BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

LITTMANN MEETS HUGO ^^end

1121315171837

Comments

  • Asisten mengintruksikan serangkain pemeriksaan, meminta kami melakukan pemantauan tiap 30 menit terutama GCS nya. Dia mengizinkan kami menjahit vulnus-vulnus laseratum di dahi dan lengan kanan pasien. Kesempatan belajar hecting yang langka langsung di kulit manusia.

    Setelah ABC clear. Dan membaca hasil CT-Scan Asisten bedah kembali ke kamar jaganya begitu juga perawat-perawat kembali tidur.

    ***


    "Kita gak bisa tidur nih." Lido menguap.

    "jam 5 coy!"kata Rani.

    " huah." aku menguap.

    "perdarahannya berapa tadi?"tanya Rani.

    "ada perdarahan 20cc. Wajar gak bangun,walau ABC udah stabil." kata Cipro

    Aku bangun dan mulai meneriaki pria tadi untuk menilai kesadarannya. Mencubit puting susunya kuat dan menilai responnya. Aku minta pendapat yang lain.

    " Eye 2,Motorik 4, Verbal 3?" tanyaku

    "AGREE! Huah" jawab Rani. Capto dan Lido mengangguk.

    "berarti GCS 9 masih sama sejak masuk."simpulku.
    Sambil menulisnya di lembar follow up.
    ***
  • ***
    " Yang lain mana?" tanyaku setelah mandi di kamar mandi UGD.
    "Follow up pasien di bangsal." jawab Capto. "inikan udah jam 06.30" katanya lagi.

    "ya udah,lu mandilah. Gue yang jaga bapak ini."kataku.

    Cipro tidak menjawab tetapi langsung mengambil tasnya dan berjalan ke arah kamar mandi.

    Aku pelajari lembaran follow up pasien ini, Tn. Tommy 30tahun. Hasil pemeriksaan status quo,tidak ada yang berubah.
    ***

    Seorang wanita cantik,dengan dandanan mewah masuk ke dalam ruang resusitasi. Didampingi seorang pria separuh baya dan dua orang laki-laki seumurku dengan dandanan yang sama mewahnya. Aku sedang mencatat hasil pemeriksaanku pada pukul 07:00.

    " Gimana keadaan suami saya?"tanyanya agak keras.
    " saya panggilkan dokter jaganya dulu ya bu,nanti beliauw yang menjelaskan."

    ***

    Asisten bedah turun,rambutnya acak-acakan dan bajunya kusut.

    "Anda?"tanya wanita itu.
    "saya dokter Kain." kata dokter Kain menyodorkan tangannya.

    "Anda muda sekali. Tidak ada dokter yang sungguhan?" tanya wanita sombong. Dia tidak menerima uluran tangan dokter Kain.
    "trus ini siapa?"tanya lagi sambil menunjukku.
    " dia ini dokter muda."jawab dokter Kain.

    " dokter muda? Belum dokter kan? masih belajar kan? Saya tidak mau suami saya jadi bahan belajar atau kelinci percobaan."katanya lagi.

    Percobaan! Batinku.
  • Deg! Aku melirik dokter Kain sejenak. Wajah kusutnya ekspesi wajahnya berubah dengan wajah menahan marah.

    Dokter sungguhan!? Akupun panas dibuatnya. Kata-kata ini sungguh menjatuhkan harga diri.

    Dokter Kain menarik kembali tangannya.

    " Maaf bu. Saya asisten dokter bedah."

    " Asisten... Jadi bukan dokter bedahnya kan?" katanya sambil melihat aku dan dokter Kain dari atas sampai bawah.

    "Saya mau suami saya langsung ditangani dokter spesialis. Bukan dokter yang masih belajar." katanya lagi.

    Kasihan dokter Kain, dia mencoba menahan emosinya sebaik mungkin.
    Capto datang dan langsung menghampiriku.
    "Ada apa?"bisiknya dekat telingaku.

    ***

    " GILA BANGET TUH TANTE!" geram ku.
    "sabar Mo."elus dona di pundakku.
    "gue juga panas tuh. Gila kita dikatain dokter jadi-jadian dan dia gak mau suaminya dijadikan bahan percobaan." Capto memukul udara menunjukkan kekesalannya.

    "kalo bukan karena kita suaminya itu pasti udah lewat!" timpalku.

    " dokter Kain juga ngomel-ngomel tuh sama asisten yang lain tentang kejadian tadi." kabar Alben yang baru bergabung di ruang berangkar. Kami duduk-duduk di atas berangkar-berangkar di bagian paling depan UGD.
  • "trus sekarang dimana pasiennya?"tanya Donna.

    "ke rumah sakit yang dokter-dokter spesialisnya stand by 24 jam di rumah sakit!"sungutku kesal.

    "dimana... Dimana... Kemana... kemana..."tembang Capto.

    " nyarinya bareng ayu ting ting dong rumah sakitnya. Hahaha" tawaku

    "hahaha tajir tapi kampungan tuh ibu,mana ada dokter bedah yang jaga malem di ugd?" tawa Donna.


    " iyalah! Gemes gue!" kataku lagi.

    "yang ku terima alamat palsu... Hahaha" nyanyi Capto melanjutkan. "udahlah namanya juga koass."kata Alben.
    "kumpulan orang serba salah."

    "agak maksa ya akronimnya."kata Donna.

    Kami tertawa terbahak-bahak.
    ***
  • (orifisium uretra eksternum:lubang kencin.red)
  • "Kumpulan Orang Serba Salah" gokil bgt, baru kali ini gue baca cerita tentang koass, seru abis :D
  • yah, gw bersyukur dulu ampe kenyang belajar hecting berbagai macem simpul! hehe.., kalo di tempat gw mah perawatnya dengan senang hati ngasih kita hecting, soalnya emang membantu sih, apalagi kalo ada kll, beuh, repot semua...
  • Dalam koass hanya ada 2 peraturan yang berlaku untuk koass:

    Peraturan pertama.
    (Koass selalu salah)

    Peraturan kedua.
    (Bila koass benar... Lihat lagi Peraturan pertama."
  • @mllowboy: temen gw bapaknya dirawat di RSCM. Terus dokter spesialisnya (kayanya udah tua) nguji koass (anak FKUI) buat analisis sakit apa dari gejala yg ada. Trus pas jwb, krn kurang tepat, digebuk aja gitu pake buku gede bgt. *sori oot*
  • edited January 2012
    @Adam08
    udah biasa.
  • belom pernah kan denger map status (catetan pasien) ditendang dari tangan koass yang malang?

    atau kepala yang ditoyorin kearah meki ibu2 yang ngangkang mau melahirkan?

    atau buka puasa mesti disuapin temen karena kedua tangan sibuk nyuci partus set (perangkat menolong persalinan)

    wew, serem...
  • Haha emang dah mantap banget jadi koass ya @tinea_incognito semua itu hanya supaya bisa dapet hak untuk ujian dan perlu dicatat BELUM TENTU LULUS.
Sign In or Register to comment.