It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
" Apanya?"tanya Klein. Dia tampak bingung.
" Bayar makan."jawabku.
Dia menarik nafas dalam. Sambil memakai sabuk pengamannya.
Akupun melakukan hal yang sama.
"Kan gue yg traktir."jawabnya pendek.
Apa dia kesal?
"oh. Makasih ya."jawabku sambil nyengir.
Dia diam.
" Alexander tuh model ya? Pantes keren banget."tanyaku sekaligus menjawabnya.
Klein tetap diam.
Kami diam beberapa saat.
" lu kenapa?"tanyaku spontan. Aku merasa agak aneh.
" Lu bisa gak jaga wibawa gue dikit didepan teman-teman gue?" katanya tiba-tiba.
Aku agak bingung.
"Maksudnya?"tanyaku. Aku tidak paham.
" Lu mempermalukan diri lu dengan bersikap seperti tadi didepan Alex. Lu paham gak dia menghina elu?"
Aku diam. Bagian mana Alex menghinaku? Batinku.
Klein mulai membawa keluar mobilnya keluar parkiran mall itu.
" lu harus bisa membela diri lu saat ada orang yang menyerang lu Mo." lanjut Klein. Suaranya ditekan sedatar mungkin.
Malu... Kata itu lanjutannya? Tanyaku di dalam batinku.
Aku mulai paham aliran pembicaraannya. Aku mempermalukan dia.
Aku diam. Klein diam. Kami duduk berdampingan tapi sebuah jurang memisahkan kami.
Aku melintaskan pandanganku ke jalan. Membiarkan kesenjangan ini. Tidak berusaha menyeberangi jurang yang memisahkan kami.
***
Aku kesal...
Aku menyadari bahwa Elmo tidak seperti sepenuhnya yang aku harapkan. Dia tidak punya kemampuan untuk berada di lingkunganku.
Sungguh mengecewakan!
Dia tidak paham cara menggunakan wajah tampannya. Dia seperti... Ah!
Aku memacu mobilku kencang dijalanan yang sepi. Aku berbicara dalam kepalaku.
"AH! Elmo,gue tuh suka elu!" teriakku sambil mengginjak gas semakin kencang.
Tiba-tiba aku sadar aku ada di apartemen Ruby.
Mengapa aku bisa mengemudi mobilku ke sini?
^^Ruby
Aku membuka baju dan celana Alex. Aku menciumnya buas dan Alex mengimbanging.
Ting tong.
Aku mengabaikan bunyi bel apartemenku.
"Siapa?"tanya Alex diantara ciuman buas kami.
"Gak tau." jawabku. Aku tidak berniat mempedulikan siapa yang datang. Aku butuh pelampiasan kekesalanku. Alex sangat menggairahkan dan pas untuk melepaskan kekesalanku.
Brengsek lu Klein! Lu lebih pilih si culun ketimbang gue! Batinku.
Ku balik tubuh telanjang Alex,mencium bahkan menghisap bibirnya tidak lepas dari bibirku.
"Gue mau gabung. Kalian gak keberatankan?"kata sebuah suara yang kukenal di pintu kamar ku.
DEG!
"KLEIN!"sentakku. Aku agak menjauh dari tubuh telanjang Alex.
Klein sudah tidak memakai kemejanya. Lalu sekarang dia melepas celana jeannya.
"Hai Alex."sapa Klein.
"hai." balas Alex. Wajahnya tampak senang.
"Hai Ruby."sapanya. "Lu gak keberatan gue bergabungkan?" katanya.
Klein mencium bibirku ganas. Aku kaget. Aku hanya diam.
Kemudian dia mencium juga Alex dan tanpa bicara lagi menyetubuhi Alex di depan mataku. Aku hanya diam.
Alex hanya mendesah. Kadang mengerang.
Kenapa dia di sini? Mana si culun?
Persetan! Alex mungkin benar hubungan mereka tidak akan berhasil. Aku masih punya kesempatan.
Sejurus kemudian ku cium Klein. Menciumnya dengan buas.
^^Elmo
Aku sampai kostanku. Aku membaringkan kepalaku.
Klein,kau dan duniamu seperti antigen yang masuk kedalam darahku. Antigen yang memicu munculnya antibodi. Kau sesuatu yang asing bagiku layaknya antigen. Sekalipun aku mau... Aku tetap membentuk antibodi untuk menolakmu. Kau dan cara hidupmu terlalu asing bagiku.
Akupun... Hanya antigen bagimu yang tidak sanggup kau akan terima.
(antigen:protein atau molekul asing yang akan memicu munculnya antibodi. Contoh antigen antaranya bakteri yang menyebabkan kita sakit.
Antibodi: pertahanan yang tubuh miliki untuk melindungi tubuh dari penyakit.red)
Aku pasang alarm hapeku. Membenamkan wajahku ke bantal tidur tanpa mengganti bajuku.
Aku menangis. Lalu tertidur.
***