sayang” kataku

    “Kalau mas beneran sayang Agus, mas temeni Agus hari ini” ucapnya

    “Ini kewajiban gus” kataku

    “Terserah Mas”

    “Jangan bandel deh, dewasa dikit. Jangan jadi anak kecil. Mas gak mau punya pacar kayak anak kecil gitu “ bentakku

    Agus menunduk, dia kemudian mengambil HP nya dan keluar kamar sambil berkata

    “Maaf Mas, Maaf sudah ngecewain mas”

    Aku diam saja. Aku mau melanjutkan memakai baju. Setelah 5 menit berlaku aku tersadar, ini seperti pernah terjadi padaku dan membuatku hidupku hancur. Aku langsung keluar mencari Agus, tidak kutemukan. Aku melihat HP Agus, sebuah cincin dan dompet tergeletak . Semuanya itu milik Agus. Dadaku lagsung bergemuruh, aku ambil HP dan ada tulisan disana <maafin Agus Mas. Agus gak bisa menjadi seperti yang Mas inginkan, Maafin Agus>.

    Aku langsung berlari keluar. Agus pasti belum jauh karena ia masih sempat menulis pesan. Begitu keluar aku masih sempat melihat sosoknya diujung gang, aku langsung berlari dan aku masih beruntung bisa menjangkaunya. Langsung aku peluk dia dan kubawa pulang, dia tidak meronta, tapi menunduk. Masuk rumah langsung aku bawa ke kamar dan kamar aku kunci. Aku jatuhkan agus di tempat tidur, kudekap perutnya dan tangisku pecah

    “Maafin mas Gus, maaf mas”

    “Jangan pergi, jangan jadi yang kedua Gus, Jangan kayak Aji yang pergi dari hidup Mas”

    Aku hanya bisa menangis dalam dekapannya. Semua kenangan buruk itu teringat kembali.


    Agus Side

    Sebenarnya aku Cuma emosi saja dan meninggalkan Mas Damar, aku marah karena mas damar gak peduli padaku. Aku sedih karena mendengar Mas damar bilang aku gak seperti yang diinginkannya. Dia kecewa padaku, lebih baik aku pergi saja.

    Tapi setelah melihat kondisi Mas Damar yang begini, aku sangat menyesal. Dia menangis keras dalam pelukanku. Apa sebenarnya yang terjadi, kenapa ia jadi Ingat Aji, adik mas Damar yang sudah meninggal.

    Aku elus elus kepalanya buat menenangkannya, butuh setengah jam akhirnya tangisnya berhenti.

    “Maaf Mas, Agus salah”

    “Jangan pergi gus, jangan seperti Aji”

    “Iya mas, Agus janji. Kalau boleh tahu kenapa dengan Aji Mas, Mas belum pernah cerita ka” kataku

    Akhirnya keluar juga cerita yang dari satu setengah tahun lalu pengen aku dengar. Cerita tentang Aji dan Mas Damar yang menjadikan Mas Damar trauma seperti itu



    6 tahun lalu

    Aku sedang bersama Aji malam itu setelah mengajari Aji. Aji minta tidur ditemani, aku dengan senang hati menemaninya tidur.

    “Dik, kamu hebat ya. Mas bangga deh”

    “Biasa aja kok Mas. Hehehhehehe”

    “Mas mas mas, Aji boleh pacaran gak mas?”

    “Masih kecil gak boleh pacaran. Masih SMP, belajar aja yang rajin” kataku

    “Iya iya, mas sayang pada Aji kan selamanya”

    “Iya selamanya mas sayang ma Aji” kataku

    “Mas janji deh”lanjutku

    “Hehehhehehehe” Katanya

    “Dik minggu depan ke pantai lagi yuk main main”

    “OK Mas, tapi Aji traktirin ya” katanya

    “Jelaslah. Gimana keadaan sekolahmu dik”

    “Baik Mas, ini sedang giat giatnya belajar” katanya

    “Pasti ni jadi juara umum, pasti mas bangga padamu”

    “Amin mas atas doanya. Besok pagi Aji diantar ya Mas” katanya

    “OK, nanti Mas antar ke sekolahnya. Ya udah tidur dik sudah malam” kucium keningnya

    Aji kemudian memelukku dan kami tertidur tidak lama setelah itu



    Tadi pagi aku antar Aji, hari ini aku libur kuliah. Baru semester 2 sih. Aku gak mau Kos, nanti pisah sama adik kesayanganku.

    Siang itu aku jadi pengen jemput Aji, aku mau ajak jalan jalan di Malioboro. Aku menuju ke sekolahnya dia, dan aku ketemu sama temennya. Dia adiknya mas Bona, preman yang dulu malak Aji.

    “Dik, Aji dimana ya” kataku

    “Sudah keluar Mas, tadi bareng Putri” katanya

    Aku baru tahu kalau ternyata Aji sudah punya cewek, dasar kecil kecil sudah main perempuan. Lucu juga kalau dipikir pikir, moga moga gak terlalu jauh.

    Aku jalankan mobil dan di sebuah resto pinggir jalan kulihat ada aji. Aku putuskan turun dan ikut ngobrol ma mereka dan mau ajak aji sekalian ke Malioboro, tapi ternyata waktu aku masuk, Aji yang duduk di pojokan lagi mencium cewek itu, ciuman dibibir. Aku shock langsung emosi

    “Ji, ngapain kamu. Kecil kecil sudah gak bener kelakuannya”

    Aji terkejut melihat kemunculanku. Aku gak peduli langsung kuajak pulang. Di sepanjang jalan aku omelin dia panjang lebar.

    Sampai dirumah, aku sidang dia. Aku bilang dia sudah mengecewakan aku. Bapak pulang dan tanya ada apa, aku langsung bilang dan dia marah pada Aji.

    Terakhir yang kuingat aku bilang dia mengecewakan banget aku dan aku malu punya adik kayak dia.

    Aji menangis dan keluar dari rumah sambil berlari. Aku yang marah diam saja. Setelah beberapa saat aku sadar apa yang aku ucapkan, aku langsung berlari mencari dia keluar rumah.

    Sampai malam Aji gak pulang kerumah. Aku dan bapak mencari kemana mana, kerumah temen temennya juga gak ada. Aku tanya ke tetangga tetangga dan ada yang bilang Aji masuk ke dalam mobil. Tapi gak tahu mobil siapa.

    Keesokan harinya kami makin bingung dan Aji benar benar menghilang . Aku merasa akulah yang membuat dia pergi, aku bilang aku malu punya adik kayak dia. Dan itu menjadi pukulan baginya karena selama ini aku sangat bangga padanya.

    Sampai hari ke enam gak ada kabar, dan bapak mendapat kabar ada anak yang ditemukan tewas di luar kota di jalan xxx, letaknya 50km dari tempat kami. Bapak kesana dan ternyata itu Aji yang ditemukan dibunuh dengan kondisi tubuh babak belur.

    Mendengar kabar itu aku syock, aku pingsan dan kata ibuku aku pingsan selama 4 hari. Setelah itu aku gak mau makan, aku ingin Aji balik dan hanya menunggu dia balik. Aku gak peduli kata bapak yang bilang Aji sudah berpulang. Aku hanya menunggu sambil menangisi dia.

    Semester itu kuliahku hancur, tubuhku drop, aku dibawa bapak ke psikiater. Butuh waktu hampir 4 bulan menerima kenyataan bahwa Aji memang sudah gak ada. Aku putuskan meninggalkan rumah, aku gak berani menengok makam Aji, aku milih ngekos dan selama kuliah Aku gak pernah balik, kecuali lebaran. Itupun pas hari H nya dan cuman untuk Sholat Ied dan sungkem ke orang tua dan silaturahmi ke tetangga, setelah itu aku balik ke kos.

    Begitulah yang terjadi 6 tahun lalu, gara gara aku Aji sampai meninggal dan Aku menyesalinya seumur hidupku, kalau boleh ditukar aku akan menukar nyawaku dengan kembalinya Aji.



    Aku menceritakan semua itu pada Agus, aku masih dalam pelukannya. Aku bilang minta maaf padanya.

    “Mas minta maaf Gus” kataku

    “Jangan tinggalkan Mas, Agus seorang yang bisa mengembalikan mas buat berdiri tegak kembali” kataku


    Agus menangis mendengar ceritaku. Dia menangis sambil mencium kepalaku. Akhirnya aku tegakkan tubuh dan memeluknya. Memeluknya erat seolah jika kulonggarkan sedikit saja maka dia akan pergi dariku.

    “Mas akan penuhi yang Agus mau, tapi jangan pergi. Aku takut gak bisa ketemu Agus lagi” kataku


    Agus hanya mengangguk dan mencium bibirku. Aku seolah mendapatkan kembali rasa kuatku, mendapatkan kembali rasa untuk hidup. Cukup ada dia saja.

    Aku akhirnya tertidup kelelahan dalam pelukannya.


    AKu terbangun kira kira sudah jam 10 siang. Agus masih memelukku.

    “Maaf ya Gus, Mas memang lemah dan cengeng” kataku

    “Maafin Agus mas, Agus janji gak akan pergi. Agus gak akan egois lagi” katanya

    Kemudian aku berdiri dan mengambil HP ku, aku telpon endah dan bilang gak bisa ke kantor ada urusan mendadak. Aku juga pamit pada bos untuk ijin dan dia maklum.

    Setelah itu aku mandi, aku minta Agus diluar kamar mandi dengan pintu kamar mandi kubiarkan terbuka. Aku gak mau ada hal yang menghalangiku memandangnya, aku gak mau kehilangan dia lagi.

    Setelah itu kita duduk duduk di sofa.

    “Gus ……………………………………” kataku

    “Iya mas, katanya sambil menyandarkan kepalanya di dadaku”

    “Jangan pergi ya, walaupun itu main main. Mas takut”

    “Iya mas, tapi kalau pura pura gimana” katanya tersenyu mencoba mencairkan suasana

    “Jangan pernah kalau masalah pergi dan penculikan. Jangan sampai kamu bikin rencana dua hal itu ya. Janji”

    “Iya janji janji, tapi hari ini Mas temenin Agus seharian” Katanya

    “Iya sayang, mas janji” sambil kucium lembut bibirnya

    “Mas, hari ini temen temen mau pesta, disini aja boleh ya?”

    “La makanannya gimana?” kataku kaget

    “Ya makanya ayo beli sekarang”

    “Ya udah deh, ayo kita belanja. Nanti mas yang masakin buat semuanya. Ada berapa orang?” kataku

    “50 orangan Mas, jam 7 malam”

    “OMG, ya udah ayo kita belanja. Kue dan snack beli jadi aja. Yang lain Mas yang masak”

    Akhirnya kami berdua pergi ke supermarket beli daging, Ayam, Udang, buah, sayur, bumbu bumbu dan sirup. Aku gak mau ada yang aneh aneh gak mau ada hiasan hiasan, ribet nanti ngebersihinnya.

    Tidak lupa kami ke toko kue untuk membeli kue ulang tahun dan brownies buat disajikan untuk tamu tamu Agus.

    Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang ketika kita sudah sampai kembali ke rumah. Aku minta Agus nonton TV aja, biar aku semua yang ngekaluin, aku gak mau malah kerjaan jadi tersendat sendat karena ulahnya.

    Jam 6 sore semua sudah selesai, ada tempura, ayam teriyaki madu dan wijen serta aku bikin burger. Ada nasi juga yang tersaji jika mau makan pake nasi. Kue kue sudah dipotong, makanan ringan sudah ditata. Minuman sudah tinggal dituang dan tinggal menunggu teman teman Agus.

    Aku lalu mandi dan Agus kulihat sudah bersiap siap menyambut tamu tamunya. Putra, Jimmy dan Stefanny datang duluan untuk membantu acara. Aku nunggu diluar aja buat mempersilahkan tamu masuk (sekalian curi curi lihat temen Agus yang cekep cakep sih sebenarnya huhuhu).

    Acara cukup meriah, aku gak tahu karena aku diluar saja, gak ikut bergabung secara langsung. Aku malah menyibukan diri di dapur. Malam itu Agus mendapat ciuman bertubi tubi dari temen temen ceweknya (cipika cipiki) tapi ada juga cowok yang ikut ikutan nyium dia (dasar cowok yang aneh).

    Ada bermacam macam game yang aku sendiri kagak ngerti , yang penting bagiku acaranya sukses dan Agus senang. Jam 11 malam acaranya selesei, semua sudah pulang. Tinggal kami berdua kelelahan di dalam rumah. Besok aja deh beberes kekacauan ini, dan aku pengen tidur. Agus sudah kecapean juga, segera kubaringkan tubuhku, agus berada disiku, kulingkarkan tanganku dibalik pakaiannya dan aku tertidur dengan damai.


    Next chapter: cooking game dan masalah temannya Agus


    Silahkan membaca dan ditunggu komen komennya
Sign In or Register to comment.