It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
rasanya manis,asem,asin,guris.. XD
heh,enk aj,aku jlnnya yakin,gk mesem",pede,ee....malah tembus..hehe..
Haish...emg aku dikutuk gmn?
dikutuk jadi manusia hujan
@adinu , udah dilanjut ni part 4 nya. Sakit dan dendam pastinya kalau ditipu aka dikibulin orang yang paling disayang
@petertomasoa , udah dilanjut tu, baca ya. Tapi anak kecil boleh gak ni baca yang ada adegan kayak gini? :-/
@hakimp , udah dilanjut part 4 nya. Moga puas
@Adam08 , part 4 sudah ada. Tapiu disini gak ada adegan masak masak ni :P
@yohanesisjo silahkan dibaca lanjutannya aka part 4 nya
@aderahmat , dimana mana kayaknya ada deh mas kalau masalah harta gitu, semoga part ini memuasakan anda (atau malah bikin ilfill)
@tonymonster ,terimakasih atas pujiannya. Semoga part 4 ini juga masih memberi kejutan
Untuk yaang lain ditunggu komennya ya dan semoga suka
Part 4: Hunting and Catching
Warning: Agak ada violance di akhir ya
Kuputuskan keesokan harinya gak masuk kerja dulu. Harus ke kantor polisi untuk melakukan dan menandatangani berkas pelaporan kasus. Aku hubungi pengacaraku agar menemaniku, selain itu aku minta dia buat mengurus gimana selanjutnya kasus ini karena aku gak mau terlalu dipusingkan harus bolak balik dan westing time yang gak perlu. Semua kuserahkan padanya.
Mengapa harus begitu?
Aku memutuskan aku harus mencari tahu dimana Agus dan balas dendam dendam kepadanya.
Dendam?
Ya, dendam akan tindakannya, dendam akan balasannya terhadapku, dendam akan semua hal yang telah kulakukan dibalass dengan tindakan ini, dendam karena telah menghilangkan kepercayaan yang aku berikan padanya.
Setelah dari kepolisian aku pulang, aku langsung berbenah. Rumah yang berantakan dan kacau harus diberesin. Untung rumah yang kutempati gak terlalu besar jadi aku bisa lakukan sendiri semuanya.
Aku tadi juga sudah memanggil tukang untuk mengganti semua kunci di rumah ini. Bukan apa apa, kalau sudah kejadian kayak gini harus diganti semua. Pamali gitu katanya kalau tetep aja pasrah dibiarin aja. Untuk menghilangkan sial gitu katanya (katanya, percaya gak percaya)
Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya selesai dan rumah terlihat menjadikosong.
“Time to hunting”
Yang pertama isi kembali perabot dan barang barang yang hilang. Untungnya sih mobil gak ikut dibawa kabur, baik juga tu maling ninggalin mobil. Kemaren kuncinya terbawa kedalam tasku, jadi memang tu mobil gak bisa diapa apain kecuali dipaksa. Agus sukanya bawa motor, jadi ya untungnya kuncinya terbawa didalam tasku.
Aku inget inget inget temen Agus, Yup Jimmy dan Putra. Aku harus menemukan salah satu dari mereka berdua dulu. Besok siang ada jadwal kuliah Agus, moga Agus datang atau kalau enggak pasti kedua temennya itu ada. Aku lupa beberapa temennya juga pernah beberapa kali datang ke rumah. Tapi untuk memulai perburuan ini dari Jimmy dan putra dulu korban pertamanya.
Sebenarnya bisa sih nyari detektif swasta gitu buat nyari, tapi agak berlebihan. Nanti malah takut terekspos, harus aku selesain dulu. Belum puas diriku sebelumAgus aku kasih pelajaran.
Aku telpon kembali ke asistenku, bilang bahwa besok juga off dulu.
Daripada bete mending nelpon Hendra aja, kali aja nanti sore bisa off dan bisa ketemuan. Refreshing makan makan lalu kalau bisa dilanjutain ke hal hal yang fun gitu.
Setelah beberapa saat panggilanku diangkat
“Her, ketemuan yuk, ngobrol ngobrol malam ni, lo sibuk gak”
“Kagak juga sih, yaudah ketemu dimana”
“Di resto xxx aja, kita cari tempat yang agak privat jadi ngobrolnya enakan” kataku
“Emang mau ngobrolin apaan?kenapa lo? Lo lagi kena musibah?” selorohnya bercanda
“Ya kayak gitu deh, nanti aja ngomongnya. Sampai ketemu ya, jam 7 an”
Ku telpon resto xxx dulu untuk reservasi tempat, aku pengen ngobrol lebih privasi ma Hendra dan tidak ada gangguan yang akan mengganggu pembicaraan kita.
Setelah dapat konfirmasi, tinggal nunggu ketemuan ma Hendra. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, pulang dulu baru mandi dan siap siap. Gak usah makan dulu gak ada yang dimasak, barang barang juga belum pada datang, katanya jam 5 an baru akan datang.
Ternyata jam 4 semua pesanan barang yang tadi aku beli sudah datang. Aku minta sekalian aja pasangin, males dan aga k ribet mau pasang pasang sendiri. Sejam kemudian sudah selesai dan setelah mengucapkan terimakasih aku kasih tips dan tunggu setelah magrib baru pergi menemui Hendra.
Baru 15 menit aku duduk di spot ruangan kecil, sambil menunggu Hendra aku memesan green tea dulu sebagai teman sambil menunggu dia. Gak lama kemudian Hendra datang, memunculkan sosok gantengnya. Malam ini Hendra keliatan cool, menggoda pokoknya dari tampilannya.
Setelah duluk kupanggil waiter dan pesen makanaan, aku ikut aja sama Hendra, pesen sirloin steak sama tomato cream soup. Jus jeruk sebagai pelengkapnya
Setelah semua pesanan ada di meja, kita sambil makan ngobrol. Kubuka percakapan dengannya
“Gimana hari ini Hen?”
“Baik, semua baik baik kok. Gimana juga denganmu?”
“Yah, baru dapat musibah sih, tapi semua baik baik saja kok, semua sudah dibawah kendali?”
“Innalilahi, emang musibah apaan?”
“Baru kena jarah ni, abis semua yang ada dirumah gak ada sisanya. Adasih pakaian doang hahahahahaha”
“Dasar lo, la emang kamu berdua sedang dimana?” selidiknya
“Aku minggu baru pulang ke rumah Ortu di Jogja, biasa urusan yang rutin. Sendiri aku pulangnya. Pas balik senin malam aku terkejut, waktu buka pintu rumah semua kosong melompong”
“Lalu BF mu kemana? Jangan jangan diculik?”
“Gak tahu, kata tetangga yang minggu malam Agus dan 2 orang temannya bawa mobil gitu, kemungkinan malam itu kejadiannya”
“Kok bisa sampai gitu, bukannya udah 2 tahun kalian berhubungan. Masak baru sekarang?”
“Menunggu waktu yang tepat kali” kataku
“Maksudnya?”
“Gak tahu jug aku bingung dan syock ni?”
“Hmmmmmm, parah dong kalau gitu. Lalu sekarang gimana, kamu lepasin atau gimana?”
“Kayak lo gak tahu gue aja deh” kataku sambil tersenyum sinis
“Adun Mar, jangan deh. Lebih baik biarin aja, iklasin aja. Pasti bisa kembali harta yang hilang” katanya
“Enak aja ngomong, kalau masalah harta yang hilang memang beneran bisa digantiin tapi harga diri dan rasa sakit ini mau diganti pake apa?”
“Lo mau ngapain sebenarnya?”
“Let see aja dulu, pertama tama harus ditemukan dulu dia”
“Pasti kalau memang kayak gitu, dia ngumpet deh”
“Dia pasti punya teman, orang gak bisa hiudup sendiri kok, pasti akan muncul sengan sendirinya”
“Jadi lo nargetin temen temennya buat nyari BF mu, siapa namanya? Agus ya?”
“Iya, BF atau mantan? Belum jelas sekarang statusnya” kataku sambil nyengir
“Aduh, anak orang jangan kamu apa apain ya? Jadi inget dulu waktu gue kena kasus dibully anak anak gank di Gang waktu masih kuliah dulu”
“Abisnya badan gede masak gak bisa bela diri, cuman lawan 5 orang aja takut”
“Halah, namanya juga lagi down gak ada nyali. Lawannya preman lagi!”
“Preman jadi jadian ah, masak gak ada 5 menit dah keok semua” kataku
“Untung waktu itu gak ada yang meninggal”
“Lo sih ngalang ngalangin, kalau gak udah mati semua mereka. Kena bogem juga kan lo”
“Iya gila lo, sampai masuk rumah sakit gue, untung selamat”
“Lebai deh dirimu” kataku
“Serius ni, jangan kamu apa apain deh temen Agus, bukan apa apa, kasian mereka, kasian ortunya kalau terjadi apa apa?”
“Hmmmmmmm……………………….” Kataku
“Dasar lo, ya udah pokoknya jangan terlalu keras”
“Hmmmm, paling juga gertak psikis kalau gak mau kerjasama”
“Dasar lo sekarang udah pinter ni kayaknya?”
“Jelaslah, gak mungkin gue dari dulu ampe sekarang gak ada tambahan otak, secara gue pinter cerdas dan number one gitu” kataku menyombongkan diri
“Narsis lo. Mau dimulai dari kapan tu?”
“Apanya?” kataku
“Ya itu selidik selidik itu. Gak nyari detektiv aja atau minta bantuan polisi?”
“Mulai besok. Gak ah, gak puas aku, pasti nanti aku gak bisa leluasa menghajar dia” katkau
“Selain itu aku gak mau ini tersebar, makin sedikit orang yang mengetahui makin baik kok” lanjutku
“hmmmmmm, jangan kau bunuh dia kalau udah ketemu ya?” katanya
“Lihat saja nanti” senyum jahatku tersungging
“Ow ya sudah, semoga cepet selesi dah masalah ini. Btw gimana rumahmu sekarang, kosong dong?”
“Gak juga tadi sudah kuisi kok, ganti dengan yang baru heheheheh”
“Dasar lo tu. Btw bawa apa dari jogja kemaren?” katanya mencairkan suasana
“Ni ada makanan khas jogja, mau gak?”
“ya udah sini” katanya
“Apaan ni, jangan yang aneh aneh ya. Lo tu pernah bawain makanan yang katanya makanan khas Jogja ternyata makanan busuk lo bawain ke aku”
“Busuk pala lo tu, itu makanan khas tau, gak ada selain disana”
“Ya jelas gak ada, makanan gitu sapa juga yang mau makan, gue ogah kalau makanan itu.” Katanya
“Tenang aja, aku bawa yang manis manis kok kali ini. Cuman bakpia doang kok”
“Bagus deh. Khawatir aku kalau kamu yang bawa, sukanya aneh aneh”
“Aduh, namanya makanan khas ya yang harus special dong” lanjutku
“Special sih special, tapi yang edible gitu dong” gerutunya
“Disana itu terkenal tahu, paling enak tu dimakan ma tempe bacem”
“Hoexxxxxxx, udah deh aku mau yang edible aja, yang makanan beracun gue kagak mau”
“Dasar lo menghina, dirajam seluruh kabupaten baru tahu rasa lo”
“Biarin aja, jauh juga, kagak mungkin kesini mereka” katanya
“Ya udah. Sekarang mau kemana lagi ni?” lanjut Hendra
“Jalan jalan aja yuk, nonton lalu clubbing bentar” kataku
“Ya udah ok deh, aku gak bawa mobil ni. Nebeng ya. Udah kuduga pasti ada lanjutannya setelah dari sini” katanya
“Tau aja lo”
“Ya udah lets’s go” katanya
Kemudian malam itu kami berdua nonton dilanjutin clubbing menghilangkan penat dan kekusukan otak. Menjadi fresh, gak juga. Tapi setidaknya untuk sesaat semua masalah bisa dilupakan.
Perlu juga kok menghilangkan penat begitu, tahu sendiri jadwal orang yang hanya kerja dan kerja, dari pagi sampai sore, pasti stress dan tensi otak sangat sangat tinggi.
Banyak yang langsung tidur, tapi tidur tidak akan menyelesaikan masalah, karena rutinitas rutinitas itu itu juga, kelelahan badan mungkin hilang tapi kelehan otak, beban stress berkepanjangan perlu dilepaskan dan beberapa orang memilih clubbing dan tertawa lepas dalam hingar bingar malam.
Apakah semua itu salah? Gak usah pakai istilah salah atau benar karena salah dan benar itu dilihat dari sudut pandang siapa dulu, jadi sah sah aja, duit duit mereka (kita maksudnya) dan gak merugikan orang. Selain itu beban stress otak juga bisa dilepaskan dan bisa lebih fresh dalam bekerja. Jadi sah sah saja sebenarnya
NB: Nama makanan yang menurut Hendra gak enak aka makanan busuk namanya Growol, salah satu makanan khas di daerah jogja bagian barat
Kutengok arloji di tanganku, waktu menunjukkan jam 3 tepat. Ini waktunya jadwal Agus kuliah selesei untuk hari ini. Sudah dari jam satu siang tadi aku disini, menunggu kemunculan sosok Jimmy atau Putra. Kalau ketemu Agus sih malah lebih baik. Kutunggu dengan sabar, hari ini plan yang aku bikin harus terlaksana.
Gak lama kemudian kulihat sosok jimmy keluar dari gerbang. Langsung aku turun dan menuju ke arahnya.
Jimmy gak sadar aku menuju ke arahnya. Langsung aku sapa.
“Jimmy, aku ada perlu, ikut aku ya.”
“O kak Damar, ada perlu apa kak?” katanya
“Jangan disini ya, kalau ada Putra sekalian aja. Aku mau ajak kalian makan”
“Gak usah repot repot kak”
“Udah ikut aja” kataku langsung memegang tangannya dan menyeret ke mobil
Jimmy sempat memberontak, tapi langsung kutatap tajam, tatapan intimidasi yang bisa membuat orang langsung shock sehingga sebentar nge blank pikirannya. Aku tarik dan kita masuk mobil. Kujalankan dan menuju sebuah rumah makan.
“Jim, lo tahu dimana Agus gak?” kataku
“Gak tau kak” jawabnya bergetar
“Gak usah nutup nutupi, kalau kamu seperti itu berarti kamu bersekongkol melakukan tindak kejahatan”
“Aku gak tahu kak, bener. Emang Agus ngelakuin apa kan?” katanya
“Udah jangan ngeles, kamu terakhir ketemu Agus kapan?”
“Senin pagi kak, dia ngumpulin paper yang kemaren, kemudian dia pinjam mobil ku kan, mobil pick up”
“Udah dikembaliin belum?”
“Udah kak, kemaren”
“Berarti kamu ketemu kan? Dan mobilmu digunakan untuk tindak kejahatan, sekarang kamu harus terlibat urusan dengan hukum. Gimana ya reaksi orang tua kamu kalau kamu masuk penjara? Gimana ya reaksi temen temen kamu kalau ternyata teman baiknya ternyata seorang kriminal?” lanjutku dengan suara datar
“Jangan kak, aku gak ikutan, beneran sumpah demi Tuhan kak” katanya
“Maling mana ada yang ngaku, besok kamu terima aja surat panggilan dari pengadilan, dan kupastiin kamu gak cuman jadi saksi tapi kamu menjadi tersangka”
Tiba tiba Jimmy ketakutan, wajah putih dan tampannya menjadi pucat, tangis sesenggukan pecah dari mulutnya
“Gimana ya rasanya punya anak seorang kriminal, pasti sangat sangat terpukul. Moga moga gak bunuh diri Orang Tuamu. Kalau itu yang terjadi maka itu tanggung jawabmu, Lo sudah bunuh Orang tuamu” kataku
“Jangan kan, please, jangan” katanya
“Asik kan kalau begitu” kataku
Di tempat yang sepi, akhirnya kupinggirkan mobil. Kutengadahkan wajahnya, kupegang dagunya dan kupaksa melihatku.
“Mau kau jadi anak durhaka” seringaiku
Jimmy cuman bisa geleng geleng kepala.
“OK, aku kasih solusi. Bawa Agus padaku dan jika itu selesai, semuanya kuanggap tidak ada. “
“Kamu bisa panggil Agus ketempat lo, minta uang buat mobilmu ada yng rusak atau gimana. Kemudian setelah itu tahan dia disana, lalu hubungi aku dan aku akan kesana. Begitu Agus ada ditanganku kamu kulepas dan bebas, dan segai hadiah aku kasih kamu 10 juta”
“Mengerti!” bentakku
“Iya mas” jawabnya gemetaran
“Sini KTP ama SIM ama Kartu Mahasiswa Lo” kataku
“Buat apa kak?” Jawabnya
“Gak perlu nanya, sini atau aku batalkan dan lo kupastiin masuk penjara?” ancamku
“Ini kak” Kata Jimmy sambil menyerahkan dompetnya.
Kuambil KTP, Kartu mahasiswa dan SIM nya
“Yaudah aku antar kamu pulang, rumah lo dimana?”
“Jalan pramuka kak” katanya lirih sambil nunduk
Kujalankan mobil, setelah hampir 20 menit akhirnya sampai dirumah Jimmy.
“Jim, 3 hari waktumu. Ingat apa yang kutakan, aku gak main main. Lo berani main main ma gue, Remuk lo” Bentakku
Jimmy Cuma mengangguk. Keluar dari mobil dia langsung berlari lari ke arah rumahnya
Kuarahkan mobil kembali ke rumah melewati jalan yang sudah mulai padat merayap. Semoga ini cepet berakhir, dan untuk Jimmy, lo pasti berusaha dengan baik, kalau gak nama baikmu yang akan hancur.
Sudah 2 hari gak ada kabar dari Jimmy, aku menunggu dengan sabar. Aku baru selesei kerja dan dalam perjalanan ada nomor yang menghubungiku.
Nomornya Jimmy ternyata. Kuangkat telpon darinya
“Kak, Agus ada disini, dirumahku”
“OK tahan, 10 menit gue sampai” kataku
Secara kebetulan aku baru jalan dan ada disekitar lokasi tempat tinggal jimmy
Rasanya hati ini bener bener deg degan, pengen cepat cepat segera kesana. Sesampainya dirumah Jimmy aku langsung pencet bel di depan pintu rumahnya. Sekilas aku melihat motor Agus diluar, berarti dia masih ada di dalam.
Rasanya lama sekali pintu dibuka, begitu pintu dibuka, aku lihat Jimmy dengan wajah ketakutan melihatku.
“Dimana dia” Kataku langsung
“Didalam kak, dikamarku sedang ngerjain tugas kuliah, tadi aku minta bantuannya”
“OK, tunjukin dimana?”
Jimmy berjalan dan aku ikut dibelakangnya
Sesampai di kamarnya, pintu terbuka. Kulihat sosok Agus disana, sedang duduk. Posisi meja yang di seberang sana membuatnya duduk membelakangi pintu.
‘Sapa tadi Jim yang datang” kata Agus
“Gue Gus” kataku dingin
“Mas, Mas….. Damar” tubuh Agus bergetar
Langsung kudatangi dia. Gak pakai aba aba langsung kutampar wajahnya keras. Langsung terjatuh dia dari kursi tempat dia duduk
Gaak peduli aku langsung cekal kerah depan lehernya, kutarik paksa
“Ikut lo, gak usah ngeyel, kamu harus jelaasin semuanya padaku”
“Jim, besok kuantar identitasmu, aku mau bawa anak ini pulang. Kamu bebas sekarang”
Tampa menunggu jawaban Jimmy kuseret Agus untuk menuju mobil, langsung masuk dan langsung aku menuju rumah.
“Kenapa kamu tega lakuin ini Gus”
“Maaf mas”
“Gue gak butuh maaf lo, jelasin”
“Maaf mas” itu aja jawabnya
Langsung gue tonjok tu muka, gak terlihat darah mengucur dari kening bekas tonjokanku
“Gus, aku gak akan puas sebelum tahu alasanmu. Kalau alasanmu gaak bisa memuakanmu aku malan ini akan bersenang senang dengan menyiksa lo” kataku
Hampir setengah jam kemudian kami sampai dirumah, langsung kuseret dia. Untung sudah sepi jadi tetangga gak ada yang lihat.
Sampai di dalam aku langsung bawa dia ke kamar, kusuruh buka pakaian dia. Dia menurut dan dia berdiri didepanku hanya dengan memakai boxer saja
“Jelaskan padakau” bentakku
“Maaf mas” tangisnya
Satu pukulan mendarat mulus di di tubuh mulus Agus, terjatuh dia
Dan dilanjutkan dengan sebuah tampran yang membuat bibir merahnya semjadi semakin merah dengan darah
Gimana nasib Agus selanjutnya, apakah sebenarnya dibalik semuanya ini?
Tunggu next chapter ya all
Happy reading dan ditunggu komennya
Dari ceritanya menarik, jadi ketahuan karakter Damar yg sebenarnya: kuat, pantang menyerah, & ga dibutakan oleh cinta. Trus pastinya, makin penasaran! Trims
@pokemon : ooh...itu,itu sih emg dri bayi,krn aku lahir pas itu hujan...
@aryaP, emang karakternya gmn? udah deket ni kayaknya, ehm emn
@budak.kuper, lihat aj episode selanjutnya ya
@petertomasoa, ni anak suka kekerasan juga ya. kalau ya lain suka gak fus?
Kutatap wajah Agus tajam, rasa dihianati dan kekecewaan tertanam dalam di dalam hati. Kudekati dia, aku tatap bola mata abu abunya dengan tajam.
“Gus, sekali lagi ku tanya, Kenapa kau tega menghianati Mas seperti ini”
“Aku gak pernah menghianati mas, maaf mas” jawabnya terisak
“Lalu yang kamu lakuin ini apa” tanyaku datar
“Maaf mas, maaf banget. Maaf”
“Aku gak butuh maaf. Aku butuh penjelasan”lanjutku
Agus hanya diam, tubuhnya bergetar. Aku butuh jawaban sekarang atau ini akan menjadi malam penyiksaan yang panjang.
“Maya tu siapa?”
“Bukan siapa siapa mas”
“Bukan temen kuliahmu kan?”
“Iya mas bukan”
“Selingkuhanmu ya!” bentakku
“Bukan mas, sumpah mas demi Tuhan”
“Lalu siapa dia”
“Bukan siapa siapa mas, bukan siapa siapa” katanya
“Ngaku atau mau dilanjutin?” kataku sinis
Agus hanya diam, getaran ditubuhnya makin kentara. Tapi diriku yang sedang dilanda kekecewaan, prasangka yang berkeyakinan bahwa pasti ada sesuatu antara Agus dan Maya. Maya adalah pacar Agus dan Agus melakukan semua ini demi dia. Itu keyakinanku.
Kudekati dia, ku pegang pipinya, kutatap matanya tajam
“Ngaku, Maya selingkuhanmu kan? Kamu lakuin ini untuk ngasih dia. Kamu rela nyolong dan ngerampok Mas buat dia. Tega banget kamu Gus “
Agus Cuma menggelengkan kepalanya
“Gak mau ngaku, dasar Bajingan lo, berani selingkuh dibelakang Mas”
Sebuah tonjokan manis tepat menghantap perutnya. Lenguhan dan kesakitan Agus terdengan dengan nyata. Agus yang hanya diam membuatku makin panas, pukulan dan tamparan bertubi tubi menghantam tubuhnya.
Aku merasa capek sendiri, Agus terkapar di lantai, pingsan dengan tubuh lebam. Tapi dia masih hidup, walaupun dia mengecewakan aku sebesar apapun, masih ada cinta yang begitu dalam dalam hati. Aku tidak akan tega membunuhnya, setiap pukulan yang kulakukan gak maksimal bahkan kayaknya selemah mungkin dari yang kupunya, sehingga walau kupukul berkali kali sampai tengah malam begini nyawanya masih berada dalam raganya.
Kulangkahkan kakiku keluar dari kamar dan aku duduk di sofa depan, kusandarkan kepaku, terasa berat kepala ini, terasa sakit tangan ini terasa begitu perih. Kelehan yang sangat antara pikiran dan tubuh membuatku terkulai dan masuk ke alam mimpi.
7 tahun Lalu
Sudah beberapa hari ini ada kejadian yang membuat tidak enak suasana di rumah ini, Bapak dan Ibu kasak kusuk kehilangan duit. Gak seberapa sih, 20 ribu sampai 50 ribu, dan kejadiannya pasti setiap hari.
Gak mungkin juga anak anaknya yang ngambil, karena aku tahu sendiri bahwa kedua adikku sudah dibekali duit yang cukup dan gak ada tanda tanda salah satu dari mereka membeli sesuatu yang aneh atau lebih gitu. Aku? Gak mungkinlah diriku yang ngambil. Emang buat apa juga.
Kejadian itu sebenarnya gak secara eksplisit menyebar dan ketahuan ke luar, orang tuaku diam diam aja, karena gak mau suasana rumah menjadi panas.
Siang itu aku baru pulang sekolah, aku yang sudah duduk di kelas 3 smu, secara kebetulan melihat sosok Aji. Ya benar dan kayaknya sedang dipalak oleh seorang remaja diatasku umurnya. Aku amati aja dari jauh, dan kulihat anak itu mengambil uang 50ribu dari Aji.
Aku sebenarnya mau langsung kesana mau menghajar anak itu, berani berani bener dia malak adik ku, adik kesayanganku. Tapi kuurungkan niatku karena yang diambil dari Aji adalah uang 50 ribuan dan ortu gak ngasih sebanyak itu buat uang jajan dia. Kalau ngasih untuk beberapa hari juga gak mungkin dalam pecahan 50 ribuan gitu, palingan dalam pecahan 10 atau 20 ribuan. Aku jadi curiga sama aji. Bingung dan kesal, akhirnya aku urungkan niat dan langsung pulang.
Sore itu ortu lagi keluar, Aku pulang dari les bimbingan pelajaran lebih cepat karena guru pengajarnya berhalangan datang. Aku masuk ke dalam rumah, dan kulihat Aji sedang berada dalam kamar Ortuku, kuamati dia ternyata dia sedang mengambil selembar uang 50 ribuan.
Kekecewaan sangat besar menyeruak dalam dada, kenapa kamu memiliki kelakuan kayak gini Ji. Langsung aku bentak,
“Ngapain kamu Ji, Ternyata sekarang jadi maling ya.”
Aji terkejut, tubuh remajanya bergetar ketakutan
“Mas, sudah pulang?’’ tanyanya
“Ngapain kamu ngambil uang bapak, memang kurang ya”
“Gak mas”
“Jangan jangan buat judi ya, kecil kecil sudah main judi”
“Enggak mas beneran”
“Lalu buat apa”
Aji diam aja
Aku yang sangat marah saat itu langsung mendekati dia
“Ayo ngaku”
Sikap diam aji membuatku makin marah. Sebuh pukulan mendarat di pelipisnya. Aji terjengkang. Diam gak bergerak.
Tiba tiba Bapak masuk ke kamar. Terkejut dia melihat Aji tergeletak di lantai.
“Kenapa ni”
“Aji yang ngambil uangnya pak, tadi kepergok sama Damar, dia gak mau ngaku”
“Tapi gak perlu kamu pukul gini, cari alasannya dulu. Cepat bantu Bapak, bawa ke mobil dan kita ke Rumah sakit”
Kita berdua membopong tubuh Aji dan dengan cepat dibawa ke rumah sakit. Setelah diperiksa intensif akhirnya diketahui Aji menderita gegar otak ringan. Ibuku marah marah sama aku, aku diam saja. Memang aku yang salah terlalu emosi. Mungkin aku emosi karena dia adik kesayanganku, yang gak kukira melakukan sebuah kesalahan seperti ini.
Ketika seseorang yang kamu sayangi melakukan sebuah hal yang menyakitkanmu, rasanya 100 atau seribu kali lipat dibanding jika yang melakukan adalah orang lain. Demikian dengan ini. Bapak dan Ibuku gak sampai memukulku, percuma katanya, Cuma dinasehati agar kedepannya lebih bisa berpikir jernih dalam menghadapi sesuatu.
Aku diminta Orang tuaku menjaga Aji malam itu, Orang tuaku katanya mau menjaga adik perempuanku. Mungkin sebenarnya mereka ingin aku melihat gimana perbuatanku pada adikku.
Aku duduk dismping ranjang tempat dia terkulai. Kuusap kepalanya lembut. Sudah hampir 10 jam dia gak sadarkan diri, jam sedah menunjukkan pukul 2 malam. Aku gak bisa tidur ataupun memejamkan mata. Kupandangi wajahnya, teringat sebelum kejadian ini, bagaimana wajah ketakutan dia, sangat jauh dibanding wajah yang biasanya tersenyum ceria jika melihatku.
Kugenggam tangannya, kucium keningnya. Aku sangat merasa bersalah, aku belum mau mendengar, aku kalaupun dia masih belum bilang, harusnya kukasih waktu dan harusnya kutunjukkan kasih sayang padanya, nyatanya waktu itu kebencian yang terlukis diwajahku.
Kurasakan ada genggaman balasan di tanganku, aku sangat senang sekali.
“Ji, kamu sudah sadar”
“Mas …………………………………” katanya
Langsung aku peluk dia, kucium pipinya. Aku senang sekali
“Maafin mas ya ji, udah mau apa? Haus gak. Mau minum?” kataku
Aji tersenyum dan anggukkan kepalanya. Setelah minum ia tidur kembali sambil terus menggengam tanganku.
Keesokan harinya keluarga kumpul semua di rumah sakit. Keadaan pagi itu suasana sangat ceria, aku sudah kembali bisa bercanda dengan Aji.
Sore harinya Aji sudah boleh pulang, tapi diharuskan istirahan dan gak boleh kesekolah dulu selama seminggu. Hari ini aku minta ijin ortu untuk gak ke sekolah, aku mau jagain Aji.
Orang tuaku mengerti, akhirnya aku diijinkan 2 hari gak ke sekolah, tapi harus tanggung jawab dengan pelajaranku. Aku berjanji.
Waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang, aku melihat Aji masih terbaring di kamarnya. Aku masuk, kulihat dia sudah bangun.
“Gimana dik, masih pusing?” tanyaku
“Dikit mas, mas……. Haus, bisa minta ambilin minum gak?” tanyanya
“Iya” kataku
Kuambilkan air minum dan kubantu dia minum. Setelah selesei aku ikut rebahkan tubuhku disisinya. Aku angkat kepalanya dan kusandarkan didadaku.
Aku usap usap kepalanya dengan sayang.
“Ji, mas minta maaf telah meyakitimu. Tapi mas mau nanya kenapa kamu ambil uang itu”
Aji diam saja, hanya membenamkan mukanya didadaku.
“Mas gak marah kok ji, Tapi mas boleh kan tahu. Oh ya, kemaren mas lihat kamu dipalak di jalan depan dekat kuburan desa?”
“Mas lihat ya?” tengadahnya. Ia melihat wajahku yang kubalas dengan senyuman
“Iya, sebenarnya waktu itu mas mau hajar tu anak, berani beraninya malak kamu, tapi mas gak jadi ngelakuinnya karena lihat dia malak 50ribu dari kamu, dan waktu itu bapak bilang sering kehilangan duit”
“Maaf mas, Aji jadi nyusahin mas”
“Gak lah, emang kok kamu gak bilang kalau dipalak dan duitnya sebenarnya buat apa”
“Aji sengaja bawa duit dan lewat jalan disitu biar dipalak mas”
“Ha………….” Kejutku
“Iya, Dia itu kakak dari teman sebangkuku di kelas. Temanku itu dari keluarga gak punya, dia sedang bingung katanya karena belum bayar uang sekolah. Uang gedung yang dari kelas satu juga belum dibayar, katanya dia sering dikasih kakaknya yang memang sangat baik dan sering ngasih dia duit buat bayar dia sekolah. Dan aku baru tahu kakaknya itu ternyata yang suka malak di jalan sana Mas”
“Jadi kamu sengaja gitu ya, kenapa gak kasih ke temenmu langsung?”
“Gak bisa mas, dia pasti gak mau. Dia orang yang pantang dikasihani” katanya
Aku usap lembut kepalanya.
“Ji, kalau mau bantu orang harus dengan jalan yang benar. Nanti biar mas yang ngomong ke bapak ya”
Sorenya aku ngomong ke bapak masalah uang itu, masalah temen Aji dan masalah preman yang malak Aji. Bapak akan pertimbangkan jalan keluarnya katanya.
Aku gak tahu sejak kejadian itu preman itu yang namanya Bona (Kupanggil Mas Bona) sering datang ke rumah dan aku malah akrap sama dia bahkan jadi temen baik. Aji juga jadi temen aaik mas Bona walau aku yang lebih akrab. Dia selalu ngebantuin aku dan Aji jika aku butuh bantuan.
Aku gak ngerti apa yang yang Bapak lakukan, gak peduli juga sih cuma agak penasaran. Yang penting keluarga kami sejak saat itu makin akrab dan aku makin sayang sama Aji. Sesalku yang pernah menyakiti dia adalah sesal yang sangat lama buat dihilangkan, sejak saat itu apapun permintaan dia akan aku kasih dan kunomor satukan, bahkan janji kencan pun bisa kubatalkan demi dia.
Satu kata yang kuingat, waktu itu sehabis aku bercanda sama dia, setelah kugelitikin tiba tiba dia memelukku. Dia berkata
“Mas, Aji pesan mas jangan terbawa emosi ya untuk lain kali. Cukup Aji aja orang yang Mas sayang yang pernah mas pukul” katanya
Aku tersirap, terbangun dengan kejut. Kejadian dulu yang terjadi pada Aji kenapa kembali terpampang dalam mimpiku, seolah nyata dan terulang kembali seperti replay film yang diputar ulang dalam memori kepalaku.
Kudengar suara azan, aku langsung ambil air wudzu dan solat subuh. Ketika selesai dan berdoa aku teringat dengan pesan Aji tersebut. Terkesiap aku langsung menuju kamar dimana Agus semalam aku pukuli.
Aku dapati dia merintih, langsung aku peluk dia. Kubawa ke kamarku (kamar kita) dan kubaringkan disana. Aku ambil baskon dan air hangat, dengan handuk putih kecil kuseka seluruh tubuhnya, kuhilangkan noda noda dan bekas darah yang mulai mengering. Kudengar rintihan kesakitan dari mulutnya, yang rasanya seperti jarum yang menusuk dadaku. Sakit sekali mendengar rintihannya.
Setelah semua selesai aku putuskan panggil dokter, dokter pribadiku untuk datang ke rumah. Aku telpon dan minta segera datang dan aku bilang Agus terluka. Aku juga minta obat luka yang bisa menghilangkan bekas lukanya dia agar gak terlihat. Aku gak mau agus ada bekas luka diwajah tampannya.
Pukul 6 pagi dokter datang dan memeriksa keadaan dan kondisi Agus, katanya cuman luka luar kok. Dia beri obat luka dan beberapa pil yang katanya harus diminum Agus. Dia gak tanya kenapa Agus bisa lebam lebam kayak begitu. Sudah curiga kali tapi biarlah bukan urusanku juga.
Jam 7 aku lihat agus masih tertidur, aku sangat sayang padanya, mukanya jadi lebam gitu. Lucu padahal tapi karena itu perbuatanku jadi seram dan aku begidik sendiri.
Kudengan erangan kecil darinya. Langsung kudekati
“Gus, mau minum, atau mau apa?” kataku
“Mas, ……. Maaf”
“Udah gak usah bilang maaf maaf lagi, sekarang minum dulu ni” kataku sambil membantu dia minum
Dengan pelan Agus minum dari gelas dengan bantuanku.
“Makan dulu ya? Setelah itu minum obat. Lukamu segera sembuh kok, Cuma luka luar aja. Mas jamin gak aa bekasnya” kataku
“Iya mas” Jawabnya tertunduk
Aku ambilkan bubur yang memang sengaja kubuat tadi pagi, yang didalamnya aku kasih wortel dan jamur. Kusuapi Agus dengan pelan.
Setelah minum obat aku minta Agus tidur kembali. Aku bilang mau menemui Jimmy dan mau ngembaliin KTP nya.
Aku kerumah Jimmy dan kembaliin semua identitasnya plus duit yang ku janjikan. Sebenarnya dia menolak awalnya tapi aku paksa dan aku juga minta maaf padanya. Aku juga minta tolong agar motor agus diantarkan kerumah. Aku bilang ke Jimmy semua masalah sudah beres dan gak ada sangkut pautnya dia.
Semua beres, hari itu semua tujuan telah selesai dan aku kembali ke rumah. Aku juga gak lupa bilang asistenku besok aku ke kantor dan minta semua kerjaanku yang tertunda akibat cuti plus kasus diserahkan padaku besok buat segera dikerjakan.
Sampai rumah sudah menunjukkan pukul 3 sore, tadi aku sudah kasih note ke agus buat makan bubur lagi untuk siang hari. Ada bubur instan, tinggal seduh aja. Pintu tadi aku kunci dari luar sehingga dia tidak bisa keluar.
Kubuka kunci pintu depan dan kulangkahkan kaki kedalam rumah. Aku segera kekamar dan mau mencari Agus, tidak kutemukan dia. Ternyata dia ada di dapur, kayaknya mau nyuci mangkok bekas dia makan bubur. Langsung kupeluk dia
“Gak usah dicuci sayang, biar mas yang lakuin. Duduk depan sana. Mas pengen ngomong” kataku
Aku takut lukanya malah terbuka kalau kena air dan sembuhnya makin lama.
Setelah aku cuci semuanya, aku kembali dan mendapati Agus duduk disofa depan . Menatap kosong layar televisi yang hitam sama sekali tidak menyala. Tiba tiba ada getaran di sakuku, aku ambil ternyata dari HP Agus, memang dari kemaren aku ambil dan sita. Kemudian aku buka dan ternyata ada pesan <Gusti, ini yang terakhir. segera kirim 50jt lagi atau kalau gak kukasih dia foto kamu dijual dan dilecehkan pamanmu. Kamu yang seorang gigolo>
Aku terkesiap melihat isi pesan yang panjang itu. Aku sembunyiin dari Agus sms yang baru saja aku baca.
Kulangkahkan kali menuju ke sofa dan Kududuk disampingnya. Segera aku memulai pembicaraan dengan lembut.
“Kamu baik baik saja?” kataku
Hanya dijawab dengan anggukan kepalanya
“Udah mau cerita?” kataku
Dia cuma menunduk. Akhirnya aku peluk dia, lalu aku lanjutkan kataku
“Atau aku perlu bunuh dulu Maya dan temen temennya yang sudah mem blackmail dirimu dengan cerita gigolo itu” kataku
Agus terkejut mendengarnya, dia berusaha mendorongku. Aku merasakan ketakutan dalam dirinya. Langsung aku peluk dia erat. Lalu kubisikkan dalam telinganya lembut
“Aku gak akan meninggalkanmu Gus karena masa lalulu, masa lalu gak bisa diubah, tapi Mas melihat kamu adalah yang sekarang bukan masa lalu. Mas mencintaimu. Sangat mencintaimu. Jangan pergi ya, kemarin mas marah terluka karena mas merasa Agus sudah menghianati Mas. Maafin mas yang terburu buru sehingga melukaimu. Mas sayang kamu. Kamu masih sayang Mas kan?”
Hanya anggukan yang kurasakan dan pecahnya tangisan Agus dalam pelukanku.
┅»̶·̵̭̌·̵̭̌=))H̶̲̥̅̊ǟH̶̲̥̅̊ǟH̶̲̥̅̊ǟH̶̲̥̅̊ǟH̶̲̥̅̊ǟ=))·̵̭̌·̵̭̌«̶
Ya walaupun tebakan nya salah sih. tapi tetep ada sangkut pautnya sama si maya.....
Lanjut lah......
btw,aku gk mudeng sma kalimat ini "kalau gak kukasih dia foto kamu dijual dan dilecehkan pamanmu.Kamu yang seorang gigolo"
bingung aku...
@pokemon : gk terlalu suka sih...cmn aku klo bc crita/lihat film/lihat kejadian orng mukulnya smpe koma/death..rasanya aku kepingin bogem orng deh... *buka aib*