It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
oh yes aja deh, belum sempat aku ketik ni, besok aja deh ngetiknya. ditunggu aja deh ya. silahkan kamu prediksi aja dan tulis disini
Sudah tiga hari dan saatnya pulang. Agus yang dirumah katanya masih dengan temennya. Komonikasi dengan dia lancar lancar saja dan gak ada hal yang aneh menurutku. Semua masih dalam kondisi wajar. Dia Cuma bilang temennya lagi ada masalah jadi dia menginap di rumah.
Sebelumi balik, aku sempetin beli oleh oleh keripik tempe, selai pisang dan keripik belut. Sebenarnya selain buat Agus aku sendiri juga suka heheheheh. Aku putuskan juga membeli bakpia, walau bukan oleh oleh daerah sini tapi aku suka dan bisa jadi obat kangen jogja tercinta. Kubeli beberapa kotak dan semuanya tersusun manis dalam dus penuh.
Sudah waktunya pulang ni, rombongan sudah mau masuk ke dalam bus, aku sempetin telpeon Agus dulu. Setelah beberapa saat telpon diangkat
“Hallo” kataku
“Hallo Mas, kangen ni……………………….”
“Kangen ama apa sayang” kataku
“Kangen sama oleh olehnya dwong, jangan lupa dibawain yang banyak ya” katanya
“Jadi gak kangen sama Mas ni” pancingku
“Kangen sih, dikittttttttttttttttt” katanya
“Ah, males ah bawain oleh-oleh, ngapain gitu. Agusnya dah gak sayang lagi ma Mas”
“Ih enggak enggak, maaf mas, Agus kan Cuma bercanda. Agus sayang banget ma Mas, agus cinta mati. Kangen banget sih, tapi Agus tahan”
“Iya sayang, nanti mas dijemput ya” kataku
“beres mas”
“Love you sayang muahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh”
“Muahhhhhhhhhhhhhhhhhh” jawab diseberang sana
Akhirnya hubungan telpon kumatiin dan aku masuk ke dalam bus. Gak beberapa lami rombongan kami kembali ke jakarta.
Aku sudah duduk manis di dalam mobil dengan Agus disampingku. Aku kangen banget sama dia, muka imutnya, tawa cerianya, sosoknya yang polos menggemaskan menjadikan rinduku menjadi sangat sangat gak tertahankan lagi. Tadi waktu ketemu dia aku gak berhenti henti memandang wajahnya. Langsung aku peluk ketika ketemu dia, dan dengan berangkulan aku kembali ke mobil untuk pulang.
Sudah didalam mobil kami sedikit berbincang bincang
“Gimana kabarnya sayang” kataku
“Baik mas, tapi kangen sama Mas, kalau malem susah bubuk gak ada yang meluk”
“Sama gus, tapi disana aku ada kok yang dipeluk. Lumayan menggantikanmu selama 3 hari hehehehhe”
“Mas jahat ah, siapa siapa” katanya sambil cemberut
“Siapa ya, pokoknya dia gak cerewet dan pastinya gak bikin ulah. Gak suka minta minta segala” kataku
“Siapa siapa orangnya? Aku mau bunuh dia?” kata Agus mulai emosi
“Jangan emosi sayang, gak baik buat kesehatan”
“Pokoknya siapaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa” katanya agak berteriak
“Pelan pelan sayang ngomongnya, mas jadi budeg ni. Ya sama guling hotel sayang, dia kan gak rewel kayak kamu” kataku
“Hmmmmmm, beneran, bukan manusia?”
“Bukanlah sayang, Mas tu cuman mau bubuknya sama kamu, kalau gak ya sama guling doang. Mas selalu minta kamar sendiri kok kalau nginep sama siapa siapa” kataku
“Iya Agus percaya kok, Agus sayang banget sama Mas, Agus takut mas”
“Udah sayang gak usah takut. Mas sayang dan cinta Agus, mas kali yang takut Agus pergi, secara kamu kan ganteng banget, bisa ngedapatin siapa saja yang Agus mau”
“Yang aku mau Cuma bersama Mas doang selamanya” katanya sambil mencium pipiku
“Makasih ya sayang” jawabku sambil tersenyum
Home sweet home
Aku langkahkan kaki memasuki rumah mungil kesayanganku. Suasana masih sama seperti ketika aku pergi (ya iyalah pergi cuman tiga hari saja). Aku bawa koper baju dan perlengkapanku sedang Agus bawa dus berisi aneka makanan.
“Sayang, mas mandi dulu ya, kamu buka saja dan ambil beberapa. Sisanya disimpan dulu baik baik,jangan dibuka semua” kataku
“Beres Mas” katanya yang sudah mulai membuka bungkusan dus dan mulai mengeluarkan isinya
Letak kamar mandi ada di belakang, jadi aku kesana langsung mau mandi. Tapi begitu aku mau masuk, ada sesosok manusia yang keluar, cowok putih tinggi, sekitar 180cm, cuman pake handuk doang keluar dari kamar mandi. Cakep dan ganteng banget, pasti banyak ni yang nge fans ma dia. Tubuhnya proporsional walau gak sixpack tapi perutnya rata. Cakep bener deh.
Aku baru ingat, kan waktu aku prgi ada teman Agus yang mau nginep, belum kenalan juga sih karena aku buru buru. Dia hanya tersenyum
“habis mandi?” kataku
“Iya Mas. Aku ke kamar dulu ya Mas” katanya
“Silahkan silahkan”
Sampai di kamar mandi aku lepas semua pakaian dan memutuskan untuk berendam di bath tub, selama berendam aku mikir, kok gak pulang pulang ni cowok, dan dia cakep banget, apakah Agus gak naksir dia? Kalau dibanding aku, kalah jauh aku, wajahnya kayaknya indo deh. Pasti orang akan memilih dia. Aku jadi merasa rendah diri dan merasa akan kehilangan Agus.
Tiba tiba memikirkan akan kehilangan Agus membuatku sakit, tiba tiba air mataku meleleh tanpa bisa dicegah. Aku hanya terdiam dan aku hanya melemaskan diri di dalam bath tub. Aku serasa takut untuk melangkah keluar, karena aku merasa jika aku melangkaah keluar dan tiba tiba Agus bilang akan pergi dengan cowok itu aku dan pasti aku gak kuat menerima itu. Semua pikiran buruk berkecamuk dalam diriku dan membuatku lelah dan akhirnya aku tertidur.
Kurasakan seseorang mengguncang guncang tubuhku dan membuatku terbangun. Ternyata Agus yang masuk ke kamar mandi. Aku lihat wajahnya ketakutan seperti melihat hantu atau apa.
“Mas, kenapa menangis mas, ada apa?” katanya
“Aku gak nangis kok Gus” kataku
“Jangan bohong ma Agus” katanya tegas. Aku belum pernah melihat dia membentakku begitu
“Gak ada apa apa sayang. Nanti mas omongin setelah mas selesai mandi”
“Ya udah Agus sabuni punggungnya sini” katanya
“Iya sayang, makasih ya” kataku
Akhirnya kubiarkan agus menyabuni tubuhku. Dia masih pake kaos dan celana pendek memperlihatkan kakiny yang putih dan sexy. Jari jarinya dengan lembut membelai kulit tubuhku.
Akhirnya semua selesai. Aku sudah berada didalam kamar dan agus berbaring di tempat tidur. Aku letakkan kepalaku di perutnya, aku cium perutnya untuk merasakan kembali aroma dia yang sudah berhari hari tidak aku rasakan. Rasanya ketenangan dan ketentraman menyeruak, memupus semua prasangka dan dugaan buruk yang tadi melintas dan mengiang iang di dalamaa kepalaku.
“Sayang, mas kangen banget ma kamu. Mas gak tahu gimana Mas kalau kehilangan kamu” kataku
“Mas ngomong apa sih, Agus hanya milik mas, selamanya”
“Beneran, janji” kataku rapuh
“Iya mas, pegang deh janji Agus” katanya
Aku langsung pindahkan kepalaku yang ada di perutnya, aku langsung berada diatas tubuhnya. Aku pandangi wajahnya, wajah yang kurindukan, wajah yang bisa menenangkanku sekaligus wajah yang bisa membuatku tidak tenang dan gelisah. Ku rendahkan kepalaku dan kukecup bibir merahnya. AKu merasakan sensasi yang sudah beberapa hari ini tidak aku rasakan, sensasi rasa nyaman yang luar biasa sekaligus membuatku merasa sangat kuat, sensasi yang mendinginkan badan dan menyejukkan hati tapi sekaligus membuat sesuatu terasa panas. Aku kulum bibirnya, lidahnya menyapi bibir atasku yang kubalas dengan kuluman pad lidahnya.
Panas menjalar ke seluruh tubuh, pelukan makin erat dan erat, aku merasakan apa yang dia rasakan dan aku sangat ingin lebih dan lebih. Tapi semua itu itu berakhir dengan lenguhan dan nafas yang tersengal sengal. Aku tatap wajahnya dan tersenyum yang dibalas dengan senyuman malaikatnya. I love him so much.
Aku paksakan diriku berdiri dan aku tarik Agus untuk berdiri, kami berhadap hadapan dan saling berpelukan.
“Sayang, mas laper ni”
“Hmmm, Agus juga laper mas. Ayo makan”
“Tapi kayaknya tadi mas lihat temenmu deh, masih nginep disini dia” kataku
“Masih Mas, Kasian mas dia”
“Ya udah nanti aja dibahasnya, makan dulu deh. Gini aja, mas capek ni males jalannya, kamu bisa gak beli keluar, lauknya aja, nanti mas masak nasi. Mas pengen makan pecel lele ni, tapi nasinya pada gak enak, jadinya beli lelenya aja. Oh ya, beli juga ayam mentega ya. Kamu mau makan apa terserah pilih saja, temenmu ajak aja, biar dia juga bisa milih sendiri. Ni mas kasih duitnya” kataku sambil nyerahin 2 lembar uang seratus ribuan
“Kalau masih kurang duitnya, pake punya kamu dulu, masih ada kan? Besok mas ganti” lanjutku
“Iya mas, sip” kata Agus
“Mau pake motor atau mobil?” kataku
“Pake motor aja mas biar gak ribet” katanya
“Ya udah tapi hati hati. Oh ya nama temenmu tadi siapa?” tanyaku
“Namanya Zack Mas”
“Nama bule ni kayaknya huhuhuhu”
“Iya mas, dia indo”
“ Papanya Jerman” kata Agus
“Ya udah sana berangkat. Nanti kemalaman”
Kami berdua keluar dari kamar dan aku segera ke dapur dan Agus ke kamar tempat Zack dan mereka keluar. Segera aku memasak nasi dan bikin mash potato, kali kali aja Agus belinya sesuatu yang gak nyambung dimakan pake nasi.
Hampir satu jam Agus baru balik dan dia akhirnya balik dengan pesananku plus ada Ayam goreng tepung dan Spagetty.
“Gus, kamu mau makannya pake nasi atau mash potato, tadi mas bikinin”
“Pake mash potato aja mas, enak enak”
“Kamu gimana zack?” tanyaku
“Pake mash potato juga deh Mas. Oh ya boleh kan aku panggil Mas?” katanya
“Boleh silahkan gpp. Santai aja. Ayo dimakan semuanya” kataku
Kami bertiga makan dengan lahap. Agus ternyata juga beli martabak manis dan martabak gurih, aku milih yang gurih. Martabah manisnya full keju, aku sampai geleng geleng kepala.
“Gus, tu martabak keju atau keju rasa martabak sih” kataku
“Ih mas mah gak gahul gitu deh, ni mah keju spesial gitu?” katanya
“Terserah kamu deh Gus, aku nyerah deh”
“Kalau gitu cicipin dong” katanya
“Mas dah kenyang, Zack kamu mau gak?” katanya
“Boleh” kata zack
“Zack kamu ambil aja sendiri deh kalau mau, ini antara aku dan mas Damar” kata Agus
Zack hanya cekikian saja melihat ulah Agus. Agus mendekatiku dan duduk disampingku. Kami sedang berada di sofa sambil nonton tv, eku duduk di bawah, sedang tadi Agus dan zack duduk di atas.
“Makan ya mas, sini Agus suapin” katanya
“Emoh deh gus, buat kamu aja”
“Kalau sayang ma Agus makan dong, please” katanya memelas
“Gak malu tu ma temenmu?” kataku
“Ngapain malu, dia udah tahu kok hubungan kita. Iya kan zack?”
Hanya dijawab dengan anggukan Zack dan aku melongo. Agus sodorkan martabak manis didepan mulutku. Aku akhirnya memakan dan menggigit ujungnya, langsung rasa keju yang sedikit memualkan perut berasa di mulutku. Tapi ya masih dalam taraf bisa diterima walau ya memang tidak begitu suka.
“Enak kan mas”
“Iya enak banget Gus” kataku
“Lagi mas?”
“Udah Gus, mas mau yang gurih aja, kamu berdua aja yang ngabisin yang manis” kataku
“Ocre bos” katanya kembali duduk disamping Zack
Kami melanjutkan acara malam itu sambil nonton TV. Aku sebenarnya pengen langsung tanya ada masala apa sama Zack sehingga gak pulang pulang, tapi akhirnya aku tunggu aja besok. Kalau masih belum pulang juga akan aku tanyain.
Pagi sudah tiba. Jam menunjukkan pukul setengah 5, seperti biasa rutinitas dimulai dengan sembahyang. Pagi ini aku mau bikinin sweet french toast dan fruit salad untuk Agus dan Zack, sedangkan untukku sendiri aku makan nasi dan scrambel egg dengan sayuran. Semua sudah selesai jam 6 pagi, aku mandi dan bangunkan Agus.
“Sayang, sudah jam 6, bangun yuk”kataku yang baru saja selesei mandi
“Hmmmmmm, cium” katanya tapi matanya masih terpejam
Kucium bibirnya dan kuangkat kepalanya agar posisinya menjadi posisi duduk. Kalau gak digituin susah ngebangunin ni kucing yang tertidur lelep.
“Bangun sayangku, kuliah pagi kan?” kataku
“Iya mas sayang, peluk” katanya sambil memelukku
“Kenapa ni kok pagi ni manja banget”
“Pengen dimanja, abisnya ditinggalin kemaren”
“Ya udah sayang, sini mas manjain” kataku sambil memeluknya dan aku duduk di ranjang dan aku pangku dia.
Agus kemudian membenamkan wajahnya dileherku, aku elus elus punggungnya, kucium kepalanya
“Gus, mas sayang dan cinta Agus, mas pengen yang terbaik bagi Agua, dan mas tahu Agus dan berbuat terbaik. Mas sangat bangga padamu”
“Makasih mas. Agus gak akan mengecewakan Mas” katanya terisak
“Sayang jangan nangis dong, udah gede lo. Ganteng lagi, manis lagi. Terganteng sedunia deh” kataku sambin kupandang wajahnya
Agus tersenyum padaku, aku kelitikin dia, Agus meronta ronta tapi tidak aku lepas dan berakhir dengan kami berdua jatuh dan berpelukan di kasur.
“Mas jahat ah gelitikin Agus” candanya yang masih memelukku
“Gak lah, mas sayang ma Agus”
“Gus, Zack kuliah gak hari ini” kataku
Dijawan dengen gelengan kepala.
“Berarti selama disini gak kuliah dia?” tanyaku yang dijawab dengan anggukan kepala
“Ya udah kita bicarakan ini nanti, mas mau berangkat dulu. Sarapan udah ada tu dimeja, mandi dulu sana” kataku
“Iya mas” katanya sambil mencium bibirku
Terus terang aku bingung ngadepin masalah gini, yang jelas aku gak mau disalahkan orang tuanya, tapi juga serba salah kalau gak mangijinkan tinggal disini. Semoga masalah ini dapat diseleseikan dengan baik.
Sarapan pagi ini kami hanya sedikit ngobrol karena aku mau berangkat pagi aja, macetnya bikin pusing. Setengah 7 sudah berangkat dan aku aku tinggalkanAgus dan Zack. Semoga hari ini menyenangkan.
Siang itu sebenarnya ada meeting penting dengan perusahaan rekanan, tapi ada kabar dibatalkan. Katanya ada musibah gitu dengan pemimpin perusahaan tersebut jadi diundur. Aku langsung menghadap bos buat nyari kejelasan dan didapat emang pemimpin perusahaan tersebut lagi panik anaknya hilang.
Semoga cepet ketemu deh, biat semua kembali seperti semula.
Dikarenakan kasus itu maka aku bisa pulang lebih cepat, sampai rumah jam 3 tepat. Yasudah aku putusin ngobrol dengan Zack
“Sore Zack, lagi ngapain ni” kataku yang melihatnya duduk di sofa
“Lagi baca buku mas”
“Kok gak kuliah? Nanti banyak ketinggalan lo”
“Enggak mas, lagi males”
“Masih muda kok malesan. Mas boleh tahu gak kok kamu sampai kabur gini?”
“Emang Agustinus belum cerita mas?”
“Belum, aku gak mau maksa, dia enggan kayaknya, makanya aku tanya langsung sama kamu” kataku
”Rumit Mas”
“Tapi kalau kamu kabur gini malah makin rumit kan? Apa gak ada cara yang lebih baik?”
“Gak tau mas, Zack cuman pengen didengerin, selama ni zack terus ditekan, gak bisa ambil keputusan”
“Hmmmmm, susah juga ya kalau begitu. Emang kamu kenapa sih?”
“Zack pengen diperhatiin, kayan Agustinus yang dperhatiin Mas Damar, tapi orang tua Zack gak kayak gitu, dari kecil zack ditinggal mulu, Cuma dikasih duit doang. Zack pengen kehadiran mereka di hidup Zack”
“Mungkin itu cara mereka nunjukin kasih sayang ke kamu zack, gak ada orang tua yang gak sayang anaknya”
“Kecuali ortu Zack, Zack kecelakaan dan masuk rumah sakit aja gak ditengok, cuman dipastiin biaya RS tercover semua. Zack benci, Zack iri sama orang tua yang sayang anaknya”
“Emang Zack mau kabur sampai kapan?” kataku
“Sampai mereka sadar dan memenuhi permintaan Zack”
“Ya udah, Mas gak ada maksud mengusir kamu, lebih baik kamu tinggal disini dulu daripada terlantar. Semua yang akan kamu putuskan dan lakuin harus dipikirin masak masak ya, dan kalau ingin menghubungi orangtuamu, hubungi aja dengan baik baik, jangan pakai ngotot”
“Iya Mas”
“Semoga yang terbaik deh nanti yang Zack dapatkan”
“Iya Mas, Agustinus beruntung banget ya?”
“Emang kenapa? Sama aja kali semua ada kelemahan dan kekurangannya”
“Tapi dia ada Mas yang jagain dia dan ngasih perhatian nyata, Zack iri”
“Ada ada aja kamu, udah gak usah mikir aneh aneh” Kataku sambil mengacau acau rambutnya
Aku tinggalkan Zack dan ke dapur buat nyiapin makanan buat kami untuk nanti sore. Bingung juga ngadepin yang kayak gini, serba salah tapi yang pasti gak bisa didiamkan terlalu lama. Nanti deh kalau Agus sudah pulang aku mau ngomong sama dia. Dia kan walau kecil kecil gitu (aku lo ya yang nganggap anak kecil, usianya udah 23 tahun) tapi kadang pendapatnya bagus dan bisa jadi pertimbangan saja.
Sore ini aku mau masak nasi goreng saja deh, ditambah dengan telur dadar, spicy chicken wing dan salad sayur. Simple dan gak makan waktu lama, juga bumbunya gak terlalu banyak persiapannya. Aku pakai chicken wing yang sudah kemasan, jadi tinggal goreng sebentar. Untuk saladnya pakai selada, ketimun dan tomat yang disiram pake mayonaise yang dibumbui dengan lada, garam, bubuk bawang putih dan sedikit bubuk paprika. Cuman campur campur aja gak susah bikinnya.
Setelah semua selesai dan aku mandi sore, sewaktu aku selesai mandi dan ke kamar, Agus sudah ada di dalam kamar. Aku Cuma pakai handuk doang, tiba tiba Agus memelukku.
“Mas Damar sayanggggggggggggggg” katanya sambil mencium pipiku
“Masih bau matahari sayang, sana mandi dulu”
“Mas sexy deh”
“Dasar genit”
Aku lepaskan pelukannya dan aku cium bibirnya sebentar. Aku buka lemari dan memilih baju yang aku ingin pake. Sambil berpakaian aku ngobrol dengan agus yang tiduran di tempat tidur
“Bagaimana kuliahmu sayang?”
“Beres Mas, hmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm”
“Apa?” Kataku mendekatinya dan ikut berbaring disampingnya
Agus kemudian meletakkan kepalanya didadaku, aku elus elus rambutnya
“Tadi orang tua Zack nyari nyari dia Mas”
“Lalu kamu bilang apa”
“Aku bilang gak lihat, bingung mas”
“Kamu mau cepat selesai atau gak masalah Zack?”
“Iya pengennya kayak gitu”
“Ya udah, besok bawa ortunya kesini” kataku
“Tapi mas, nanti zack benci sama Agus?”
“Kalau kamu gak kasih tahu, nanti dia kuliahnya terbengkalai, bisa jadi masalah lebih panjang.”
“Iya sih mas, tadi ortunya ngasih no telepon”
“Ya udah, kasih mas sini, biar mas yang hubungi. Kamu ajak makan Zack dulu sana, aku hubungi orang tuanya, biar dia bisa jemput Zack malam ini” kataku
“Iya mas, Agus percaya sama mas”
Agus keluar kamar. Didalam aku menimbang nimbang, tapi ya sudahkuputuskan aku hubungi. Aku cuman nanti minta jangan dimarahi, tapi itu urusan yg ngambil keputusan orang tua dan Zack sendiri. Kadang kita tidak punya kuasa, kita gak bisa mencampuri sesuatu walau kita ingin berpartisipasi didalamnya. Demikian juga dengan masalah ini. Tapi aku pengen semuanya selesei secapetnya, mau lama atau cepet hasilnya akan sama saja menurutku. Jadi kuputuskan menelpon orang tua Zack.
Aku telepon dan ternyata tanggapannya baik baik saja, memang orang tuanya hanya memiliki sedikit waktu buat dia, dan aku salut mereka berani mengakui itu dan bilang padaku akan lebih memperhatikan anaknya. AKu bilang agar Zack gak terjerumus ke hal hal yang negatif, dan mohon agar lebih memperhatikan dia. Mereka berdua berjanji akan langsung ke tempatku setelah aku kasih alamat rumahku.
Aku segera keluar kan kulihat Zack dan Agus bercanda ria sambil makan. Aku senang melihat Agus yang riang. Ketika melihatku mereka tersenyum dan aku bilang
“Ini lagi makan kok malah becanda” kataku
“hihihihihihihihi” jawab Agus
Zack hanya tersenyum dan aku geleng geleng kepala.
“Zack, kamu sayang orang tuamu kan” kataku
“Iya mas, sayang bangetlah, tapi kayaknya mereka gak sayang”
“Kalau ternyata mereka sayang gimana Zack?”
“Pasti seneng sekali, tapi Zack gak percaya”
“Yaudah kamu tunggu disini sebentar, orang tuamu akan datang kok” kataku
Zack terkejut dan mukanya ketakutan, melihat hal itu Agus memeluknya. Aku biarkan saja
“Mereka gak marah kok, Mas sudah ngomong sama mereka dan berjanji mereka akan ada waktu buatmu. Nanti ngomong deh sama mereka disini.”
“Zack gak usah takut, kalau Mas Damar udah bilang gitu pasti semuanya beres” Kata Agus
Akhirnya Zack tenang. Sambil menunggu orang tua Zack datang kami bertiga nonton acara masak dowmloatan dari inet, masterchef jr Australia 2. Agus udah senang tu, pasti minta dibikinin.
“Mas, nanti bikinin ya?”
“Iya, nanti mas improve ditambah petai atau jengkkol dan pare di resepnya” kataku
“Janggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”
Aku dan Zack hanya ngakak. Agus lalu duduk disampingku, aku rangkul dan kepalanya menyandar di pundakku. Kami bertiga menonton sampai jam 10 malam ketika pintu depan rumah ada yang ngetuk. Aku kedepan dan ada 2 orang, seorang bule dan ibu ibu cantik. Ternyata mereka orang tua Zack.
Aku persilahkan masuk dan ngobrol sebentar, aku minta jangan marahi anaknya, namanya juga masih muda, masih 19 tahun Zack nya, jadi masih berpikir kurang jernih. Mereka maklum dan aku panggil Zack.
Setelah bertemu mama dan papanya memeluk Zack, Zack agak terkejut dan baru menyadari memang orang tuanya sebenanya sayang banget padanya. Aku biarkan mereka mengobrol dan Zack mengungkapkan yang diinginkannya. Kemudian mereka bertiga pulang.
Aku dan Agus sedang dikamar
“Mas, gimana Zack Mas”
“Semoga baik baik aja sayang”
“Iya mas”
“Ya udah sekarang kita bubuk aj ya”
“Hmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm”
“Ada apa lagi?”
“Kalau Agus kabur gimana mas?”Katanya
“Ya kabur karena apa dulu sayang?”
“Ya kabur aja hehehe”
“Mas akan cari dan iket dikamar telanjang”
“Ih mas omes deh, pasti setelah itu diapa apain”
“Ya iya dong, masak dianggurin hehehe”
Aku gelitikin dia, Agus meronta ronta dan ketawa keras. Akhirnya kami berdua capek dan tertidur. Aku senang semuanya sudah selesai dan aku bisa kembali berdia dengan Agusku.
Hari itu aku gak ada firasat apa apa, pagi pagi aku ke kantor seperti biasa, meeting dengan rekanan kemarin dilanjutkan dan ternyata yang jadi pimpinan rekanan itu orang tua Zack, terkejut juga dan kita malah jadi ngobrol asik. Boss aja terkejut dan hasilnya meeting sukses dan proyek kerjasama segera dilaksanakan.
Lumayan melelahkan juga, jam 3 sore tiba tiba aku dapat SMS dari Agus
<Mas Agus nginep di rumah teman>
Aku balas dan tanya dimana ternyata waiting, aku telpon ternyata HP nya non aktif. Gus, kamu kenapa lagi kali ini?
@The_jack19, tanks dah baca tulisan kacauku
God job poke! ЂёђёђёЂёђёђё.......
@dirpra, namanya juga Agus, let's see apa kejutan sebenarnya darinya
Aku sudah di rumah, sudah mandi dan sedang makan malam, tadi bikin tumis kangkung dan telur dadar. Aku gak ada prasangka buruk, mungkin saja Agus memang mau nginap di tempat temennya, ada kerja kelompok atau jangan jangan mau nonton bareng midnight show kali dan tadi HP nya low bat jadi gak bisa dihubungi. Ya udah, malam ini akhirnya makan sendiri dan nonton acara TV, acaranya masterchef ni, langsung aku duduk manis di depan televisi sambil menikmati tayangan lomba memasak.
Malam sudah menunjukkan pukul 10 malam, aku kecapean dan ngantuk berat rasanya. Aku coba hubungi Agus lagi untuk mencari kabar darinya dan ternyata masih tidah bisa dihubungi karena HP mati. Aku sih agak khawatir karena dia udah gede dan kuanggap dewasa (walau bagiku dia tetap anak kecil sampai kapanpun), palingan juga tadi langsung nonton gak sempat carger HP jadi masih low bat HP nya. Malam itu aku tertidur sendiri tanpa bisa memeluk Agusku tercinta.
Keesokan paginya aku bangun jam 5 seperti biasa dan rutinitas biasa kecuali aku gak bikin sarapan buat Agus, aku cuma bikin omlet dan kentang goreng untuk sarapanku plus sedikit nasi. Gak ada nikmatnya kalau gak ada nasi, rasanya belum makan gitu.
Jam sudah menunjukkan pukul 7.15 pagi, dan di HP ku sampai sekarang belum ada juga sms dari Agus, Cuma ada dari Endah yang bilang akan ada meeting jam 9 tepat. Akhirnya aku langsung berangkat dan yang kupikirkan meeting dulu.
Waktu sudah menunjukkan jam 1 siang, aku sedang makan dengan Endah asistenku di sebuah resto di sebuah pusat perbelanjaan. Kamu berbincang bincang sejenak ngomongin kerjaan dan lain lain
“Capek juga ya Ndah, pusing kepalaku ni” kataku
“Emang kenapa paak? Ada yang gak beres”
“Gak juga sih, semua beres kok. Tapi kerjasama dengan rekanan kemaren yang dirapatkan tadi bikin stress, masak bos suruh aku menghandle semuanya”
“Ya berarti bapak dipercaya sama pak boss dong”
“Ah, kan masih ada yang lain, kayak gak ada orang lain aja, aku juga masih punya kewajiban lain”
“Tapi bonusnya kan gede pak”
“Tapi pusingnya itu deh”
“Sebanding dong pak hasilnya”
“Iya sih, cuman akunya aja yang takutnya waktuku banyak tersita. Aku kan gak cuman kerjaan yang dipikirin, masih banyak yang lain”
“Sabar pak sabar” kata Endah
“Oh ya ndah, aku ada acara lagi gak nanti sore?” kataku
“Gak ada jadwal sih pak, tapi bos tadi minta bapak menghadap dia jam 3an, katanya ada sesuatu yang mau dibicarakan”
“Aduh si bos deh, bikin kerjaan menumpuk aja. Ya udah kalau gitu, aku mau disini aja dulu deh, mau nenangin otak dulu. Kamu kalau mau balik dulu gpp silahkan” kataku
“Jangan lupa pak jam 3 ketemu bos”
“OK, ni aku mau istirahat deh, masak sampai jam 1 gak ada istirahat istirahatnya. Jam 2 an aku balik” kataku
Akhirnya Endah meninggalkanku sendirian. Aku buka laptop dan aku coba buka email. Ternyata ada beberapa email, ada yang dari adikku dan ini ada juga dari temen kuliahku dulu. Ada juga beberapa spam yang berisi penawaran gak jelas. Email spam kudelete, dan kubuka email dari adikku, ternyata berisi dokumen, aku download dan aku simpan di folderku. Email dari temen ternyata ajakan buat ketemuan, ada reuni katanya. Males ah, mana reuniannya harus di Jogja lagi, akau bales aku lagi gak bisa ninggalin Jakarta.
Oh ya, buka FB ah, udah lama gak buka FB ni, akhirnya buka buka fb dan banyak notifikasi, dan minta pertemanan. Males ah konfirm, cuman lihat2 aja yang minta pertemanan ternyata banyak yang unyu unyu. Ternyata anak anak muda sekarang cakep cakep ya, heran deh dikasih makan apa ya kok bisa cakep cakep gitu.
Tapi aku juga sering ragu apa bener tu yang di fb poto asli mereka ya? Sering foto menipu dan foto wajah tak seindah aslinya. Mending lihat Agus deh lebih unyu unyu, tapi lihat lihat dikit kayak gini juga gak akan bikin runyam rumah tangga kok. Yang penting kita tahu batasan yang boleh dan gak boleh dilakukan.
Oh ya, telpon Hendra ah, mungkin dia mau ikut reunian, titip salam aja sama dia buat temen temen. Aku telpon dia dan beberapa saat kemudian diangkat
“Hallo Ndra gimana kabarnya?” kataku
“Biasalah sibuk dan sibuk”
“Oh ya, kamu ikut reunian gak besok awal bulan tanggal 9, aku dapat undangan lewat email tadi”
“Ikut dong, sekalian lihat kabar temen temen. Gimana kamu?”
“Aku gak bisa ikut, sibuk sibuk!, mana disuruh menghandle proyek lagi”
“Wah, proyek besar dong”
“Biasa aja deh, cuman nanti waktuku berkurang aja, aku kan juga mau berduaan ma ayang”
“Hahahahahahah, iya iya percaya. Eh, kalau ikut reunian nanti bisa ketemuan sama gebetanmu waktu kuliah lo, si Simon”
“Simon?”
“Iya, Simon Ardian, masak sama mantan sendiri lupa”
“Wakakakakakakak, ah gak asik, Udah gak ada rasa ma dia. Eh katanya dia dah punya anak 5 lo”
“Wakakakak, ngikutin juga lo, masih ngefans ya?”
“Najis deh. Ya udah salam aja deh ya buat semuanya” Kataku
“OK Bos, eh salam ya buat yayangmu”
“OK Nanti kusampain kalau ketemu, dari kemaren belum pulang kerumah deh”
“Emang kemana?”
“Katanya sih mau nginep ketempat temennya, moga hari ini sudah balik”
“Temen apa temen tu?”
“Jangan manas manasin kamu, Aku hajar nanti!”
“Iya iya, moga gak selingkuh dia, tidurnya gak ehem eheman ma temennya”
“Kampret lo ya ngomongnya”
“Canda bos canda. Ya udah salam ya buat Agus, eh Agus kan namanya”
“Iya, dasar kakek kakek pikun” kataku
Akhirnya kututup sambungan telpon dengan Hendra, kemudia aku coba telpon Agus kembali. Tapi ternyata HPnya memang gak bisa dihubungi. Aku lihat ternyata sudah jam 2 dan aku kembali ke kantor.
Jam 3 aku menghadap bos dan ternyata benar, disuruh dan diserahi tugas memimpin proyak kerjasama dengan rekanan tersebut, aku sebenarnya sudah menolak, tapi bos nya tetep aja ngotot, katanya aku dengan gampang meyakinkan bos perusahaan rekanan itu. Ya iyalah, anaknya nginep di tempatku. Aku bilang kan masih banyak senior senior yang usianya lebih tua dari aku, aku gak mau senior senior jadi iri. Tapi bos mana bisa ditentang, kalau sudah A ya harus A. Nyerah deh akhirnya setelah berdebat setengah jam. Bulan depan sudah dimulai. Hufft, pasti kerjaan tambah berat dan tentunya waktu berduaan ma Agus makin sedikit.
Waktu sudah menunjukkan pukul 5 ketika aku sampai dirumah, dan rumah masih sepi sepi saja. Aku tadinya mengira kalau sampai rumah disambut senyum Agusku yang menawan, tapi ternyata gak ada apa apa alias kosong. Rada jengkel tapi aku mulai ada rasa khawatir. Aku lihat HP ternyata gak ada tanda sms terkirim, dan aku hubungi HP nya lagi tetep gak bisa. Akhirnya aku bener bener khawatir, jangan jangan ada apa apa ni dengan Agusku.
Untung dari kejadian kemaren waktu kasus perampokan itu aku minta no temen temen akrab Agus. Aku hubungi Zack dulu dan diangkat
“Hallo selamat malam Zack”
“Iya, ini mas Damar ya, gimana kabarnya”
“Baik Zack, oh ya Agus ada di tempatmu gak” kataku
“Gak ada Mas, gak sama aku”
“Hmmmm, kemana ya dia, Kemarin dia SMS bilang nginep dirumah temennya, tapi sampai sekarang gak ada kabar diamana dia”
“Hmmmm, iya sih, kemaren siang aku juga lihat Agustinus kok, malah sempat makan siang bareng. Dia malak aku lo mas”
“Kebiasaan deh, masih belum hilang juga ternyata. Tapi setelah itu gimana Zack”
“Hmmmm, kayaknya dia sama Putra dan Jimmy deh Mas, soalnya Zack langsung balik mau ada pemotretan”
“Ow begitu, Emang hari itu gak ada apa apa Zack dikampus?”
“Hmmmm gak ada deh kayaknya, tapi ada pengumuman nilai ujian mas. Tapi zack males ah, palingan dapat C semua, hehehehhe”
“Kalau cuman ujian gak mungkin dia gak ngasih kabar gini. Yaudah Zack, makasih infonya ya, aku mau cari hubungi Putra dan Jimmy, kali ada yang tahu dimana Agus berada, By”
Hmmmm, aku makin bingung ni, ada apa ya? Aku hubungi nomor HP putra. Ternyata tidak diangkat HP nya. Aku hubungi Jimmy, dan beberapa saat kemudian diangkat
“Malem Jimmy, Mau nanya nih” kataku
“Iya mas ada apa?”
“Agus disitu ya?”
“hmmmmmmmmmm, gak ada mas”
Aku merasakan ada sesuatu, feelingku berkata dia berbohong
“Jim, terus terang aja deh, ada kan” kataku sedikit keras
Aku tahu dia sedikit ketakutan. Aku dulu kan pernah mengancam dia.
“Maaf mas, Agus yang gak ngasih ijin buat ngomong ke Mas”
“Tuh kan ngomong sendiri, sekarang Agus dimana”
“Ada dikamar mas, dari kemaren sore dia Cuma duduk di kamar gak ngapa ngapain, kayaknya dia depresi mas”
“Depresi, emang kenapa”
“Gak tahu mas, setelah pengumuman nilai, dia minta nginep dirumahku dan begitu kejadiannya, dia minta jangan bilang Mas Damar”
“OK deh, aku kesitu sekarang. Tolong jagain Agusku ya”
“Iya Mas”, katanya
Aku sudah berada di depan rumah Jimmy, waktu sudah menunjukkan jam setengah sepuluh malam. Aku ketok pintunya dan tidak beberapa lama kemudian Jimmy muncul. Kayaknya dia tidak sendiri, ternyata ada temennya juga yang aku gak tahu siapa.
“Malem jim, Agusnya dimana” Kataku terus terang tanpa basa basi
“Ada didalam mas, ada dikamar. Dia dari kemaren gak ngapa ngapain. Makan aja gak mau”
“Jadi dari kemaren belum makan?” kataku khawatir
“Cuma minum susu aja mas, itu pun kami paksa”
Aduh aku jadi beneran khawatir, tapi aku tahan dulu, moga aku dapat sedikit informasi dari Jimmy dulu sebelum menemui Agusku.
“Jim Emang ada kejadian apa sih kok Agus jadi begitu?”
“Gak tahu mas,kemaren setelah pengumuman nilai dia jadi kayak gitu. Semalem aku tanya katanya dia takut sama Mas”
Ha, takut sama aku. Aduh ada apa ini. Emang aku menyeramkan ya kayak monster kok sampe takut gitu.
“Emang nilainya Agus gimana Jim?” tanyaku
“Bagus semua mas. Nilaiku aja kalah, kayaknya nilai dia terbaik deh. Aku lihat sih A semua mas” kata Jimmy
Aku malah bingung kenapa dan ada apa. Aku putuskan minta anterin ke Agus. Kami berdua berada di depan pintu kamar dimana Agus berada, aku minta agar aku sendiri yang menemui Agus dan gak usah ditemani. Jimmy mengerti dan akhirnya kubuka pintu kamar dan ketika aku masuk aku melihat hal yang membuat hatiku nyeri. Agus berada diatas tempat tidur dengan posisi duduk memegang lututnya, kepalanya ada dia lututnya dan kudengar suara isakan.
Aku langsung menghampirinya dan memeluknya, aku cium kepalanya.Agus yang menyadari ada orang yang memeluknya lalu mengarahkan pandangannya kepadaku dan ketika dia menatapku dan menyadari bahwa yang memeluknya adalah aku, yang bisa kulihat adalah wajahnya ketakutan. Wajah sedih dan takut, dia langsung berusaha berontak. Lalu berdiri dan mau kabur kayaknya. Aku yang gak mau kehilangan dia langsung memeluk tubuhnya, ada perlawanan, tapi aku tetap peluk dia. Aku sudah ketakutan dan aku bilang
“Kalau Agus sayang dan cinta mas, jangan pergi gus. Mas sayang banget sama Agus”
Ketika selesai kuucapkan itu perlawanan dari dia berhenti dan dia melingkatkan tanangaanya ake tubuhku dab balik memelukku. Tangisnya pecah. Aku yang merasa lega dan juga bingung memeluknya lebih erat. Aku juga bisa merasakan air mata ajuga mengalir di pipiku. Aku cium rambutnya.
Setelah beberapa saat tangisnya berhenti kemudian aku dudukkan dia di tempat tidur dan aku duduk disampingnya. Aku rangkul bahunya dan dia letakkan kepalanya di pundakku. Aku akhirnya memutuskan untuk memulai percakapan dengannya.
“Sayang kenapa”
“Jawab deh, mas gak akan marah ka kamu” kataku ketika hanya diam yang kuterima darinya
“Maaf Mas, Agus sudah ngecewain Mas, Agus memang gak berguna” katanya
“Ngecewain apa sih Gus, kayaknya gak ada deh pasal Agus ngecewain Mas. Agus kenapa jadi gini?” kataku
“Agus bodoh”
“Enggak Agus pintar” kataku
“Enggak, agus bodoh, sudah ngecewain mas Damar”
“Ini tentang apa? Agus punya gandengan lain ya, Agus punya cowok atau cewek selain Mas?” Kataku
“Enggak mas, sumpah Agus gak akan menduakan mas dengan siapapun, Sumpah!”
“Iya, lalu kenapa dong” kataku
“Agus bodoh”
“Aduh, sayang, kalau kamu Cuma bilang bodoh bodoh gitu mana mas ngerti”
“Iya mas, Agus bodoh, sudah ngecewain mas, Agus gak berguna”
“Aku dengar dari Jimmy nilai Agus A semua, masak disebut bodoh sih?” kataku
“Gak benar mas, Agus memang bodoh. Gak semua dapat A “
“La, lalu ada yang dapat C atau B ya. Emang mata kuliah Apa?”
“Statistik dapat A- Mas, Agus gak bisa memenuhi janji Agus dan Agus sudah ngecewain Mas”
“Aduh gus, lalu kamu takut gitu mas kecewa dan kabur gini”
Agus menggangguk. Dan akhirnya aku ketawa keras. Aku pandangi wajahnya, aku cium hidungnya
“Sayang, Mas bangga kok. Ya udah karena Agus gak dapat A semua Agus akan mas hukum. Tapi pulang dulu yuk”
“Dihukum apa mas? Jangan usir Agus ya”
“Enggaklah sayang. Ya udah sini mas gendong sampai mobil depan. Motormu titip disini aja ya” kataku
Aku keluar kamar dulu dan mau pamit sama Jimmy, juga mau nitipin motor Agus. Aku gendong Agus dari kamar. Ternyata berat juga gendong bayi gede kayak Agus. Sampai mobil Agus duduk dan aku bawa mobil pulang kerumah. Selama dalam perjalanan Agus diam saja, aku biarin aja dulu dan setelah sampai rumah aku langsung bawa Agus ke kamar.
“Udah Agus mandi dulu baru nanti Mas hukum” kataku
Agus kemudian mandi dan setelah 20 menit kembali ke kamar hanya dengan handuk melilit pinggangnya. Rambut basahnya bikin dia tampak sangat sexy. Kalau gak ada apa apa sudah langsung aku terkam dia. Grauuuuu, menggoda banget dia.
“Siap belum dihukumnya? Pejamin mata dan diem ya?”
Agus pejamkan makanya, langsung kudekati dan kupegang tangannya.
“Awas ini menyakitkan lo, tahan ya. Jangan menjerit jerit”
Langsung aku bopong dia ke tempat tidur dan kubaringkan dia. Handuknya aku lepas sehingga tubuh telanjangnya terhampar dengan indahnya dihadapanku. Aku langsung tindih dan gelitikin dia. Agus menjerit jerit ketawa, tapi karena dia ada dibawahku maka dia tidak bisa apa apa dan pasrah. Hampir 15 menit aku gelitikin dia dan dia terengah engah, hampir pingsan kayaknya. Puas aku.
Ku cium pelan bibirnya dan kupeluk dia, aku tarik selimut dan akhirnya aku tidur sambil memeluk kekasih Agusku tersayang.
Pagi sudah tiba, aku sedang menyiapkan sarapan buat kami berdua. Pagi ini pengen makan yang agak berat ah, bikin kari Ayam dan Bacem tempe. Aku juga siapin jus apel dan strawberry karena gak ada asupan sayur pagi ini.
Tiba tiba ada yang memelukku dari belakang ketika aku sedang menggoreng tempe. Pastilah kucing ganteng dan manis pelakunya
“Gimana bubunya sayang” kataku
“Pulas Mas” katanya
“Bagus deh, gimana rasanya dikukum”
“Gak mau lagi ah, Agus mau mati, badan biru biru semua disiksa”
“Mana yang biru biru” kataku
“Ada deh hehehe”
“Dasar kamu tu Gus, ada ada aja. Hari ini acara kemana?” Tanyaku
“Gak kemana mana Mas. Libur 2 minggu ni”
“Ya udah kalau gitu nanti sore jam 5an nyusul mas ya, kamu datang aj kekantor, nanti dari kantor kita langsung jalan aja” kataku
“Tapi traktir ya Mas”
“Sip deh, mang kali ini mau minta apa?”
“Gak tahu deh nanti lihat aja disana”
“Sip. Bantu mas ya bawa masakan ini ke meja. Mas mau mandi dulu”
“OK, dijamin beres oleh Agus yang ganteng dan manis ini”
Aku lepasin diri dari pelukannya, aku cium bibirnya sebentar dan aku mandi. Setelah selesei aku berpakaian dan makan. Jam setengah delapan berangkat ke kantor sambil ngingetin Agus jangan lupa datang jam 5an.
Jam sudah menunjukkan jam 5 sore, seharian ini paling utama ngurusin plan dan detail proyek. Sebenarnya gak terlalu berat sih, Cuma agak sungkan ma beberapa senior disini.
Agus ternyata sudah datang dan akhirnya kami berdua meninggalkan kantorku dan jalan. Mau makan dulu deh dan gak tau kenapa pengen steak. Agus jelas jelas senang. Setelah itu kita jalan muter muter dan Agus pengen dibeliin console game, Akhirnya beli nintendo wii. Nah pas kita ke supermarket ada lagi promo diskon ps2, Agus pengen dan akhirnya beli juga. Gak apa apa deh, daripada kelayapan gak jelas, mending maen game di rumah.
Ada beberapa item yang ingin ku beli, ada bumbu, tepung, susu, keju, pasta dan mi, kopi, teh, agar agar dan bahan segar seperti daging sayur dan buah. Aku biarin seperti biasanya. Agus membawa keranjang tenteng sendiri dan langsung menuju rak coklat dan kue.
Aku bertemu agus dengan keranjang yang full. Aku ambil beberapa kue kering dan keripik buat persediaan.
“Sayang, kamu masukin aja sini coklat dan permennya ke dalam trolly, mas mau ambil sayuran dan buah. Kamu ambil lagi kalau masih mau coklat coklatnya” Kataku
Agus langsung memasukkan semua yang ada di keranjangnya ke dalam trolly, aku langsung menuju ke bagian makanan beku. Pengen beli tofu sama nugget, ayam kemasan yang sudah dibumbui, sarden. Lalu aku cari sayuran, ada selada, bawang bombai, tomat, bumbu2, jeruk nipis, herb dan akhirnya beli daging dan ayam. Diputuskan juga beli udang, lumayan dapat yang besar.
Aku ketemu Agus di tempat buah buahan, pengen beli manggis dan sawo. Untung ada, Agus beli apel dan pir. Aku juga beli pisang dan jeruk.
Penuh deh, kayaknya ini malah jadi belanja banyak. Dan yang pasti Agus mengambil lagi sampai full tu keranjang yang ditentengnya. Gak papa juga, untung tadi sudah makan. Jadi kita bisa langsung pulang.
Dirumah, console game langsung dipasang, aku minta Agus pasang dikamar aja. Sebenarnya TV dikamar jarang juga dinyalain, secara aku sudah capek dan kalau Agus dikamar palingan ngegame pake laptop. Aku sih gak tahu game, setahuku Cuma zuma dan tetris doang. Malam itu Agus maen game sampai pagi.
Sudah beberapa hari ini aku rindu akan dekapan Agus waktu mau tidur. Agus lagi keranjingan game, kalau tahu gini kemaren gak aku penuhi keinginannya untuk beliin tu mesin game.
Dia kayaknya kalau lagi ngegame dia gak bisa diganggu, kalaupun bisa palingan cuman sebentar, lalu maen lagi. Aku pengen hancurin tu mesin game. Rasanya pengen aku bakar deh. Tapi ya sabar deh sabar, Adus kan gak pernah main game gituan lama, jadi sebagai pengobat masa kecil kurang bahagia aja pikirku.
Tapi lama lama sebel juga, sudah 5 hari aku tidur gak meluk dia. Iya sih, waktu bangun aku meluk tubuhnya. Kayaknya dia tidur larut gitu, tapi pengennya aku tidur bareng dengan dia. Pusing deh gimana agar bisa tidur kayak dulu sebelum ada mesin mesin game itu.
“Gus, bubu yuk, Mas pengen meluk Agus” kataku
“Bentar Mas tanggung”
“Mas buang nanti gamenya kalau ngeyel” kataku ketus
“Iya Mas maaf” Akhirnya dimatiin dan tidur dalam pelukanku
Tapi kejadian itu berulang ulang, sampai jengkel rasanya aku. Dasar game sialan pikirku. Aku pernah nanya Kamu ngegame mau sampai kapan?, jawabnya sampai bosan. Pusing deh, kalau gak bosan bosan gimana.
Sebenarnya ada jalan lain, ikut partisipasi main game juga, tapi sayangnya aku gak terlalu suka sama game begituan. Buang buang waktu aja pikirku, tapi aku juga gak mungkin ngelarang Agus, aku tahu dia dulu sangat menderita, sedikit kebahagiaan menurutku layak buat dia. Dan juga nilai nilainya kemaren bagus kok.
Aku pernah tanya, game tu bagusnya apa sih, jawabnya mengasah otak dan refleks katanya.
Udah deh terserah, mungkin benar demikian. Yah semoga ini gak berlangsung lama (tapi kayaknya lama sih).
Aku pulang sore itu, kulihat Agus asyik maen game. Gak ngerti game apaan deh, ada perang perang gitu kagak mudeng aku. Agus cuman berhenti buat makan malam dan sedikit berbincang denganku, lalu ngegame lagi.
Sebenarnya ngebuat dia tidur gampang ,asal sudah di ranjang, dipeluk dan elus elus punggungnya dia akan tertidur, tapi yang susahnya gimana ngajak dia dengan suka rela naik ke ranjang. Kupikirkan cara yang ampuh gimana. Akhirnya aku dapat ide yang lumayan menarik juga.
Agus akan mengalihkan perhatian padaku kalau aku teriak atau terluka. Dan dia kayaknya gak tahan kalau melihatku telanjang (hahahahahahhaha). Akhirnya malam itu aku telanjang tidurnya, dan aku pura pura mejamkan mata. Aku telanjangpun Agus gak ngehiraukan, dia asik di gamenya. Satu satunya cara ya mengalihkan perhatiannya dulu. Aku pura pura menjerit, selimut aku turunun sampai ke perutku. Dan kudengar tv dimatiin dan ada seseorang yang naik ke atasku dan menciumku.
Berhasil juga taktikku, aku peluk dia dan aku elus elus punggungnya. Aku cium pipinya dan gak beberapa lama kudengar alunan nafas teratur dari mulutnya. Gak lama kemudian akupun tertidur juga.
Memang sih beberapa kali gak cukup dengan elusan hehehhehe. Harus pakai plus plus sampai aku dan Agus puas sehingga baru bisa tertidur. Tapi bagiku masalah game ini sudah selesai.
Aku sudah ngomong ke Agus dan dia setuju kalau akan mengurangi porsinya untuk game dengan belajar jika kuliahnya sudah mulai jalan. Kalau dia bandel nanti ya terpaksa gamenya aku musiumin alias di kunci dalam lemari. Tega gak tega kalau memang itu yang harus dilakukan.
Aku dan Agus sedang makan di sebuah restoran. Aku ingin ngomong sesuatu dengan dia
“Sayang, mas ada berita buruk ni?” kataku
“Apa Mas?” katanya
“Mas harus pindah ke Medan 5 hari lagi, ada proyek disana, mungkin kelarnya 4-6 bulan”
“Lalu Agus gimana Mas”
“Kamu kan ada kuliah, jadi terpaksa kita berpisah dulu” kataku
“Tapi masssss”
Aku sudah melihat matanya berkaca kaca. Aku dekati dia dan peluk dia
“Udah gpp sayang, kita nikmati aja kebersamaan kita sebelum Mas pergi” kataku